Friday, December 27, 2019

Sungguh Lelah

Setelah sekian lama aku berjalan seorang diri
Lalu berhenti sejenak untuk merebah lelah
Kau bilang aku berubah?

Monday, December 16, 2019

Aku Kembali

Bukan hanya rintikan hujannya
Tapi karena dia merinduku
Maka dari itu, Aku Kembali

Friday, December 13, 2019

Yang Terjadi Dulu

Kamu merasa tidak, kalau kita sudah tak seasik dulu.
Entah aku perasa atau memang ini yang terjadi sebenarnya.
Tapi aku merindukan yang hilang itu.

Aku tak akan bisa meminta waktu mengembalikan semua itu.
Aku hanya bisa berharap, kamu perlakukan aku seperti inginkan aku. Lagi.

Thursday, December 12, 2019

Apa yang Dituai, Adalah Apa yang Ditanam

Lucu yaa, kita yang memberi, kita yang berkurang, malah kita yang senang; bahkan bahagia.
Fabiayyi 'aalaa'i Rabbikumaa Tukadzdzibaan.

Sampai gue menangis malu dalam sujud.
Malu? Iya malu, karena niat gue bikin project itu, pure, cuma, mau meringankan beban mereka sedikiiiit aja dan mau menutup dosa-dosa gue yang selama ini ada dan masih gue lakukan.
Tapi Allah malah balas dan menggantinya dengan banyak rezeki yang datang ke hidup gue; materi dan kehidupan finansial yang alhamdulillah semua lebih dari cukup, kebaikan yang terus ada bersama gue, rasa syukur yang nggak pernah lepas terucap.
Hnm, bingung asli mau mengutarakannya kayak apa.

Intinya rezeki itu bukan hanya soal uang, tapi sahabat, teman yang baik, orang yang datang membawa kebaikan, doa yang terkabul, dijauhkan dari marabahaya, keluarga yang lengkap -meski kemarin aku kehilangan satu-, ketenangan dalam hidup, kesehatan, kebahagiaan, bahkan bisa bernafas aja itu rezeki.
Iyaaa, semua itu rezeki.

Rasanya hidup mau terus berbagi aja, bermanfaat buat orang banyak, diingatnya kebaikan kita, didoakan dengan ketulusan.
Hidup yang benar-benar hidup, rasanya tuh.

***

Nggak boleh iri-irian rezeki. Karena kepada siapapun rezeki itu mengalir; hanya saja berbeda perihal alirannya.

Dan jangan merasa sudah paling baik. Karena hidup perihal siapa yang mau berbuat baik.

Dalam dompet, berapapun isinya -biarpun cuma goceng wkw-, tetap ada rezeki orang lain disitu tuuuuh. Bagi-bagilah kaliaaaaan, ke gue misal yang lagi nganggur ini.
Itu juga insyaAllah akan jadi tabungan buat kehidupan abadi nanti.
Memberi terus, rugi dong? Ahaha dalam berbisnis dengan Tuhan, Tuhan tak mengenal rugi, justru kita bakal terus untung.
-Maaf menyebut 'Tuhan', karena berbagi itu ada di semua Agama.

Wednesday, December 11, 2019

Lakukan Semaumu

Kau bahagia sekarang?
Iya, aku tau
Tenang saja
Aku tak akan mengusikmu

Terserah apa yang ingin kau lakukan
Itu hakmu dan bukan urusanku
Kau bersamanya seperti ini, esok kau bersamanya seperti itu
Hey, aku tak peduli

Aku disini
Tak akan pergi
Karena tempat ini adalah milikku
Tapi pintu itu adalah hak-mu

Aku takan melarangmu masuk ke tempat ini
Silakan saja
Tapi jangan rusak tempat ini
Ini milikku, bukan hakmu

Kau pergi pun tak apa
Aku hanya menginginkan orang yang sanggup bertahan di tempat ini bersamaku
Aku paham
Jika kau menginginkan hidupku, kau tak akan pergi membiarkanku sendiri
Bukan begitu, kamu?

Shouldn't Be

Aku memang melakukannya.
Aku sedang melakukannya.
Aku telah melakukannya.
Aku terus mengulang apa yang tak seharusnya aku lakukan.

Mengulangi kesalahan yang sama adalah kebodohan terbesarku.
Memahami sikap yang tak seharusnya kau miliki adalah kecerobohanku.
'Iya'ku tak semestinya selalu ku-ucap pada saat itu.
Rasanya bagai terhipnotis saat bersamamu.

Aku tak pernah sadar dalam mengartikan semua sikapmu.
Yang ku tau hanyalah, kau yang terbaik dan ku lupakan semuanya.
Padahal, sikap itu tak seharusnya ada.

Iya, Salahku!

Kau datang tanpa salam.
Lalu, mengajakku untuk berbagi temu.
Sungguh, tak pernah ku tahu kau dimana.
Dan kau pun tak pernah memberi tahu itu.
Hingga akhirnya kau pergi tanpa pamit.
Kau bilang semua salahku?

Kerjasama yang Baik

Jangankan merasa malu.
Dulu, bahkan aku merasa tak pantas.
Tapi waktu telah bekerjasama dengannya,
Untuk membuatku percaya; dengan apa yang kini telah kudapat.
Kamu.

Setidaknya Kau Paham Lebih Dulu

Terkadang, saat aku berkata "tak apa", aku ingin kau paham.
Bukan bermaksud menyulitkan artinya untukmu, tapi aku hanya tak ingin kau semakin melemahkanku dari ceritaku; jika aku cerita lebih dulu.
Barang kali, saat kau sudah paham; di awal itu, aku sudah mendapatkan kepercayaanku pada pilihanku.
Selebihnya aku akan merasa tenang denganmu; tanpa harus bercerita.

Biarkan Rindu

Siapa yang berani menghadang kehadiran rindu?
Siapa yang berani menghalangi tujuan rindu?
Biarkan saja ia datang, berjalan dan menuju siapa yang ditemu.

Tenggelam

Jika tetesan hujan ini adalah rindu,
Dan aku adalah rumah.
Tepat,
Aku tenggelam.

Monday, December 9, 2019

Cinta Tak Harus Sama

'Kenapa kamu tak seperti aku?'
'Kenapa kamu tak suka itu?' tanyamu dibalik malam itu.
Hey, kita tak perlu banyak sama dalam pertemuan.
Ada kalanya kita harus berbeda,
Agar kelak kan ada yang diceritakan saat pertemuan nanti.

Sampai sini paham, sedotan cendol?

Bersama Tak Harus Sama

Sukai selalu apa yang kamu suka,
Dan biarkan aku tetap menjadi diriku sendiri.
Dalam bersama sudah tersedia kata 'sama',
Jadi kita tak perlu lagi harus sama.
Perbedaan itu indah untuk saling melengkapi.
Jadi jangan saling paksa yaa.

Saturday, December 7, 2019

Tulisan

Menulis yang kaitannya ada pada kesedihan
Bukan berarti sedang dalam keadaan yang terus melulu sedih, bukan
Hanya saja tulisan dengan 'kesedihan' itu lebih mudah diberi oleh rasa dan mudah pula diterima oleh hati.
Ketimbang bahagia yang belum ditemukan.

Cukup Satu

Kalau memang membenci satu,
Cukup satu.
Jangan semua disamaratakan.
Biasakan.

Rabu Merindu

Pagi pun berganti
Ku kira siang,
Ternyata sore yang beralih menjadi malam. Dan ini,
Akhir Rabu yang merindu.

Rindu Paling Menyakitkan

Rindu mana yang lebih menyakitkan,
dari merindukan seseorang yang sudah tiada
Pedih!
Karena disimpan sakit,
Pun ditemu pada siapa.

Cernaan Orang Lain

Jangan pernah makan hasil cernaan orang lain.
Kita harus coba makanan itu sendiri
Karena proses metabolisme tubuh setiap orang, responnya berbeda.

Berlomba-lomba

Berlomba untuk menjadi cantik atau tampan di jaman sekarang itu mudah, asal punya uang.
Yang sulit itu berlomba untuk menjadi tulus dalam kebaikan, meski punya banyak uang.

Nada Panjang Penjaga Detik

Kita butuh nada panjang untuk tetap menjaga detik agar tak hilang.

Ada Pada Diri

Musuh terbesar ada pada diri sendiri
Juga pada segala kenyamanannya.

Jangan Lagi

Jangan lagi datang
Jangan lagi menemui
Jangan lagi disini.
Lukaku belum pulih betul
Masih ada perasaan yang harus kutanggung sendiri.

Inginmu

Kau berbicara seolah tak ingin kehilangan.
Tanpa kau sadari sikapmu yang memintaku tuk menghilang.

Pereda Rindu

Aku tak inginkan bintang
Aku hanya ingin kau tak menghilang.
Agar kau tak sekedar menjadi pereda rindu yang datang.

Kau Bukan Penepat Janji

Kemanapun kau berjalan akan selalu ada tempat untuk kau berhenti
Dan sekuat apapun kau berlari akan ada saatnya untuk kau berhenti.
Jadi jangan pernah katakan kau akan kuat jika kau tak pernah menepati janji untuk tak berhenti.

