Sunday, November 25, 2018

Teachers Day!

Selamat Hari Guru!

Teruntuk..
Guru pertamaku, mama dan bapak, keluargaku.

Saudaraku, teh lusy, teh diana, teh dewi.

Guru ngajiku, mang eko, bu itoh, ka syarifah, ka ellin, bu dedah, ust. Jae, ust. Zein, ust. Mujib, ust. Latif, ust. Ablong, Hb. Syekh al-aydrus, Hb. Fahmi al-aydrus.

Guru private ku, bu dedeh, mr. Jhay, mr. Jo, mrs. Lia.

Guru SD ku, bu muji, bu ika, bu novi, pak atma, bu titi, bu nani, pak ukar, mrs. Siti, bu kokom, a godel. 

Guru SMP ku, bu sariah, bu alwi, pak pray, pak wawan, bu neneng, bu sri, pak sains, pak dian, pak mursyid, pak sahlan, bu dewi, bu kadar, pak jhon, bu yus, bu endah, bu aneu, bu sri.

Guru SMA ku, pak wanto, pak riswan, bu aan, bu ety, bu helga, bu citra, bu heni, bu dian, bu diana, pak ari, bu endang, bu dalen, pak asep, bu wiwik, mrs. Aty, mrs. Ria, sensei indri, sensei viena, pak wawan, pak arif, bu nurul, bu evi.

Dosen ku, bu ike, bu datun, bu erni, bu emy, bu lusi, bu lusa, bu rini, bu bina, bu cantika, bu har, bu nadhira, bu novi, pak al, bu lily, bu cyntia, bu mul, bu siti, bu okta, bu dewi, bu dwi, bu vini, bu septi, pak isman, pak kasman, pak zaldy, pak usep, pak wildan, bu yuli, bu sara, bu tuti, bu ella, bu mien, bu nina.

Temanku, pupu, ayi, lisna, mba put, teh dewi, teh mayang, teh dilla.

Teruntuk semuanyaaa.. 
Terimakasihku ini untuk kalian semua guruku, temanku. Terimakasih untuk semua pengajarannya yang sangat-sangat berpengaruh untuk masa depan dan kehidupanku ataupun oranglain.
Dimanapun kalian berada dan apapun keadaan kalian saat ini, aku berharap kalian sehat selalu, agar bisa lebih lebih lebih lagi bermanfaat untuk orang banyak dengan jasa dan ilmu-ilmu indah kalian.

Proud of you, banget!
Dan aku akan sangat menyesal bila tak dipertemukan dengan kalian.
Love You!

Thursday, November 22, 2018

Artikel Gastroenteritis


  Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya muntah dan diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi tidak toleran terhadapmakanan tertentu atau mencerna toxin. (tucker, 1998).
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usushalus yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibatkehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejalakeseimbangan elektrolit. (Cecyly, Betz.2002)
Buang air besar (defekasi). Dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai defekasi yang meningkat. (Mansoer,Aref,1999).
Jadi Gastroenteritis adalah infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh berbagai enterogen termasuk, bakteri, virus dan parasite, tidak toleran terhadap makanan tertentu atau mencerna toksin yang ditandai dengan muntah-munta dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Anatomi Dan Fisiologi :










Organ dan fungsinya yang terlibat di saluran cerna :
1.     Mulut
Mulut merupakan jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan Secara umum mulut terdiri atas dua bagian yaitu :
a.      Bagian luar yang sempit (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan gusi.
b.     Bagian rongga mulut (bagian dalam), yaitu rongga mulut yang dibatasi oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis
Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis – lapis, di bawahnya terletak kelenjar – kelenjar halus yang mengeluarkan lender, selaput ini kaya akan pembulu darah dan juga memuat banyak ujung akhir syaraf sensoris. Di sebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh selaput lender (mukosa)
Di mulut ada beberapa bagian yang perlu diketahui :
1)     Palatum
Palatum terdiri dari dua bagian :
a) Palatum durum, yang tersusun atas taju – tajuk palatum dari sebelah depan tulang maksilaris dan lebih kebelakang terdiri dari dua bagian palatum
b) Palatuum mole, terletak di belakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas aringn fibrosa dan selaput lender
2)     Rongga mulut
a)     Gigi
Manusia mempunyai dua susunan gigi primer dan sekunder. Juga gigi ada dua macam, yaitu :
Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak – anak umur 6 – 7 bulan 9 Gigi tetap tumbuh pada umur 6 – 18 tahun umlahnya 32 buah.
b)     Lidah
Berfungsi untuk menggerakan makanan saat dikunyah atau ditelan. Dibagian belakang pangkal lidah terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan nafas.
3)     Kelenjar ludah
Terdapat tiga buah kelenjar ludah bagiannya yaitu :
a) Kelenjar parotis, letaknya dibawah depan dari telinga diantar prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibularis, duktusnya stensoni.
b) Kelenjar submaksilaris, terletak dibawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara di rongga mulut dekat dengn frenulun lingua.ukuran kurang lebih sebesar kacang kenari.
c) Kelenjar sub lungualis, letaknya terdapat dibawah selaput lender dasar rongga mulut bermuara didasar rongga mulut.
2.     Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amande) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang bnyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terdapat persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, yang terletak di belakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
3.     Oesofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, pnajnagnya sekitar 9 sampai dengan 25 cm dengan diameter sekitar 2.54 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung.
4.     Lambung
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak, terutama didaerah epigaster lambung, terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilarik terletak dibawah diafragma didepan pangkreas dan limpa menempel disebelah kiri fundus uteri.
Bagian lambung terdiri dari:
a.      Fundus ventrikuli
Bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri osteom kardium dan biasanya penuh berisi gas.
b.     Korpus fentrikuli
Korpus fentrikuli setinggi ostium kardium suatu lekukan pada bagian bawah kurfatura minor.
c.      Antrum vilorus
Antrum vilorus bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk spinter pylorus
d.     Kurvatura minor
Kurvatura minor terdapat disebelah kanan lambung, terbentang dari osteom kardiak sampai ke pilorus.
e.      Kurvatura mayor
Kurvatura mayor lebih panjang dari kurvatura minor dari sisi kiri osteom kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju kekanan sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastro lenalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke limfa.
f.      Osteom kardiakum
Osteom kardiakum merupakan tempat diman abdomen masuk ke lambung pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.

5.     Usus halus (intestinum minor)
Adalah saluran pencernaan diantara lambung dan usus besar, yang merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfingter pylorus sampai kiatup ileosekal empatnya menyatu dengan usus besar.
Susunan usus halus :
a.      Duodenum
Disebut juga usus 12 jari panjangnya kurang lebih 25 cm, berbentuk seperti sepatu kuda melengkung kekiri pada lengkungan ini terdapat pangkreas.
b.     Yeyenum
Adalah bagian kelanjutan dari duodenum yang panjangnya lebih 1 – 1,5m.
c.      Ileum
ILeum merentang sampai menyatu dengan usus besar dengan panjang 2 – 2,5 m. Lekukan yeyenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatam peritoneum yang berbentuk kipas dikenal sebagai mesentreum.

6.     Hati
Organ yang paling besar dalam tubuh kita, warnanya coklat dan beratnya 1500 kg. Letaknya dibagian atas rongga abdomen disebelah 13 kanan bawah diafragma.Hepar tertetak diquadran kanan atas abdomen, dibawah diafragma dan terlindungi oleh tulang rusuk (costae),sehingga dalam keadaan normal (hepar yang sehat tidak teraba). Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatica dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kanya akan nutrien vena porta hepatica.

