Gastroenteritis adalah suatu kondisi
yang ditandai dengan adanya muntah dan diare yang diakibatkan oleh infeksi,
alergi tidak toleran terhadapmakanan tertentu atau mencerna toxin. (tucker,
1998).
Gastroenteritis
adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usushalus yang ditandai dengan
muntah-muntah dan diare yang berakibatkehilangan cairan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gejalakeseimbangan elektrolit. (Cecyly, Betz.2002)
Buang
air besar (defekasi). Dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya
(normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat), dapat pula disertai defekasi yang meningkat.
(Mansoer,Aref,1999).
Jadi
Gastroenteritis adalah infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh berbagai
enterogen termasuk, bakteri, virus dan parasite, tidak toleran terhadap makanan
tertentu atau mencerna toksin yang ditandai dengan muntah-munta dan diare yang
berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit.
Anatomi Dan Fisiologi :

Organ
dan fungsinya yang terlibat di saluran cerna :
1. Mulut
Mulut
merupakan jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang
berfungsi dalam proses awal pencernaan Secara umum mulut terdiri atas dua
bagian yaitu :
a.
Bagian luar yang sempit
(vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan gusi.
b. Bagian rongga mulut (bagian dalam), yaitu rongga mulut yang
dibatasi oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis
Selaput lendir mulut ditutupi epitelium
yang berlapis – lapis, di bawahnya terletak kelenjar – kelenjar halus yang
mengeluarkan lender, selaput ini kaya akan pembulu darah dan juga memuat banyak
ujung akhir syaraf sensoris. Di sebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan
disebelah dalam ditutupi oleh selaput lender (mukosa)
Di mulut ada beberapa bagian yang perlu diketahui :
1) Palatum
Palatum terdiri dari dua bagian :
a) Palatum durum, yang tersusun atas taju – tajuk palatum dari
sebelah depan tulang maksilaris dan lebih kebelakang terdiri dari dua bagian
palatum
b) Palatuum mole, terletak di belakang yang merupakan lipatan
menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas aringn fibrosa dan selaput lender
2) Rongga mulut
a) Gigi
Manusia mempunyai dua susunan gigi primer dan sekunder. Juga gigi
ada dua macam, yaitu :
Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak – anak umur 6 – 7 bulan 9 Gigi
tetap tumbuh pada umur 6 – 18 tahun umlahnya 32 buah.
b) Lidah
Berfungsi untuk menggerakan makanan saat dikunyah atau ditelan.
Dibagian belakang pangkal lidah terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup
jalan nafas.
3) Kelenjar ludah
Terdapat tiga buah kelenjar ludah bagiannya yaitu :
a) Kelenjar parotis, letaknya dibawah depan dari telinga diantar
prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibularis, duktusnya stensoni.
b) Kelenjar submaksilaris, terletak dibawah rongga mulut bagian
belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara di rongga mulut dekat
dengn frenulun lingua.ukuran kurang lebih sebesar kacang kenari.
c) Kelenjar sub lungualis, letaknya terdapat dibawah selaput
lender dasar rongga mulut bermuara didasar rongga mulut.
2. Faring
Merupakan organ
yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan. Didalam lengkung faring
terdapat tonsil (amande) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang bnyak mengandung
limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terdapat
persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, yang terletak di belakang
rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
3. Oesofagus
Merupakan
saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, pnajnagnya sekitar 9 sampai
dengan 25 cm dengan diameter sekitar 2.54 cm, mulai dari faring sampai pintu
masuk kardiak dibawah lambung.
4. Lambung
Merupakan
bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak, terutama didaerah
epigaster lambung, terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan
esofagus melalui orifisium pilarik terletak dibawah diafragma didepan pangkreas
dan limpa menempel disebelah kiri fundus uteri.
Bagian lambung terdiri
dari:
a.