Akan Datang Saatnya

Waktu menjawab tanpa harus aku bertanya.

Ku Tak Sanggup Jika Melakukan Itu

Mereka bilang kau buruk
Apa aku harus meninggalkanmu?
Tak.
Aku memiliki alasan kenapa aku bertahan
Aku ingin menjadikanmu lebih baik
Dan membuat mereka telah salah menilaimu
Setidaknya, meski suatu saat kau tak lagi denganku,
Ada dia yang bertahan dengan melihatmu sudah baik

Tak Ada yang Salah

Berkali-kali pun datang dan pergi,
Ia tetap takkan pernah salah.
Ia hanya terlalu baik menyapa
Dan kau terlalu baik memberi tempat singgah.

Tuesday, December 3, 2019

Si Nenek Lagi Galak

Ini bukan hari Up Project sih. Tapi kita juga nggak sengaja ketemu si Nenek lagi.
By the way, hari ini dia lagi galak gaesss wkw.

"Neneeeek" Kata gue dengan semangat.

"Hari ini udah makan beluuum?" Bertanya manja.

"Blom."

"Mau makan nggaaa?"

"Mau."

Bisa dibayangin nggak, jawabnya itu singkat banget, cepet dan sambil melengos gitu dari kita. Ahahaa tapi giliran makanan aja, keliatan sehat banget si Nenek.

"Makasih ni ya"

"Sama-sama dooong"

Terus kita sama-sama langsung pergi juga, karena di sebrang jalan lagi ada apa ya tadi.
Nggak tau deh, rame banget pokoknya sampai macet panjang.

Di tengah jalan sempat membahas ucapan 'Makasih ni ya' si Nenek, sama teman gue. Herman yaa, mau doi lagi galak, kadang omongan gue didiemin, tapi buat mengucap terimakasih itu nggak pernah lupa buat doi.

Mereka yang diberikan kekurangan, sama sekali nggak pernah berat bahkan ragu buat mengucap terimakasih; iya, hanya lewat kata.
Sedangkan gue, terkadang masih aja ada lupanya buat mengucap itu.
Hnm, Tuhan sungguh menghadirkan orang yang tepat!

Oiya, si Nenek itu apal muka gue sama temen gue nggak yaa?
Entahlah. Yang jelas gue sama temen gue seneng banget gitu kalau ketemu sama si Nenek. Tuhan juga sepertinya sudah mengatur waktu di setiap pertemuan kita.

Yang Tuhan Maksud

Tuhan tak ingin membuatmu jatuh.
Tuhan ingin melihatmu berdiri.

Monday, December 2, 2019

Kita Diatasnya

Dia yang berusaha menjatuhkan,
Tau bahwa kita berada jauh diatasnya.

Jelas Nyata

Cinta dalam diam itu ada nggak sih?
Jelas-jelas Sayyidina Ali Bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah mengalaminya.
Dan mereka dipersatukan dari sebuah rahasia yang bahkan iblis pun tak tau.

Sebagai perempuan memang diwajibkan untuk menyembunyikan perasaannya dengan seorang lelaki.
Entah mau sebut ini teori kuno atau apa. Jelas aku akan mempedomani ini.

Menunggu saja?
Tau, apa usaha yang dilakukan oleh Zulaikha kepada Nabi Yusuf?
Eh bukan yang itu bukan, tapi usaha akhirnya; yang Zulaikha mendekati Pencipta-Nya, lalu di-aamiin-kan Malaikat, dan Allah mempertemukan ciptaan-Nya.

Sampai kapan?
Sampai Allah memberi jawaban dengan menunjukkan siapa dia.

Aku Harus Apa

Teruntuk yang tumbuh diam-diam di hati.
Maaf aku tak bisa berbuat apa-apa.
Ini perihal waktu yang merangkak mendekat,
Rasa yang berjalan merapat,
Dan doa yang berlari meratap.

Ku Tak Lagi Ragu

Siapapun kamu,
Jika aku telah menunjukkan semua bentuk perasaanku,
Itu artinya aku telah mempercayaimu.

Sunday, December 1, 2019

Emang Paling Enak, Rebahan

Ingin terbang menuju kahyangan
Tapi terlupa bahwa sayapku pernah patah karenanya

Akhirnya balik lagi dah rebahan.

Friday, November 29, 2019

Ampun, si Nenek Ngelucuuu

Cerita dari Up Project yang paling berkesan hari ini adalah cerita gue dengan si Nenek yang aaah entah kenapa bisa lupa gue tanya siapa namanya.

"Nenek ngapain? Kok bajunya dilepas?"

"Nambel baju". Sambil duduk di emperan warung.

"Bajunya kenapa?"

*diam*

"Nek, ini apa sih?" Sambil gue pegang bawaan si Nenek.

"Omprengan"

"Isinya apa?"

*Diam lagi*

"Nenek udah makan belum?"

"Belum hehe" Sambil ketawaaaa wkw

Dan baru deh si Nenek liat muka gue, selama dari tadi gue tanya-tanya, dia cuma fokus nambal baju aja. PAKE LEM AIBON dong :'(

"Nek, aku sering banget liat Nenek di jalan sini. Nenek tidurnya dimana sih?"

"Pohon". Gue diajak becanda dong sama si Nenek ahahaahahhhaaa -untung gue lagi kuat.

"Hah? Pohon?"

*Diam lagi gaes*

Gue sama teman gue senyum aja.

"Yaudah, ini makanan buat Nenek yaa. Di makan loh yaa?"

"Iyaaa, makasih ya ini" Sambil senyum ke gue.

Lah giliran makanan aja, mau, liat muka gue :(

By the way, ini pertemuan face to face  kita yang beberapa kali dengan si Nenek. Cerita yang pertama.. Singkat banget ahah

"Permisiii. Nek ini kita ada sesuatu buat Nenek". Kita berentiin si Nenek yang lagi jalan.

"Ini bagus tau, banyak seratnya". Sambil nendang-nendang buah (nggak tau apa namanya) pakai kakinya.

"Oh iyaaa. Ini aja, ini lebih enak tau. Dimakan yaa"

"Mau ini nggaaak?" Sambil ngasih buah yang tadi ditendang-tendang.

"Makasii. Kita juga punya kok hehe. Yaudah, kita permisi yaa"

*nggak jawab*

Buat kalian yang suka ke arah Bogor, pasti tau siapa Nenek yang gue maksud.

Menurut gue Nenek ini sehat-sehat aja sih, cuma yaa karena kurang diajak ngobrol aja kayaknya. Makanya suka agak 'ngawur' jawabnya kalau ditanya.
Soalnya, semakin si Nenek 'engeh' sama muka gue dan temen gue, si Nenek udah 'agak nyambung' diajak ngobrolnya. Yaa meskipun gue tanya tidurnya dimana, dan dia malah jawab 'pohon', dengan singkat, muka yang flat dan nggak lihat wajah gue haha. Tapi better dari sebelumnya kok.

Jadi nggak sabar, nunggu misi Up Project selanjutnya.
Mau dengar cerita si Nenek yang lain aja.
Nggak tau apa aja.
Yang penting, kita mah dengerin ajaa.
Dan maunya doi emang kita cuma disuruh dengerin aja.
Kalau nggak nyambung yaa paling kita ketawa bareng sama si Nenek aja ahah.

Itu kenapa belakangnya 'aja' semua dah.

Oiya, si Nenek ini emang udah ada jadwal khususnya buat kita. Jadi kita pasti bakal cari doi kalau ngejalanin misi.

Seeya!

Di Dalam Diri

Jangan sibuk mencari. 
Tapi sibuklah menjadi. 
Dan kamu akan menemukan pencarian itu di dalam diri.

Siapa Aku

Ada banyak yang ingin kuceritakan padamu.
Tapi rasa 'siapa aku' lebih kuat untuk tak mengajakmu bicara.

Thursday, November 28, 2019

Ia Tetap Ada

Ia memang sudah pergi. 
Tapi ingatanku padanya, 
Ada banyak disetiap kulihat orang yang baik, penyanyang, dan menjadi penjaga terhebat.

Monday, November 25, 2019

Pedoman Hidup Gue

Kenal dengan macam-macam orang. 
Berteman dengan macam-macam sifat. 
Berbeda. 
Yaa, Tuhan menghadirkan setiap orang yang datang ke hidup kita dengan maksud. 
Baik dan buruk. Membahagiakan dan mengecewakan. Menyenangkan dan menyedihkan. Menyadarkan dan membiarkan. Menasehati dan meremehkan. Membuat tawa dan membuat tangis. Membawa pesan dan membawa masalah. Dan masih ada seribu rasa lagi yang lain.

Mau dapat yang baik-baik aja. Boleh aja. Semoga itu nggak sulit. Tapi kita belajar kesalahan darimana.
Mau menghindar dari yang buruk. Nggak bisa dong. Kita akan terus punya mereka dan mereka akan tetap ada; meski berganti raga. 

