Tanda dan gejala penyakit secara fisik
Poliuri (Frequent urination)
Yaitu penderita sering buang air kecil dalam jumlah banyak. Kejadiaanya biasanya terjadi pada malam hari. Hal ini terjadi karena kadar gula dalam darah sangat tinggi dan tidak bisa ditoleransi oleh organ ginjal. Orang dewasa normalnya mengekskresikan satu sampai dua liter air seni setiap harinya. Dehidrasi parah akibat sering kencing dapat memengaruhi fungsi ginjal. Akhirnya kadar gula dalam air seni pun jadi pekat dan untuk selanjutnya memaksa ginjal untuk menarik air dalam jumlah banyak dari tubuh agar air seni atau air kencing tidak terlalu pekat.
Polidipsi (Excessive thirst)
Yaitu penderita sering merasa haus yang berlebihan. Hal ini terjadi karena sedang berlangsung penarikan cairang yang banyak oleh ginjal. Gampang haus terjadi karena kadar gula berlebih dalam darah menyerap air terus menerus dari jaringan sehingga membuatnya dehidrasi. Maka penderita cepat merasa haus dan ingin minum terus.
Polifagi (Increased hunger)
Yaitu penderita sering merasa cepat lapar. Hal ini terjadi karena sel-sel tubuh kekurangan energi akibat tidak bisa masuknya gula ke dalam sel. Kurangnya insulin untuk memasukkan gula ke sel membuat otot dan organ melemah dan tubuh kehabisan energi. Otak akan mengira kurang energi itu karena kurang makan sehingga tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan mengirimkan sinyal lapar. Inilah akhirnya yang semakin memperparah keadaan jika rasa laparnya dituruti dengan banyak makan. Akhirnya sel tubuh kekurangan energi dan tubuh pun merasa lemas dan lelah.Di dalam darah semakin terjadi penumpukan kadar gula.
Penurunan berat badan (Weight loss)
Seseorang yang ditengarai mengidap diabetes biasanya mengalami penurunan berat badan yang drastis dan signifikan. Ini dianggap sebagai gejala awal diabetes, akibat glukosa tidak bisa diserap secara optimal oleh tubuh. Karena kemampuan metabolisme glukosa terganggu, tubuh akan menggunakan apapun lain sebagai 'bahan bakar', misalnya otot dan lemak sehingga orang akan tampak kurus.
Rasa lelah dan lemah yang tidak biasa
Kekurangan gula akan menyebabkan kekurangan energi. Kerja tubuh akan melambat dan malah membakar otot atau lemak selama beraktivitas.
Pandangan kabur (Blurred vision)
Kadar glukosa yang semakin meningkat menyebabkan cairan pembuluh darah terbatasi untuk masuk ke mata. Keadaan yang demikian bahkan bisa membuat lensa mata berubah bentuk. Tetapi ciri yang demikian bisa hilang bila gula darah semakin berkurang dan normal. Dehidrasi jenis ini akan memengaruhi kemampuan berkonsentrasi dan berakhir pada kehilangan penglihatan total bila tidak dirawat dalam jangka waktu yang lama.
Pemulihan luka yang lama atau sering infeksi (Slow-healing wounds or Frequent infections)
Penderita diabetes karena kadar gula yang berlebih menyebabkan kekebalan tubuh dan sistem imun menjadi tidak normal. Bila seorang penderita diabetes memiliki luka terbuka, maka akan sangat susah untuk proses penyembuhannya. Luka yang butuh berminggu-minggu untuk pulih berpotensi terkena infeksi dan membutuhkan pengobatan medis.
Warna kulit gelap (akantosis nigrikans)
Penderita diabetes tipe 2 memiliki bercak gelap, kulit lembek dan lipatan di badannya. Kondisi ini bernama acanthosis nigricans. Biasanya bercak dan lipatan ini terdapat di daerah ketiak dan sekitar leher. Kondisi ini juga menandakan gangguan insulin.