7.     Empedu
Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membrane berotot, letaknya dalam sebuah lobus disebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 8 – 12 cm berisi 60 cm. Empedu yang diproduksi oleh sel – sel hati memasuki kanalikuli empedu yang kemudian menjadi duktus hepatica kanan dan kiri. Duktus hepatica menyatu untuk membentuk duktus hepatic komunis yang kemudian menyatu dengan duktus sistikus dari kandung empedu damn keluar dari hati sebagai duktus empedu komunis. Duktus empedu komunis bersama denagn duktus pancreas bernuara diduodenum atau dialihkan untuk penyimpanan dikandung empedu.

8.     Pankreas
Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvatura besar lambung. Kelenjar pankreas Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sanga mirip dengan kelenjar ludah panjangya kira – kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum 14 sampai kelimpa dan beratnya rata – rata 60 – 90 gr. Terbentang pada vertebral lumbalis II dan II dibelakang lambung.

9.     Usus Besar
dalam ke luar adalah selaput lender, laposan otot melingkar, lapisan otot memanjang, dan jaringan ikat . Ukurannya lebi besar daripada usus halus, disini terdapat taenia coli dan apendiks epiploika, mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak memiliki villi,tidal memiliki lipatan – lipatan sirkuler. Serabut otot longitudinal dalam muskulus eksterna membentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjafdi kantong – kantong besar yang di sebut haustra. Dibagian bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespongelombang peristaltic, sehingga memungkinkan kimus mengalir 15 ml sekali masuk dan untuk total aliran sebanyak 500 ml/hari.
Usus besar terdiri dari :
a. Kolon asendens (kanan)
b. Kolon transversum
c. Kolon desendens (kiri)
d. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).

10.  Rectum
Rectum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar(setelah kolon sigmoid) dan berakhir dianus. 15 Biasanya rectum ini kosong karena tinja simpam ditempat yang lebih tinggi yaitu pada kolon desenden. Jika kolon desenden penuh dan tinja masuk kedalam rectum, maka akan timbul keinginan buang air besar, orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan ini, tetapi pada bayi dan anak mudah mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yamg penting untuk menunda buang air besar. Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.sebagiann anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. (Setiadi, 2007)
Pathogenesis / penyebab
Gastroenteritis bisa disebabkan oleh 4 hal, yaitu faktor infeksi (bakteri, virus, parasit), faktor malabsorbsi dan faktor makanan dan faktor makanan dan faktor psikologis.
Diare karena infeksi seperti bakteri, berawal dari makanan atau minuman yang masuk kedalam tubuh manusia. Bakteri tertelan masuk sampai lambung, yang kemudian bakteri dibunuh oleh asan lambung. Namun jumlah bakteri terlalu banyak maka, ada yang beberapa lolos sampai keduodenum dan berkembang biak. Pada kebanyakan kasus gastroenteritis, orga tubuh yang diserang adalah usus. Didalam usus tersebut bakteri akan memproduksi enzim yang akan mencairkan lapisan lendir yang menutupi permukaan usus, sehingga bakteri dapat masuk kedalam membran epitel, dimembran ini bakteri mengeluarkan toksik yang merangsang sekresi cairan-cairan usus
dibagian cripta villi dan menghambat absorbsi cairan. Sebagian akibat dari keadaan ini volume cairan didalam lumen usus meningkat yang mengakibatkan dinding usus menggembung dan tegang sebagian dinding usus akan mengadakan kontraksi sehingga terjadi hipermotilitas untuk mengalirkan cairan diusus besar. Apabila jumlah cairan tersebut melebihi kapasitas absorbsi usus maka akan terjadi diare.
Diare yang diakibatkan malabsorbsi makanan akan menyebabkan makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Tertelannya makanan yang beracun juga dapat menyebabkan diare karena akan mengganggu motilitas usus. Iritasi mukosa usus mengakibatkan hiperperistaltik sehingga terjadi berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehinggan timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
Adanya iritasi mukosa usus dan peningkatan volume cairan dirongga usus menyebabkan klien mengeluh abdomen terasa sakit. Selain karena 2 hal itu, nyeri abdomen atau kram timbul karena metabolisme karbohidrat oleh bakteri diusus yang menghasilkan gas H2 dan C02 yang menimbulkan kembung dan flatus berlebihan. Biasanya pada keadaan ini klien akan merasa mual bahkan muntah serta nafsu makannya menurun. Karena terjadi 18 ketidakseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila keadaan ini terus berlanjut dan klien tidak mau makan maka, akan menimbulkan gangguan nutrisi sehingga klien lemas.
Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan akan menyebabkan klien terjatuh dalam keadaan dehidrasi. Yang ditandai dengan berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun bisa jadi cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Tubuh yang kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan membuat cairan ekstraseluler dan intraseluler menurun. Dimana selain air, tubuh juga kehilangan Na, K dan Ion Karbonat. Bila keadaan ini berlanjut terus, maka volume darah juga berkurang. Tubuh mengalami gangguan sirkulasi, perfusi jaringan terganggu dan akhirnya dapat menyebabkan syok hipovolemik dengan gejala denyut jantung meningkat, nadi cepat tapi kecil, tekanan darah menurun klien sangat lemah kesadaran menurun.
Akibat lain dari kehilangancairan ekstrasel dan intrasel yang berlebihan, tubuh akan mengalami asidosis metabolik dimana klien akan tampak pucat dengan pernapasan yang cepat dan dalam (pernapasan kussamul)
Faktor psikologis juga dapat menyebabkan diare. Karena faktor psikologis (stres, marah, takut) dapat merangsang kelenjar adrenalin dibawah pengendalian siste, pernapasan simpatis untuk merangsang pengeluaran hormon yang kerjanya mengatur metabolisme tubuh. Sehingga bila terjadistres maka, metabolisme akan terjadi peningkatan dalam bentuk peningkatan mortalitas usus. (Ngastiah, 2005 ; Syaifuddin, 1999 ; Barbara C Long, 1999)

Gejala Dan Tanda
1.     Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin sering
2.     Muntah (umumnya tidak lama)
3.     Demam (mungkin ada, mungkin tidak)
4.     Kram abdomen, tenesmus
5.     Membrane mukosa kering
6.     Fontanel cekung (bayi)
7.     Berat badan menurun
8.     Malaise
(Cecyly, Betz.2002)
Tata laksana (Tujuan-sasaran Terapi-strategi)
1.     Penatalaksanaan medik primer diarahkan pada pengontrolan dan penyembuhan penyakit yang mendasar.
2.     Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan peroral, mungkin diresepkan glukosa oral dan larutan elektrolit
3.     Untuk diare sedang, obat-obat non-spesifik, difenoksilat (lomotif) dan loperamit (imodium) untuk menurunkan motilitas dari sumber noninfeksius.
4.     Diresepkan antimikrobial jika telah teridentifikasi preparat infeksius atau diare memburuk
5.     Terapi interavena untuk hidrasi cepat (diberi cairan), terutama untuk klien yang sangat muda atau lansia. Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
a.      Dehidrasi ringan
1 jam pertama 25–50 ml/KgBB/hari
Kemudian 125 ml/ KgBB /hari
b.     Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50–100 ml/KgBB/oral
Kemudian 125 ml/kgBB/hari
c.      Dehidrasi berat
1)     Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3–10 kg
a)     1 jam pertama : 40 ml/kgBB/jam = 10 tetes/kg BB/menit (infus set 1 ml =
15 tetes atau 13 tetes/kgBB/menit.
b)     7 jam berikutnya 12 ml/kgBB/jam = 3 tetes/kgBB/menit (infus set 1 ml =
20 tetes).
c)     16 jam berikutnya 125 ml/kgBB oralit per oral bila anak mau
minum,teruskan dengan intra vena 2 tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kgBB/menit.
2)     Untuk anak lebih dari 2–5 tahun dengan berat badan 10–15 kg.
a)     1 jam pertama 30 ml/kgBB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit (infus set 1 ml =
15 tetes) atau 10 tetes/ kgBB/menit (1 ml = 20 tetes).
b)     7 jam kemudian 127 ml/kgBB oralit per oral, bila anak tidak mau minum
dapat diteruskan dengan intra vena 2 tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kgBB/menit.
3)     Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 – 25 kg
a)     1 jam pertama 20 ml/kgBB/jam atau 5 tetes/kgBB/menit (infus set 1 ml =
20 tetes)
b)     16 jam berikutnya 105 ml/kgBB oralit per oral
(Boughman, 2000)