- Be positive. Jangan pernah negative thinking sama oranglain. Kamu manusia, tak selalu benar, bisa salah, dan kamu tak akan pernah tau apa alasan dibaliknya. Jangan biarkan pikiranmu menghancurkan hati dan dirimu.

- Do the best. Kamu yang harus mengendalikan semuanya dalam hidupmu; diskusi dengan hati. Jangan biarkan sikap dan act-mu mengambil alih dirimu, lantas kamu luluh. Karena penilaian seseorang dilihat dari bagaimana akhlaknya; kelakuan. 

- Terus lakukan kebaikan pada siapapun. Karena hidupmu tak sendiri. Ada banyak jutaan orang yang bisa kamu bantu, dalam banyak hal pula. 

- Ringankan kata maaf dan terimakasih; jangan ragu mengucap itu meski pada usia di bawah mu; anak kecil sekalipun. Karena selain kamu membiasakan diri menjadi lebih baik, ada kebaikan yang kamu tanam pada diri oranglain.

- Hargai siapapun. Setiap orang memiliki taraf dan tingkatan hidupnya masing-masing. Tak semua yang baik itu katamu. Jangan paksa oranglain menjadi 'baik' yang seperti kamu pikir. Karena akan ada 'baik' yang lahir dari mereka sendiri yang lebih jauh tingginya dari kamu. 

- Hormati siapapun. Karena kamu tak akan pernah tau siapa dia sebenarnya; mungkin saja dia tak benar-benar menunjukkan semua ekspresinya sama kamu. Ada yang tak perlu kamu tau dan tak semua tentangnya harus kamu tau. 

- Bantu hilangkan kesedihan dan kesusahan di hidup orang lain. Simple, mulai dari orang-orang di sekitarmu. Karena akan ada balasan yang setimpal dari apa yang kamu lakukan, jaza

- Selalu dengarkan nasihat oranglain. Maksud mereka mungkin bukan menggurui. Tapi itu cara Allah membimbing kamu lewat oranglain. Juga ada bonus disana. Untuk bisa menghargai dan mengucap terimakasih.

- Cukup dengarkan omongan oranglain yang tak suka denganmu, tak perlu dipresentasikan di hati. Karena itu tak akan mengubah apapun dari hidupmu.

- Jangan pernah merasa benar hanya karena ingin mempertahankan sikap kedewasaanmu. Kamu butuh kepolosan yang tulus dari oranglain untuk bantu mengubah hidupmu menjadi lebih bermakna. 

- Jangan pernah mengeraskan suara; dengan orang yang tak bisa keras, di hadapan oranglain. Kamu harus lebih dulu memposisikan dirimu disana; bagaimana rasanya, bagaimana sakitnya, bagaimana malunya, bagaimana kesalnya, bagaimana sebenarnya Ia ingin memberontak; tapi Ia punya etika baik yang jauh lebih besar dari emosinya, dan Ia lebih memilih diam. 

- Jangan pernah meremehkan, merendahkan, menyepelekan oranglain. Kamu tak pernah tau kemampuan apa yang sebenernya Ia miliki. Dan kekuatan apa yang Ia miliki hingga akhirnya Ia mampu menyembunyikan kemampuannya. Sungguh hebat!

- Jangan pernah menjatuhkan oranglain; di depan umum atau dalam pikiran sekalipun. Karena itu berarti bukan oranglain yang buruk, tapi hati dan pikiran kamu. 

Tuhan tau yang tak pernah kamu tau. 
Jadi jangan pernah mengambil kesimpulan tentang seseorang bagaimana dia, seperti apa dia. 
Meski kamu bisa menebaknya, itu takkan bertahan lama. Karena di tiap detiknya, isi hati adalah dinamis; yang akan terus berubah.

Teruntuk semua 'kenalanmu' yang bersikap tidak baik. 
Cukup disimpan dalam pikiran. Dan pikirkan saja bahwa itu salah, sehingga itu membuat diri kita not to pass it on to the next person. 

Saturday, November 23, 2019

Ke-berulang Kalinya

Kesalahan terbesarku pada hati sudah sampai pada saat,
Aku menerima hati yang kusaksikan telah menyakiti.

Petikan Gitar

Kita tak pernah senada jika tak bernyanyi bersama.
Tak akan. 
Jikapun bersama, 
Pasti saat itu petikan gitarmu untuk suaranya. 

Salah yang Sama

Menjauh, 
Pergi, 
Hilang.

Lalu kau datang, 
Kembali,
Dengan kesalahan yang sama.

Aku? 
Terimakasih telah mengajarkanku melupakan setelah hilang. 


Diam Untuk Satu

Tak semua arti diam, tak tertarik. 
Bisa saja, diam itu karena ingin satu; menikmati dirimu.
... Dan aku,
Hanya bisa diam saat berada di sebelahmu. 

Aku di Antara

Ucapku tak mampu meng-iya-kan. 
Tapi perasaanku, 
Tergores jika bilang tidak. 

Jangan Bergerak

Stop merapikan yang menempel pada diriku. 
Niatmu memang merapikan,
Tapi hatiku bilang itu jadi berantakan. 

The Power of..

Doa yang terus terucap tak akan mematahkan harapan. 
Percayalah, 
Doa itu kuat. 
Apalagi hingga 'nanti' yang ditunggu menjadi 'saat ini'. 

Wednesday, November 20, 2019

Tak Lebih

Ia hanya kehilangan orang bodoh yang kini belum pintar. 
Hanya itu, 
Dan tak lebih dari itu.

Tatanan Hurufmu

Entah kenapa,
Akhir-akhir ini hati yang sudah tegar dapat rapuh kembali. 
Sederhana, 
Hanya mendengar tatanan huruf dari siapa kamu. 

Untuk Selanjutnya

Bandung, 
Janji untuk tak membuatku menangis lagi, 
Bisa?

Sunday, November 17, 2019

Ucapan Tak Berarti

Jangan katakan semuanya baik-baik saja.
Aku hancur. 

Kau paham itu?

Kau bilang tak rela jika melihatku seperti ini. Tapi ini semua, adalah kamu alasannya!

Bodohnya aku berulang kali percaya dengan kebohongan nyata yang kau buat. 

Ya, Aku bodoh!

Saturday, November 16, 2019

Bukan Sebab Akibat

Awal yang salah dan akhir yang benar, 
Terkadang tak selalu! 
Bisa dikorelasikan.

Thursday, November 14, 2019

Tak Menentu

Karena kepergian sejenak bukan selalu untuk menghilang.

Dia

Musuh terbesar ada pada diri sendiri,
Juga pada segala kenyamanannya.

Tuesday, November 12, 2019

Tentang Penilaian

Adalah sebuah tanggung jawab, 
Apa yang telah diucap. 
Adalah sederet rentang nilai, 
Bagaimana diri bersikap.
Adalah suatu kesalahan, 
bergantung pada oranglain

Sunday, November 10, 2019

Sinar

Kala langit menghitam,
Malam kian menggelap,
yang kuingin hanya tetap meraba sinar.

Friday, November 8, 2019

Penjaga Waktu

Kita butuh nada panjang untuk tetap menjaga detik agar tidak hilang.

Wednesday, November 6, 2019

Tulus Itu Mudah, Hanya Saja Tak Ingin

Berlomba-lomba untuk menjadi cantik atau tampan di jaman sekarang, mudah; asal punya uang.
Yang sulit itu berlomba-lomba untuk menjadi tulus dalam kebaikan; meski kita punya banyak uang.

Iya, Kamu

Hati-hati di jalan.
Yang di hati kapan jalan-jalan.
Yang jalan-jalan kapan sampai hati.

Pasti Akan Terlihat

Tak perlu berpura-pura dalam hal apapun.
Tak perlu juga menjelaskan kebaikan apa yang kamu punya.
Toh kalau memang kamu baik,
Hal itu akan terlihat dengan sendirinya.

Monday, November 4, 2019

Ibu Bapak Guruku

Pelajaran gue sulit, meski belajarnya mudah. Tapi kan tetap aja nggak all out. Ya kan?

Jadi rindu masa-masa ngisi LKS sekolah dulu deh. Tiap turun LKS yang wanginya itu khas banget kenapasiiiih, pasti langsung gue habeeek beberapa BAB. Malah kadang biarpun minggu pertama masih di BAB 1, gue hantam itu doi sampai episode akhir.

***

Ohiyaa, sering banget gue dengar, katanya nilai pelajaran itu gimana gurunya yah? Ahahha yaa bener juga sih.
Gue punya beberapa point dari nilai-nilai gue nih.

Fisika kelas 9 gue bagus -tiap doi baru selesai diktein soal, gue langsung maju buat ngumpulin buku gue. Dan yang lain masih ngerjain, herman kenapa gue segitu semangatnya yaa buat deket sama Pak J.
Yang gue suka dari ini adalah lirikan mata temen-temen kelas yang ngeliat gue dengan mata nggak biasa ahaha.
Masuk SMA (Pak W) eh jeblok sejeblok-jebloknyaaaa. Kayaknya gue yang salah sih.

