1. Seorang apoteker sedang melakukan kajian farmakoekonomi terhadap penggunaan obat baru di puskesmas. Data biaya yang diambil terdiri dari biaya medis langsung dan biaya tidak langsung. Contoh biaya medis langsung dan biaya tidak langsung berturut-turut adalah.. * 0/10 Obat-obatan dan transportasi pasien Rasa nyeri dan transportasi keluarga pasien Penurunan produktivitas dan transportasi pasien Biaya tes laboratorium dan penurunan produktivitas Obat-obatan dan rasa nyeri Correct answer Biaya tes laboratorium dan penurunan produktivitas
2. Seorang apoteker akan mengusulkan obat baru kedalam formularium rumah sakit. Referensi yang didapatkan berupa kajian Cost Effectiveness Analysis (CEA) dengan data biaya yang diambil adalah Tarif INA-CBGs. Data biaya dalam kajian tersebut merupakan biaya dalam perspektif… * 0/10 pasien penyedia pelayanan kesehatan dan pasien payer/pembayar provider/penyedia pelayanan kesehatan societal/masyarakat Correct answer payer/pembayar
3. Seorang apoteker ingin melakukan kajian farmakoekonomi terhadap masuknya vaksin baru ke Indonesia. Luaran yang digunakan adalah QALY. Jenis economic evaluation apa yang dilakukan? * 10/10 Cost-minimization analysis Cost-effectiveness analysis Cost-benefit analysis Cost-utility analysis Cost analysis
4. Seorang apoteker akan melakukan kajian farmakoekonomi dengan membandingkan empat obat antihipertensi. Peneliti ingin melihat diantara keempat intervensi tersebut manakah yang paling cost-effective. Intermediet outcome (Luaran antara) yang dapat digunakan pada penelitian tersebut adalah.. * 0/10 penurunan tekanan darah penghambatan perkembangan sel kanker penurunan HbA1c penurunan jumlah sel leukosit penurunan G2PP
5. Seorang apoteker ingin melakukan kajian farmakoekonomi dengan membandingkan tiga Obat Hipoglikemik Oral. Luaran yang digunakan adalah penurunan HbA1c. Luaran tersebut dikelompokkan ke dalam luaran .. * 10/10 Klinis Moneter Biaya Humanistik Benefit
6. Seorang apoteker di rumah sakit ingin memasukan intervensi B ke dalam formularium rumah sakit dengan menggantikan Intervensi A. Intervensi B merupakan intervensi baru yang memiliki efektivitas yang lebih baik. Intervensi A dapat mencegah 7 kematian dengan Rp14.000.000, sedangkan intervensi B dapat mencegah 10 kematian dengan Rp.15.000.000.Berapa nilai ACER dari intervensi A? * 0/10 Rp2.500.000/kematian yang dapat dicegah Rp1.000.000/kematian yang dapat dicegah Rp500.000/kematian yang dapat dicegah Rp5.000.000/kematian yang dapat dicegah Rp2.000.000/kematian yang dapat dicegah
7. Obat A dan B diketahui memiliki efektivitas yang sama, tetapi obat A memiliki harga yang lebih tinggi. Oleh karena itu, seorang apoteker di rumah sakit akan mengusulkan obat B kedalam formularium rumah sakit. Jenis kajian farmakoekonomi apakah yang digunakan? * 10/10 Cost-benefit analysis Cost-effectiveness analysis Cost-minimization analysis Cost of Illness Cost-utility analysis
8. Seorang apoteker melakukan kajian farmakoekonomi dengan melihat dua sisi yaitu biaya (input) dan efektivitas (output). Jika pada penelitian yang dilakukan output yang digunakan adalah satuan moneter. Jenis kajian farmakoekonomi apakah yang digunakan? * 0/10 Cost of Illness Cost-utility analysis Cost-effectiveness analysis Cost-minimization analysis Cost-benefit analysis
9. Seorang apoteker mencari referensi yang akan diusulkan kepada klinisi untuk pemilihan terapi. Hasil dari Cost-minimization analysis didapatkan total biaya intervensi A adalah 12.000.000, sedangkan intervensi B adalah 9.000.000. Biaya intervensi A lebih murah berapa persen dibandingkan intervensi B? * 0/10 25% 15% 50% 10% 75%
10. Seorang peneliti melakukan penelitian CUA pada pasien pneumonia. Saat mengukur kualitas hidup, didapatkan rata-rata utilitas adalah 0,5 dan jumlah tahun harapan hidup adalah 4 tahun. Berapa nilai QALY yang didapat? * 10/10 0,13 3,50 2,00 8,00 4,50
No comments:
Post a Comment