Fundus ventrikuli
Bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri osteom kardium
dan biasanya penuh berisi gas.
b. Korpus fentrikuli
Korpus fentrikuli setinggi ostium kardium suatu lekukan pada
bagian bawah kurfatura minor.
c.
Antrum vilorus
Antrum vilorus bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang
tebal membentuk spinter pylorus
d. Kurvatura minor
Kurvatura minor terdapat disebelah kanan lambung, terbentang dari
osteom kardiak sampai ke pilorus.
e.
Kurvatura mayor
Kurvatura mayor lebih panjang dari kurvatura minor dari sisi kiri
osteom kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju kekanan sampai ke pilorus
inferior. Ligamentum gastro lenalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor
sampai ke limfa.
f.
Osteom kardiakum
Osteom kardiakum merupakan tempat diman abdomen masuk ke lambung
pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.
5. Usus halus (intestinum minor)
Adalah
saluran pencernaan diantara lambung dan usus besar, yang merupakan tuba
terlilit yang merentang dari sfingter pylorus sampai kiatup ileosekal empatnya
menyatu dengan usus besar.
Susunan usus halus :
a.
Duodenum
Disebut juga usus 12 jari panjangnya kurang lebih 25 cm, berbentuk
seperti sepatu kuda melengkung kekiri pada lengkungan ini terdapat pangkreas.
b. Yeyenum
Adalah bagian kelanjutan dari duodenum yang panjangnya lebih 1 –
1,5m.
c.
Ileum
ILeum merentang sampai menyatu dengan usus besar dengan panjang 2
– 2,5 m. Lekukan yeyenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior
dengan perantaraan lipatam peritoneum yang berbentuk kipas dikenal sebagai
mesentreum.
6. Hati
Organ yang
paling besar dalam tubuh kita, warnanya coklat dan beratnya 1500 kg. Letaknya
dibagian atas rongga abdomen disebelah 13 kanan bawah diafragma.Hepar tertetak
diquadran kanan atas abdomen, dibawah diafragma dan terlindungi oleh tulang
rusuk (costae),sehingga dalam keadaan normal (hepar yang sehat tidak
teraba). Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatica dan darah yang
tidak teroksigenasi tetapi kanya akan nutrien vena porta hepatica.
7. Empedu
Sebuah
kantong berbentuk terang dan merupakan membrane berotot, letaknya dalam sebuah
lobus disebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 8 – 12
cm berisi 60 cm. Empedu yang diproduksi oleh sel – sel hati memasuki kanalikuli
empedu yang kemudian menjadi duktus hepatica kanan dan kiri. Duktus hepatica
menyatu untuk membentuk duktus hepatic komunis yang kemudian menyatu dengan
duktus sistikus dari kandung empedu damn keluar dari hati sebagai duktus empedu
komunis. Duktus empedu komunis bersama denagn duktus pancreas bernuara
diduodenum atau dialihkan untuk penyimpanan dikandung empedu.
8. Pankreas
Pankreas
adalah kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvatura besar lambung.
Kelenjar pankreas Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sanga mirip dengan
kelenjar ludah panjangya kira – kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum 14
sampai kelimpa dan beratnya rata – rata 60 – 90 gr. Terbentang pada vertebral
lumbalis II dan II dibelakang lambung.
9. Usus Besar
dalam ke
luar adalah selaput lender, laposan otot melingkar, lapisan otot memanjang, dan
jaringan ikat . Ukurannya lebi besar daripada usus halus, disini terdapat
taenia coli dan apendiks epiploika, mukosanya lebih halus daripada usus halus
dan tidak memiliki villi,tidal memiliki lipatan – lipatan sirkuler. Serabut
otot longitudinal dalam muskulus eksterna membentuk tiga pita, taenia coli yang
menarik kolon menjafdi kantong – kantong besar yang di sebut haustra. Dibagian
bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup antara usus halus dan usus besar.
Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespongelombang peristaltic,
sehingga memungkinkan kimus mengalir 15 ml sekali masuk dan untuk total aliran
sebanyak 500 ml/hari.