Kimia di SMP sedikit; nggak terlalu paham. Kelas 10 mengenalnya lagi, kelas 11 mencoba mengerti, dan kelas 12 (Bu C) nilai kimia gue indaaah!
Kenapa bagusnya di kelas 12? Karena gue baru sadar target; farmasi gue membutuhkan ilmu itu.

Agama SMP gitu-gitu aja, agama SMA (Bu S) meningkat dong. Karena mulai SMA itu gue hijrah hehe jadi kebawa deh aura-aura santrinya.

MTK SMP standar, di kelas 10gue tertinggi -nggak mau kalah sama Tetehnya kata Bu H wkw.
Saingan beraaad gue di MTK, temen gue, N*el ahah. Jadi weh kelas 11-12 nilai gue adu balap sama dia :(

Sunda SMP standar juga, di SMA tertinggi dong. Kamu anak kesayangan Ibuuuu, kata Bu A hehe.

English SMP ancur, kelas 11-12 excelent! Gue makin excited banget belajar english, karena gurunya itu cantiiiik (Ms. Ati) mirip gue katanya ahahahalu. Ms. Ria thankyouuu banget, nilai T.O aku tertinggi loh. Dih shombong. Bodo wee.

Yang lain? Flat.

Olahraga, sudah pasteeeh, biar nggak ikut renang juga nggak masalah -Pak W kenal Mama gue wkw.

Bahasa, standar banget. Karena dulu gue nggak bisa menulis secara 'bahasa', eh sekarang malah hobby.
Yang gue kecewa sama diri gue di SMA dulu, gue kalah waktu bikin cerpen huhu -Buuu sekarang saya punya beberapa bahan cerpen nih, apa mau buat baru lagi :(

PLH, dulu gue nggak begitu aware sama lingkungan. Jadi masih bodo amat. Sekarang?beeeh. Sama aja ahaha.

Biologi, standar deh kayaknya.

SBK, stabil bagusnya. Gue jago di seni lukis (pokoknya yang berhubungan sama tangan) doang tapi ahah.

TIK, standar jugaaaaaa yakarena hebat di mapel itu jam terbang kali heeey. Da ngebosenin ih belajarnya ahah. Nyalin angka, rumus - nyalin angka, rumus. Maaf nih yaa pecinta monitor hehe.

***

Huh, terkadang terpintas pikiran buat bisa belajar di Sekolah lagi. Ngisi LKS, jawab soal di papan tulis, sok pinter depan guru -maju aja dulu, bisa nggak bisa belakangan ahah.

I miss when I loved you.
Terima Kasih seragam putih!

Sunday, November 3, 2019

Tak Menyesal

Bandung..
Saat itu ia menjadi saksi bisu kerapuhanku,
Saat tak lagi tau apa yang harus kulakukan,
Saat bibir tak sanggup lagi berucap,
Saat tak lagi ada kata menjawab keadaan.
Hanya tetes demi tetes air mata yang mampu memerangi semua.

Bandung menyaksikan.
Ia melihat ku tak percaya,
Ia mendengar ku tersedu,
Ia merasakan kehilanganku,
Ia membiarkan air mataku jatuh tak berhenti.

Jahatnya aku tak bisa melepas Bandung saat itu.
Maaf karenanya aku tak melihatmu,
Tak mengantarmu,
Tak menemanimu.
Tapi doa ku,
Selalu tersirat namamu.
Dan Bandung,
Berhasil membuatku tak membencinya.

Yaa,
Dengan itu semua, justru membuat aku semakin merindunya.
Ingin rasanya mengembalikan diriku padanya.
Mengingat kembali detik demi detik awal kisah itu.
Kisah yang sangat sangat melemahkanku, yang juga membuatku menjadi kuat.

Aku tak pernah menyesal mengenalmu, Bandung.

Aku Titip Sesuatu

Hujan..
Bisakah kutitip benci.
Aku benci terlahir saat Ia menua.
Kini,
Harus kuakui bahwa Ia telah tiada.
Sungguh,
Telah tiada.

Tolong bantu jatuhkan benci ini sejatuh-jatuhnya,
Hingga terhempas deras dari asalnya.

Tuesday, October 29, 2019

Cucumber Facial Mist

Karena ada timun nggak terpakai di kulkas, yaudaa gue buat doi ngerasa berguna aja hidupnya -padahal nggak mampu beli facemist :(

Siapkan alat dan bahan:
1. 1-2 Timun. Tau timun kan? Iya yang bentuknya kayak duren. Sesuaiin jumlahnya sama volume di spray bottle
2. Air matang. Biar mencegah adanya patogen aja wkw. 75% atau jangan lebih dari volume di spray bottle
3. Blender
4. Saringan (kecil)
5. Wadah
6. Spray bottle. Gue pake spray bottle bekas -tuh kan bottle-nya aja bekas, gimana mau beli facemist :(

Nih gue list how to make-nya:
1. Cuci timunnya pakai air. Iyalah kalau pake debu tayamum namanya
2. Potong random, yang penting kecil dan ngga ngerusak blender mama-mu wkw
3. Add airnya
4. Blend sampai halusnya merana, eh merata
5. Tuang ke wadah lain, pakai saringan kecil (mun aya mah)
6. Tuang ke spray bottle. Awas tumpah ahah 7. Taro di kulkas biar fresh dan dipakainya suegeeer

Face mist ini, daily use. Aman banget selama sediaan ngga bau ahah. Anyway facemist yang dibuat dari bahan alam itu biasanya umurnya kurang dari 10 hari. Karena kan ngga pakai pengawet. Jadi buatnya secukupnya aja yaa. 

BTW ampas timun-nya jangan dibuang, jadiin masker. Ditempel aja di wajah selama 10-15 menit. Biar apa? Biar adem ahah.

Kandungan air, astringen dan phytochemical dalam timun:
1. Menyegarkan, menyejukkan kulit di cuaca yang lagi demam ini
2. Menenangkan kulit yang panik karena sunburn attack
3. Mengontrol sebum/minyak berlebih kayak gorengan pas lagi diangkat
4. Mengurangi inflamasi/peradangan kulit
5. Bikin glowing uuwuw
6. Melembabkan kulit kering. Kayak dompet akhir bulan
7. Memproduksi collagen
8. Menjaga elastisitas kulit wajah, biar kayak ballon kaliyaa
9. Antiaging
10. Googling! Wkw

Selamat mencoba!

Sunday, October 27, 2019

Semampuku

Tidak menuntut apa yang kita tidak mampu,
Tapi tetap berusaha untuk mencapainya.
Lakukan apa yang kita bisa,
Dan tetap menjadi apa adanya.

Terasa

Bingung itu disaat kita ada diantara 2 pilihan yang kita inginkan.
Dan terasa mudah ketika kita memilih 1 yang kita butuhkan.

Cobalah

Jangan pernah diam,
Karna diam bisa tak berarti.
Jangan pernah menunggu,
Karna menunggu bukan usaha.
Cobalah.
Karna mencoba menjawab semua.

Si Bodoh

Hanya si bodoh yang berkata 'percuma',
Karena setiap usaha yang kita lakukan selalu menghasilkan yang terbaik.
Tanpa kita sadari.

Thursday, October 24, 2019

Up Project

Tangan kanan memberi, tangan kiri tidak boleh tau. Benar.
Tapiiiii, kebaikan perlu diketahui banyak orang, agar mereka bisa ikut tergerak hatinya untuk melakukan kebaikan.

Surga terlalu luas untuk sendirian. Yuk berbuat baik. Karena kita nggak akan pernah tau kebaikan (kecil) mana yang mengantarkan kita ke surga.

Karena sejatinya manusia itu baik dan peduli. Hanya saja mungkin kita menutupi itu.
Semua bisa baik, tak semua bisa peduli.
Baik itu kebaikan, bagi mereka yang peduli.
Orang baik itu banyak banget, tapi daripada kita mencari, lebih baik kita yang menjadi orang baik itu.
Kebaikan bukan hanya soal memberikan materi atau membantu finansial aja, kata yang baik pun itu adalah kebaikan.

Tapi disini, gue ingin membuat gebrakan agar mereka yang mendengar bisa ikut gue untuk turun bersama. Bantu mereka menggariskan senyum; terutama dengan membantu meringankan kehidupannya.

Karena hidup bukan perkara siapa yang baik atau siapa yang terbaik. Tapi siapa yang melakukan hal baik.

_____

Akhirnya gue putuskan untuk membuat sebuah team. Nggak menargetkan berapa jumlah participants juga, siapa pun bisa ikut bantu, siapa pun bisa berbuat baik. Mau join atau enggak, terserah; gue harap kalian selalu, kapanpun, dimanapun, dengan siapapun, berbuat baik.

Team ini persembahan dari gue dan sahabat-sahabat gue, teruntuk mereka yang (sangat) membutuhkan bantuan apapun yang kami bisa, dan semampu yang kami lakukan.

Gue sebut team ini dengan nama "Up Project". Why 'Up'?

