BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Tujuan
a.
Mahasiswa
dapat mengetahui cara pembuatan pewarna bibir (lipstik).
b. Mampu
mengevaluasi sediaan pewarna bibir (lipstik)
1.2 Dasar Teori
2
Lipstik adalah pewarna bibir yang dikemas
dalam bentuk batang padat (roll up) yang dibentuk dari minyak, lilin, dan
lemak. Lipstik merupakan make up bibir yang secara anatomis dan fisiologis agak
berbeda dengan anggota badan yang lain. Misalnya, stratum korneum-nya sangat
tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat maupun kelenjar minyak.
Sehingga lebih mudah pecah-pecah terutama di udara dingin dan kering. Ludah
merupak pembasah alami untuk bibir.
3
Lipstik merupakan kosmetik yang sangat digemari oleh
wanita. Hampir semua wanita menggunakan lipstik. Namun banyak yang tidak
menyadari bahwa lipstik terbuat dari kandungan zat apa dan bagaimana
pengaruhnya bagi kesehatan. Lipstik merupakan kosmetik yang paling berbahaya
karena penggunaannya dibibir dan sangat besar kemungkinan tertelan lewat
makanan dan minuman.
4 Lipstick
adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir sehingga dapat
meningkatkan estetika dalam tata rias wajah dan memberikan ekspresi wajah yang
menarik. Lipstick merupakan kosmetik yang terbuat dari lilin, pigmen, minyak,
dll. Lipstick biasa dimanfaatkan untuk memberikan warba pada bibir. Lipstick
biasa digunakan oleh wanita.
5
6 Lipstik adalah
sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik
sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah yang dikemas dalam
bentuk batang padat. Hakikat fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir
menjadi merah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik.
7
Pewarna bibir
merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan
artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Terdapat
dalam berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim. Pewarna bibir dalam
bentuk cairan dan krim umumnya akan memberikan selaput yang tidak tahan lama
dan mudah terhapus dari bibir sehingga tidak begitu digemari orang terutama
jika dibandingkan dengan pewarna bibir dalam bentuk krayon. Pewarna bibir
bentuk krayon lebih dikenal dengan nama lipstik.
8
Lipstik
merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (stick)
yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak. Hakikat fungsinya adalah untuk
memberikan warna bibir menjadi merah, semerah delima merekah, yang dianggap
akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik. Tetapi kenyataannya warna
lainpun mulai digemari orang, sehingga corak warnanya sekarang sangat
bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna
dari merah jambu, merah jingga, hingga merah biru, bahkan ungu (Ditjen POM,
1985).
Lipstik adalah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk
batang padat (roll up) yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak. Bila
pengemasan dilakukan dalam bentuk batang lepas disebut lip crayon yang
memerlukan bantuan pensil warna untuk memperjelas hasil usapan pada bibir.
Sebenarnya lipstik adalah juga lip crayon yang diberi pengungkit roll up untuk
memudahkan pemakaian dan hanya sedikit lebih lembut dan mudah dipakai. Lip
crayon biasanya menggunakan lebih banyak lilin dan terasa lebih padat dan
kompak.
Lipstick telah ditemukan sejak masa kuno ketika batu permata semimulia
dihancurkan dan di oleskan ke bibir dan terkadang ke mata. Selama zaman kenam
islam kosmetolog al-andalus terkenal abul qasim az-zahrawi menemukan lipstick
padat yang merupakan batangan wangi yang digiling dan ditekan dalam cetakan
khusus, dan dia menjelskannya dalam bukunya al-tashrif. Benta ini mulai popular
di masa ratu Elizabeth 1 dari inggris
v Rungsi
lipstick
1) Memberikan
warna pada bibir
2) Bibir
yang lebih tipis dapat dibuat lebih tebal, dan sebaliknya.
3) Melindungi
bibir dari kekeringan .
