BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kosmetik berasal dari kata Yunani
“kosmetikos” (Yunani) yang
berarti keterampilan menghias, mengatur. Definisi kosmetik dalam peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sebagai berikut “kosmetik adalah
sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga
mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya
tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati
atau menyembuhkan suatu penyakit”. Menurut Peraturan Menetri Kesehatan RI, preparat untuk mata,
misalnya mascara, eyes-shadow. Lokasi pemakaian kulit
daerah sekitar mata, misalnya, lebih sensitive terhadap kosmetik karena lebih tipis
daripada kulit bagian tubuh lainnya. Karena itu perlu lebih waspada dan hati-hati
dalam pemakaian kosmetik pada kulit sekitar mata.
Kosmetika biasanya digunakan untuk
mempercantik diri yaitu usaha untuk menambah daya tarik seseorang agar orang
lain menyukainya. Usaha yang dilakukan biasanya dengan merias seluruh bagian
tubuh yang terlihat orang sehingga yang terpapar jadi kelihatan bagus dan
menarik sehingga kekurangan atau cacat bisa tertutupi oleh kosmetika. Kosmetika
yang berfungsi untuk merias bagian tubuh tertentu disebut kosmetika dekoratif
(Wasitaatmaja, 1997).
Kosmetik
dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke 19 pemakaian
kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk
kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran
pada abad 20-an (Tragono, 2007).
1.2 Tujuan
1.
Dapat
mengetahui proses pembuatan preparat kosmetik mascara suspensi.
2.
Dapat
mengaplikasikan preparat maskara dengan baik.
3.
Dapat mengetahui evaluasi dari mascara.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Dasar Teori
Maskara
adalah sediaan kosmetik yang dimaksudkan untuk memperindah penampilan mata
dengan cara mengoleskan pada bulu mata. Bahan yang digunakan meliputi zat utama
dan zat tambahan, zat utama merupakan zat warna. Pembatan umumnya dibuat
menurut bentuk sediaannya, yaitu krayon, krim, dan suspensi.
Maskara adalah kosmetika rias bulu
mata yang dapat menghitamkan, menebalkan daan memanjangkan bulu mata, berisi
pigmen warna dalam emulsi O/W (water based), atau petrolatum dan lilin (solvent
based) (Wasitaatmaja, 1997).
Maskara merupakan salah satu alat
kecantikan yang hampir tidak bisa ditinggalkan kaum wanita.maskara berfungsi untuk
mempercantik bagian bulu mata (Tjoa, 2012).
Persyaratan maskara
harus memenuhi persyaratan yaitu :
1.
Mudah
dioleskan dan tidak mudah luntur.
2.
Tidak
lengket sehingga tidak mengakibatkan bulu mata dan alis mata melekat satu sama
lain.
3.
Tidak
boleh sgera mengering sehingga menyukarkan pengolesan, harus mudah diratakan,
cepat kering dan permanen.
Berdasarkan
jenis dan fungsinya, ada 3 jenis mascara (Tjoa, 2012) yaitu:
1.
Thickening mascara, Berfungsi menbalkan
bulu mata.
2. Curling
mascara, Berfungsi melentikkan bulu mata
3. Lengthening
mascara, Berfungsi untuk memberikan kesan panjang pada bulu mata yang pendek.
Fungsi maskara:
1.
Melentikan
bulu
2.
Memberi
efek mata yang terlihat lebih besar
3.
Menghitamkan
bulu mata
Ada dua formula maskara:
1.
Non-waterproof
maskara, mengandung formula yang tidak tahan terhadap air dan mudah luntur.
Keuntungannya : dapat dibersihkan dengan air hangat saja.
2.
Waterproof
mengandung formula tahan terhadap air, untuk menghapusnya tersedia pembersih khusus riasan wajah (eye make up remover) atau
baby oil.
Tujuan pemakaian maskara adalah
menghitamkan bulu mata, kadang-kadang juga alis mata. Maskara sebetulnya adalah
cat rambut (hairdye) untuk bulu mata. Bentuknya ada beberapa macam (Tranggono
dan Latifah,2007) yaitu:
a. Cake
mascara
Preparat jenis ini terdiri
dari campuran zat pewarna, lemak-lemak, waxes, serta bahan-bahan emulgator oil
in water.Sabun-sabun kalium dan natrium, yang sewaktu-waktu pernah digunakan
sebagai emulgator, menyebabkan iritasi pada mata.Sekarang triethanolamine
stearat adalah yang paling umum dipakai.Preparat ini digunakan dengan
menggunakan sikat basah. Air pada sikat itu menyebabkan terbentuknya emulsi oil
in water di permukaan maskara cake yang lalu diangkat dengan sikat itu dan
dipakaikan pada bulu mata.
b. Cream
mascara (anhydrous)
c. Cream
mascara (emulsified)
d. Liquid
mascara.
