Mereka bilang, cinta akan tumbuh sesaat bersama waktu. Dan jarak yang mengikat ini meyakinkanku bahwa cinta akan benar-benar tumbuh.
Aku belajar memahaminya, mencoba menunggunya, dan mulai mengharapnya bahwa itu akan terjadi. Tapi jarak dan waktu tak melulu menghadirkan cinta pada rasa yang kau pamrihkan.
Sebelum ini terikat, kupikir cinta akan tumbuh perlahan. Tapi kenyataannya yang muncul hanyalah benih-benih benci pada keadaan.
Penyesalan sangat kenapa bisa aku melakukan ini, kenapa bisa aku jadikan ini keputusan biasa, kenapa bisa aku ibaratkan ini masalah yang satu atau dua hari akan selesai.
Aku bodoh telah terburu-buru. Aku tak cukup pandai menahan egoku. Aku kacau memahami semuanya.
Ya, memang kau tak salah. Memang kau tak memaksa. Tapi kau menekanku dengan keadaan yang tak bisa ku elak.
Sebenarnya ini hanya perihal rasa. Yang belum hadir pada waktu yang kukira sudah tepat. Tapi aku juga tak ingin membiarkan benih benci hadir disaat aku berusaha menemukan rasa cinta.
Apa yang harus aku lakukan?
Belajar mencintaimu lagi?
Sulit.
Dan sepertinya aku sudah kalah.
Cukup.
Akhiri semua ini, karena tak ada lagi yang bisa disimpan dalam palungku.
No comments:
Post a Comment