4) Bibir
yang kurang baik akan di samarkan atau disembunyikan
5) Meningkatkan
kepercayaan diri.
v Persyaratan
lipstick yang baik
Lipstik
terdiri dari zatwarna terdispersi dalam pembawa yang terbuat dari campuran
lilin dan minyak dalam komposisi sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suhu
lebur dan viskositas yang dikehendaki. Suhu lebur lipstick yang ideal
sesungguhnya di atur hingga suhu yang mendekati suhu bibi, bervariasi antara 36
– 38oC . Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap
suhu cuaca sekelilingnya,terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstick
dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih kurang
62oC biasanya berkisaran antara 55 – 75oC (ditjen POM).
Dari segi
kualitas, lipstick harus memenuhi beberapa persyaratan berikut (mitsui, 1997):
1.
Tidak menyebabkan iritasi atau kerusakan
pada bibir.
2.
Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak
menyenangkan
3.
Polesan lembut dan tetap terlihat baik
selama jangka waktu tertentu
4.
Selama masa penyimpanan bentuk harus
tetap utuh, tanpa kepatahan dan perubahan wujud.
5.
Tidak lengket
1. Penampilan tetap menarik dan tidak ada perubahan warna.
2. Melapisi bibir secara mencukupi.
3. Dapat bertahan di bibir dalam waktu yang lama.
4. Cukup melekat pada bibir tetapi tidak sampai lengket.
5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya.
6. Memberikn warna yang merata pada bibir.
7. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya.
Tidak meneteskan
minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau
1.
Melapisi
bibir secara mencukupi
2.
Dapat
bertahan di bibir selama mungkin
3. Cukup melekat pada bibir, tetapi
tidak sampai lengket
4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan
alergi pada bibir
5. Melembabkan bibir dan tidak
mengeringkannya
6. Memberikan warna yang merata pada
bibir
7. Penampilannya harus menarik, baik
warna maupun bentuknya
8. Tidak meneteskan minyak,
permukaannya mulus, tidak bopeng atau berbintik-bintik, atau
9. memperlihatkan hal-hal lain yang
tidak menarik.
10. Mewarnai
bibir dengan rata.
11. Warna
harus bertahan di bibirtetapi juga mudah untuk dihilangkan ketika diinginkan.
12. Tidak
toksik, tidak diabsorpsi oleh kulit, dan tidak mengiritasi kulit.
13. Harus
cukup keras, lembut, dan mudah dioleskan pada bibir.
14. Permukaan
lipstick lembut , warna homogeny dan mudah dioleskan pada bibir.
15. Tidak
meleleh, mengerak, pecah- pecah dalam kemasan selama penyimpanan
Adapun komponen utama dalam sediaan lipstick terdiri
dari minyak,lilin,lemak,dan zat warna.
1.
Minyak
Minyak adalah suatu komponen dalam basis lipstick yang berfungsi untul
melarutkan atau mendispersikan zat warna. Minyak yang sering digunakan antara
lain minyak jarak merupakan minyak nabati lain. Minyak jarak meupakan minyak
nabati yang unik yang memiliki kemampuan melarutkan staining-dye dengan baik. Fase
minyak dalam lipstik dipilih terutama berdasarkan kemampuannya melarutkan
zat-zat eosin. Misalnya minyak castrol, tetrahydrofurfuril alcohol, fatty acid
alkylolamides, dihydric alcohol, beserta monoethers dan monofatty acid
esternya, isopropyl myristate, isopropyl palmitate, butyl stearate, paraffin
oil.
2.
Lilin
Lilin digunakan untuk memberikan struktur batang yang kuat pada
lipstick menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat, campuran lilin
ideal akan menjaga lilin tetap lembut dan mudah dioleskan pada bibir dengan
tekanan serendah mungkin. Misalnya carnauba wax, paraffin waxes, ozokerite,
beewax, candellila wax, spermaceti, ceeresine. Semuanya berperan pada kekerasan
lipsti
3. Lemak
Lemak yang biasanya digunakan adalah campuran lemak padat yang
berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memneri tekstur yang lembut,
meningkatkan kekuatan lipstick dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah
pada lipstik. Misalnya, krim kakao, minyak tumbuhan yang sudah dihidrogenasi
(misalnya hydrogenated castrol oil), cetyl alcohol, oleyil alcohol, lanolin.
