Thursday, May 31, 2018

Artikel Color Cosmetics


KOSMETOLOGI II
ESSAY AND RESUME
“Color Cosmetics”

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kosmetologi II
Akhir Semester Genap 2018/2019
Oleh
Wilda Dian Sari
066115075
6B - FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2018





Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke 19 pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad 20-an. Kosmetika biasanya digunakan untuk mempercantik diri yaitu usaha untuk menambah daya tarik seseorang agar orang lain menyukainya. Usaha yang dilakukan biasanya dengan merias seluruh bagian tubuh yang terlihat orang sehingga yang terpapar jadi kelihatan bagus dan menarik sehingga kekurangan atau cacat bisa tertutupi oleh kosmetika. Kosmetika yang berfungsi untuk merias bagian tubuh tertentu disebut kosmetika dekoratif (Wasitaatmaja, 1997).
Produk kosmetik diperlukan tidak hanya oleh kaum wanita tetapi juga oleh kaum pria sejak lahir sampai akhir hayat. Produk kosmetik dapat digunakan setiap hari maupun secara insidental atau berkala dan dipakai di seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tidak semua bahan kosmetika cocok untuk setiap kondisi kulit, jika terjadi ketidakcocokan, akan timbul iritasi pada kulit. Oleh karena itu, perhatikan kandungan bahan kimia yang tercantum di kemasan tiap-tiap produk. Dasar kosmetika biasanya terdiri dari bermacam-macam bahan dasar, bahan aktif dan bahan pelengkap.
      Lipstick adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah dan memberikan ekspresi wajah yang menarik. Terdapat dalam berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim. Lipstik merupakan make up bibir yang secara anatomis dan fisiologis agak berbeda dengan anggota badan yang lain. Adapun komponen utama dalam sediaan lipstick terdiri dari minyak lilin, lemak, dan zat warna, antioksidan, pengawet dan parfum. Zat warna, yang dipakai secara universal didalam lipstick adalah zat warna eosin yang memenuhi dua persyaratan sebagai zat warna untuk lipstik, yaitu kelekatan pada kulit dan kelarutan dalam minyak. Zat warna dalam lipstick dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan pigmen.staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi pada basisnya, sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi terdispersi dalam basisnya. Secara umum pewarna bibir dibedakan menjadi menjadi dua tipe, yaitu pewarna bibir berminyak (creamy type lipstick), dan pewarna bibir tidak luntur (high-stain type lipstick). Lipstick harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng, harus cukup keras, polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu. Selama masa penyimpanan bentuk harus tetap utuh, tanpa kepatahan dan perubahan wujud, tidak meleleh, mengerak, pecah- pecah dalam kemasan. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya. Tidak toksik, tidak diabsorpsi oleh kulit, dan tidak mengiritasi kulit. Melapisi dan memberikan warna yang merata pada bibir. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya. Cukup melekat pada bibir tetapi tidak sampai lengket. Warna harus bertahan di bibir tetapi juga mudah untuk dihilangkan ketika diinginkan. Macam-macam Lipstick yaitu Lacquer, Satin, Matte, Lip care/vitamin, Semi gloss dan Lip Gleams, mengandung bahan pearlescen. Fungsi Lipstick yaitu, memberikan warna pada bibir, bibir yang lebih tipis dapat dibuat lebih tebal, dan sebaliknya, melindungi bibir dari kekeringan, bibir yang kurang baik akan di samarkan atau disembunyikan dan meningkatkan kepercayaan diri.
      Powder atau bedak adalah campuran homogen dari beberapa macam bahan yang tidak larut dalam air. Bahan-bahan bedak dicampur rata dan disaring beberapa kali, hasilnya akan berupa serbuk yang sangat halus dan ditambah pewarna serta parfum sebelum dikemas, digunakan untuk memulas kulit wajah dengan sentuhan artistic untuk meningkatkan penampilan wajah. Bedak mempunyai fungsi antara lain untuk menghilangkan minyak mengkilat yang berasal dari alas bedak, melindungi kulit muka dari sinar matahari, membuat make–up tahan lama, melengkapi tata rias agar menjadi sempurna, memberikan kelembutan yang sekaligus dapat menutup cacat ringan seperti pori terlalu lebar, permukaan kulit yang kurang rata, bintik halus. Menghilangkan kilauan kulit wajah yang disebabkan oleh lemak atau lembab. Syarat bedak yang baik adalah bedak yang mampu menutupi cacat-cacat kulit secara sempurna, melekat dengan baik pada kulit, melicinkan kulit, memiliki daya serap yang tinggi dan mampu memantulkan sinar ultraviolet.  Bedak mempunyai daya yang menyatu dengan alas bedak dan memberi kesan kulit menjadi lembut. Ada dua macam jenis bedak yaitu bedak yang berbentuk serbuk (face powder, loose powder) dan bedak padat (compact powder/cream puff). Bedak sebaiknya digunakan setelah kulit wajah dilapisi alas bedak, cream rouge dan shadow (bayangan) yang dikenakan di hidung atau bagian wajah yang lain. Pemakaian bedak harus rata agar didapat hasil yang natural.
      Nail Enamels adalah cairan pewarna kuku untuk memperindah jari para wanita. Nail art adalah tindakan pemolesan cat pada kuku yang  dipadu dengan kreativitas sehingga menghasilkan seni mewarnai kuku. Kuteks terdiri dari Nitro cellulose, Solvent  (toluene), Pigments (minerals atau lakes organic), Plasticisers (DEP, Camphor) dan Resin untuk kekuatan lapisan dan fleksibilitas (toluene sulfonamide, formaldehyde , poly esther).
Beberapa Jenis Kuteks yaitu Shimmer, Micro-Shimmer, Micro Glitter, Glitter, Frost, Lustre, Creme, Prismatic micro-glitter or shimmer, Iridescent, Opalescent, Matte atau Duff, Duo-chrome, Jelly or translucent, Magnetic, Crackled, dan Glass-flecked.
Maskara adalah sediaan kosmetik yang dimaksudkan untuk memperindah penampilan mata dengan cara mengoleskan pada bulu mata. Bahan yang digunakan meliputi zat utama dan zat tambahan, zat utama merupakan zat warna. Pembatan umumnya dibuat menurut bentuk sediaannya, yaitu krayon, krim, dan suspensi. Maskara adalah kosmetika rias bulu mata yang dapat menghitamkan, menebalkan daan memanjangkan bulu mata, berisi pigmen warna dalam emulsi O/W (water based), atau petrolatum dan lilin (solvent based). Persyaratan maskara harus memenuhi persyaratan yaitu, Mudah dioleskan dan tidak mudah luntur, Tidak lengket sehingga tidak mengakibatkan bulu mata dan alis mata melekat satu sama lain, Tidak boleh sgera mengering sehingga menyukarkan pengolesan, harus mudah diratakan, cepat kering dan permanen. Ada dua formula maskara: Non-waterproof maskara dan Waterproof mascara. Berdasarkan jenisnya yaitu, Thickening mascara, Curling mascara, dan Lengthening mascara. Bentuknya ada beberapa macam yaitu, Cake mascara, Cream mascara (anhydrous), Cream mascara (emulsified) dan Liquid mascara.
Foundation Alas bedak (Foundation) dalam tata rias wajah menjadi dasar sebelum dibubuhi bedak. Foundation dapat menahan bedak, hingga bedak mudah menempel pada kulit wajah, alas bedak juga dapat memperhalus permukaan kulit dengan menutupi noda, luka bekas jerawat, noda kebiruan (couperese) di seputar pipi. Alas bedak dapat berfungsi untuk menyamarkan warna kulit yang pucat dan bayangan gelap di seputar mata. Alas bedak digunakan di atas pelembab agar pigmen zat warna yang dikandungnya tidak bersentuhan langsung dengan kulit. Alas bedak dapat digunakan untuk membuat shape atau dimensi wajah sehingga riasan wajah menjadi lebih sempurna. Foundation terdiri dari Pigments, Silicone, Pengawet dan Fragrance. Ada beberapa jenis alas bedak yaitu Water based foundation (liquid), Oil based foundation,n Oil free moisturizer Foundation, Concealer,  dan foundation krim pemutih.
Zat pewarna alami kini telah banyak digantikan dengan pewarna buatan yang memberikan lebih banyak kisaran warna yang telah dibakukan. Zat pewarna sintetis , secara umum dapat dibagi kedalam dua golongan yaitu zat pewarna asam dan zat pewarna dasar. Berdasarkan sifat kimianya, bahan pewarna umumnya dibagi menjadi 2 yaitu pewarna organik dan inorganik. Tidak semua pewarna boleh digunakan dalam kosmetika. Di Indonesia, penggunaan bahan pewarna yang diizinkan diatur dalam Lampiran II Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK.03.1.23.08.11.07517 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika. Bahan pewarna dalam peraturan ini dibatasi penggunaannya berdasarkan area penggunaan kosmetika. Terdapat bahan pewarna yang diizinkan untuk semua sediaan kosmetika. Ada juga yang diizinkan untuk semua sediaan kosmetika kecuali kosmetika yang digunakan di sekitar mata. Ada bahan pewarna yang diizinkan khusus pada sediaan kosmetika selama tujuan penggunaan kosmetika tersebut tidak kontak dengan membran mukosa. Terakhir adalah bahan pewarna yang diizinkan khusus pada sediaan kosmetika yang tujuan penggunaannya kontak dengan kulit dalam waktu singkat. Bahan pewarna dalam kosmetika aman asal digunakan secara tepat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Jika tetap digunakan dalam resep pembuatan kosmetik, maka kosmetik tersebut dinyatakan berbahaya untuk tubuh. Ada kurang lebih 86 jenispewarna yang diperbolehkan. Aturannya harus mengikuti kadar maksimum yang diperbolehkan (ambangbatas). Hal tersebut sudah diatur dalam peraturan perundangan kosmetika. Oleh karena itu, untuk menghindari penggunaan kosmetik yang mengandung bahan berbahaya penting bagi para konsumen untuk lebih tahu mengenai informasi produk dan kandungan di dalam produk yang akan pilih.