Usus besar terdiri dari
:
a. Kolon asendens (kanan)
b. Kolon transversum
c. Kolon desendens (kiri)
d. Kolon sigmoid (berhubungan
dengan rektum).
10. Rectum
Rectum adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar(setelah kolon sigmoid) dan berakhir
dianus. 15 Biasanya rectum ini kosong karena tinja simpam ditempat yang lebih
tinggi yaitu pada kolon desenden. Jika kolon desenden penuh dan tinja masuk
kedalam rectum, maka akan timbul keinginan buang air besar, orang dewasa dan
anak yang lebih tua bisa menahan ini, tetapi pada bayi dan anak mudah mengalami
kekurangan dalam pengendalian otot yamg penting untuk menunda buang air besar.
Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh.sebagiann anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian
lainnya dari usus. (Setiadi, 2007)
Pathogenesis
/ penyebab
Gastroenteritis bisa
disebabkan oleh 4 hal, yaitu faktor infeksi (bakteri, virus, parasit), faktor
malabsorbsi dan faktor makanan dan faktor makanan dan faktor psikologis.
Diare karena infeksi
seperti bakteri, berawal dari makanan atau minuman yang masuk kedalam tubuh
manusia. Bakteri tertelan masuk sampai lambung, yang kemudian bakteri dibunuh
oleh asan lambung. Namun jumlah bakteri terlalu banyak maka, ada yang beberapa
lolos sampai keduodenum dan berkembang biak. Pada kebanyakan kasus
gastroenteritis, orga tubuh yang diserang adalah usus. Didalam usus tersebut
bakteri akan memproduksi enzim yang akan mencairkan lapisan lendir yang
menutupi permukaan usus, sehingga bakteri dapat masuk kedalam membran epitel,
dimembran ini bakteri mengeluarkan toksik yang merangsang sekresi cairan-cairan
usus
dibagian cripta villi
dan menghambat absorbsi cairan. Sebagian akibat dari keadaan ini volume cairan
didalam lumen usus meningkat yang mengakibatkan dinding usus menggembung dan
tegang sebagian dinding usus akan mengadakan kontraksi sehingga terjadi
hipermotilitas untuk mengalirkan cairan diusus besar. Apabila jumlah cairan
tersebut melebihi kapasitas absorbsi usus maka akan terjadi diare.
Diare yang diakibatkan
malabsorbsi makanan akan menyebabkan makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Tertelannya makanan
yang beracun juga dapat menyebabkan diare karena akan mengganggu motilitas
usus. Iritasi mukosa usus mengakibatkan hiperperistaltik sehingga terjadi
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehinggan timbul diare.
Sebaliknya jika peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
Adanya iritasi mukosa
usus dan peningkatan volume cairan dirongga usus menyebabkan klien mengeluh
abdomen terasa sakit. Selain karena 2 hal itu, nyeri abdomen atau kram timbul
karena metabolisme karbohidrat oleh bakteri diusus yang menghasilkan gas H2 dan
C02 yang menimbulkan kembung dan flatus berlebihan. Biasanya pada keadaan ini
klien akan merasa mual bahkan muntah serta nafsu makannya menurun. Karena
terjadi 18 ketidakseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila keadaan ini terus
berlanjut dan klien tidak mau makan maka, akan menimbulkan gangguan nutrisi
sehingga klien lemas.
Kehilangan cairan dan
elektrolit yang berlebihan akan menyebabkan klien terjatuh dalam keadaan
dehidrasi. Yang ditandai dengan berat badan menurun, turgor kulit berkurang,
mata dan ubun-ubun bisa jadi cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut
serta kulit tampak kering. Tubuh yang kehilangan cairan dan elektrolit yang
berlebihan membuat cairan ekstraseluler dan intraseluler menurun. Dimana selain
air, tubuh juga kehilangan Na, K dan Ion Karbonat. Bila keadaan ini berlanjut
terus, maka volume darah juga berkurang. Tubuh mengalami gangguan sirkulasi,
perfusi jaringan terganggu dan akhirnya dapat menyebabkan syok hipovolemik
dengan gejala denyut jantung meningkat, nadi cepat tapi kecil, tekanan darah
menurun klien sangat lemah kesadaran menurun.