4. Zat
warna
Zat pewarna yang dipakai secara universal didalam lipstick adalah zat
warna eosin yang memenuhi dua persyaratan sebagai zat warna untuk lipstik,
yaitu kelekatan pada kulit dan kelarutan dalam minyak. Pelarut terbaik didalam
eosin adalah castrol oil. Tetapi furfuryl alcohol beserta ester-esternya
terutama stearat dan ricinoleat memiliki daya melarutkan eosin yang lebih
besar. Fatty acid alkylolamides jika dipasang sebagai pelarut eosin, akan
memberikan warna yang intensif pada bibir.
Zat
warna dalam lipstick dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan
pigmen.staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi pada
basisnya, sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi
terdispersi dalam basisnya.
Salah satu penentuan mutu suatu bahan dapat diamati dengan warna. Warna
hasil produksi suatu bahan sangat berpengaruh bagi pemakainya, sebagai contoh,
warna suatu kosmetika sangat berperan secara psikologis bagi pemakainya
terhadap pembentuk kecantikan. Adapun maksud dan tujuan pemberian zat warna
pada suatu bahan, baik obat, kosmetika dan makanan sebagai berikut :
1. Supaya bahan atau hasil produksi itu menarik bagi pemakainya.
2. Menghindari adanya pemalsuan terhadap hasil suatu pabrik.
3. Menjaga keseragaman hasil suatu pabrik.
Yang lebih penting adalah keamanan bagi para pemakai zat warna, sebab
pemakaian yang keliru dapat menyebabkan hal-hal yang tidak dikehendaki seperti
misalnya memberikan efek karsinogenik, teratogenik, alergi, dan lain-lain.
Pewarna yang digunakan dalam kosmetika umumnya terdiri atas 2 jenis
yaitu:
1. Pewarna yang dapat larut dalam cairan (solube), air, alkohol dan
minyak. Contoh warna kosmetika ialah pewarna asam (acid dyes) yang merupakan
golongan terbesar pewarna pakaian, makanan dan kosmetika. Unsur terpenting dari
pewarna ialah gugus azo; solvent dyes yang larut dalam air atau alkohol, misal
merah DC, merah hijau No.17, violet, kuning, xanthenes dyes yang dipakai dalam
lipstick, misalnya DC orange, merah dan kuning.
2. Pewarna yang tidak dapat larut dalam cairan (insoluble), yang terdiri
atas bahan organik dan inorganik, misalnya lakes, besi oksida.
Zat tambahan dalam
lipstick adalah zat yang ditambahkan
dalam formula lipstick untuk menghasilkan lipstick yang baik yaitu dengan cara
menutupi kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert,
tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil, dan dapat bercampur dengan
bahan bahan lain dalam formulasi lipstick.zat tambahan yang digunakan yaitu
abti oksidan, pengawet, dan paraffin.
1. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak
jenuh lain yang rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah
antioksidan yang paling sering digunakan (Butler, 2000).
1.
Pengawet
Bahan pengawet (fragrance) atau lebih tepat bahan pemberi rasa segar
(flavoring) harus mampu menutupi rasa bau dan rasa kurang sedap dari
lemak-lemak dalam lipstik dan menggantinya dengan bau dan rasa yang menyenangkan.
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan
lipstik sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air.Pengawet
yang sering digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben (Butler, 2000).
3.
Parfum
Parfum perlu ditambahkan dalam formula lipstik untuk
menutupi bau dari minyak dan lilin (Balsam, 1972).
Selain lipstik terdapat juga kosmetik bibir dalam bentuk cair maupun krim.
Namun preparat tersebut tidak tahan lama atau mudah terhapus bila digunakan.