DAFTAR PUSTAKA

Tjoa, Elly. 2012.Instan Beauty.Jakarta:Puspa Populer
Tranggono, Retno Iswari.2007.Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Wasitaatmaja, S.M.1997.Penuntun Ilmu Kosmetik Medik.Jakarta:UI Press

Artikel Bahan Kemasan

 KOSMETOLOGI II

ESSAY AND RESUME
“Bahan Kemasan”

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kosmetologi II
Akhir Semester Genap 2018/2019
Oleh
Wilda Dian Sari
066115075
6B - FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2018

Zaman dahulu, kemasan produk terbuat dari bambu untuk menyimpan benda cair. Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan kemasan bervariasi mulai dari kulit, kain, kayu, batu, keramik dan kaca. Tetapi pada zaman itu, kemasan masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi untuk melindungi barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya. Selama berabad-abad, fungsi sebuah kemasan hanyalah sebatas untuk melindungi barang atau mempermudah barang untuk dibawa. Seiring dengan perkembangan zaman, barulah terjadi penambahan nilai fungsional dan peranan kemasan dalam pemasaran mulai diakui sebagai satu kekuatan utama dalam persaingan pasar.
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan memiliki fungsi yaitu, membungkus, melindungi produk dalam pergerakan, mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan, memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan memperkuat citra produk serta, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
Jenis-jenis Kemasan yaitu, Kemasan Primer, bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan, Kemasan Sekunder, kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya dan Kemasan Tersier dan Kuarter, kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi, umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan. Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis yaitu, Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Jenis-Jenis Kemasan lainnya yaitu Kemasan Kertas, Kemasan Gelas, Kemasan Logam (Kaleng), Kemasan Plastik, Komposit (Kertas/Plastik), Edible Packaging (kemasan yang bersifat ramah lingkungan karena dapat dimakan) dan Biodegradabale Packaging (kemasan yang mampu didaur ulang secara alami oleh mikroba dalam tanah).
Berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan, Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga kemasan ini tidak dapat dimasuki oleh bakteri, ragi dan debu. Wadah-wadah yang biasanya digunakan untuk pengemasan secara hermetis adalah kaleng dan botol gelas. Tetapi jika penutupan atau penyumbatan yang tidak sesuai dapat menyebabkan wadah tersebut tidak lagi hermetis. Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan. Misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi. Karena cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan aktivitas enzim. Kemasan tahan suhu tinggi yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat dari logam dan gelas.
Syarat Kemasan yaitu Tidak beracun, Harus cocok dengan bahan yang dikemas, Sanitasi dan syarat-syarat kesehatan terjamin, Dapat mencegah pemalsuan, Kemudahan membuka dan menutup, Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi produk, Kemudahan pembuangan kemasan bekas, Ukuran, bentuk dan berat, Penampilan dan pencetakan serta Syarat khusus.
Sifat Kekakuan Bahan Kemasan
 yaitu Kemasan fleksibel, Kemasan kaku dan Kemasan semi kaku atau semi fleksibel. Berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungannya, Kemasan hermetis (tahan uap dan gas), Kemasan tahan cahaya dan Kemasan tahan suhu tinggi.