Wednesday, November 14, 2018

Pemeriksaan Laboratorium Gangguan Penyakit Diabetes Mellitus

Tanda dan gejala penyakit secara fisik

Poliuri (Frequent urination)
Yaitu penderita sering buang air kecil dalam jumlah banyak. Kejadiaanya biasanya terjadi pada malam  hari. Hal ini terjadi karena kadar gula dalam darah sangat tinggi dan tidak bisa ditoleransi oleh organ ginjal. Orang dewasa normalnya mengekskresikan satu sampai dua liter air seni setiap harinya. Dehidrasi parah akibat sering kencing dapat memengaruhi fungsi ginjal. Akhirnya kadar gula dalam air seni pun jadi pekat dan untuk selanjutnya memaksa ginjal untuk menarik air dalam jumlah banyak dari tubuh agar air seni atau air kencing tidak terlalu pekat.

Polidipsi (Excessive thirst)
Yaitu penderita sering merasa haus yang berlebihan. Hal ini terjadi karena sedang berlangsung penarikan cairang yang banyak oleh ginjal. Gampang haus terjadi karena kadar gula berlebih dalam darah menyerap air terus menerus dari jaringan sehingga membuatnya dehidrasi. Maka penderita cepat merasa haus dan ingin minum terus.

Polifagi (Increased hunger)
Yaitu penderita sering merasa cepat lapar. Hal ini terjadi karena sel-sel tubuh kekurangan energi akibat tidak bisa masuknya gula ke dalam sel. Kurangnya insulin untuk memasukkan gula ke sel membuat otot dan organ melemah dan tubuh kehabisan energi. Otak akan mengira kurang energi itu karena kurang makan sehingga tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan mengirimkan sinyal lapar. Inilah akhirnya yang semakin memperparah keadaan jika rasa laparnya dituruti dengan banyak makan. Akhirnya sel tubuh kekurangan energi dan tubuh pun merasa lemas dan lelah.Di dalam darah semakin terjadi penumpukan kadar gula.

Penurunan berat badan (Weight loss)
Seseorang yang ditengarai mengidap diabetes biasanya mengalami penurunan berat badan yang drastis dan signifikan. Ini dianggap sebagai gejala awal diabetes, akibat glukosa tidak bisa diserap secara optimal oleh tubuh. Karena kemampuan metabolisme glukosa terganggu, tubuh akan menggunakan apapun lain sebagai 'bahan bakar', misalnya otot dan lemak sehingga orang akan tampak kurus.
Rasa lelah dan lemah yang tidak biasa
Kekurangan gula akan menyebabkan kekurangan energi. Kerja tubuh akan melambat dan malah membakar otot atau lemak selama beraktivitas.

Pandangan kabur (Blurred vision)

Kadar glukosa yang semakin meningkat menyebabkan cairan pembuluh darah terbatasi untuk masuk ke mata. Keadaan yang demikian bahkan bisa membuat lensa mata berubah bentuk. Tetapi ciri yang demikian bisa hilang bila gula darah semakin berkurang dan normal. Dehidrasi jenis ini akan memengaruhi kemampuan berkonsentrasi dan berakhir pada kehilangan penglihatan total bila tidak dirawat dalam jangka waktu yang lama.

Pemulihan luka yang lama atau sering infeksi (Slow-healing wounds or Frequent infections)
Penderita diabetes karena kadar gula yang berlebih menyebabkan kekebalan tubuh dan sistem imun menjadi tidak normal. Bila seorang penderita diabetes memiliki luka terbuka, maka akan sangat susah untuk proses penyembuhannya. Luka yang butuh berminggu-minggu untuk pulih berpotensi terkena infeksi dan membutuhkan pengobatan medis.

Warna kulit gelap (akantosis nigrikans)
Penderita diabetes tipe 2 memiliki bercak gelap, kulit lembek dan lipatan di badannya. Kondisi ini bernama acanthosis nigricans. Biasanya bercak dan lipatan ini terdapat di daerah ketiak dan sekitar leher. Kondisi ini juga menandakan gangguan insulin.

Merasa Kesemutan atau Mati Rasa Akibat Syaraf Mulai Rusak
Gejala ini terjadi jika kadar gula dalam darah sudah cukup tinggi. Rasa kesemutan dan kebas (mati rasa) pada bagian tubuh seperti kaki, jari-jemari, dan tangan adalah tanda untuk waspada, karena bisa jadi penyakit diabetes sudah menunjukan gejala stadium lanjut. Hal ini terjadi akibat kerusakan pada serabut saraf.

Terjadi Infeksi Jamur Utamanya di Mulut
Seorang wanita penderita diabetes umumnya juga disertai dengan infeksi jamur. Jamur ini akan muncul di beberapa bagian mulut, biasanya dalam bentuk sariawan di mulut, juga infeksi pada bagian vagina, yang disebabkan oleh jamur candida.

Kulit terasa tebal

Badan terasa panas, sering nyeri seperti tertusuk jarum

Mudah mengantuk dan lelah (Tiredness)

Gairah seksual menurun drastis

Muntah dan nyeri lambung, seringkali diduga flu (Vomiting and stomach pain, often mistaken as the flu)

Nafas berbau buah (Fruity breath odor)

Mengompol waktu tidur (Bedwetting)

Kehilangan perhatian dan konsentrasi (Lack of interest and concentration)

Terdapat keton dalam urine

Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki

Mudah tersinggung

Disfungsi ereksi atau impotensi

Gatal-gatal

Mengalami hipoglikemia reaktif

yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan.

Jika penderita adalah ibu hamil, tak jarang terjadi keguguran atau janin mati dalam kandungan, atau jakapun bayi dilahirkan selamat, biasanya berat badannya akan besar melebihi 4 kg.

Jenis Pemeriksaan

Fungsi pemeriksaan laboratorium

Diperlukan untuk menegakkan diagnosis serta memonitor Tx dan timbulnya komplikasi spesifik akibat penyakit. Dengan demikian, perkembangan penyakit bisa dimonitor dan dapat mencegah komplikasi.
Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak.

Daftar istilah data laboratorium

Tes gula darah sewaktu. Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada jam tertentu secara acak. Tes ini tidak memerlukan pasien untuk berpuasa terlebih dahulu. Jika hasil tes gula darah sewaktu menunjukkan kadar gula 200 mg/dL atau lebih, pasien dapat didiagnosis menderita diabetes.

Tes gula darah puasa.  Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada saat pasien berpuasa. Pasien akan diminta berpuasa terlebih dahulu selama 8 jam, kemudian menjalani pengambilan sampel darah untuk diukur kadar gula darahnya. Hasil tes gula darah puasa yang menunjukkan kadar gula darah kurang dari 100 mg/dL menunjukkan kadar gula darah normal. Hasil tes gula darah puasa di antara 100-125 mg/dL menunjukkan pasien menderita prediabetes. Sedangkan hasil tes gula darah puasa 126 mg/dL atau lebih menunjukkan pasien menderita diabetes.

Tes toleransi glukosa. Tes ini dilakukan dengan meminta pasien untuk berpuasa selama semalam terlebih dahulu. Pasien kemudian akan menjalani pengukuran tes gula darah puasa. Setelah tes tersebut dilakukan, pasien akan diminta meminum larutan gula khusus. Kemudian sampel gula darah akan diambil kembali setelah 2 jam minum larutan gula. Hasil tes toleransi glukosa di bawah 140 mg/dL menunjukkan kadar gula darah normal. Hasil tes tes toleransi glukosa dengan kadar gula antara 140-199 mg/dL menunjukkan kondisi prediabetes. Hasil tes toleransi glukosa dengan kadar gula 200 mg/dL atau lebih menunjukkan pasien menderita diabetes.