Selain itu para pengguna lipstik lebih suka dengan bentuk roll up karena lebih
praktis, daripada mereka harus membawa botol kecil dalam tasnya.
Lipstik digunakan sebagai make-up harus memenuhi syarat :
Lipstik mengandung minyak, malam
(waxes), pengawet yang berupa senyawa larut dalam minyak misalnya propil
paraben atau fenoksietanol, vitamin A, E, B, dan C, pewarna, lead, parifin dan
senyawa lain.
Lipstik bisa menyebabkan kerusakan
pada gigi oleh zat parifin. Lipstik tanpa disadari juga bisa menyebabkan
penyakit kanker. Lipstik bisa menyebabkan kanker tersebut karena mengandung zat
berbahaya yaitu BHA (Butylated Hydroxyanisole), pewarna sintesis dari aluminium
dan minyak ter (minyak batu bara),dan lead.
Secara umum pewarna bibir dibedakan menjadi menjadi
dua tipe, yaitu pewarna bibir berminyak (creamy type lipstick), dan
pewarna bibir tidak luntur (high-stain type lipstick). Pewarna bibir
dengan sifat berminyak akan membuat bibir selalu terlihat basah sekaligus dapat
melembabkan bibir karena kandungan minyaknya yang tinggi, tetapi kekurangan
pewarna bibir ini adalah mudah terhapus dari bibir. Sedangkan pewarna bibir
tidak luntur melekat lama pada bibir, tetapi cenderung menbuat bibir menjadi
kering karena kandungan minyaknya yang lebih sedikit (Tranggono, R.I. dan
Latifah, F., 2007).
DATA PREFORMULASI
1. Cetyl
Alkohol
Nama Sinonim :Alcoholum
Cetylicum
Rumus Molekul :CH3(CH2)14CH2OH
BM :242,44
Pemerian :Serpihan putih, licin, granul atau
kubus, putih, bau khas lemah, rasa lemah.
Kelarutan :Tidak
larut dalam air, larut dalam etanol dan eter, kelarutan
bertambah dengan naiknya suhu.
Jarak Lebur :Metode
1<1021>metode 1 antara 45odan
50o, kecuali zat yang
dimasukkan kedalam tangas pada suhu lebih kurang sama
dengan suhu kamar.
Wadah Dan
penyimpanan :Dalam
wadah tertutup baik
Khasiat :Zat
tambahan
Sumber :Farmakope
Indonesia edisi.IV tahun 1995,halaman 72.
2. Metil
paraben
Nama Sinonim : Nipagin M
Rumus Molekul : C8H3O3
BM :
152,15
Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak
berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
Kelarutan : Larut dalam 500
bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P dan
dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam
60 bagian gliserol P panas dan dalam 40
bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan
larutan tetap jernih.
Jarak Lebur : 1250 sampai
1250C
Wadah Dan
penyimpanan : Dalam wadah
tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan dan
zat pengawet
Sumber : Farmakope
Indonesia edisi.III tahun 1979, halaman 378.
3. Castor Oil
Nama Sinonim : Oleum
ricini, ricini oleum virginale
Rumus Molekul : -
BM :
-
Pemerian : Cairan kental, transparan, kuning
pucat atau hampir tidak berwarna, bau lemah, bebas dari bau asing dan tegik,
rasa khas.
Kelarutan : Larut
dalam etanol, dapat bercampur dengan etanol mutlak,
dengan asam asetat glasial, dengan kloroiform dan
dengan eter.
Jarak Lebur : -
Wadah Dan penyimpanan : Wadah tertutup rapat dan hindarkan
dari panas
berlebih.
Khasiat : Emollient,
solvent, oleaginous vehicle.
Sumber : Farmakope
Indonesia edisi.IV tahun 1995, halaman 631
dan Handbook of Pharmaceutical Exipients edisi.VI
tahun 2009,
halaman126.
4.
