Sunday, April 14, 2019

Cerita Hanyalah Kenangan yang Menjadi Masa Lalu

Dulu, kita saling memiliki dan merasakan rasa yang sama. Seiring berjalannya waktu, rasa itu hilang di hati masing-masing saat jarak memisahkan dan kita tak lagi sedekat dulu.

Waktu pun berlalu, jarak yang selama ini memisahkan pun menyatukan kita kembali. Namun, tidak dengan waktu.

Aku tertawa saat kau berusaha merangkul waktu yang seperti dulu. Caramu lucu. Sederhana memang. Aku suka. Dan yang tak ku sangka, kau mencoba mengembalikan yang dulu pernah hilang disana.

Sampai pada saat jarak yang semakin mendekatkan kita, dan waktu yang mendukung kita agar kembali seperti dulu lagi. Nyatanya kita saling tak menyadari itu. Semakin lama, kau sibukkan hatimu dengan yang lain.
Tapi aku masih disini. Terjebak pada hatimu.

Jarak yang kian menjauh membuatku merasa tak lagi ada kesempatan mendapatkan waktu itu. Aku berhenti. Bukan karena bosan. Bukan karena menyerah. Tapi karena aku tau kau takan kembali lagi saat itu. Berhentinya aku bukan untuk pergi. Aku masih disini. Hanya saja aku tak berjalan lagi.

Aku pergi ke tempat yang lain untuk mencari udara yang pernah kita hirup dulu. Tapi aku tak menemukannya. Tak ada rasa nyaman, senyaman aku berada disana bersamamu.
Lagi-lagi aku kembali ke tempat itu. Dan aku lihat kau belum disana. Aku katakan ‘belum’ karena aku yakin kau akan datang. Entah dengan tujuan apa yang kau bawa. Saat itu aku tak cukup peduli.

Suatu waktu, aku tak pernah lagi kembali ke tempat itu. Tapi semua masih terekam jelas di memoriku. Tempat yang selalu ku ceritakan keindahannya pada mereka didekatku. Dan ya, mereka setuju jika tempat itu memang indah. Seindah yang aku rasakan saat berada disana bersamamu.

Banyak tempat yang lebih indah dari ini. Tapi aku tak tertarik untuk datang. Aku tak tau, apa kenyamanan yang aku rasakan dulu akan kembali hadir menemuiku. Namun, meski akan sama, aku tetap tak ingin.
Aku sadar, ternyata kenyamanan bukan soal tempat. Tapi soal siapa yang menciptakan kenyamanan itu dan merasakannya bersama orang yang menciptakannya.

Hingga pada akhirnya aku kembali. Ternyata kau disana. Kita saling menebar senyum. Senyum yang mengembalikan ingatan saat kita bersama dulu.
Ku bilang rindu, dan kau katakan kau sangat rindu. Rindu ini yang pertama. Entah kenapa hanya kau yang aku rindukan seperti ini. Dan kau, yang membuatku tersipu selalu.

No comments:

Baban's Words Part 2

FGVV?ds000,,,,,,,,,,,,,,M9320W-NHJ