'Up' disini bukan mengartikan menyerah, penolakan atau ketidaksanggupan, tapi 'Up' yang mengartikan sesuatu yang menaikkan, mengangkat, juga mengingatkan.
Menaikkan taraf hidup mereka, mengangkat derajat mereka, dan mengingatkan sesama untuk "Yuk berbuat baik yuk!".

Dan 'Up' yang gue pilih juga ada kepanjangannya. Untuk Perhatian. Nah, kata perhatian ini yang ingin gue underline di tagline Up Project ini. Karena perhatian itu diciptakan untuk dibagikan, kepada siapapun, sesama atau makhluk hidup sekalipun.

_____

Nggak ada sekalipun kata disini yang mengarah ke- sok baik, pencitraan, agar dianggap baik atau apapun itu. Bebas, mau mendefinisikan Up Project seperti apa. But Up Project just wanna do the best for all.

Bantu kami dengan doa, agar team ini bisa berjalan sesuai dengan visi-misi yang sudah kami buat.
Dan siapapun kamu, bisa menjadi bagian dari kami :)

Monday, October 21, 2019

Berjalan Hanya Untuk Menemani

Waktu pasti memaafkan.
Karena pada hakikatnya bukan waktu yang menunggu.
Waktu tetap menjalankan tugasnya, berjalan.
Siapa yang tertinggal, waktu tak peduli.
Karena ia hanya ditakdirkan untuk menemani.

Sunday, October 20, 2019

Terputihkan

Terkadang ada pertanyaan yang tak harus dijawab dengan sebuah jawaban.
Mungkin,
Segores pernyataan dapat memutihkan yang abu.
Bahkan yang telah menghitam.

Pernyataan dari Pertanyaan

Aku bukan siapa,
Tapi haruskah aku mengapa?
Tak kuingat jelas kita saling bertatap kapan.
Entah pula dari penjelasan yang bagaimana?
Mungkin, katamu tak apa.
Hey, hatimu dimana?

Ada yang Terjadi

Tak ada yang terjadi antara aku dan kamu.
Tapi Tuhan,
Sangat memahami ini.
Bahkan lebih dari yang kita pahami.

Setidaknya Ada Jawaban

Bertahan atau mempertahankan itu sangatlah tidak mudah.
Terkadang butuh isak air mata untuk kuat berdiri disana,
Meski pada akhirnya sang waktu menjemput namun yang diperjuangkan tak lagi di sisi.
Kurasa itu lebih baik dari rasa penasaranku selama ini.

Candu

Tak ada yang memaksa bersama.
Mungkin awalnya hanya ego yang menjadi candu.
Dan,
Tuhan menyetujui.

Hingga Gelap Terlelap

Aku lupa kapan terakhir aku indah disana.
Mungkin sangat lama,
Saat yang sama, terakhir aku dan kamu melelapkan gelap.

Saturday, October 19, 2019

Dari Celah-Celah

Aku tak punya banyak waktu.
Sibukku merampas semuanya.
Tapi kau hadir melewati celah, katamu.
Lantas, mana mungkin kubiarkan waktu merampasnya lagi.

Bukan Inginmu

Tidak diprioritaskan bukan berarti tak dianggap.
Jika keinginanmu hanya itu,
Tepat,
Kau salah orang.

Hingga Saatnya

Aku disini.
Menanti waktu,
Menunggu jarak.
Melihat kau meraih.

Merindukan Gelap

Harus kuakui,
Aku merindukan malam.
Gelap yang membuatku ingin selalu denganmu.

Friday, October 18, 2019

Bantu Mereka

Kita sudah lebih baik.
Jika tau arti bersyukur,
Dengan membantu mereka menggariskan senyum.

Tuesday, October 15, 2019

Aku Rangkul Mereka

Dulu,
Aku membantah kata mereka bahwa semua adalah sama.
Kini,
Aku merangkul mereka.

Sunday, October 13, 2019

Sejenak

Aku dengan sibukku.
Kamu dengan sibukmu.
Kau tau ini melelahkan.
Tolong jangan gaduh,
Setidaknya sejenak kau istirahat.

Untuk Kita Semua

Jangan mengeluh.
Jangan bosan.
Jangan marah.
Jangan kesal.
Jangan kecewa.
Jangan bicara negative.
Jangan berbuat negative.
Positive selalu.
Bersyukur selalu.
Tuhan ada.
Tuhan lihat.
Tuhan bantu.

Mulai sekarang, wajib positive, dalam banyak hal yang dapat mempengaruhi future kita.

Tak Semua

Semua bisa berubah,
Tak semua bisa menjadi jahat.

Semua bisa diam.
Tak semua bisa membisu.

Aku,
Bisa pergi.
Tapi tak bisa jauh.

Menuju Malam

Seharian ini aku lelah.
Bukan sibuk seperti yang mereka tau.
Aku ingin bercerita,
Mau mendengar?

Saturday, October 12, 2019

Akan Kutahan Ini

Ada perjalanan yang belum tuntas.
Bukan karena dilupakan,
Atau pura-pura lupa.
Hanya ingin menyibukkan diri dengan pijakan di jalan lain agar tak jatuh mendalam.
Tak apa meski tertancap rungsing dan pusing sebentar.

Karena Kita

Terimakasih untuk kita yang sudah bekerjasama hingga akhirnya menciptakan komit.

Tuesday, October 8, 2019

Dia Dekat

Cinta itu dekat,
Ada di dalam diri.
Untuk diri sendiri lebih dulu,
Karena cinta untuk diri sendiri akan menghadirkan cinta untuk mereka,
Semua.

Kamu

Aku tak menyuruhmu untuk mendengar ocehan oranglain tentangmu.
Aku hanya tak ingin kau menghukum dirimu sendiri atas ocehan itu.
Peduli terhadap dirimu adalah kamu.

Kita Tak Pernah Saling

Aku pernah diam.
Aku pernah bertahan.
Atas dirimu.

Aku mencoba diam.
Aku mencoba bertahan.
Namun kau hanya melihatku.

Aku diam.
Aku bertahan.
Dan kau hanya menanti.

Sebelum ini hanya aku.
Yaa,
Dan ini bukan kerjasama yang baik.

Aroma Kopi

Malam menemani,
Sandaran menjadi saksi,
Kita pernah bercerita tentang kopi.
Belum sempat untuk kulupai,
Ternyata ada cerita lain tentang kopi,
Yang kau nikmati,
Bersama dia.

Monday, October 7, 2019

Hanya Satu

Mungkin hanya satu,
Itu pun tak berubah.
Lantas,
Apa aku harus bosan?

Masih Ada Selain Kamu

Berbuat baik bukan berarti harus merasa lebih baik dari oranglain.
Oranglain bisa saja lebih baik darimu,
Namun ia memilih untuk tak menyombongkannya.

Sunday, October 6, 2019

Santuuuy

🙍: Kenapa elo baik?

🙋: Baik itu naluri; siapa aja bisa. Nah, jahat itu pilihan

🙍: Dulu gue jahat banget yaa :(

🙋: Gpp, yang penting elo ngga gue jahatin kan? Haha

🙍: Banyak yang bilang ke gue "elo lagi sama Wilda?", "ko elo bisa sih sama dia?". Aneh ya mereka tuh

🙋: Haha biarin aja. Nyamannya mereka ya mungkin begitu. Jangan diusik nanti baper haha

🙍: Elo jadi jelek deh, di mata mereka :(

🙋: Salah gue sih, gue kalo udah kesel banget sama orang, keliatan banget. Ngga bisa fake

🙍: Tapi kan elo bisa aja jelasin awalnya gimana?

🙋: Mulut mereka banyak, tangan gue cuma dua. Lagi juga nyari pembelaan diri itu capee. Kerasnya suara mereka, itu bakal nutupin telinganya sendiri kalau kita ajak ngomong. Percuma.

🙍: Will, kalo gue udah temenan sama lu, tapi mereka tetep nggak suka sama lu, gimana?

🙋: Gpp kali Buu haha. Nggak semua orang harus disukai banyak orang ko. Santai ajaa
🙋: Kayak elo sekarang dateng. Apa gue ngebahas yang dulu? Apa gue tanya kenapa elo ngomongin gue yang engga-engga dulu? Yang dulu ya dulu. Semua orang bisa bisa berubah tiap detiknya. Jadi sayang kalau kita acuh sama kebaikan baru

***

Satu-satunya yang tidak akan membuatmu menyesal atas itu selamanya ialah perilaku akhlaq baikmu kepada semua orang; walaupun mereka menyambutmu dengan tidak baik. Sebab seorang mukmin yang paling mulia disisi Allah SWT adalah yang berakhlaq baik —M. Al-Bagir.

Jangan mau makan hasil cernaan orang lain. Kita harus coba makanan itu sendiri. Karena proses metabolisme tubuh setiap orang, responnya berbeda.

Friday, October 4, 2019

Kutikung Kau

Malu dihadapanmu adalah sebaik-baiknya kutikung disepertiga-malamNya.