Lanolin
Nama Sinonim : Adeps
lanae, cera lanae, lanolina anhydrous, purified
lanolin, refined wool fat
Rumus Molekul : -
BM :
-
Pemerian : Zat serupa lemak, liat, lekat,
kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya dan khas.
Kelarutan : Praktis
tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
(95%), mudh larut dalam kloroform dan eter P.
Jarak Lebur : 36-42OC
Wadah Dan
penyimpanan : Dalam
wadah tertutup baik, terlindungdari cahaya,
di tempat sejuk.
Khasiat : Emulsifying
agent, ointment base
Sumber : Farmakope
Indonesia edisi.III tahun.1979, halaman 61 dan Handbook
Pharmaceutical edisi.vi tahun 2009, halaman 378.
II.2 Preformulasi
1.
Beeswax
2.
Canaubawax
atau cocoa butter
3.
Cethyl
alkohol
4. Metil paraben
Mengandung
kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H8O3.
Pemerian :sebuk
hablur halus, hamper tidak berbau, tidak mempunyai rasa,kemudian agak menbakar
diikuti rasa terbakar.
Kelarutan :Dalam bagian 500 bagian air, dalam 20 bagian
air mendidih,dalam 3,5 bagian etanol (95%) p dan dalam bagian aseton,mudah
larut dalam eter p dan dalam alkali hidroksida,larut dalam 60 bagian gliserol p
panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan
tetap jernih.
Penyimpanan
: dalam wadah tetutup baik.
Khasiat
: zat tambahan dan zat pengawet
5. Lanolin
Pemberian
: massa
seperti lemak, lengket , warna kuning, bau khas zat serupa lemak, liat, lekat,
kuning muda atau kuning pucat. Agak tembus cahaya, bau lemah dank has.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, agak sukar
larut dalam etanol (95%), mudah larut dalam kloroform dan dalam eter.
Jarak lebur : antara 38o – 44o
Wadah dan penyimpanan :
dalam wadah tertutup baik, sebaiknya dalam suhu kamar terendah.
Khasiat : zat tambahan
BAB III
METODE KERJA
1.1 Alat Dan Bahan
A.
Alat
·
Batang
pengaduk
· Beaker
glass
· Cawan petri
· Cetakan
lipstick
· Kertas
perkamen
· Lampu
alcohol
· Lemari es
· Mortar
·
Penangas
air
· Pipet
tetes
· Spatel
· Spatel
· Stemper
· Sudip
· Thermometer
B.
Bahan
· Beeswax
(lilin lebah)
· Carnauba
wax
· Cetyl
alcohol
· Lanolin
· Minyak
jarak (castor oil)
· Serbuk
pewarna merah
1.2 Cara
Kerja
1.
Disiapkan alat dan bahan.
2.
Didalam
beaker glass, lelehkan pada suhu 60-700 carnauba wax, beeswax,
lanolin, cetyl alkohol. Setelah semuanya meleleh, ditambahkan minyak jarak.
3.
Dipindahkan
campuran kedalam mortar, ditambahkan bahan pewarna yang dipilih dan dilakukan
pengadukan sampai benar-benar rata dan halus.
4.
Ditambahkan
metil paraben dan bahan pewangi (mawar), dilakukan pengadukan.
5.
Dipindahkan
campuran kedalam beaker glass, bila perlu dihangatkan lagi. Dituangkan kedalam
cetakan lipstik.
6.
Dilakukan
pendinginan dengan merendam cetakan dalam penangas es. Setelah dingin, diambil
produk dari cetakan.
7.
Dilakukan floaming dengan lampu
alcohol.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Formula
1.
Beeswax (lilin lebah)
|
7,5
gram
|
2.
Carnauba wax
|
5
gram
|
3.
Cetyl alcohol
|
2,5
gram
|
4.
Lanolin
|
2,5
gram
|
5.
Minyak jarak (castor oil)
|
32,5
gram
|
6.
Metil paraben
|
0,1
gram
|
7.