Tes HbA1C (glycated haemoglobin test). Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa rata-rata pasien selama 2-3 bulan ke belakang. Tes ini akan mengukur kadar gula darah yang terikat pada hemoglobin, yaitu protein yang berfungsi membawa oksigen dalam darah. Dalam tes HbA1C, pasien tidak perlu menjalani puasa terlebih dahulu. Hasil tes HbA1C di bawah 5,7 % merupakan kondisi normal. Hasil tes HbA1C di antara 5,7-6,4% menunjukkan pasien mengalami kondisi prediabetes. Hasil tes HbA1C di atas 6,5% menunjukkan pasien menderita diabetes.
Albumin glikat

Interpretasi data laboratorium

Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis dan pemantauan pengobatan diabetes melitus adalah kadar glukosa darah, HbA1c (hemoglobin glikat) dan yang terbaru albumin glikat. Untuk pemeriksaan penyaring (screening) terhadap diabetes melitus dapat dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa, 2 jam postprandial (setelahmakan) atau sewaktu, atau kadar HbA1c. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan yang sama dimana apabila sudah ada gejala dan tanda klinis maka cukup 1x kelainan tetapi apabila tiada tanda klinis maka perlu sediktnya 2 x kelainan. Apabila hasilnya masih meragukan maka dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah 2 jam setelah pembebanan dengan minum larutan 75 gram glukosa.

Nilai normal atau rujukan beserta satuan
Berikut ini merupakan kriteria kadar gula normal dari hasil yang ditunjukkan oleh tes GDP:
Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 108 mg/dl
Prediabetes : 108-125 mg/dl
Diabetes : di atas 125 mg/dl

Pemeriksaan terhadap kadar gula dalam darah vena pada saat pasien puasa 12 jam sebelum pemeriksaan ( GDP/ gula darah puasa/ nuchter) atau 2 jam setelah makan ( post prandial).
Nilai normal:
Dewasa          : 70-110 mg/dl
Wholeblood   : 60-100 mg/dl
Bayi baru lahir : 30-80 mg/dl
Anak               : 60-100 mg/dl

Nilai normal kadar gula darah 2 jam setelah makan :
Dewasa           : < 140 mg/dl/2 jam
Wholeblood    : < 120 mg/dl/2 jam

Berikut ini merupakan kriteria kadar gula normal dari hasil yang ditunjukkan oleh tes GD2PP:
Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 140 mg/dl
Prediabetes : 140-199 mg/dl
Diabetes : 200 mg/dl atau lebih

Berikut ini merupakan kriteria kadar gula normal dari hasil yang ditunjukkan oleh tes GDS:
Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 200 mg/dl
Diabetes : di atas 200 mg/dl

Berikut ini merupakan kisaran normal kadar gula darah Anda di tiap waktunya.
Setelah tidak makan selama 8 jam (puasa): kurang dari 100 mg/dl
Sebelum makan: 70-130 mg/dl
Setelah makan (1-2 jam): kurang dari 180 mg/dl
Sebelum tidur : 100-140 mg/dl

Kriteria hasil tes HbA1c akan ditunjukkan seperti berikut ini:
Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 42 mmol/mol (6%)
Prediabetes : 42-47 mmol/mol (6-6,4%)
Diabetes : 48 mmol/mol (6,5%) atau lebih

Keadaan yang menyatakan adanya gangguan (jika nilainya melebihi batas normal apa maknanya? demikian sebaliknya, jika nilainya dibawah batas normal maka apa maknanya?

Hasil pemeriksaan berulang di atas nilai normal kemungkinan menderita Diabetes Melitus.
Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam darah di atas normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes.
Tingkat glukosa darah yang rendah disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Pada orang yang sudah sepuh, biasanya gula darah sewaktunya dijaga di bawah 200 mg/dl saja dan tidak lebih rendah, karena dikhawatirkan dapat terjadinya 'hipo'.

Faktor yang dapat mengganggu interpretasi data laboratorium

Kortikosteroid, Diuretika tiazida, meningkatkan hiperglikemia

Sulfonilurea dengan kloramphenikol, insulin, klofibrat, beta blokers ( meningkatkan resiko hipoglikemi ( atur waktu pemberian atau dosis pemberian bila diberikan pada waktu yang sama

Pemberian bersama OHO + insulin ( hipoglikemi

Daftar Pustaka :
https://www.alodokter.com/diabetes.html
https://lifestyle.kompas.com/read/2014/08/30/110437523/Waspadai.8.Gejala.Diabetes.Melitus
https://www.cermati.com/artikel/gejala-diabetes-ciri-ciri-diabetes-penyebab-diabetes-serta-penanganan-penyakit-diabetes-yang-perlu-kamu-tahu

Monday, November 5, 2018

Kosmetik (Shampoo) Berbahan Dasar Kangkung


KOSMETIK (SAMPO) BERBAHAN DASAR KANGKUNG


MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Kosmetik Bahan Alam Semester Ganjil
Pada Tahun Ajaran 2018/2019

Oleh:
WILDA DIAN SARI 066115075
Description: Description: LOGO UNPAK








PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS sPAKUAN
BOGOR
2018





KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala kemudahan, rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam tak lupa pula penyusun curahkan kepada Baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia.
Terselesaikannya Makalah ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini penyusun ingin mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini.
Adapun tujuan penyusunan Makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kosmetik Bahan Alam pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019.
Doa penyusun semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penyusun dibalas oleh Allah SWT, Amin. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun dari segi penyajian. Namun penyusun juga berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Atas segala bentuk dukungan, penyusun mengucapkan terimakasih.

Bogor, Nopember 2018

Penyusun


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2   Tujuan....................................................................................................... 1
1.2.1   Tujuan Penulisan.............................................................................. 1
1.2.2 Tujuan Pembahasan.......................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan................................................................................ 2
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sekilas Tentang Tanaman Kangkung........................................................ 21
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kangkung....................................................... 26
2.1.2 Morfologi Tanaman Kangkung........................................................ 27
2.1.3 Kandungan Tanaman Kangkung....................................................... 27
2.1.4 Manfaat Tanaman Kangkung............................................................ 20
2.2 Kosmetik.................................................................................................... 4
2.3 Kulit........................................................................................................... 15
2.4 Rambut....................................................................................................... 15
2.5 Ketombe..................................................................................................... 17
2.6 Sampo......................................................................................................... 15
2.6.1 Sampo Kangkung.............................................................................. 15
BAB III: METODOLOGI KERJA
3.1  Alat dan Bahan
3.1.1       Alat
3.1.2       Bahan
3.2  Pembuatan Ekstrak Kangkung
3.2.1       Pengumpulan Simplisia
3.2.2       Ekstraksi Kangkung
3.3  Optimasi Konsentrasi Basis Gel
3.4  Formulasi Sampo Jelly
3.4.1 Cara Pembuatan Sediaan Sampo Jelly
3.5  Evaluasi Sediaan Sampo
3.5.1       Pengamatan Organoleptis
3.5.2       Pengukuran pH
3.5.3       Uji Stabilitas Fisik Penyimpanan
3.5.4       Uji Hedonik
BAB IV: PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................ 29
4.2 Saran........................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar didunia, Negara yang memiliki begitu banyak keanekaragaman baik habitat, maupun flora dan fauna yang dimilikinya. Keanekaragaman ini pula membuat Indonesia memiliki banyak keanekaragaman hayati termasuk juga keanekaragaman tanaman bahan alam atau lebih sering dikenal dengan tanaman herbal.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita tidak bisa luput dari kebutuhan logistik seperti kebutuhan dalam menjaga kebersihan tubuh. Salah satu kebutuhan dalam menjaga kebersihan tubuh itu yaitu sampo. Sampo dapat membersihkan rambut kita dari kotoran yang menempel pada rambut.
Banyaknya orang yang berketombe menyebabkan produksi sampo anti ketombe menjadi laku di pasaran dan dapat dijadikan peluang bisnis. Dengan inovasi, kami menciptakan produk baru sampo anti ketombe dari bahan alami yaitu dari kangkung. Kangkung yang bernama latin Ipomoea reptans merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran.