2.2
Data Preformulasi
1. Alkohol
Nama Sinonim :
Aethanolum
Rumus Molekul : C2H6O
BM : 46,07
Pemerian : Cairan
mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar
pada lidah.Mudah menguap walaupunm pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78oC,
mudah terbakar. serbuk
hablur, kuning, tidak berbau, rasa sepat dan pahit. Laruan dalam air bereaksi netral.
Kelarutan : Bercampur
dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik. larut dalam 50 bagian air, dalam 9 bagian
air panas dan dalam 100 ml etanol (95%) p mendidih. Suhu lebur lebih kurang 2450.
Penyimpnan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan jauh
dari api.
Khasiat : antipiretikum, zat tambahan.
Sumber : Farmakope
Indonesia edisi IV tahun 1995, halaman 63.
2. Aqua destillata
Nama Sinonim : Air suling
Rumus Molekul : H2O
BM : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak
berwarna ,tidak berbau ,tidak berasa.
Kelarutan :
Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter,
dalam minyak lemak menguap.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan, antimikroba,
kelembaban.
Sumber : Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979, halaman 96.
3. Gom
Tragakan
Nama Sinonim : Tragacantha
Pemerian : Hampir tidak berbau, terasa tawar seperti lendir.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam
air, tetapi mengembang menjadi massa homogen, mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental
dan tembus cahaya. Praktis tidak larut dalam etanol (95%) p
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan
Sumber : Farmakope Indonesia
edisi.III tahun 1979, halaman 612.
4.
Metil paraben
Nama Sinonim : Nipagin M
Rumus Molekul : C8H3O3
BM : 152,15
Pemerian : Serbuk hablur halus,
putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar
diikuti rasa tebal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian
air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P dan dalam larutan alkali hidroksida,
larut dalam 60 bagian gliserol P
panas dan dalam 40 bagian minyak lemak
nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.
Jarak Lebur : 1250 sampai 1250C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan dan zat
pengawet
Sumber : Farmakope Indonesia
edisi.III tahun 1979, halaman 378.
BAB
III
METODE
KERJA
3.1 Alat Dan Bahan
A.
Alat
· Batang
pengaduk
· Beaker
glass
· Mortar
· Pipet
tetes
· Spatel
· Sudip
·
Timbangan
·
Wadah
selai
B.
Bahan
· Alkohol
· Aquadest
· Kertas
perkamen
· Gom
tragacanth
· Jelaga
/ Carbon black
· Metilparaben
3.2 Cara Kerja
a.
Didalam mortar, dilarutkan metil paraben
ke dalam 10 ml alkohol.
b.
Didalam beaker glass 100 ml, dicampur tragacanth dengan sisa
alkohol, diaduk sampai semua tragacanth terbasahi.
c.
Dicampurkan isi mortar dan diisi beaker
glass. Dilakukan pengadukan sampai tercampur dengan rata dan halus.
d.
Ditambahkan : jelaga / carbon black
sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan mortar sampai merata.
e.
Ditambahkan air suling dari formula
sedikit demi sedikit sambil terus diaduk jumlah air suling yang ditambahkan
disesuaikan dengan kekentalan yang diharapkan.
f.
Produk yang terjadi adalah berbentuk
suspensi, kental. Bila ingin produk yang lebih encer, dapat ditambahkan air.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Formulasi
A.
Formula
No.
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Alkohol
|
20 gram
|
2
|
Aquadest
|
100 ml
|
3
|
Gom tragacanth
|
2 gram
|
4
|
Jelaga / carbon black
|
20 gram
|
5
|
Metil paraben
|
0.5 gram
|
B.
Perhitungan (Dibuat setengah resep)
No.