Pewangi mawar
|
0,5
ml
|
8.
Serbuk pewarna merah
|
5
gram
|
B.
Perhitungan
1.
Beeswax (lilin lebah)
|
7,5
gram x ½ = 3,75 gram
|
2.
Carnauba wax
|
5
gram x ½ = 2,5 gram
|
3.
Cetyl alcohol
|
2,5
gram x ½ = 1,25 gram
|
4.
Lanolin
|
2,5
gram x ½ = 1,25 gram
|
5.
Minyak jarak (castor oil)
|
32,5
gram x ½ = 16,25 gram
|
6.
Metil paraben
|
0,1
gram x ½ = 0,05 gram
|
7.
Pewangi mawar
|
0,5
ml x ½ = 0,25 ml
|
8.
Serbuk pewarna merah
|
5
gram x ½ = 2,5 gram
|
4.2 Hasil Pengamatan
Pengamatan
|
Hasil
pengamatan
|
Keterangan
|
Organoleptik
:
-
Warna
-
Bau
-
Kerataan
|
+
+ + (merah)
+
+ (melati)
+
+
|
+
= cukup baik
++
= baik
+++ = sangat baik
|
Uji
Aplikasi
|
+
+
|
+
= cukup baik
++
= baik
+++ = sangat baik
|
4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini bertujuan
untuk membuat sediaan kosmetik dengan menggunakan campuran bahan alam sebagai
pewarna dan parfum.Lipstick merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk
batang padat (stick) yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak.Diketahui bahwa
bahan- bahan lilin dalam praktikum kali ini terdiri atas
Beeswax, carnauba wax dan Cetyl Alkohol.Bahan-bahan lilin ini dikenal sebagai basis
lipstick.Pemilihan basis lipstick menentukan keseragaman, kualitas lipstick
pada saat pembuatan dan penyimpanan.Kualitas lipstick bergantung pada sifat
reologi komposisi basis lemak yang digunakan.
Beeswax
dan carnauba wax merupakan
lilin yang berperan pada kekerasan lipstik.Lanolin basis minyak yang berfungsi sebagai
bahan pelicin dan membuat tekstur lipstick lebih lunak serta dapat melindungi
kulit.Selain itu, campuran minyak diperlukan untuk memperoleh paduan
yangtepatdengan lilinuntuk lapisan yang sesuai dalam pengaplikasiannyapada
kulit bibir yang berfungsi sebagai pelarut pada beberapa formulasiserta sebagai
agen pendispersi untuk pewarna yang tidak larut.Castrol oil atau
minyak jarak merupakan minyak
yang diambil dari biji jarak, pada suhu ruang berbentuk cair dan stabil pada
suhu rendah, bisa melembabkan bila menempel pada bibir. Sebagai catatan, baik
dalam proses peleburan atau pelelehan maupun pencampuran suhu tetap harus
dijaga untuk berada dalam range 75°C. Hal ini dikarenakan lipstick adalah
sediaan dengan bahan dasar sebagian minyak danlilin, pelelehan bahan yang tidak
sesuai dengan titik leleh komponennya akan mengakibatkan perubahan bentuk
kristal pada saat sediaan dingin, sehingga tidak dapat kembali pada bentuk yang
diinginkan.Duakomponen penting pada pembuatan lipsticklainnya, yaitu minyakdan
lilin.
Setelah campuran bahan lilin dan minyak
beserta pewarna tercampur sempurna, kemudian hasil akhir dituangkan kedalam
cetakan dalam keadaan hangat-hangat. Selain penambahan warna yang perlu
diperhatikan, titik leleh tiap tiap komponen harus diperhatikan juga, untuk
perhatian, saat proses penuangan campuran tersebut harus tetap dalam keadaan
diaduk untuk menghindari terjadinyapengendapan atau penggumpalan didasar cawan
yang dapat mengakibatkan ketidakhomogenan sediaan. Penuangan pun harusdilakukan
secara hati-hati dan pelan-pelan untuk menghindari terbentuknya rongga udara
didalam lipstick.