1.2  Tujuan
1.2.1       Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kosmetika Bahan Alam pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 yang diampu oleh dosen Vini
1.2.2       Tujuan Pembahasan
a.               Pembahasan ini bagi kami berguna sebagai wahana latihan dalam pembuatan Makalah.
b.               Dengan adanya pembahasan ini tentunya akan semakin memperkaya ilmu pengetahuan kita, khususnya tentang pemanfaatan bahan alam.
c.               Pembahasan ini digunakan untuk memberikan informasi bahwa banyak sekali tanaman yang bisa dijadikan sebagai kosmetik.
1.3   Rumusan Masalah
1.     Bagaimana sejarah tanaman kangkung?
2.     Apa saja kandungan dalam tanaman kangkung yang berfungsi mengatasi ketombe?
3.     Apa saja manfaat lain dari tanaman kangkung?

1.4  Sistematika Penulisan
Agar sistematis, Makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
      BAB I: PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan
1.2.1       Tujuan Penulisan
1.2.2       Tujuan Pembahasan
1.3  Rumusan Masalah
1.4  Sistematika Penulisan
BAB II: LANDASAN TEORI
2.1  Sekilas Tentang Tanaman Kangkung
2.1.1       Klasifikasi Tanaman Kangkung
2.1.2       Morfologi Tanaman Kangkung
2.1.3       Kandungan Tanaman Kangkung
2.1.4       Manfaat Tanaman Kangkung
2.2  Kosmetik
2.3  Kulit
2.4  Rambut
2.5  Ketombe
2.6  Sampo
2.6.1 Sampo Kangkung
BAB III: METODOLOGI KERJA
3.1  Alat dan Bahan
3.1.1       Alat
3.1.2       Bahan
3.2  Pembuatan Ekstrak Kangkung
3.2.1       Pengumpulan Simplisia
3.2.2       Ekstraksi Kangkung
3.3  Optimasi Konsentrasi Basis Gel
3.4  Formulasi Sampo Jelly
3.4.1 Cara Pembuatan Sediaan Sampo Jelly
3.5  Evaluasi Sediaan Sampo
3.5.1       Pengamatan Organoleptis
3.5.2       Pengukuran pH
3.5.3       Uji Stabilitas Fisik Penyimpanan
3.5.4       Uji Hedonik
BAB IV: PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  cgjhSekilas Tanaman Kangkung
Kangkung (Ipomoea aquatica), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1adalah sejenis tanaman yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung ini bisa disebut dengan swamp cabbage, water convovulus, water spinach, ini bersal dari india. Kemudian menyebar di berbagai wilayah.kangkung mrupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih kangkung dikenal dengan nama latin adalah Ipomoea Reptans. Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika. (Kandi. 2009).
Kangkung merupakan tanaman yang sangat tergolong lama tumbuh, tanaman ini memiliki akar tunggang dan bercabang-cabang. Perakaran ini menembus dengan kedalam 60 – 100 cm, dan menyebar luas secara mendatar 150 cm hingga lebih, terutamanya tanaman kangkung pada air. Batang pada tanaman kangkung  bult dan berlubang, berbuku-buku, dan banyak mengandung air.
Terkadang buku-buku tersebut mengeluarkan akar tanaman yang serabut dan juga berwarna putih dan ada juga berwrana kecoklatan tua. Kangkung juga memiliki tangkai dauan melekat pada buku-buku batang dan di keiak batang terdapat mata tunas yang dapat tumbuh cabang baru. Bentuk dauan memiliki ujung runcing dan juga tumpul, permukaan dauan berwarna hijau tua , dan juga berwarna hijau muda. Bunga pada tanaman kangkung memiliki bentuk terompet dan memiliki dauan mahkota yang berwara putih atau kemerahan. Dan jika menghasilkan buah berbentuk bulat atau oval yang di dalamnya memiliki tiga butit biji.Warna biji tanaman kangkung berwran hitam jika sudah tua dan hijau ketika mudah.(Kandi. 2009)

2.1.1       Klasifikasi Tanaman Kangkung
Tanaman kangkung ( Ipomoea reptans Poir ) merupakan salah satu tanaman yang tidak asing  bagi kita. Tanaman kangkung ini sangat mudah di jumpai dan di budidayakan baik di daratan maupun di perairan. Tanaman kangkung berasal dari india yang menyebarluas keberbagai benua terutamanya benua Asia yaitu indonesia dan lainnya. Untuk lebih jelas perharikan klasifikasi dan morfolgi tanaman kangkung berikut ini.
Berdasarkan penggolongan dan data nama tumbuhan, tanaman kangkung diklasifikasikan sebagai berikut:
1Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliapsida (Dikotil)
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales



2.1.2       Morfologi Tanaman Kangkung
A.    Akar  (Radix)
ipomqqoea_aquaticaKangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air. Akar berukuran kecil sampai sedang, ulet kadang-kadang rapuh, berkayu atau lunak, kompak atau berongga, percabangan akar banyak atau sedikit, bentuk kerucut atau filiformis, warna putih-coklat, kuning-coklat atau kuning kotor. Akar I. crassicaulis  berkayu, kompak, ulet, percabangan banyak, bentuk kerucut, memanjang ke bawah, warna putih-coklat, panjang 0,15-1,0 m, diameter 1-2,5 cm. Akar I. aquatica dan I. reptans lunak, rapuh, sedikit kompak, percabangan banyak, agak menyebar, bentuk filiformis, warna putih kekuningan. I. aquatica panjang 15-40 cm, diameter 1-3 mm. I. reptans panjang 20-4o cm, diameter 1-4 mm. Akar I. leari berkayu, kompak, ulet, percabangan sedikit, memanjang ke bawah, bentuk kerucut, warna kuning kotor, panjang 15-45 cm, diameter 2-4 mm. 
B.    Batang (Caulis).
059ABerkayu atau herbaseus (banyak mengandung air), bulat, kompak atau berongga, tumbuh menjalar, membelit, condong atau tegak. Percabangan batang monopodial, cabang merupakan sirung pendek, arah tumbuh batang condong. Batang bergetah atau tidak, permukaan batang licin, berambut halus atau banyak lentisel. Batang I. crassicaulis berkayu, bulat, kompak, permukaan batang banyak lentisel, bergetah, tinggi batang 1,5-2,5 m, diameter 0,5-3 cm. Batang I. aquatica dan  I.reptans herbaseus, bulat berongga, permukaan batang licin, bergetah bening hingga putih keruh, arah tumbuh menjalar, dari buku batang keluar akar. Panjang I. aquatica 0,5-3 m, diameter 4-5 mm. I. reptans panjang 1-1,5 m, diameter 5-6 mm. Batang I. leari sedikit berkayu, bulat, kompak, permukaan batang berambut, tidak bergetah, batang membelit, panjang batang 1-1,5 m, diameter 1-3 mm.
C.    Daun (Folium)
wspina3bKangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda.
·       Tersusun alternatus/distichous, terdiri dari tangkai dan helai daun, pulvinus tidak jelas. Tidak terdapat stipula, tunas dan bunga/infloresensi terdapat pada ketiak daun. Daun tunggal atau soliter. Jarak antara daun bervariasi.  I.crassicaulis 3,5-4 cm, I. aquatica 3-4 cm, I. reptans 3-3,25 cm, I. leari 5-8 cm.
·       Petiolus (Tangkai Daun). Kompak atau berongga, licin atau berambut. Tangkai daun I. crassicaulis  berongga,licin, panjang 5-7 cm, diameter 3-5 mm. Tangkai daun I.aquatica dan I. reptans berongga, licin, I. aquatica panjang 5-6 cm, diameter 1,5-2,5 mm, I. reptans panjang 3-5 cm, diameter 1,5-2,5 mm. Tangkai daun I. leari kompak, berambut, panjang 5-6 cm, diameter 1-2 mm.
·       Lamina (Helai Daun).  Helai daun terbanyak terletak pada ½-2/3 dari ujung batang, di ujung batang helai daun jarang atau kecil. Bentuk bervariasi, memanjang atau jantung, ujung runcing, meruncing atau tumpul. Pangkal daun berlekuk, tepi daun rata dan pertulangan menyirip atau menjari. Daun berdaging lunak/herbaseus,permukaan licin atau berambut halus. Warna helai atas dan bawah sama yaitu hijau, terkadang warna helai bawah lebih muda. Helai daun I.crasssicaulis bentuk jantung, ujung runcing, pangkal berlekuk, pertulangan daun menyirip, permukaan licin, tepi rata, ukuran helai 5-20 x 4-14 cm. Helai daun I. aquatica bentuk memanjang, ujung tumpul, pangkal berlekuk, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, ukuran helai 5-7×2-5 cm. Helai daun I. reptans bentuk memanjang, ujung runcing, pangkal berlekuk, tepi rata, pertulangan rata, permukaan licin, ukuran helai 4-7×2-4 cm. Helai daun I. leari bentuk jantung, ujung meruncing, pangkal berlekuk, tepi rata, pertulangan daun menjari, permukaan daun berambut, ukuran helai 3-6×2-5 cm.
D.    Bunga (Flos)
KangkongInsertSelama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung.
·       Infloresensi. Terletak aksiler, condong, bunga soliter tunggal atau majemuk, bunga biseksual, pedunculus panjang, infloresensi berupa dichasium atau tandan.Terdapat 2 brakteola yang berhadapan (prophylla), kecil, gugur atau permanen. Panjang tangkai infloresensi I. crassicaulis 8-12 cm, dichasium, prophylla kecil, rontok, panjang 2-3 mm. Bunga I. aquatica biasanya soliter tunggal, prophylla kecil permanen, panjang 1-2 mm. Infloresensi I. reptans tandan, kadang-kadang tunggal, panjang infloresensi 5-7 cm, tangkai pendukung infloresensi 4-5 cm, prophylla kecil, panjang 1-2 mm. Bunga I. leari soliter tunggal aksiler, prophylla kecil, permanen, panjang 1-2 mm. 
·       Flos (Bunga).  Bunga berbentuk lonceng, aktinomorf, berwarna putih polos atau putih merah. Terdiri dari 5 sepala yang berlekatan,5 petala yang berlekatan,5 stamen dalam 1 lingkaran dan 1 gynoecium yang terdiri dari 2-3 bagian. Sepala berlekatan membentuk tabung pendek, sedang petala berlekatan membentuk bangun lonceng yang dibedakan menjadi tabung mahkota/tubus dan limbus (sisi samping petala).  
·       Calyx (Kelopak). Sepala berlekatan membentuk tabung kecil, tepi berlekuk,3 sepala terletak di bagian luar, lebih besar,2 sepala terletak di dalam, lebih kecil. Sepala berbentuk bulat telur dengan ujung tumpul atau runcing, warna hijau. Sepala  I.crassicaulis berbentuk bulat telur,ujung tumpul, ukuran sepala 6-8×5-7 mm. Sepala I. aquatica  dan I. reptans berbentuk bulat telur, ujung runcing, ukuran sepala I. aquatica 5-7×3,5-5 mm. I.reptans 5-7×3,5-4,5 mm. Sepala I. leari berbentuk bulat telur, ujung runcing, ukuran sepala 4-5×2-3 mm. 
·       Corolla (Mahkota). Mahkota dibedakan menjadi tabung mahkota/tubus dan limbus, mahkota berlekatan di tepi berlekuk warna bervariasi: putih polos, putih-merah muda. Mahkota I. crassicaulis bewarna putih-merah muda, tabung mahkota 3-4×0,5-1 cm, ukuran limbus 4-5×2,5-3 cm. Mahkota  I.aquatica bewarna putih dan kemerahan di tengah, tabung mahkota 2-3×0,5-1 cm, ukuran limbus 2-3×2-2,5 cm. Mahkota  I.reptans berwarna putih polos, tabung mahkota 2-3×0,4-1 cm, ukuran limbus 2-3×2-2,5 cm. Mahkota I. leari bewarna putih polos, tabung mahkota 1-2×0,5-0,7 cm, ukuran limbus 1-1,5×0,5-1 cm.  
·       Stamen (Benang Sari).  Stamen berjumlah 5, tanpa perlekatan, dalam satu lingkaran, stamen tidak sama panjang,1 stamen panjang,1 stamen sedang,3 stamen pendek. Stamen terdiri dari filamen, anthera, connectivum. Warna stamen putih. Filamen (tangkai benang sari) panjang, ramping, putih. Panjang filamen pada I. crassicaulis 1-2 cm,  I.aquatica 0,6-1,8 cm, I. reptans 0,5-1,9 cm, I. leari 0,5-1 cm.  
·       Anthera (Kepala Sari).  Duduk tegak (basifiks) pada filamen, terdiri dari dua ruang, warna putih, panjan anthera pada  I.crasssicaulis 0,6-1,0 cm, I. aquatica 0,1- 0,5 cm, I. reptans 0,1-0,5 cm dan I. leari 0,1-0,3 cm
·       Connectivum (Penghubung ruang sari). Berupa celah sempit memanjang, terletak diantara 2 ruang anthera 0,5 mm, I. reptans 3-5×0,1-0,5 mm, I. leari 1-5×0,1-0,5 mm. Connectivum pada I. crassicaulis 3-6×0,1-0,5 mm, I.aquatica 2-5×0,2 mm.
·       Stigma (Kepala Putik).  Berbentuk bola rangkap, letak terminal, di ujung stylus dekat anthera, warna putih- coklat, putih polos, putih-merah muda. Stigma I. crassicaulis putih-coklat, ukuran 0,5-2×1-1,5 mm, I. aquatica putih-merah,1-2×0,5-1 mm, I. reptans putih polos 1-2×0,5-1 mm. I. leari putih polos 1-1,5×0,5-1 mm.  
E.     may2007012Buah (Fructus)
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang di dalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama.Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generative.
·       Ovarium (Bakal Buah).  Superior, trilokuler atau bilokuler, Carpella 2 atau 3, berbentuk bulat telur atau agak kerucut, ukuran pada saat mekar I. crassicaulis 1- 4×1-2 mm,  I.aquatica  1-2×0,5-1,5 mm, I. reptans 0,5-1×0,5-1 mm, I. leari 0,5-1×0,5-1 mm.
·       Fructus (Buah).  Buah kotak atau kapsul, bentuk bulat telur, terdapat sisa kelopak, warna putih-hijau,permukaan licin, saat tua pecah menjadi 2-3 bila ditekan. Ukuran buah pada  I.crassicaulis 1-1,5×0,5-1 cm, I.aquatica 1-1,5×0,4-1 cm,  I.reptans 1,1-1,5×0,5-1 cm, I. leari 0,5-1×0,5-1 cm. 
·       Semen (Biji).  Jumlah biji 4-6, bewarna putih, coklat/hitam waktu tua, gundul atau berambut halus, testa tipis lunak atau keras jika telah tua, segmen sangat tipis, endosperm ada sedikit. Bentuk biji pipih panjang, persegi panjang, pendek bersegi. Biji I. crassicaulis berjumlah 6, berambut halus, ukuran 7-8×4-6×1-2 mm. Biji I. aquatica berjumlah 4, berambut halus, ukuran 5- 8×4-5×3-5 mm. Biji I. reptans berjumlah 4, berambut halus, ukuran 5-8×4-6×3-5 mm. Biji  I.leari berjumlah 4, gundul, ukuran 4-6×4-5×2-4 mm.
2.1.3       Kandungan Tanaman Kangkung
1.     Zat besi
2.     Vitamin A
3.     Vitamin C
4.     Vitamin B1
5.     Protein
6.     Kalsium
7.     Fosfor
8.     Karoten
9.     Hentriakontan
10.  Sitosterol