DAFTAR PUSTAKA
Tjoa, Elly. 2012.Instan Beauty.Jakarta:Puspa Populer
Tranggono, Retno Iswari.2007.Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Wasitaatmaja, S.M.1997.Penuntun Ilmu Kosmetik Medik.Jakarta:UI Press

Essay and Resume Kosmetologi

KOSMETOLOGI II
ESSAY AND RESUME
“Color Cosmetics and Kemasan Kosmetik”

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kosmetologi II
Akhir Semester Genap 2018/2019

Oleh
Wilda Dian Sari
066115075
6B - FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2018

Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke 19 pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad 20-an. Kosmetika biasanya digunakan untuk mempercantik diri yaitu usaha untuk menambah daya tarik seseorang agar orang lain menyukainya. Usaha yang dilakukan biasanya dengan merias seluruh bagian tubuh yang terlihat orang sehingga yang terpapar jadi kelihatan bagus dan menarik sehingga kekurangan atau cacat bisa tertutupi oleh kosmetika. Kosmetika yang berfungsi untuk merias bagian tubuh tertentu disebut kosmetika dekoratif (Wasitaatmaja, 1997).
Produk kosmetik diperlukan tidak hanya oleh kaum wanita tetapi juga oleh kaum pria sejak lahir sampai akhir hayat. Produk kosmetik dapat digunakan setiap hari maupun secara insidental atau berkala dan dipakai di seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tidak semua bahan kosmetika cocok untuk setiap kondisi kulit, jika terjadi ketidakcocokan, akan timbul iritasi pada kulit. Oleh karena itu, perhatikan kandungan bahan kimia yang tercantum di kemasan tiap-tiap produk. Dasar kosmetika biasanya terdiri dari bermacam-macam bahan dasar, bahan aktif dan bahan pelengkap.
 Lipstick adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah dan memberikan ekspresi wajah yang menarik. Terdapat dalam berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim. Lipstik merupakan make up bibir yang secara anatomis dan fisiologis agak berbeda dengan anggota badan yang lain. Adapun komponen utama dalam sediaan lipstick terdiri dari minyak lilin, lemak, dan zat warna, antioksidan, pengawet dan parfum. Zat warna, yang dipakai secara universal didalam lipstick adalah zat warna eosin yang memenuhi dua persyaratan sebagai zat warna untuk lipstik, yaitu kelekatan pada kulit dan kelarutan dalam minyak. Zat warna dalam lipstick dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan pigmen.staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi pada basisnya, sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi terdispersi dalam basisnya. Secara umum pewarna bibir dibedakan menjadi menjadi dua tipe, yaitu pewarna bibir berminyak (creamy type lipstick), dan pewarna bibir tidak luntur (high-stain type lipstick). Lipstick harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng, harus cukup keras, polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu. Selama masa penyimpanan bentuk harus tetap utuh, tanpa kepatahan dan perubahan wujud, tidak meleleh, mengerak, pecah- pecah dalam kemasan. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya. Tidak toksik, tidak diabsorpsi oleh kulit, dan tidak mengiritasi kulit. Melapisi dan memberikan warna yang merata pada bibir. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya. Cukup melekat pada bibir tetapi tidak sampai lengket. Warna harus bertahan di bibir tetapi juga mudah untuk dihilangkan ketika diinginkan. Macam-macam Lipstick yaitu Lacquer, Satin, Matte, Lip care/vitamin, Semi gloss dan Lip Gleams, mengandung bahan pearlescen. Fungsi Lipstick yaitu, memberikan warna pada bibir, bibir yang lebih tipis dapat dibuat lebih tebal, dan sebaliknya, melindungi bibir dari kekeringan, bibir yang kurang baik akan di samarkan atau disembunyikan dan meningkatkan kepercayaan diri.
 Powder atau bedak adalah campuran homogen dari beberapa macam bahan yang tidak larut dalam air. Bahan-bahan bedak dicampur rata dan disaring beberapa kali, hasilnya akan berupa serbuk yang sangat halus dan ditambah pewarna serta parfum sebelum dikemas, digunakan untuk memulas kulit wajah dengan sentuhan artistic untuk meningkatkan penampilan wajah. Bedak mempunyai fungsi antara lain untuk menghilangkan minyak mengkilat yang berasal dari alas bedak, melindungi kulit muka dari sinar matahari, membuat make–up tahan lama, melengkapi tata rias agar menjadi sempurna, memberikan kelembutan yang sekaligus dapat menutup cacat ringan seperti pori terlalu lebar, permukaan kulit yang kurang rata, bintik halus. Menghilangkan kilauan kulit wajah yang disebabkan oleh lemak atau lembab. Syarat bedak yang baik adalah bedak yang mampu menutupi cacat-cacat kulit secara sempurna, melekat dengan baik pada kulit, melicinkan kulit, memiliki daya serap yang tinggi dan mampu memantulkan sinar ultraviolet. Bedak mempunyai daya yang menyatu dengan alas bedak dan memberi kesan kulit menjadi lembut. Ada dua macam jenis bedak yaitu bedak yang berbentuk serbuk (face powder, loose powder) dan bedak padat (compact powder/cream puff). Bedak sebaiknya digunakan setelah kulit wajah dilapisi alas bedak, cream rouge dan shadow (bayangan) yang dikenakan di hidung atau bagian wajah yang lain. Pemakaian bedak harus rata agar didapat hasil yang natural.
 Nail Enamels adalah cairan pewarna kuku untuk memperindah jari para wanita. Nail art adalah tindakan pemolesan cat pada kuku yang  dipadu dengan kreativitas sehingga menghasilkan seni mewarnai kuku. Kuteks terdiri dari Nitro cellulose, Solvent (toluene), Pigments (minerals atau lakes organic), Plasticisers (DEP, Camphor) dan Resin untuk kekuatan lapisan dan fleksibilitas (toluene sulfonamide, formaldehyde , poly esther).
Beberapa Jenis Kuteks yaitu Shimmer, Micro-Shimmer, Micro Glitter, Glitter, Frost, Lustre, Creme, Prismatic micro-glitter or shimmer, Iridescent, Opalescent, Matte atau Duff, Duo-chrome, Jelly or translucent, Magnetic, Crackled, dan Glass-flecked.
Maskara adalah sediaan kosmetik yang dimaksudkan untuk memperindah penampilan mata dengan cara mengoleskan pada bulu mata. Bahan yang digunakan meliputi zat utama dan zat tambahan, zat utama merupakan zat warna. Pembatan umumnya dibuat menurut bentuk sediaannya, yaitu krayon, krim, dan suspensi. Maskara adalah kosmetika rias bulu mata yang dapat menghitamkan, menebalkan daan memanjangkan bulu mata, berisi pigmen warna dalam emulsi O/W (water based), atau petrolatum dan lilin (solvent based). Persyaratan maskara harus memenuhi persyaratan yaitu, Mudah dioleskan dan tidak mudah luntur, Tidak lengket sehingga tidak mengakibatkan bulu mata dan alis mata melekat satu sama lain, Tidak boleh sgera mengering sehingga menyukarkan pengolesan, harus mudah diratakan, cepat kering dan permanen. Ada dua formula maskara: Non-waterproof maskara dan Waterproof mascara. Berdasarkan jenisnya yaitu, Thickening mascara, Curling mascara, dan Lengthening mascara. Bentuknya ada beberapa macam yaitu, Cake mascara, Cream mascara (anhydrous), Cream mascara (emulsified) dan Liquid mascara.
Foundation Alas bedak (Foundation) dalam tata rias wajah menjadi dasar sebelum dibubuhi bedak. Foundation dapat menahan bedak, hingga bedak mudah menempel pada kulit wajah, alas bedak juga dapat memperhalus permukaan kulit dengan menutupi noda, luka bekas jerawat, noda kebiruan (couperese) di seputar pipi. Alas bedak dapat berfungsi untuk menyamarkan warna kulit yang pucat dan bayangan gelap di seputar mata. Alas bedak digunakan di atas pelembab agar pigmen zat warna yang dikandungnya tidak bersentuhan langsung dengan kulit. Alas bedak dapat digunakan untuk membuat shape atau dimensi wajah sehingga riasan wajah menjadi lebih sempurna. Foundation terdiri dari Pigments, Silicone, Pengawet dan Fragrance. Ada beberapa jenis alas bedak yaitu Water based foundation (liquid), Oil based foundation,n Oil free moisturizer Foundation, Concealer, dan foundation krim pemutih.
Zat pewarna alami kini telah banyak digantikan dengan pewarna buatan yang memberikan lebih banyak kisaran warna yang telah dibakukan. Zat pewarna sintetis , secara umum dapat dibagi kedalam dua golongan yaitu zat pewarna asam dan zat pewarna dasar. Berdasarkan sifat kimianya, bahan pewarna umumnya dibagi menjadi 2 yaitu pewarna organik dan inorganik. Tidak semua pewarna boleh digunakan dalam kosmetika. Di Indonesia, penggunaan bahan pewarna yang diizinkan diatur dalam Lampiran II Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK.03.1.23.08.11.07517 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika. Bahan pewarna dalam peraturan ini dibatasi penggunaannya berdasarkan area penggunaan kosmetika. Terdapat bahan pewarna yang diizinkan untuk semua sediaan kosmetika. Ada juga yang diizinkan untuk semua sediaan kosmetika kecuali kosmetika yang digunakan di sekitar mata. Ada bahan pewarna yang diizinkan khusus pada sediaan kosmetika selama tujuan penggunaan kosmetika tersebut tidak kontak dengan membran mukosa. Terakhir adalah bahan pewarna yang diizinkan khusus pada sediaan kosmetika yang tujuan penggunaannya kontak dengan kulit dalam waktu singkat. Bahan pewarna dalam kosmetika aman asal digunakan secara tepat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Jika tetap digunakan dalam resep pembuatan kosmetik, maka kosmetik tersebut dinyatakan berbahaya untuk tubuh. Ada kurang lebih 86 jenispewarna yang diperbolehkan. Aturannya harus mengikuti kadar maksimum yang diperbolehkan (ambangbatas). Hal tersebut sudah diatur dalam peraturan perundangan kosmetika. Oleh karena itu, untuk menghindari penggunaan kosmetik yang mengandung bahan berbahaya penting bagi para konsumen untuk lebih tahu mengenai informasi produk dan kandungan di dalam produk yang akan pilih.