Thursday, October 3, 2019

Rindu Ini Menyakiti

Rindu mana yang lebih menyakitkan,
Dari merindukan seseorang yang telah tiada.
Pedih!
Sebab disimpan sakit,
Pun ditemu pada siapa.

Tuesday, October 1, 2019

Tuhan, Jangan..

Semua berlalu,
Pun kita akan melewati.
Ini perihal waktu yang bermasa.

Sunday, September 29, 2019

Efektivitas Penggunaan Antibiotika pada Anak Penderita Demam Tifoid

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI RS DR. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR PERIODE 2017–2018

 

Wilda Dian Sari1) Lea P. Sjamsudin2) dan Lusi Indriani3)

Program Studi Farmasi FMIPA UNPAK – Bogor

 

ABSTRAK

Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh feses atau urin orang yang terinfeksi. Tujuan penelitian ini yaitu menilai efektivitas penggunaan antibiotika pada anak penderita demam tifoid di ruang rawat inap RS Dr. H. Marzoeki Mahdi periode 2017-2018. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non-Eksperimental dan merupakan studi Retrospektif Cross Sectional, dianalisis secara deskriptif. Populasi yang diperoleh sebanyak 48 sampel dengan metode pengambilan data secara purposive sampling melalui pengukuran kondisi klinis (suhu tubuh) dan hasil laboratorium (tes widal dan jumlah leukosit) pasien dan dianalisis dengan uji Wilcoxon. Hasil penilaian efektivitas penggunaan antibiotika berdasarkan kondisi klinis sebesar 94% dan hasil laboratorium sebesar 64%, dan penggunaan antibiotik yang efektif dalam menormalkan leukosit dan suhu tubuh adalah ceftriaxone masing-masing sebesar 61% dan 82%.

Kata Kunci : Efektivitas, antibiotika, demam tifoid, RS Dr. H. Marzoeki Mahdi

 

ABSTRACT

            Typhoid fever is an infection disease caused by Salmonella typhi bacteria that enters the body through food and drink that is contaminated with feces or urine of an infected person. The purpose of this study is to assess the effectiveness of the use of antibiotics in children with typhoid fever in the inpatient room of Dr. Hospital.  H. Marzoeki Mahdi for the period 2017-2018.  This research is a Non-Experimental type of research and is a Cross Sectional Retrospective study and analyzed descriptivel.  The population obtained as many as 48 samples with the method of data collection by purposive sampling through measurement of clinical conditions (body temperature) and laboratory results (widal test and the number of leukocytes) of patients and anlyzed by Wilcoxon test.  The results of the assessment of the effectiveness of antibiotic use based on clinical conditions were 94% and laboratory results were 64%, and the effective use of antibiotis in normalizing leukocytes and body temperature was ceftriaxone by 61% and 82%, respectively.

Keywords : Effectiveness, antibiotics, typhoid fever,  Dr. H. Marzoeki Mahdi Hospital


PENDAHULUAN

Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh feses atau urin orang yang terinfeksi (WHO, 2015). Penyebab yang sering terjadi yaitu faktor higiene pribadi, higiene makanan atau minuman serta sanitasi lingkungan (Padila, 2013).

Demam tifoid sering terjadi di daerah endemik, seringkali terjadi ketika awal musim hujan ataupun musim kemarau (Nafiah, 2018). WHO memperkirakan angka kejadian demam tifoid yang terjadi di seluruh dunia terdapat sekitar 17 juta kasus/tahun dengan angka kematian mencapai 600.000 orang, dimana 70% kematiannya terjadi di Asia (DepKes RI, 2013). Di Indonesia kejadian demam tifoid memiliki angka yang cukup tinggi yaitu sekitar 500/100.000 kasus (KeMenKes RI, 2006). Prevalensi demam tifoid di Indonesia sebesar 1,6% terjadi pada dewasa dan 4,3% terjadi pada anak-anak (RisKesDas, 2007). Kekebalan tubuh anak-anak belum sekuat tubuh orang dewasa juga ditambah jajan yang sembarangan atau tidak mencuci tangan sebelum makan (Nafiah, 2018). Demam tifoid termasuk penyakit dengan peringkat ketiga pasien rawat inap terbanyak di rumah sakit Indonesia. Pada tahun 2010 penderita demam tifoid yang dirawat inap di Rumah Sakit sebanyak 41.081 kasus dan 274 diantaranya meninggal dunia (DepKes RI, 2011).

Pengobatan utama pada kasus demam tifoid adalah dengan pemberian antibiotika yang sesuai dengan infeksi bakteri. Demam tifoid dapat disembuhkan bila diberikan pengobatan serta tindakan yang cepat dan tepat (Roespandi dan Nurhamzah, 2007).

Pada penelitian sebelumnya mengenai efektivitas penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid anak rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tahun 2010, pola antibiotika yang digunakan yaitu amoxicillin, cefotaxime, ceftriaxone dan kloramfenikol. Obat yang paling banyak digunakan adalah ceftriaxone 46,15%. Antibiotika yang efektif adalah ceftriaxone karena mempunyai efektivitas terapi mencapai 100% dengan rawat inap rata-rata yaitu 4 hari.

Mengingat masih tingginya prevalensi demam tifoid pada anak dan peggunaan antibiotika yang tidak tepat dapat menimbulkan risiko terjadinya resistensi antibiotika sehingga dapat mengakibatkan gagalnya efektivitas terapi. Oleh karena itu, untuk mengetahui keberhasilan terapi antibiotika perlu dilakukan penelitian evaluasi efektivitas penggunaan antibiotika pada pasien anak demam tifoid berdasarkan karakteristik pasien, karakteristik antibiotika, kondisi klinis dan hasil laboratorium sebelum dan sesudah terapi, sehingga dapat membantu dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan pengobatan demam tifoid pada anak.

METODE PENELITIAN

 

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Non-Eksperimental. Penelitian ini merupakan studi Retrospektif Cross Sectional. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menilai efektivitas penggunaan antibiotika pada anak penderita demam tifoid di ruang rawat inap RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor periode 2017–2018.

Sampel penelitian ini adalah semua pasien anak yang terdiagnosis demam tifoid yang menjalani perawatan di ruang rawat inap RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor periode 2017–2018 yang memenunuhi kriteria inklusi. Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 48 rekam medik.

 

ANALISIS DATA

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui dan mendapatkan presentase karakteristik pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, lama perawatan, diagnosa pasien dan karakteristik antibiotika yang digunakan yang terdapat pada data rekam medik pasien, kemudian disajikan dalam bentuk tabel.

Analisis data yang dilakukan untuk menilai efektivitas penggunaan antibiotika pada anak penderita demam tifoid dilihat dari kondisi klinis (suhu tubuh) dan hasil pemeriksaan laboratorium (jumlah leukosit) sebelum dan sesudah perawatan yang dianalisis menggunakan metode statistik non parametrik yaitu uji Wilcoxon untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan efektivitas antara kondisi klinis dan hasil laboratorium sebelum dan sesudah terapi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

1.     Karakteristik Pasien

Karakteristik subjek penelitian ini dilihat berdasarkan jenis kelamin, usia, dan lama rawat inap yang ditunjukkan pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Karakteristik Pasien

No

Hasil

Jumlah

Persentase

1

Usia

 

 

0-5 th

16

33%

 

6-14 th

32

67%

2

Jenis Kelamin

 

 

 

Laki-Laki

26

54%

 

Perempuan

22

46%

3

Lama Rawat Inap

 

 

3-5 hari

38

79%

 

> 5 hari

10

21%

 

A.    Berdasarkan Usia

Sebagian besar pasien yang menderita demam tifoid lebih banyak terjadi  pada usia anak-anak (6-14 tahun) yaitu sebanyak 67% dibandingkan usia balita (0-5 tahun) yaitu 33%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Klaarje yang menyatakan bahwa angka kejadian tertinggi adalah pada anak  usia 5-9 tahun, karena pada anak usia ini merupakan masa anak mulai mengenal lingkungan dan bersosialisasi dengan teman-temannya, mereka mulai mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak diketahui jelas kebersihannya. Hal ini juga diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pada usia balita (1-5 tahun) memiliki angka kejadian yang cukup rendah karena pola makan yang masih diatur oleh ibu mereka sehingga kemungkinan tetrjangkitnya lebih kecil (Adisasmito, 2006).

 

B.    Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah pasien berjenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu 54% dibandingkan dengan pasien berjenis kelamin perempuan yaitu 46%. Hal ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pasien anak penderita demam tifoid berjenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu 55,49% dibandingkan dengan pasien berjenis kelamin perempuan sebanyak 44,51%. Hal ini dikarenakan anak laki-laki lebih sering melakukan aktivitas di luar rumah sehingga memungkinkan terjadinya risiko yang lebih besar terkena demam tifoid dibandingkan dengan anak perempuan (Musnelina, 2004).