2.1.4       Manfaat Kangkung
Berdasarkan penelitian, bahan-bahan yang dikandung oleh kangkung memiliki manfaat sebagai berikut:
1.     Menghilangkan ketombe
Ambil satu ikat daun kangkung lalu direndam dalam air semalaman. Keesokan harinya gunakan air rendaman daun kangkung tersebut untuk keramas. Lakukan pemijatan pada kulit kepala, kemudian bersihkan dengan air seperti biasa.
2.     Anemia
3.     Obat tidur alami
4.     Menutrisi Mata
5.     Sariawan
6.     Diabetes mellitus
7.     Mimisan
8.     Menurunkan kolesterol
9.     Penyakit kuning
10.  Mengatasi sembelit dan gangguan pencernaan
11.  Ambeien
12.  Sakit gigi dan gusi bengkak

13.  Nyeri haid

14.  Mual pada ibu hami
2.2  Kosmetika
Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti ”berhias”. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di sekitarnya.Sekarang kosmetika dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).Menurut Wall dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu.Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan.Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 (Tranggono, 2007).

2.3  Kulit
Kulit adalah bagian paling luar Bari jaringan tubuh kita lapisan terluar tubuh manusia.Kulit membungkus tubuh kita.Pada saat kulit terkelupas, rasa perih menyengat.Hal itu menunjukkan betapa kulit, selain membungkus tubuh, juga memberikan perlindungan bagi jaringan jaringan di bawahnya.Pada tubuh kita, kulit meliputi seluruh jaringan kulit secara umum, termasuk kulit wajah.
Kulit adalah suatu  bagian jaringan tubuh kita  alat penerima rangsang dari luar (eksteroseptor) kulit membungkus tubuh kita. Pada saat kulit terkelupas,  rasa perih menyengat,  selain membungkus tubuh juga memberikan perlindungan bagi jaringan-jaringan di bawahnya pada tubuh kita. Kulit meliputi seluruh jaringan kulit secara umum,  termasuk kulit wajah. (Dr. Maria Dwikarya, DSSK.. 2006).

2.4  Rambut
Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang.Sehingga perlu selalu dirawat agar terhindar dari kebotakan. Banyak cara merawat rambut agar tetap indah dan tidak mudah rusak. Memiliki rambut yang indah, lebat, sehat dan panjang merupakan dambaan setiap orang amat terlebih kaum hawa.Oleh karena itu, banyak produk-produk kosmetika yang diproduksi untuk memenuhi dan mengatasi kebutuhan tersebut. Hampir semua orang amat terlebih mempunyai kecenderungan serupa, yaitu ingin terlihat cantik dan indah untuk dipandang, sehingga membutuhkan banyak produk perawatan  kosmetik untuk memenuhi kebutuhan tersebut. (Kusumadewi. 2003)

2.5  Ketombe
Ketombe dihubungkan dengan infeksi jamur Pityrosporum ovale dan jamur Mallassezia sebagai faktor pencetus terjadinya kelainan pada kulit kepala.Ketombe adalah suatu keadaan anomali pada kulit kepala, yang dikarakterisasi dengan terjadinya pengelupasan lapisan tanduk secara berlebihan dari kulit kepala membentun sisik-sisik yang halus (Yulieta N, 2010).
Seseorang berketombe mengalami pelepasan sel kulit kepala lebih cepat dibanding orang yang memiliki kulit kepala normal. Ketombe dapat juga merupakan gejala seborrhoeic dermatitis, psoriasis, infeksi jamur, atau kutu rambut. Menggaruk kulit kepala secara berlebih harus dihindari karena dapat menyebabkan kerusakan kulit yang selanjutnya dapat meningkatkan resiko infeksi, terutama dari bakteri Staphyllococcus aureus dan Streptococcus. Infeksi yang disebabkan oleh jamur Malassezia sp atau Pityrosporum ovale adalah pitiriasis versikolor atau panu. Pitiriasis versikolor adalah infeksi jamur superfisial yang ditandai dengan adanya makula di kulit, skuama halus dan disertai rasa gatal (Siregar, 2004).

2.6  Shampoo
Sampo adalah sejenis cairan, seperti sabun, yang berfungsi untuk meningkatkan tegangan permukaan kulit yaitu kulit kepala, sehingga dapat meluruhkan atau membersihkan kotoran. Kegiatan membersihkan kulit kepala dan rambut ini disebut keramas. Pada saat keramas, individu dianggap melakukan perawatan dengan mencuci rambut dan kulit kepala agar bersih dari minyak, debu, serpihan kulit dan kotoran lain yang menempel dirambut seiring aktifitas yang dilakukannya. (Mayasari, F. 2013)

2.6.1       Sampo Kangkung
Kebanyakan kasus ketombe dapat disembuhkan dengan sampo khusus atau pengobatan bebas. Ketombe dapat juga merupakan gejala seborrhoeic dermatitis,  psoriasis, infeksi jamur atau kutu rambut. Bila mengalami ketombe, menggaruk kepala secara berlebihan harus dihindari karena menggaruk bagian tersebut dapat menyebabkan kerusakan kulit.Selanjutnya dapat meningkatkan risiko infeksi, terutama sekali karena dari bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus. Walaupun infeksi bakteri ini merupakan risiko terbesar dari ketombe, kebanyakan orang akan menemukan bahwa ketombe dapat menyebabkan isu sosial hilangnya kepercayaan diri bagi penderitanya. Oleh karenanya, pengobatan segera menjadi sangat penting untuk murni alasan sosial.
Banyaknya orang yang berketombe menyebabkan produksi sampo anti ketombe menjadi laku di pasaran dan dapat dijadikan peluang bisnis.Dengan inovasi, kami menciptakan produk baru sampo anti ketombe dari bahan alami yaitu dari kangkung.Kangkung yang bernama latin Ipomoea reptans merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran.
Kangkung banyak dijual di pasar-pasar dan banyak ditanam untuk makanan.Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair.Pertumbuhannya menjalar atau membelit pada tanaman di sekitarnya. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun dan dapat dimasukkan dalam famili ConvolvulaceaDi dalam kangkung terdapat kandungan vitamin A, vitamin B1, vitamin C, protein, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, hentriakontan, dan sitosterol. Berdasarkan penelitian, bahan-bahan yang dikandung oleh kangkung memiliki manfaat untuk menghilangkan ketombe,mengobati berbagai gangguan kesehatan dan sebagai antiracun.
Pengolahan kangkung menjadi sampo belum pernah dilakukan oleh masyarakat luas.Oleh karena itu, salah satu upaya pemanfaatan kangkung adalah mengolahnya menjadi sampo kangkung.Sakung  (sampo kangkung) anti ketombe ini mempunyai keunggulan dibanding dengan produk sampo lainnya yaitu dari bahan alami dan penampilan menarik yang dapat menambah minat masyarakat.
Dengan pertimbangan tersebut maka Sakung sangat baik untuk dijadikan sampo alternatif pada orang yang berketombe sehingga dapat membuka peluang usaha yang bermanfaat bagi kesehatan rambut dan kulit kepala.Apalagi ditunjang dengan tingkat kesinambungan persediaan pasar sehingga produk lebih murah dan mudah diterima semua lapisan masyarakat.