Zaman dahulu, kemasan produk terbuat dari bambu untuk menyimpan benda cair. Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan kemasan bervariasi mulai dari kulit, kain, kayu, batu, keramik dan kaca. Tetapi pada zaman itu, kemasan masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi untuk melindungi barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya. Selama berabad-abad, fungsi sebuah kemasan hanyalah sebatas untuk melindungi barang atau mempermudah barang untuk dibawa. Seiring dengan perkembangan zaman, barulah terjadi penambahan nilai fungsional dan peranan kemasan dalam pemasaran mulai diakui sebagai satu kekuatan utama dalam persaingan pasar.
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan memiliki fungsi yaitu, membungkus, melindungi produk dalam pergerakan, mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan, memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan memperkuat citra produk serta, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
Jenis-jenis Kemasan yaitu, Kemasan Primer, bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan, Kemasan Sekunder, kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya dan Kemasan Tersier dan Kuarter, kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi, umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan. Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis yaitu, Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Jenis-Jenis Kemasan lainnya yaitu Kemasan Kertas, Kemasan Gelas, Kemasan Logam (Kaleng), Kemasan Plastik, Komposit (Kertas/Plastik), Edible Packaging (kemasan yang bersifat ramah lingkungan karena dapat dimakan) dan Biodegradabale Packaging (kemasan yang mampu didaur ulang secara alami oleh mikroba dalam tanah).
Berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan, Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga kemasan ini tidak dapat dimasuki oleh bakteri, ragi dan debu. Wadah-wadah yang biasanya digunakan untuk pengemasan secara hermetis adalah kaleng dan botol gelas. Tetapi jika penutupan atau penyumbatan yang tidak sesuai dapat menyebabkan wadah tersebut tidak lagi hermetis. Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan. Misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi. Karena cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan aktivitas enzim. Kemasan tahan suhu tinggi yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat dari logam dan gelas.
Syarat Kemasan yaitu Tidak beracun, Harus cocok dengan bahan yang dikemas, Sanitasi dan syarat-syarat kesehatan terjamin, Dapat mencegah pemalsuan, Kemudahan membuka dan menutup, Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi produk, Kemudahan pembuangan kemasan bekas, Ukuran, bentuk dan berat, Penampilan dan pencetakan serta Syarat khusus.
Sifat Kekakuan Bahan Kemasan yaitu Kemasan fleksibel, Kemasan kaku dan Kemasan semi kaku atau semi fleksibel. Berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungannya, Kemasan hermetis (tahan uap dan gas), Kemasan tahan cahaya dan Kemasan tahan suhu tinggi.


DAFTAR PUSTAKA
Tjoa, Elly. 2012.Instan Beauty.Jakarta:Puspa Populer
Tranggono, Retno Iswari.2007.Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Wasitaatmaja, S.M.1997.Penuntun Ilmu Kosmetik Medik.Jakarta:UI Press

Saturday, May 26, 2018

Sediaan Lipstik


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
a.      Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan pewarna bibir (lipstik).
b.     Mampu mengevaluasi sediaan pewarna bibir (lipstik)