Merasa Kesemutan atau Mati Rasa Akibat Syaraf Mulai Rusak
Gejala ini terjadi jika kadar gula dalam darah sudah cukup tinggi. Rasa kesemutan dan kebas (mati rasa) pada bagian tubuh seperti kaki, jari-jemari, dan tangan adalah tanda untuk waspada, karena bisa jadi penyakit diabetes sudah menunjukan gejala stadium lanjut. Hal ini terjadi akibat kerusakan pada serabut saraf.
Terjadi Infeksi Jamur Utamanya di Mulut
Seorang wanita penderita diabetes umumnya juga disertai dengan infeksi jamur. Jamur ini akan muncul di beberapa bagian mulut, biasanya dalam bentuk sariawan di mulut, juga infeksi pada bagian vagina, yang disebabkan oleh jamur candida.
Kulit terasa tebal
Badan terasa panas, sering nyeri seperti tertusuk jarum
Mudah mengantuk dan lelah (Tiredness)
Gairah seksual menurun drastis
Muntah dan nyeri lambung, seringkali diduga flu (Vomiting and stomach pain, often mistaken as the flu)
Nafas berbau buah (Fruity breath odor)
Mengompol waktu tidur (Bedwetting)
Kehilangan perhatian dan konsentrasi (Lack of interest and concentration)
Terdapat keton dalam urine
Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki
Mudah tersinggung
Disfungsi ereksi atau impotensi
Gatal-gatal
Mengalami hipoglikemia reaktif
yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan.
Jika penderita adalah ibu hamil, tak jarang terjadi keguguran atau janin mati dalam kandungan, atau jakapun bayi dilahirkan selamat, biasanya berat badannya akan besar melebihi 4 kg.
Jenis Pemeriksaan
Fungsi pemeriksaan laboratorium
Diperlukan untuk menegakkan diagnosis serta memonitor Tx dan timbulnya komplikasi spesifik akibat penyakit. Dengan demikian, perkembangan penyakit bisa dimonitor dan dapat mencegah komplikasi.
Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak.
Daftar istilah data laboratorium
Tes gula darah sewaktu. Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada jam tertentu secara acak. Tes ini tidak memerlukan pasien untuk berpuasa terlebih dahulu. Jika hasil tes gula darah sewaktu menunjukkan kadar gula 200 mg/dL atau lebih, pasien dapat didiagnosis menderita diabetes.
Tes gula darah puasa. Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada saat pasien berpuasa. Pasien akan diminta berpuasa terlebih dahulu selama 8 jam, kemudian menjalani pengambilan sampel darah untuk diukur kadar gula darahnya. Hasil tes gula darah puasa yang menunjukkan kadar gula darah kurang dari 100 mg/dL menunjukkan kadar gula darah normal. Hasil tes gula darah puasa di antara 100-125 mg/dL menunjukkan pasien menderita prediabetes. Sedangkan hasil tes gula darah puasa 126 mg/dL atau lebih menunjukkan pasien menderita diabetes.
Tes toleransi glukosa. Tes ini dilakukan dengan meminta pasien untuk berpuasa selama semalam terlebih dahulu. Pasien kemudian akan menjalani pengukuran tes gula darah puasa. Setelah tes tersebut dilakukan, pasien akan diminta meminum larutan gula khusus. Kemudian sampel gula darah akan diambil kembali setelah 2 jam minum larutan gula. Hasil tes toleransi glukosa di bawah 140 mg/dL menunjukkan kadar gula darah normal. Hasil tes tes toleransi glukosa dengan kadar gula antara 140-199 mg/dL menunjukkan kondisi prediabetes. Hasil tes toleransi glukosa dengan kadar gula 200 mg/dL atau lebih menunjukkan pasien menderita diabetes.
Tes HbA1C (glycated haemoglobin test). Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa rata-rata pasien selama 2-3 bulan ke belakang. Tes ini akan mengukur kadar gula darah yang terikat pada hemoglobin, yaitu protein yang berfungsi membawa oksigen dalam darah. Dalam tes HbA1C, pasien tidak perlu menjalani puasa terlebih dahulu. Hasil tes HbA1C di bawah 5,7 % merupakan kondisi normal. Hasil tes HbA1C di antara 5,7-6,4% menunjukkan pasien mengalami kondisi prediabetes. Hasil tes HbA1C di atas 6,5% menunjukkan pasien menderita diabetes.