Akibat lain dari
kehilangancairan ekstrasel dan intrasel yang berlebihan, tubuh akan mengalami
asidosis metabolik dimana klien akan tampak pucat dengan pernapasan yang cepat
dan dalam (pernapasan kussamul)
Faktor psikologis juga
dapat menyebabkan diare. Karena faktor psikologis (stres, marah, takut) dapat
merangsang kelenjar adrenalin dibawah pengendalian siste, pernapasan simpatis
untuk merangsang pengeluaran hormon yang kerjanya mengatur metabolisme tubuh.
Sehingga bila terjadistres maka, metabolisme akan terjadi peningkatan dalam
bentuk peningkatan mortalitas usus. (Ngastiah, 2005 ; Syaifuddin, 1999 ;
Barbara C Long, 1999)
Gejala Dan Tanda
1. Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin
sering
2. Muntah (umumnya tidak lama)
3. Demam (mungkin ada, mungkin tidak)
4. Kram abdomen, tenesmus
5. Membrane mukosa kering
6. Fontanel cekung (bayi)
7. Berat badan menurun
8. Malaise
(Cecyly, Betz.2002)
Tata
laksana (Tujuan-sasaran Terapi-strategi)
1. Penatalaksanaan medik primer diarahkan pada pengontrolan dan
penyembuhan penyakit yang mendasar.
2. Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan peroral, mungkin
diresepkan glukosa oral dan larutan elektrolit
3. Untuk diare sedang, obat-obat non-spesifik, difenoksilat (lomotif)
dan loperamit (imodium) untuk menurunkan motilitas dari sumber noninfeksius.
4. Diresepkan antimikrobial jika telah teridentifikasi preparat infeksius
atau diare memburuk
5. Terapi interavena untuk hidrasi cepat (diberi cairan), terutama
untuk klien yang sangat muda atau lansia. Mengenai seberapa banyak cairan yang
harus diberikan tergantung dari berat badan atau berat ringannya dehidrasi,
yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
a.
Dehidrasi ringan
1 jam pertama 25–50 ml/KgBB/hari
Kemudian 125 ml/ KgBB /hari
b. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50–100 ml/KgBB/oral
Kemudian 125 ml/kgBB/hari
c.
Dehidrasi berat
1) Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3–10 kg
a) 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/jam = 10 tetes/kg BB/menit (infus set 1
ml =
15 tetes atau 13 tetes/kgBB/menit.
b) 7 jam berikutnya 12 ml/kgBB/jam = 3 tetes/kgBB/menit (infus set 1
ml =
20 tetes).
c) 16 jam berikutnya 125 ml/kgBB oralit per oral bila anak mau
minum,teruskan dengan intra vena 2 tetes/kgBB/menit atau 3
tetes/kgBB/menit.
2) Untuk anak lebih dari 2–5 tahun dengan berat badan 10–15 kg.
a) 1 jam pertama 30 ml/kgBB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit (infus set 1
ml =
15 tetes) atau 10 tetes/ kgBB/menit (1 ml = 20 tetes).
b) 7 jam kemudian 127 ml/kgBB oralit per oral, bila anak tidak mau
minum
dapat diteruskan dengan intra vena 2 tetes/kgBB/menit atau 3
tetes/kgBB/menit.
3) Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 – 25 kg
a) 1 jam pertama 20 ml/kgBB/jam atau 5 tetes/kgBB/menit (infus set 1
ml =
20 tetes)
b) 16 jam berikutnya 105 ml/kgBB oralit per oral
No comments:
Post a Comment