1.2  Dasar Teori
2       Lipstik adalah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (roll up) yang dibentuk dari minyak, lilin, dan lemak. Lipstik merupakan make up bibir yang secara anatomis dan fisiologis agak berbeda dengan anggota badan yang lain. Misalnya, stratum korneum-nya sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat maupun kelenjar minyak. Sehingga lebih mudah pecah-pecah terutama di udara dingin dan kering. Ludah merupak pembasah alami untuk bibir.
3       Lipstik merupakan kosmetik yang sangat digemari oleh wanita. Hampir semua wanita menggunakan lipstik. Namun banyak yang tidak menyadari bahwa lipstik terbuat dari kandungan zat apa dan bagaimana pengaruhnya bagi kesehatan. Lipstik merupakan kosmetik yang paling berbahaya karena penggunaannya dibibir dan sangat besar kemungkinan tertelan lewat makanan dan minuman.
4       Lipstick adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah dan memberikan ekspresi wajah yang menarik. Lipstick merupakan kosmetik yang terbuat dari lilin, pigmen, minyak, dll. Lipstick biasa dimanfaatkan untuk memberikan warba pada bibir. Lipstick biasa digunakan oleh wanita.
5        
6       Lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah yang dikemas dalam bentuk batang padat. Hakikat fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik.
7       Pewarna bibir merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Terdapat dalam berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim. Pewarna bibir dalam bentuk cairan dan krim umumnya akan memberikan selaput yang tidak tahan lama dan mudah terhapus dari bibir sehingga tidak begitu digemari orang terutama jika dibandingkan dengan pewarna bibir dalam bentuk krayon. Pewarna bibir bentuk krayon lebih dikenal dengan nama lipstik.
8       Lipstik merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (stick) yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak. Hakikat fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah, semerah delima merekah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik. Tetapi kenyataannya warna lainpun mulai digemari orang, sehingga corak warnanya sekarang sangat bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna dari merah jambu, merah jingga, hingga merah biru, bahkan ungu (Ditjen POM, 1985).
Lipstik adalah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (roll up) yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak. Bila pengemasan dilakukan dalam bentuk batang lepas disebut lip crayon yang memerlukan bantuan pensil warna untuk memperjelas hasil usapan pada bibir. Sebenarnya lipstik adalah juga lip crayon yang diberi pengungkit roll up untuk memudahkan pemakaian dan hanya sedikit lebih lembut dan mudah dipakai. Lip crayon biasanya menggunakan lebih banyak lilin dan terasa lebih padat dan kompak. Lipstick telah ditemukan sejak masa kuno ketika batu permata semimulia dihancurkan dan di oleskan ke bibir dan terkadang ke mata. Selama zaman kenam islam kosmetolog al-andalus terkenal abul qasim az-zahrawi menemukan lipstick padat yang merupakan batangan wangi yang digiling dan ditekan dalam cetakan khusus, dan dia menjelskannya dalam bukunya al-tashrif. Benta ini mulai popular di masa ratu Elizabeth 1 dari inggris
v Rungsi lipstick
1)     Memberikan warna pada bibir
2)     Bibir yang lebih tipis dapat dibuat lebih tebal, dan sebaliknya.
3)     Melindungi bibir dari kekeringan .
4)     Bibir yang kurang baik akan di samarkan atau disembunyikan
5)     Meningkatkan kepercayaan diri.
v Persyaratan lipstick yang baik

Lipstik terdiri dari zatwarna terdispersi dalam pembawa yang terbuat dari campuran lilin dan minyak dalam komposisi sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikehendaki. Suhu lebur lipstick yang ideal sesungguhnya di atur hingga suhu yang mendekati suhu bibi, bervariasi antara 36 – 38oC . Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya,terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstick dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih kurang 62oC biasanya berkisaran antara 55 – 75oC (ditjen POM).
Dari segi kualitas, lipstick harus memenuhi beberapa persyaratan berikut (mitsui, 1997):
1.     Tidak menyebabkan iritasi atau kerusakan pada bibir.
2.     Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak menyenangkan
3.     Polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu
4.     Selama masa penyimpanan bentuk harus tetap utuh, tanpa kepatahan dan perubahan wujud.
5.     Tidak lengket
1.     Penampilan tetap menarik dan tidak ada perubahan warna.
2.     Melapisi bibir secara mencukupi.
3.     Dapat bertahan di bibir dalam waktu yang lama.
4.     Cukup melekat pada bibir tetapi tidak sampai lengket.
5.     Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya.
6.     Memberikn warna yang merata pada bibir.
7.     Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya.
Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau
1.     Melapisi bibir secara mencukupi
2.     Dapat bertahan di bibir selama mungkin
3.     Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket
4.     Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir
5.     Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya
6.     Memberikan warna yang merata pada bibir
7.     Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya
8.     Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau berbintik-bintik, atau   
9.     memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik.
10.  Mewarnai bibir dengan rata.
11.  Warna harus bertahan di bibirtetapi juga mudah untuk dihilangkan ketika diinginkan.
12.  Tidak toksik, tidak diabsorpsi oleh kulit, dan tidak mengiritasi kulit.

13.  Harus cukup keras, lembut, dan mudah dioleskan pada bibir.
14.  Permukaan lipstick lembut , warna homogeny dan mudah dioleskan pada bibir.
15.  Tidak meleleh, mengerak, pecah- pecah dalam kemasan selama penyimpanan

Adapun komponen utama dalam sediaan lipstick terdiri dari minyak,lilin,lemak,dan zat warna.
1.     Minyak
Minyak adalah suatu komponen dalam basis lipstick yang berfungsi untul melarutkan atau mendispersikan zat warna. Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak merupakan minyak nabati lain. Minyak jarak meupakan minyak nabati yang unik yang memiliki kemampuan melarutkan staining-dye dengan baik. Fase minyak dalam lipstik dipilih terutama berdasarkan kemampuannya melarutkan zat-zat eosin. Misalnya minyak castrol, tetrahydrofurfuril alcohol, fatty acid alkylolamides, dihydric alcohol, beserta monoethers dan monofatty acid esternya, isopropyl myristate, isopropyl palmitate, butyl stearate, paraffin oil.

2.     Lilin
Lilin digunakan untuk memberikan struktur batang yang kuat pada lipstick menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat, campuran lilin ideal akan menjaga lilin tetap lembut dan mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin. Misalnya carnauba wax, paraffin waxes, ozokerite, beewax, candellila wax, spermaceti, ceeresine. Semuanya berperan pada kekerasan lipsti

3.     Lemak
Lemak yang biasanya digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memneri tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lipstick dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik. Misalnya, krim kakao, minyak tumbuhan yang sudah dihidrogenasi (misalnya hydrogenated castrol oil), cetyl alcohol, oleyil alcohol, lanolin.

4.     Zat warna
Zat pewarna yang dipakai secara universal didalam lipstick adalah zat warna eosin yang memenuhi dua persyaratan sebagai zat warna untuk lipstik, yaitu kelekatan pada kulit dan kelarutan dalam minyak. Pelarut terbaik didalam eosin adalah castrol oil. Tetapi furfuryl alcohol beserta ester-esternya terutama stearat dan ricinoleat memiliki daya melarutkan eosin yang lebih besar. Fatty acid alkylolamides jika dipasang sebagai pelarut eosin, akan memberikan warna yang intensif pada bibir.
Zat warna dalam lipstick dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan pigmen.staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi pada basisnya, sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi terdispersi dalam basisnya.
Salah satu penentuan mutu suatu bahan dapat diamati dengan warna. Warna hasil produksi suatu bahan sangat berpengaruh bagi pemakainya, sebagai contoh, warna suatu kosmetika sangat berperan secara psikologis bagi pemakainya terhadap pembentuk kecantikan. Adapun maksud dan tujuan pemberian zat warna pada suatu bahan, baik obat, kosmetika dan makanan sebagai berikut :
1.     Supaya bahan atau hasil produksi itu menarik bagi pemakainya.
2.     Menghindari adanya pemalsuan terhadap hasil suatu pabrik.
3.     Menjaga keseragaman hasil suatu pabrik.
Yang lebih penting adalah keamanan bagi para pemakai zat warna, sebab pemakaian yang keliru dapat menyebabkan hal-hal yang tidak dikehendaki seperti misalnya memberikan efek karsinogenik, teratogenik, alergi, dan lain-lain.
Pewarna yang digunakan dalam kosmetika umumnya terdiri atas 2 jenis yaitu:
1.     Pewarna yang dapat larut dalam cairan (solube), air, alkohol dan minyak. Contoh warna kosmetika ialah pewarna asam (acid dyes) yang merupakan golongan terbesar pewarna pakaian, makanan dan kosmetika. Unsur terpenting dari pewarna ialah gugus azo; solvent dyes yang larut dalam air atau alkohol, misal merah DC, merah hijau No.17, violet, kuning, xanthenes dyes yang dipakai dalam lipstick, misalnya DC orange, merah dan kuning.
2.     Pewarna yang tidak dapat larut dalam cairan (insoluble), yang terdiri atas bahan organik dan inorganik, misalnya lakes, besi oksida.