Albumin glikat
Interpretasi data laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis dan pemantauan pengobatan diabetes melitus adalah kadar glukosa darah, HbA1c (hemoglobin glikat) dan yang terbaru albumin glikat. Untuk pemeriksaan penyaring (screening) terhadap diabetes melitus dapat dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa, 2 jam postprandial (setelahmakan) atau sewaktu, atau kadar HbA1c. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan yang sama dimana apabila sudah ada gejala dan tanda klinis maka cukup 1x kelainan tetapi apabila tiada tanda klinis maka perlu sediktnya 2 x kelainan. Apabila hasilnya masih meragukan maka dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah 2 jam setelah pembebanan dengan minum larutan 75 gram glukosa.
Nilai normal atau rujukan beserta satuan
Berikut ini merupakan kriteria kadar gula normal dari hasil yang ditunjukkan oleh tes GDP:
Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 108 mg/dl
Prediabetes : 108-125 mg/dl
Diabetes : di atas 125 mg/dl
Pemeriksaan terhadap kadar gula dalam darah vena pada saat pasien puasa 12 jam sebelum pemeriksaan ( GDP/ gula darah puasa/ nuchter) atau 2 jam setelah makan ( post prandial).
Nilai normal:
Dewasa : 70-110 mg/dl
Wholeblood : 60-100 mg/dl
Bayi baru lahir : 30-80 mg/dl
Anak : 60-100 mg/dl
Nilai normal kadar gula darah 2 jam setelah makan :
Dewasa : < 140 mg/dl/2 jam
Wholeblood : < 120 mg/dl/2 jam
Berikut ini merupakan kriteria kadar gula normal dari hasil yang ditunjukkan oleh tes GD2PP:
Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 140 mg/dl
Prediabetes : 140-199 mg/dl
Diabetes : 200 mg/dl atau lebih
Berikut ini merupakan kriteria kadar gula normal dari hasil yang ditunjukkan oleh tes GDS:
Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 200 mg/dl
Diabetes : di atas 200 mg/dl
Berikut ini merupakan kisaran normal kadar gula darah Anda di tiap waktunya.
Setelah tidak makan selama 8 jam (puasa): kurang dari 100 mg/dl
Sebelum makan: 70-130 mg/dl
Setelah makan (1-2 jam): kurang dari 180 mg/dl
Sebelum tidur : 100-140 mg/dl
Kriteria hasil tes HbA1c akan ditunjukkan seperti berikut ini:
Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 42 mmol/mol (6%)
Prediabetes : 42-47 mmol/mol (6-6,4%)
Diabetes : 48 mmol/mol (6,5%) atau lebih
Keadaan yang menyatakan adanya gangguan (jika nilainya melebihi batas normal apa maknanya? demikian sebaliknya, jika nilainya dibawah batas normal maka apa maknanya?
Hasil pemeriksaan berulang di atas nilai normal kemungkinan menderita Diabetes Melitus.
Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam darah di atas normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes.
Tingkat glukosa darah yang rendah disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Pada orang yang sudah sepuh, biasanya gula darah sewaktunya dijaga di bawah 200 mg/dl saja dan tidak lebih rendah, karena dikhawatirkan dapat terjadinya 'hipo'.
Faktor yang dapat mengganggu interpretasi data laboratorium
Kortikosteroid, Diuretika tiazida, meningkatkan hiperglikemia
Sulfonilurea dengan kloramphenikol, insulin, klofibrat, beta blokers ( meningkatkan resiko hipoglikemi ( atur waktu pemberian atau dosis pemberian bila diberikan pada waktu yang sama
Pemberian bersama OHO + insulin ( hipoglikemi
Daftar Pustaka :
https://www.alodokter.com/diabetes.html
https://lifestyle.kompas.com/read/2014/08/30/110437523/Waspadai.8.Gejala.Diabetes.Melitus
https://www.cermati.com/artikel/gejala-diabetes-ciri-ciri-diabetes-penyebab-diabetes-serta-penanganan-penyakit-diabetes-yang-perlu-kamu-tahu
No comments:
Post a Comment