Dengan komposisi yang telah disebutkan
diatas dihasilkan sebuah lipstick dengan karakteristik sebagai berikut :
menghasilkan warna merah dengan aroma melati yang cukup kuat sehingga dapat
menutupi bau dari lilin dan lemak. Hal ini memenuhi syarat karena sediaan
lipstick tidak memiliki bau yang tidak menyenangkan.
Selain itu, tekstur
yang dihasilkan yaitu ++ artinya baik dan jika diuji aplikasi pada kertas
menghasilkan ++ artinya baik.
Pada
praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan lipstik. Bahan – bahan yang
digunakan dalam pembuatan lipstik secara garis besar terdiri dari komponen
minyak dan lilin. Bahan – bahan lilin dalam praktikum kali ini terdiri atas
carnauba wax, beeswax, lanolin, cetyl alcohol. Bahan-bahan lilin ini dikenal
sebagai basis lipstick. Pemilihan basis lipstik menentukan keseragaman,
kualitas lipstik pada saat pembuatan dan penyimpanan. Kualitas lipstik
bergantung pada sifat reologi komposisi basis lemak yang digunakan.Fungsi
penggunaan wax dalam sedian lipstik ini adalah untuk membentuk lapisan
mengkilat ketika digunakan pada bibir. Selain itu wax juga berfungsi untuk
membentuk lipstick yang mampu mengeraskan lipstik. Berfungsijuga untuk
melindungi kulit dari kekeringan dan membuat warna lipstik lebih lama menempel
pada bibir.Minyak yang digunakan adalah oleum ricini. Minyak ini digunakan
sebagai pelembab, sehingga mampu mengurangi efek kekeringan. Minyak yang paling
sering digunakan dalam pembuatan lipstick berasal dari tumbuhan (nabati)
seperti oleum ricini dan oleum arachis ini. Minyak nabati ini memiliki
kelebihan dibandingkan minyak hewani yaitu lebih mampu melarutkan zat warna.
Yang
perlu diperhatikan dalam proses pembuatan lipstick adalah, bahan –bahan yang
bersifat lilin dan bahan – bahan minyak dilarutkan terlebih dahulu dalam cawan
yang berbeda. Tujuannya agar bahan – bahan lilin dapat meleleh sempurna
terlebih dahulu, sehingga saat ditambahkan minyak ( castor oil ) sediaan akan
tercampur sempurna dan menghasilkan hasil akhir yang homogen. Baik dalam proses
peleburan maupun pencampuran suhu tetap harus dijaga untuk berada dalam range
60° - 70°C. Setelah campuran bahan lilin dan minyak beserta pewarna tercampur
sempurna, kemudian hasil akhir dituangkan kedalam cetakan dalam keadaan hangat
– hangat. Penuangan pun harus dilakukan secara hati – hati dan pelan – pelan
untuk menghindari terbentuknya rongga udara didalam lipstick.Setelah sediaan
sudah membeku (mengeras) dengan sempurna kemudian cetakan dibuka dan hasil
cetakan sediaan dikeluarkan dengan hati – hati. Sediaan yang dihasilkan
dimasukkan kedalam wadah.
Lipstik merupakan
pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (stick) yang dibentuk dari
minyak, lilin dan lemak. Hakikat fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir
menjadi merah, semerah delima merekah, yang dianggap akan memberikan ekspresi
wajah sehat dan menarik. Tetapi kenyataannya warna lainpun mulai digemari
orang, sehingga corak warnanya sekarang sangat bervariasi mulai dari warna
kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna dari merah jambu, merah
jingga, hingga merah biru, bahkan ungu.