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Alkohol
|
20 gram x
½ = 10 gram
|
2
|
Aquadest
|
100 ml x ½ = 50 ml
|
3
|
Gom tragacanth
|
2 gram x ½ = 1 gram
|
4
|
Jelaga / carbon black
|
20 gram x
½ = 10 gram
|
5
|
Metil paraben
|
0,5 gram x ½
= 0,25 gram
|
4.2 Hasil Pengamatan
Pengamatan
|
Hasil pengamatan
|
Keterangan
|
Organoleptik :
·
Warna
·
Aroma
·
Kerataan
|
+ + + (Hitam)
+ + +
+ +
|
+ = cukup
baik
++ = baik
+++ = sangat baik
|
Uji Aplikasi
|
+ +
|
+ = cukup
baik
++ = baik
+++ = sangat baik
|
4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan
sediaan maskara suspensi. Bahan yang digunakan meliputi zat utama dan zat
tambahan, zat utama merupakan zat warna. Pembuatan umumnya dibuat menurut
bentuk sediaannya, yaitu krayon, krim, suspensi. Namun, pada praktikum kali ini
dilakukan dalam bentuk sediaan suspensi, dengan tujuan agar mengetahui cara
pembuatan sediaan maskara suspensi, mampu membuat sediaan maskara suspensi, dan
mampu mengevaluasi sediaan maskara suspensi.
Sediaan maskara yang dibuat
berdasarkan praktikum kali ini adalah sediaan maskara bentuk suspensi dengan
persyaratan sediaan yaitu mudah
dioleskan dan tidak mudah luntur, tidak lengket sehingga tidak mengakibatkan
bulu mata dan atau alis mata melekat satu sama lain, dan tidak boleh segera
mengering sehingga menyukarkan pengolesan, harus mudah diratakan, cepat kering
dan permanen.
Formula maskara suspensi terdiri
dari gom tragacanth, alkohol, aquadest, carbon black, dan metil paraben. Gom
tragacant berasal dari getah astragalus gummifer. Tragakan merupakan material komplek dari asam polisakarida
yang mengandung kalsium, magnesium dan kalium, juga merupakan surfaktan yang
berfungsi sebagai suspending agent pada pembuatan mascara dan juga sebagai bahan
pembawa serta sebagai formula
dasar pada aqueous mucilages. Carbon black adalah butiran
hitam yang dalam pembuatan mascara ini carbon black berfungsi sebagai zat
pewarna dan zat utama atau sebagai
bahan dasar sediaan maskara. Metil paraben adalah sebagai pengawet. Serta
aquadest dan alkohol adalah sebagai pelarut. Maskara yang didasarkan pada
alkohol yang berisi resin, membentuk sejenis cat pada bulu mata yang tahan air,
tetapi karena mengandung alkohol, mascara ini dapat mengiritasi mata jika
sampai masuk kedalam mata.
Untuk
mengetahui mutu sediaan maskara suspensi, dilakukan evaluasi sediaan terdiri
dari pengujian organoleptik (warna, aroma, kerataan), dan uji aplikasi
(dioleskan sedikit maskara pada objek glass). Hasil pengujian pada uji
organoleptik yang terdiri bau, warna, dan kerataan hasilnya adalah bahwa
sediaan memiliki aroma/bau khas yang sangat kuat dari carbon black. Kemudiaan
pada pengujian warna hasilnya adalah sangat baik dengan warna hitam dari carbon
black nya. Dan hasil pengujiaan dari kerataan adalah cukup baik karena pada saat di uji dengan
menggunakan objek glass, teksturnya hampir tidak merata. Selain itu pada
pengujian aplikasi hasilnya adalah cukup baik (hampir merata). Pada sediaan ini
masih kurang halus dikarenakan carbon black yang digunakan dalam bentuk padatan
dan harus dihaluskan terlebih dahulu juga membutuhkan tenaga yang kuat sehingga
masih ada carbon aktif yang masih kasar.
BAB
V
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan praktikum yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Carbon black merupakan zat warna
yang berfungsi sebagai zat utama dalam pembuatan mascara.
2. Pengujian yang dilakukan terhadap
sediaan maskara suspensi meliputi
pengujian organoleptik, uji kerataan dan pengujian aplikasi produk.
3.
Hasil
pengujian hampir memenuhi syarat, dikarenakan
derajat kehalusan dari penghalusan carbon black masih kurang halus.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM.1979.Farmakope Indonesia Edisi IV.Jakarta:Depkes RI
Dirjen POM.1995.Farmakope Indonesia. Edisi III.
Jakarta:Depkes
RI
Tjoa, Elly. 2012.Instan Beauty.Jakarta:Puspa Populer
Tranggono, Retno Iswari.2007.Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama
Wasitaatmaja, S.M.1997.Penuntun Ilmu Kosmetik Medik.Jakarta:UI Press
LAMPIRAN
Uji Organoleptik dan Uji kerataan

Uji Aplikasi

No comments:
Post a Comment