 

C.    Berdasarkan Lama Perawatan

Lama perawatan yang paling banyak adalah 3-5 hari yaitu 80% dan yang lebih dari 5 hari yaitu sebanyak 20%. Umumnya perawatan demam tifoid dibutuhkan waktu 7-14 hari untuk mencapai tingkat kesembuhan (KeMenKes, 2006), namun hal ini tidak sesuai dikarenakan sebagian besar kondisi klinis pasien sudah mulai membaik, biasanya pada keadaan ini dokter sudah menyatakan sembuh dan pasien diperbolehkan pulang (Fitrianggraeni, 2012). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2016), sembuh adalah suatu kondisi dimana pasien dinyatakan telah bebas dari penyakit yang diderita, sedangkan membaik adalah suatu kondisi dimana seseorang telah mencapai suatu keadaan yang lebih baik dari penyakit yang diderita.

 

2.     Karakteristik Antibiotika

Karakteristik dan penggunaan antibiotika dan pengadaannya di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor dapat dilihat pada Tabel 5.

 

 

 

Tabel 5. Karakteristik Antibiotika

No

Hasil

Jumlah

Persentase

1

Jenis Antibiotik

 

 

Tunggal

48

100%

 

Kombinasi

0

0%

2

Penggolongan Antibiotik

 

 

Kloramfenikol

0

0

Sulfametoksazol

0

0

Penisilin

0

0

Cephalosporin

48

100%

Kuinolon

0

0%

3

Antibiotik

 

 

Inj. Ceftriaxone

41

85%

Inj. Cefotaxime

5

10%

 

Inj. Ceftazidime

2

5%

4

Lama Penggunaan Antibiotik

 

 

3-5 hari

40

83%

 

>5 hari

8

17%

 

Berdasarkan Tabel 5 jenis antibiotika yang digunakan yaitu jenis tunggal  berjumlah 100% dengan penggolongan jenis antibiotika yang paling sering digunakan adalah golongan sefalosporin generasi ketiga yang berjumlah 100% yaitu Ceftriaxone sebesar 85%, Cefotaxime sebesar 10% dan Ceftazidime sebesar 5% dengan rute pemberian masing-masing dalam bentuk injeksi atau dengan rute pemberian intravena karena merupakan efek pemberian obat yang lebih cepat dibandingkan dengan rute pemberian oral. Hal ini disebabkan karena pertimbangan manfaat dan risiko dari pemberian obat pada setiap pasien yaitu keadaan dan kondisi pasien.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga menjadi pengobatan utama pada demam tifoid anak di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor periode 2017-2018. Pengobatan tidak menggunakan antibiotika drug of choice yaitu golongan kloramfenikol dan penisilin tetapi langsung diberikan dengan golongan sefalosporin karena diduga lebih cepat untuk menurunkan suhu tubuh, lama pemberian yang pendek dan dapat diberikan dengan dosis tunggal.

Ceftriaxone merupakan antibiotika yang paling sering digunakan dalam pengobatan rawat inap dan biasanya diberikan pada pasien anak-anak. Ceftriaxone juga merupakan salah satu antibiotika alternatif yang menjanjikan bagi pengobatan demam tifoid anak (Musnelina dkk, 2004).

Pemberian antibiotika oral digunakan sebagai terapi lanjutan yang dilakukan pada pasien anak penderita demam tifoid dengan pertimbangan kondisi klinis pasien membaik (KeMenKes, 2011). Hal ini sesuai dengan Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia, bila terdapat klinis perbaikan, antibiotika intravena dapat diganti dengan preparat oral dengan antibiotika golongan yang sama dengan antibiotika intravena sebelumnya (IDAI, 2009). Pada penelitian ini tidak dilampirkan obat pulang dari tiap pasien, namun ada beberapa pasien yang mendapatkan terapi antibiotika oral untuk dilanjutkan menjadi obat pulang saat pasien diizinkan pulang oleh dokter dari rumah sakit seperti cefixime dan cefadroxil. Terapi antibiotika cefixime oral merupakan terapi lanjutan dikarenakan cefixime merupakan antibiotika yang berada pada golongan antibiotika yang sama dengan cefotaxime dan ceftriaxone, yaitu golongan sefalosporin generasi ketiga yang memiliki aktivitas yang sama terhadap bakteri Gram positif maupun Gram negatif (Tjay dan Rahardja, 2007). Terapi antibiotika sefadroksil oral juga menjadi pilihan terapi lanjutan dikarenakan sefadroksil merupakan golongan antibiotika sefalosporin generasi pertama yang efektif terhadap bakteri Gram positif dan memiliki aktivitas sedang terhadap bakteri Gram negatif dan hanya diberikan secara oral pemberiannya sehingga dapat digunakan sebagai terapi obat pulang.

Lama penggunaan antibiotika diperlukan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi akibat perkembangbiakan Salmonella typhi yang telah menginfeksi tubuh pasien (Sidabutar dan Satari, 2010). Menurut KeMenKes, penggunaan antibiotika harus disesuaikan dengan diagnosis awal yang telah dikonfirmasi yang kemudian dilakukan evaluasi berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan kondisi klinis pasien. Penggunaan antibiotika pada saat pasien dirawat paling banyak yaitu 3-5 hari dengan 83% dan >5 hari sebanyak 17%.


 

3.     Kondisi Klinis dan Hasil Laboratorium


Tabel 6. Kondisi Klinis dan Hasil Laboratorium

No

Hasil

Pre

Post

 

Jumlah

Persentase

Jumlah

Persentase

1

Tes Widal

 

(+)

48

100%

 

 

 

 

(-)

0

0%

 

 

 

2

Leukosit

 

 

 

 

 

5,000-10,000

23

48%

16

70%

 

7

30%

 

<5,000 atau > 10,000

25

52%

16

64%

 

 

9

36%

 

3

Suhu

 

 

 

 

 

36-37°C

4

8%

45

94%

 

 

> 37°C

44

92%

3

6%

 


A.    Berdasarkan Tes Widal

Tes Widal adalah salah satu pengujian untuk mendiagnosa demam tifoid yang diakibatkan oleh bakteri Salmonella typhi. Meskipun diketahui bahwa tes Widal memiliki banyak kelemahan, tetapi sampai saat in tes Widal merupakan uji serologis yang paling banyak digunakan untuk menunjang diagnosis demam tifoid (Puspa, 2005).

Menurut penelitian sebelumnya, tes Widal memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tergolong sedang yaitu pada kasus demam tifoid dengan hasil biakan positif (Kalma, 2011). Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa kesembuhan sudah dialami oleh pasien walaupun tes Widal masih menunjukkan hasil (+) positif tetapi kondisi klinis menunjukkan kesembuhan pada pasien tersebut, hal ini didukung oleh pernyataan literatur yang mengatakan bahwa pada tes Widal pemberian antibiotika mampu mengahambat kenaikan titer tes Widal (Handojo, 2004).

Persentase pasien yang keadaannya belum atau tidak normal sebelum pemberian antibiotika berdasarkan tes Widal adalah sebanyak 100%, artinya bahwa semua hasil positif tes Widal memperkuat dengan terinfeksi Salmonella typhi pada penderita (Fatmawati, 2011). Pada penelitian ini masih terdapat beberapa pasien yang kadar leukositnya tidak dalam rentang normal pada saat keluar dari rumah sakit serta masih adanya pasien yang tidak dilakukan tes Widal pada saat keluar dari rumah sakit. Meskipun tes Widal hanya dilakukan di awal hari perawatan saja, namun pasien tetap mengalami pengobatan rawat jalan di rumah dengan membawa obat yang telah diresepkan oleh dokter untuk menuntaskan kesembuhan pasien tersebut.

B.    Berdasarkan Kadar Leukosit

Pemeriksaan jumlah leukosit pada penyakit demam tifoid digunakan sebagai diagnosa pembanding karena gejala yang terjadi pada kasus demam tifoid hampir sama dengan kasus infeksi lain. Rentang nilai normal leukosit di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor adalah 5.000–10.000/µL. Persentase pasien dengan kadar leukosit tidak atau belum normal sebelum pemberian antibiotika yaitu 52%, artinya hampir semua pasien memiliki kadar leukosit tidak normal.

Beberapa penelitian mendapatkan bahwa jumlah leukosit tidak mempunyai nilai spesifitas, sensitifitas dan dugaan yang cukup tinggi untuk digunakan dalam membedakan antara penderita demam tifoid atau bukan, akan tetapi adanya jumlah leukosit yang tidak dalam rentang normal relatif menjadi dugaan kuat diagnosis demam tifoid (Juwono, 2004).

Persentase pasien dengan kadar leukosit normal setelah perawatan yaitu 64%, artinya hanya sebagian pasien dengan kadar leukosit normal. Sementara 36% memiliki kadar leukosit tidak normal. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian antibiotika terhadap pasien berdasarkan kadar leukosit 64% efektif dalam menghentikan dan memusnahkan penyebaran bakteri Salmonella typhi dalam tubuh pasien. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pemberian antibiotika 90% efektif dalam menormalkan kadar leukosit akibat penyebaran bakteri Salmonella typhi dalam tubuh pasien (Wahyuno, 2014).