Pada praktikum kali ini
dilakukan pembuatan sediaan lipstik. Bahan – bahan yang digunakan dalam
pembuatan lipstick secara garis besar terdiri dari komponen minyak, lilin, dan
juga bahan pengawet. Bahan – bahan lilin dalam praktikum kali ini terdiri atas
carnauba dan beeswax. semakin banyak konsentrasi carnauba dan beeswax yang
digunakan maka kekerasan lipstick yang didapat juga baik. Tetapi, terlalu
banyak juga akan mengakibatkan sediaan menjadi terlalu keras.Bahan bahan lilin
ini dikenal sebagai basis lipstick. Pemilihan basis lipstik menentukan
keseragaman, kualitas lipstik pada saat pembuatan dan penyimpanan.
Kualitas lipstik
bergantung pada sifat reologi komposisi basis lemak yang digunakan yang perlu diperhatikan
dalam proses pembuatan lipstick adalah, bahan –bahan yang bersifat lilin dan
bahan – bahan minyak beserta pewarna masing – masing dilarutkan terlebih dahulu
dalam cawan yang berbeda. Tujuannya agar bahan – bahan lilin dapat meleleh sempurna
terlebih dahulu, sehingga saat ditambahkan minyak (yang sudah berisi pewarna),
sediaan akan tercampur sempurna dan menghasilkan hasil akhir yang homogen.
Sebagai catatan, baik dalam proses peleburan maupun pencampuran suhu tetap
harus dijaga untuk berada dalam range 75°C. setelah campuran bahan lilin dan
minyak beserta pewarna tercampur sempurna, kemudian hasil akhir dituangkan
kedalam cetakan dalam keadaan hangat – hangat.
Untuk perhatian, saat
proses penuangan campuran tersebut harus tetap dalam keadaan diaduk untuk
menghindari terjadinya pengendapan atau penggumpalan didasar cawan yang dapat
mengakibatkan ketidakhomogenan sediaan. Penuangan pun harus dilakukan secara
hati – hati dan pelan – pelan untuk menghindari terbentuknya rongga udara didalam
lipstik.Dari hasil evaluasi organoleptis didapat sediaan akhir lipstick yang
dihasilkan cukup homogen,dan sediaan memiliki warna ungu kemerahan, bau kurang
tercium, dan tidak ada perasa spesifik.
BAB V
KESIMPULAN
Dari
praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemilihan
basis lipstik menentukan keseragaman, kualitas lipstik pada saat pembuatan dan
penyimpanan, Kualitas lipstik bergantung pada sifat reologi komposisi basis
lemak yang digunakan.
2. Dari
evaluasi organoleptis didapat sediaan akhir lipstik memiliki permukaan yang
halus dan konsistensi yang keras namun kurang memberikan warna.Produk lipstik
yang dihasilkan berwarna peach orange, warna merata, cukup homogen, dan sediaan memiliki warna ungu kemerahan,
bau kurang tercium, dan tidak ada perasa spesifik.
3.
Pelelehan
bahan yang tidak sesuai dengan titik leleh komponennya akan mengakibatkan
perubahan bentuk kristal pada saat sediaan dingin, sehingga tidak dapat kembali
pada bentuk yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel,
Howard.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. Jakarta : UI press.
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 1993. Kodeks Kosmetika Indonesia Vol I. Jakarta
Dirjen POM.
1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Dirjen POM.1979. Farmakope Indonesia. Edisi IV.
Jakarta:Depkes
RI
Dirjen POM.1995. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:Depkes RI
Mitsui, T.1997. New Cosmetic Science, Edisi Kesatu.
Amsterdam: Elsevier Science B.V.
Rowe, Raymond C; Sheskey, Paul J; Owen, Sian C. 2009.Handbook of Pharmaceutical Excipients,ed.VI. London:Pharmaceutical Press
Tranggono, Retno
Iswari; Latifah,Fatma.2007. Buku Pegangan
Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Wasitaatmadja.1997.Buku Penuntun
Sediaan Kosmetika.UGM Pers.Yogyakarta
LAMPIRAN
![]() |
![]()
Uji kerataan
![]()
Uji aplikasi
|
![]() ![]() ![]() ![]()
Kemasan
|
No comments:
Post a Comment