Zat tambahan dalam lipstick adalah  zat yang ditambahkan dalam formula lipstick untuk menghasilkan lipstick yang baik yaitu dengan cara menutupi kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil, dan dapat bercampur dengan bahan bahan lain dalam formulasi lipstick.zat tambahan yang digunakan yaitu abti oksidan, pengawet, dan paraffin.
1.     Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain yang rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah antioksidan yang paling sering digunakan (Butler, 2000).
1.     Pengawet
Bahan pengawet (fragrance) atau lebih tepat bahan pemberi rasa segar (flavoring) harus mampu menutupi rasa bau dan rasa kurang sedap dari lemak-lemak dalam lipstik dan menggantinya dengan bau dan rasa yang menyenangkan.
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lipstik sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air.Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben (Butler, 2000).
3.     Parfum
Parfum perlu ditambahkan dalam formula lipstik untuk menutupi bau dari minyak dan lilin (Balsam, 1972).


Selain lipstik terdapat juga kosmetik bibir dalam bentuk cair maupun krim. Namun preparat tersebut tidak tahan lama atau mudah terhapus bila digunakan. Selain itu para pengguna lipstik lebih suka dengan bentuk roll up karena lebih praktis, daripada mereka harus membawa botol kecil dalam tasnya.
Lipstik digunakan sebagai make-up harus memenuhi syarat :
Lipstik mengandung minyak, malam (waxes), pengawet yang berupa senyawa larut dalam minyak misalnya propil paraben atau fenoksietanol, vitamin A, E, B, dan C, pewarna, lead, parifin dan senyawa lain.
Lipstik bisa menyebabkan kerusakan pada gigi oleh zat parifin. Lipstik tanpa disadari juga bisa menyebabkan penyakit kanker. Lipstik bisa menyebabkan kanker tersebut karena mengandung zat berbahaya yaitu BHA (Butylated Hydroxyanisole), pewarna sintesis dari aluminium dan minyak ter (minyak batu bara),dan lead.

      Secara umum pewarna bibir dibedakan menjadi menjadi dua tipe, yaitu pewarna bibir berminyak (creamy type lipstick), dan pewarna bibir tidak luntur (high-stain type lipstick). Pewarna bibir dengan sifat berminyak akan membuat bibir selalu terlihat basah sekaligus dapat melembabkan bibir karena kandungan minyaknya yang tinggi, tetapi kekurangan pewarna bibir ini adalah mudah terhapus dari bibir. Sedangkan pewarna bibir tidak luntur melekat lama pada bibir, tetapi cenderung menbuat bibir menjadi kering karena kandungan minyaknya yang lebih sedikit (Tranggono, R.I. dan Latifah, F., 2007).

     
DATA PREFORMULASI
1.     Cetyl Alkohol
Nama Sinonim                  :Alcoholum Cetylicum
Rumus Molekul                :CH3(CH2)14CH2OH
BM                                                :242,44
Pemerian   :Serpihan putih, licin, granul atau kubus, putih, bau khas lemah, rasa lemah.
Kelarutan                          :Tidak larut dalam air, larut dalam etanol                                                     dan eter, kelarutan bertambah dengan                                                           naiknya suhu.
Jarak Lebur                                   :Metode 1<1021>metode 1 antara 45odan                                                     50o, kecuali zat yang dimasukkan kedalam                                                   tangas pada suhu lebih kurang sama dengan                                                             suhu kamar.
Wadah Dan penyimpanan            :Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                              :Zat tambahan
Sumber                             :Farmakope Indonesia edisi.IV tahun                                                            1995,halaman 72.

2.     Metil paraben
Nama Sinonim                  : Nipagin M
Rumus Molekul                : C8H3O3
BM                                                : 152,15
Pemerian   : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
Kelarutan                          : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20                                                         bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian                                                          etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P                                                dan dalam larutan alkali hidroksida, larut                                                           dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam                                                      40 bagian minyak lemak nabati panas, jika                                                      didinginkan larutan tetap jernih.
Jarak Lebur                                   : 1250 sampai 1250C
Wadah Dan penyimpanan            : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                              : Zat tambahan dan zat pengawet
Sumber                             : Farmakope Indonesia edisi.III tahun 1979,                                                  halaman 378.

3.     Castor Oil                  
Nama Sinonim                  : Oleum ricini, ricini oleum virginale
Rumus Molekul                : -
BM                                                : -
Pemerian   : Cairan kental, transparan, kuning pucat atau hampir tidak berwarna, bau lemah, bebas dari bau asing dan tegik, rasa khas.
Kelarutan                          : Larut dalam etanol, dapat bercampur                                                          dengan etanol mutlak, dengan asam asetat                                                    glasial, dengan kloroiform dan dengan eter.
Jarak Lebur                                   : -
Wadah Dan penyimpanan            : Wadah tertutup rapat dan hindarkan dari                                                    panas berlebih.
Khasiat                              : Emollient, solvent, oleaginous vehicle.
Sumber                             : Farmakope Indonesia edisi.IV tahun 1995,                                                             halaman 631 dan Handbook of                                                                      Pharmaceutical Exipients edisi.VI tahun                                                       2009, halaman126.
4.     Lanolin
Nama Sinonim                  : Adeps lanae, cera lanae, lanolina                                                                anhydrous, purified lanolin, refined wool fat 
Rumus Molekul                : -
BM                                                : -
Pemerian   : Zat serupa lemak, liat, lekat, kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya dan khas.
Kelarutan                          : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar                                                     larut dalam etanol (95%), mudh larut dalam                                                            kloroform dan eter P.
Jarak Lebur                                   : 36-42OC
Wadah Dan penyimpanan            : Dalam wadah tertutup baik, terlindungdari                                                             cahaya, di tempat sejuk.
Khasiat                              : Emulsifying agent, ointment base
Sumber                             : Farmakope Indonesia edisi.III tahun.1979,                                                  halaman 61 dan Handbook Pharmaceutical                                                   edisi.vi tahun 2009, halaman 378.
II.2 Preformulasi
1.     Beeswax
2.     Canaubawax atau cocoa butter

3.     Cethyl alkohol
4.     Metil paraben
Mengandung kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H8O3.
Pemerian               :sebuk hablur halus, hamper tidak berbau, tidak mempunyai rasa,kemudian agak menbakar diikuti rasa terbakar.
Kelarutan  :Dalam bagian 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,dalam 3,5 bagian etanol (95%) p dan dalam bagian aseton,mudah larut dalam eter p dan dalam alkali hidroksida,larut dalam 60 bagian gliserol p panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.
Penyimpanan           : dalam wadah tetutup baik.
Khasiat          : zat tambahan dan zat pengawet
5.     Lanolin
Pemberian                                : massa seperti lemak, lengket , warna kuning, bau khas zat serupa lemak, liat, lekat, kuning muda atau kuning pucat. Agak tembus cahaya, bau lemah dank has.
     