BAB III
METODOLOGI KERJA

3.1  Alat dan Bahan
3.1.1       Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah Mortir dan stemper, penangas air, kompor dan tabung gas, lap, erlenmeyer, batang pengaduk, sudip, timbangan analitis, becker glass, kertas perkamen, kaca arloji, pipet tetes, blender, indikator pH
3.1.2       Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ekstrak kangkung (Ipomoea Aquatica Forssk), etanol 70%, sodium lauryl sulfate 10%,   cocamide DEA 4%, Na-CMC, propel paraben 0,2%, asam sitrat, menthol 0,25%, aquadest ad 100ml.

3.2  Pembuatan Ekstrak Kangkung
3.2.1       Pengumpulan Simplisia
Pengumpulan simplisia ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu:
Pemerikasaan organoleptis yang meliputi pemeriksaan penampilan, warna, dan bau dari daun tanaman kangkung yang akan digunakan.Sortasi basah, tanaman kangkung yang segar dibersihkan dari kotoran yang tertinggal dengan air mengalir.Pengecilan ukuran, tanaman kangkung diambil daun dan batang muda nya.Dan pengeringan daun dan batang muda dari tanaman kankung yang sudah dipilih kemudian di keringkan di bawah sinar matahari.Setelah kering kemudian di blender. (Imas,2016)

3.2.2       Ekstraksi Daun Kangkung
Ekstraksi Daun Kangkung dilakukan dengan metode maserasi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.      Masukan 200 gram serbuk simplisia kedalam maserator
b.     Kemudian ditambahkan pelarut etanol 70% (pembasah) secukupnya hingga seluruh simplisia terendam, dan dibiarkan selama 10 menit agar proses pembasahan simplisia berlangsung.
c.      Tambahkan kembali etanol 70% sebanyak 2x volume etanol 70% sebelumnya (pembasah).
d.     Diamkan selama 48 jam sambil diaduk-aduk pada waktu tertentu.
e.      Saring ekstrak cair yang diperoleh ke dalam penampung.
f.      Uapkan cairan ekstrak yang telah disaring hingga diperoleh ekstrak kental.

3.3  Optimasi Konsentrasi Basis Gel
Optimasi basis gel bertujuan untuk mencari konsentrasi Na- CMC yang optimal.Dilakukan 5 Formula dengan berbagai konsentrasi Na-CMC berbeda yaitu F1 2%, F2 3%, F3 4% dan F4 5% dan F5 6%.Optimasi gel ini tanpa zat  khasiat.Pengamatan organoleptik dilakukan, kemudian dipilih satu konsentrasi dari masing-masing jenis basis berdasarkan sifat fisik yang paling mendekati basis kontrol, selanjutnya dibuat sediaan sampo gel anti ketombe.

3.4  Formulasi Sampo Jelly
Setelah didapatkan konsentrasi Na-CMC yang optimal, dilakukan formulasi Sampo Jelly dengan 4 formula ekstrak kangkung berbeda yaitu F1 1%, F2 2%, F3 3%, dan F4 4%.

3.4.1       Cara Pembuatan Sediaan Sampo Jelly
A.    Buat basis gel
1.     Menaburkan Na CMC serbuk yang telah ditimbang diatas air panas, biarkan beberapa menit sampai mengembang dan diaduk perlahan sampai terbentuk massa gel.
2.     Air yang dipanaskan pada suhu 600 C ±20 ml dimasukkan kedalam beaker glass Tambahkan Sodium Lauryl Sulfate, aduk sampai larut.
3.     Larutkan menthol dengan etanol 70% secukupnya, aduk sampai larut kemudian tambahkan Propil Paraben dan Asam sitrat aduk sampai homogeny.
4.     Larutan Sodium Lauryl Sulfate (2) dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam masa gel (1) sambil diaduk perlahan sampai homogeny.
5.     Tambahkan Cocamide DEA sedikit demi sedikit, aduk sampai homogeny.
6.     Masukan ekstrak kangkung, aduk sampai homogeny.
7.     Masukan larutan campuran (3) kedalam campuran (6), aduk perlahan sampai homogen. Tambahkan air panas sampai batas kalibrasi botol 100ml, dan masukan ke dalam botol 100ml.

3.5  Evaluasi Sediaan Sampo
3.5.1       Pengamatan Organoleptis
Analisis organoleptis dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan mengamati perubahan-perubahan bentuk, bau, dan warna sediaan sampo jelly anti ketombe.Pemeriksaan organoleptik dilakukan sesaat setelah pembuatan dan selama penyimpanan 28 hari.

3.5.2       Pengukuran pH
Pengukuran pH sediaan sampo jelly antiketombe dilakukkan untuk melihat tingkat keasaman sediaan dan menjamin sediaan tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Sediaan sampo jelly diukur pH nya dengan mencelupkan kertas indikator pH ke dalam sediaan shampo, setelah itu sesuaikan warna yang terjadi pada kertas indikator dengan spektrum warna pada indikator pH. Sediaan sampo jelly harus memenuhi kriteria pH kulit yaitu dalam interval 4,5 -6,5. Pemeriksaan pH dilakukan sesaat setelah pembuatan sediaan dan selama periode penyimpanan tertentu.

3.5.3       Uji stabilitas fisik Penyimpanan
Stabilitas adalah kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (identitas, kekuatan, kualitas, kemurnian) dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan. Sampo jelly disimpan pada suhu ruangan antara 15oC-30oC dan suhu kamar mandi antara 8oC- 15oC selama penyimpanan 28 hari.

3.5.4       Uji Hedonik
Uji hedonik disebut juga uji kesukaan.Dalam uji hedonik, seseorang diminta tanggapanpribadinya mengenai kesukaan atau ketidaksukaan, yang disebut skala hedonik.Misalnya,dalam hal suka dapat mempunyai skala hedonik seperti sangat suka sekali, sangat suka, suka, dan agak suka.Sebaliknya, jika tanggapan itu tidak suka dapat berupa amat sangat tidak suka, sangat tidak suka, tidak suka, dan agak tidak suka. Dalam penelitian uji hedonik ini subyek tertentu harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakan dari kelompok subyek yang lain. Ciri tersebut dapat meliputi ciri lokasi, ciri individu atau juga ciri karakter tertentu.



BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa tanaman herbal berpengaruh terhadap kesehatan manusia.

4.2  Saran






DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. Universitas
Indonesia Press.Jakarta.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Terjemahan Badan
Litbang Kehutanan.Departemen Kehutanan. Jakarta.
Kandi. (2009) : Terampil Budidaya Kangkung dan Palawija, Cetakan ke 1, Penerbit PT. Sarana Ilmu Pustaka, Bandung 40295,
Kusumadewi. (2003) : Rambut ANDA Masalah, Perawatan, dan Penataanny. Penerbit PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 10270,
Mayasari, F. (2013) : Optimasi Konsentrasi Hidroksi Etil Selulosa sebagai Pengental dalam Sediaan Sampo Cair Ekstrak Kangkung. Skripsi, Universitas Muhammadiyah
Prof. Dr. Muhlisah, F., Hening, S.. (2007) : Sayur dan Bumbu Dapur Berkhasiat Obat. Penerbit Penebar Swadaya, Depok
Tranggono,RIS. (2007). Buku Pegangan Ilmu pengetahuan Kosmetik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Hlm: 11-14, 16-21, 26-27, 29-30, 81-83.
Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta:UI Press, 36

Baban's Words Part 2

FGVV?ds000,,,,,,,,,,,,,,M9320W-NHJ