Kelarutan  : praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%), mudah larut dalam kloroform dan dalam eter.
Jarak lebur            : antara 38o – 44o
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, sebaiknya dalam suhu kamar terendah.
Khasiat                         : zat tambahan

BAB III
METODE KERJA
1.1  Alat Dan Bahan
A.    Alat

·       Batang pengaduk
·       Beaker glass
·       Cawan petri
·       Cetakan lipstick
·       Kertas perkamen
·       Lampu alcohol
·       Lemari es
·       Mortar
·       Penangas air
·       Pipet tetes
·       Spatel
·       Spatel
·       Stemper
·       Sudip
·       Thermometer

B.    Bahan

·       Beeswax (lilin lebah)
·       Carnauba wax
·       Cetyl alcohol
·       Lanolin
·       Minyak jarak (castor oil)
·       Serbuk pewarna merah

           
1.2  Cara Kerja
1.     Disiapkan alat dan bahan.
2.     Didalam beaker glass, lelehkan pada suhu 60-700 carnauba wax, beeswax, lanolin, cetyl alkohol. Setelah semuanya meleleh, ditambahkan minyak jarak.
3.     Dipindahkan campuran kedalam mortar, ditambahkan bahan pewarna yang dipilih dan dilakukan pengadukan sampai benar-benar rata dan halus.
4.     Ditambahkan metil paraben dan bahan pewangi (mawar), dilakukan pengadukan.
5.     Dipindahkan campuran kedalam beaker glass, bila perlu dihangatkan lagi. Dituangkan kedalam cetakan lipstik.
6.     Dilakukan pendinginan dengan merendam cetakan dalam penangas es. Setelah dingin, diambil produk dari cetakan.
7.     Dilakukan floaming dengan lampu alcohol.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Data Formulasi
A.    Formula
1.     Beeswax (lilin lebah)
7,5 gram
2.     Carnauba wax
5 gram
3.     Cetyl alcohol
2,5 gram
4.     Lanolin
2,5 gram
5.     Minyak jarak (castor oil)
32,5 gram
6.     Metil paraben
0,1 gram
7.     Pewangi mawar
0,5 ml
8.     Serbuk pewarna merah
5 gram

B.    Perhitungan
1.     Beeswax (lilin lebah)
7,5 gram x ½   = 3,75 gram
2.     Carnauba wax
5 gram x ½      = 2,5 gram
3.     Cetyl alcohol
2,5 gram x ½   = 1,25 gram
4.     Lanolin
2,5 gram x ½   = 1,25 gram
5.     Minyak jarak (castor oil)
32,5 gram x ½ = 16,25 gram
6.     Metil paraben
0,1 gram x ½   =  0,05 gram
7.     Pewangi mawar
0,5 ml x ½       =  0,25 ml
8.     Serbuk pewarna merah
5 gram x ½      =  2,5 gram

4.2  Hasil Pengamatan
Pengamatan
Hasil pengamatan
Keterangan
Organoleptik :
-        Warna
-        Bau
-        Kerataan

+ + + (merah)
+ + (melati)
+ +

+      = cukup baik
++    = baik
+++  = sangat baik
Uji Aplikasi
+ +
+      = cukup baik
++    = baik
+++  = sangat baik

4.3  Pembahasan
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk membuat sediaan kosmetik dengan menggunakan campuran bahan alam sebagai pewarna dan parfum.Lipstick merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (stick) yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak.Diketahui bahwa bahan- bahan lilin dalam praktikum kali ini terdiri atas Beeswax, carnauba wax dan Cetyl Alkohol.Bahan-bahan lilin ini dikenal sebagai basis lipstick.Pemilihan basis lipstick menentukan keseragaman, kualitas lipstick pada saat pembuatan dan penyimpanan.Kualitas lipstick bergantung pada sifat reologi komposisi basis lemak yang digunakan.
Beeswax dan carnauba wax merupakan lilin yang berperan pada kekerasan lipstik.Lanolin basis minyak yang berfungsi sebagai bahan pelicin dan membuat tekstur lipstick lebih lunak serta dapat melindungi kulit.Selain itu, campuran minyak diperlukan untuk memperoleh paduan yangtepatdengan lilinuntuk lapisan yang sesuai dalam pengaplikasiannyapada kulit bibir yang berfungsi sebagai pelarut pada beberapa formulasiserta sebagai agen pendispersi untuk pewarna yang tidak larut.Castrol oil atau minyak jarak merupakan minyak yang diambil dari biji jarak, pada suhu ruang berbentuk cair dan stabil pada suhu rendah, bisa melembabkan bila menempel pada bibir. Sebagai catatan, baik dalam proses peleburan atau pelelehan maupun pencampuran suhu tetap harus dijaga untuk berada dalam range 75°C. Hal ini dikarenakan lipstick adalah sediaan dengan bahan dasar sebagian minyak danlilin, pelelehan bahan yang tidak sesuai dengan titik leleh komponennya akan mengakibatkan perubahan bentuk kristal pada saat sediaan dingin, sehingga tidak dapat kembali pada bentuk yang diinginkan.Duakomponen penting pada pembuatan lipsticklainnya, yaitu minyakdan lilin.
Setelah campuran bahan lilin dan minyak beserta pewarna tercampur sempurna, kemudian hasil akhir dituangkan kedalam cetakan dalam keadaan hangat-hangat. Selain penambahan warna yang perlu diperhatikan, titik leleh tiap tiap komponen harus diperhatikan juga, untuk perhatian, saat proses penuangan campuran tersebut harus tetap dalam keadaan diaduk untuk menghindari terjadinyapengendapan atau penggumpalan didasar cawan yang dapat mengakibatkan ketidakhomogenan sediaan. Penuangan pun harusdilakukan secara hati-hati dan pelan-pelan untuk menghindari terbentuknya rongga udara didalam lipstick.
Dengan komposisi yang telah disebutkan diatas dihasilkan sebuah lipstick dengan karakteristik sebagai berikut : menghasilkan warna merah dengan aroma melati yang cukup kuat sehingga dapat menutupi bau dari lilin dan lemak. Hal ini memenuhi syarat karena sediaan lipstick  tidak memiliki bau yang tidak menyenangkan. Selain itu, tekstur yang dihasilkan yaitu ++ artinya baik dan jika diuji aplikasi pada kertas menghasilkan ++ artinya baik.

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan lipstik. Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan lipstik secara garis besar terdiri dari komponen minyak dan lilin. Bahan – bahan lilin dalam praktikum kali ini terdiri atas carnauba wax, beeswax, lanolin, cetyl alcohol. Bahan-bahan lilin ini dikenal sebagai basis lipstick. Pemilihan basis lipstik menentukan keseragaman, kualitas lipstik pada saat pembuatan dan penyimpanan. Kualitas lipstik bergantung pada sifat reologi komposisi basis lemak yang digunakan.Fungsi penggunaan wax dalam sedian lipstik ini adalah untuk membentuk lapisan mengkilat ketika digunakan pada bibir. Selain itu wax juga berfungsi untuk membentuk lipstick yang mampu mengeraskan lipstik. Berfungsijuga untuk melindungi kulit dari kekeringan dan membuat warna lipstik lebih lama menempel pada bibir.Minyak yang digunakan adalah oleum ricini. Minyak ini digunakan sebagai pelembab, sehingga mampu mengurangi efek kekeringan. Minyak yang paling sering digunakan dalam pembuatan lipstick berasal dari tumbuhan (nabati) seperti oleum ricini dan oleum arachis ini. Minyak nabati ini memiliki kelebihan dibandingkan minyak hewani yaitu lebih mampu melarutkan zat warna.
Yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan lipstick adalah, bahan –bahan yang bersifat lilin dan bahan – bahan minyak dilarutkan terlebih dahulu dalam cawan yang berbeda. Tujuannya agar bahan – bahan lilin dapat meleleh sempurna terlebih dahulu, sehingga saat ditambahkan minyak ( castor oil ) sediaan akan tercampur sempurna dan menghasilkan hasil akhir yang homogen. Baik dalam proses peleburan maupun pencampuran suhu tetap harus dijaga untuk berada dalam range 60° - 70°C. Setelah campuran bahan lilin dan minyak beserta pewarna tercampur sempurna, kemudian hasil akhir dituangkan kedalam cetakan dalam keadaan hangat – hangat. Penuangan pun harus dilakukan secara hati – hati dan pelan – pelan untuk menghindari terbentuknya rongga udara didalam lipstick.Setelah sediaan sudah membeku (mengeras) dengan sempurna kemudian cetakan dibuka dan hasil cetakan sediaan dikeluarkan dengan hati – hati. Sediaan yang dihasilkan dimasukkan kedalam wadah.
Lipstik merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (stick) yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak. Hakikat fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah, semerah delima merekah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik. Tetapi kenyataannya warna lainpun mulai digemari orang, sehingga corak warnanya sekarang sangat bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna dari merah jambu, merah jingga, hingga merah biru, bahkan ungu.
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan lipstik. Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan lipstick secara garis besar terdiri dari komponen minyak, lilin, dan juga bahan pengawet. Bahan – bahan lilin dalam praktikum kali ini terdiri atas carnauba dan beeswax. semakin banyak konsentrasi carnauba dan beeswax yang digunakan maka kekerasan lipstick yang didapat juga baik. Tetapi, terlalu banyak juga akan mengakibatkan sediaan menjadi terlalu keras.Bahan bahan lilin ini dikenal sebagai basis lipstick. Pemilihan basis lipstik menentukan keseragaman, kualitas lipstik pada saat pembuatan dan penyimpanan.
Kualitas lipstik bergantung pada sifat reologi komposisi basis lemak yang digunakan yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan lipstick adalah, bahan –bahan yang bersifat lilin dan bahan – bahan minyak beserta pewarna masing – masing dilarutkan terlebih dahulu dalam cawan yang berbeda. Tujuannya agar bahan – bahan lilin dapat meleleh sempurna terlebih dahulu, sehingga saat ditambahkan minyak (yang sudah berisi pewarna), sediaan akan tercampur sempurna dan menghasilkan hasil akhir yang homogen. Sebagai catatan, baik dalam proses peleburan maupun pencampuran suhu tetap harus dijaga untuk berada dalam range 75°C. setelah campuran bahan lilin dan minyak beserta pewarna tercampur sempurna, kemudian hasil akhir dituangkan kedalam cetakan dalam keadaan hangat – hangat.
Untuk perhatian, saat proses penuangan campuran tersebut harus tetap dalam keadaan diaduk untuk menghindari terjadinya pengendapan atau penggumpalan didasar cawan yang dapat mengakibatkan ketidakhomogenan sediaan. Penuangan pun harus dilakukan secara hati – hati dan pelan – pelan untuk menghindari terbentuknya rongga udara didalam lipstik.Dari hasil evaluasi organoleptis didapat sediaan akhir lipstick yang dihasilkan cukup homogen,dan sediaan memiliki warna ungu kemerahan, bau kurang tercium, dan tidak ada perasa spesifik. 

BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.     Pemilihan basis lipstik menentukan keseragaman, kualitas lipstik pada saat pembuatan dan penyimpanan, Kualitas lipstik bergantung pada sifat reologi komposisi basis lemak yang digunakan.
2.     Dari evaluasi organoleptis didapat sediaan akhir lipstik memiliki permukaan yang halus dan konsistensi yang keras namun kurang memberikan warna.Produk lipstik yang dihasilkan berwarna peach orange, warna merata, cukup homogen,  dan sediaan memiliki warna ungu kemerahan, bau kurang tercium, dan tidak ada perasa spesifik. 
3.     Pelelehan bahan yang tidak sesuai dengan titik leleh komponennya akan mengakibatkan perubahan bentuk kristal pada saat sediaan dingin, sehingga tidak dapat kembali pada bentuk yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. Jakarta : UI press.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1993. Kodeks Kosmetika Indonesia Vol I. Jakarta
Dirjen POM. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Dirjen POM.1979. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:Depkes RI
Dirjen POM.1995. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:Depkes RI
Mitsui, T.1997. New Cosmetic Science, Edisi Kesatu. Amsterdam: Elsevier    Science B.V.
Rowe, Raymond C; Sheskey, Paul J; Owen, Sian C. 2009.Handbook of                                    Pharmaceutical Excipients,ed.VI. London:Pharmaceutical Press
Tranggono, Retno Iswari; Latifah,Fatma.2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan             Kosmetik. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Wasitaatmadja.1997.Buku Penuntun Sediaan Kosmetika.UGM Pers.Yogyakarta

LAMPIRAN



Uji kerataan
Uji aplikasi
Text Box: Lipstick 


Text Box: Kelompok :  8
Anggota : 


1. Habritira S.L   (066113015)
2. Siti Tanzila       (066113017)
3. Enny Debora    (066113024)
4. Tri Hardianti   (066113025)



Text Box: K
E
L
A
S
:
A

http://images.f2fcdn.net/files/Makeup/embedded_applying_lipstick_the_right_way.jpg




                                                                                                               
Kemasan


Baban's Words Part 2

FGVV?ds000,,,,,,,,,,,,,,M9320W-NHJ