 

C.    Berdasarkan Suhu Tubuh

Suhu tubuh menjadi salah satu tanda vital pasien untuk mengetahui gejala demam yang ditandai dengan suhu tubuh yang tinggi. Umumnya gejala ini terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi (Nurjannah et al., 2011). Pada penelitian ini, persentase pasien yang suhunya tidak normal sebelum pemberian antibiotika yaitu 92%, artinya hampir semua pasien mengalami demam akibat bakteri Salmonella typhi, sementara 8% pasien memiliki suhu normal. Sedangkan persentase pasien dengan suhu tubuh yang normal setelah pemberian antibiotika adalah 94%, sementara tidak normal adalah sebanyak 6%. Hal ini menandakan bahwa pemberian antibiotika berdasarkan suhu tubuh 94% efektif menurunkan suhu tubuh pasien, meskipun masih terdapat 6% pasien yang memiliki suhu tubuh belum normal. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda pada penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pemberian antibiotika 95% efektif dalam menurunkan suhu tubuh akibat penyebaran bakteri Salmonella typhi dalam tubuh pasien (Wahyono, 2014).

4.     Karakteristik Pasien Berdasarkan Diagnosis Penyakit Penyerta

Tabel 7. Hasil Diagnosis Penyakit Demam Tifoid

No

Keterangan

Jumlah

Persentase

1

Tanpa Penyakit Penyerta

25

52%

2

Dengan Penyakit Penyerta

23

48%

 

Pada hasil diagnosa yang telah ditetapkan, dapat diketahui ada dan tidaknya penyakit penyerta pada pasien anak penderita demam tifoid. Hasil pada Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 48 pasien, diagnosis penyakit demam tifoid yang dirawat inap paling banyak adalah demam tifoid tanpa penyakit penyerta sebesar 52%.

Distribusi penyakit penyerta pada pasien anak penderita demam tifoid dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Penyakit Penyerta Pada Pasien Anak Penderita Demam Tifoid

No

Penyakit Penyerta

Jumlah

Persentase

1

Anemia

1     

2%

2

Appenditis

1

2%

3

Bronkitis

1

2%

4

Bronkopneumonia

2

4%

5

DBD

8

17%

6

Diare

1

2%

7

Dispepsi

3

6%

8

Febris

1

2%

9

GE

2

4%

10

ISK

1

2%

11

ISPA

2

4%

12

Low Intake

2

4%

13

Trombositopenia

1

2%

 

Dari hasil Tabel 8, diketahui distribusi penyakit penyerta dari pasien anak penderita demam tifoid yang banyak diderita adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) sebesar 17%, kemudian diikuti oleh Dispepsia sebesar 6%, Bronkopneumonia, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Low Intake masing-masing sebesar 4% dan Anemia, Appenditis, Bronkitis, Diare, Febris, Gastroenteritis (GE), Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan Trombositopenia masing-masing sebanyak 2%.

 

5.     Efektivitas Penggunaan Antibiotika

Efektivitas penggunaan antibiotika adalah terapi antibiotika yang efektif atau dapat mengurangi gejala dan tanda penyakit, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 9 berikut:


 

Tabel 9. Efektivitas Penggunaan Antibiotika

No

Antibiotik

Keefektifan

Leukosit

Suhu

Jumlah

Persentase

Jumlah

Presentase

1

Inj. Ceftriaxone

1. Efektif

29

61%

39

82%

 

 

2. Tidak Efektif

12

25%

2

4%

2

Inj. Cefotaxime

1. Efektif

1

2%

4

8%

 

 

2. Tidak Efektif

4

8%

1

2%

3

Inj. Ceftazidime

1. Efektif

2

4%

2

4%

 

 

2. Tidak Efektif

0

0%

0

0%

Total

48

100%

48

100%


 

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan antibiotika yang efektif dalam menormalkan jumlah leukosit pada pasien anak penderita demam tifoid adalah ceftriaxone (61%), ceftazidime (4%) dan

 

cefotaxime (2%). Sedangkan hasil penilaian penggunaan antibiotika yang efektif dalam menormalkan suhu tubuh pada pasien anak penderita demam tifoid adalah ceftriaxone (82%), cefotaxime (8%) dan ceftazidime (4%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hampir seluruh penggunaan antibiotika oleh pasien anak penderita demam tifoid di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor efektif.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan antibiotika yang tidak efektif dalam menormalkan jumlah leukosit pada pasien anak penderita demam tifoid adalah ceftriaxone (25%) dan cefotaxime (8%). Sedangkan hasil penilaian penggunaan antibiotika yang tidak efektif dalam menormalkan suhu tubuh pada pasien adalah ceftriaxone (4%) dan cefotaxime (2%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ketidakefektifan penggunaan antibiotika oleh pasien anak penderita demam tifoid disebabkan karena adanya penggunaan obat lain yang digunakan pasien dengan penyakit penyerta.

 

KESIMPULAN

 

Berdasarkan hasil penelitian, dari 48 pasien anak penderita demam tifoid yang dirawat di ruang rawat inap RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor periode 2017-2018 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.     Gambaran umum karakteristik pasien (usia, jenis kelamin dan lama perawatan) anak penderita demam tifoid lebih banyak ditemukan jenis kelamin laki-laki (54%) dengan usia 6-14 tahun (67%) dan lama perawatan 3-5 hari (79%).

2.     Gambaran umum karakteristik antibiotik (jenis, penggolongan, kelompok dan lama penggunaan antibiotik) yang paling banyak digunakan adalah jenis tunggal (100%) dengan golongan cephalosporin generasi ketiga (100%) yaitu ceftriaxone (85%) dan lama penggunaan 3-5 hari (83%).

3.     Penilaian efektivitas penggunaan antibiotika berdasarkan kondisi klinis (suhu tubuh) sebesar 94% dan hasil pemeriksaan laboratorium (jumlah leukosit) sebesar 64% dengan penggunaan antibiotik yang paling efektif dalam menormalkan jumlah leukosit dan suhu tubuh adalah ceftriaxone dengan masing-masing kefektifan sebesar 61% dan 82%.

 

SARAN

 

1.     Perlu ditingkatkan dalam pengisian atau kelengkapan lembar rekam medik pasien, khususnya pada pemeriksaan hasil laboratorium pada tes Widal sehingga memudahkan pendataan dan pembacaan rekam medik.

2.     Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode prospektif sehingga dapat dilihat penggunaan terapi antibiotika dan kondisi klinis pasien secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA

 

Adisasmito, A. W. 2006. Penggunaan Antibiotik pada Terapi Demam Tifoid Anak di RSAB Harapan Kita. Jakarta: Sari Pediatri, Vol. 8, No.3, Desember 2006. 174-180

 

DepKes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan No. 2406/MENKES/PER/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika. Jakarta: Depkes RI.

 

________. 2013. Sistematika Pedoman Pengendalian Penyak  it Demam Tifoid. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan.

 

Fatmawati, R., Nahwa, A., Hardian. 2011. Uji Diagnostik Tes Serologi Widal Dibandingkan Dengan Kultur Darah Sebagai Baku Emas Untuk Diagnosis Demam Tifoid Pada Anak Di Rsup Dr. Kariadi Semarang. Semarang: Universitas Diponogoro Semarang Press

 

Fitrianggraini, A., Hakim, A. R., Sujono, T. A. 2012. Evaluasi Pola Penggunan Antibiotik Pada Pasien Anak Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap RS “X” Tahun 2010-2011. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

 

Handojo, I. 2004. Imunoasai Terapan Pada Beberapa Penyakit Infeksi. Surabaya: Airlangga University Press.

 

IDAI. 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.

 

Juwono. 2004. Ilmu Penyakit Dalam Edisi II. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online]. Available at: http://kbbi.web.id/pusat. Diakses 21 Juni 2016.

 

Kementrian Kesehatan RI. 2006. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta: Kemenkes RI.

 

________. 2011. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik. Jakarta: Kemenkes RI.

 

Musnelina, L., Afdhal, A, F., Gani, A., Andayani, P. 2004. Pola Pemberian Antibiotik Pengobatan Demam Tifoid Anak Di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta 2001-2002. Jakarta: Makara Kesehatan, Vol. 8, No. 1: 27-31.

 

Nafiah, F. 2018. Kenali Demam Tifoid dan Mekanismenya. Yogyakarta: Budi Utama

 

Nurjanah, S., Fathia, S. 2011. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Kering Beku Terhadap Beberapa Bakteri Patogen. Bogor: IPB Press

 

Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Bengkulu: Nuha Medika.

 

Patmawati, S. Y. 2010. Efektifitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Anak Rawat Inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

 

Puspa, W. 2005. Kemampuan Uji Tabung Widal Menggunakan Antigen Import dan Antigen Lokal. Indonesian Jounal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12, No. 1, Nov 2005: 31-37.

RisKesDas. 2007. Riset Kesehatan Dasar_Laporan Kesehatan 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

 

Roespandi, H., dan Nurhamzah, W. 2007. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.

 

Sidabutar, S., Satari, H, I. 2010. Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid Pada Anak: Kloramfenikol Atau Seftriakson. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RS. Cipto Mangunkusumo. Sari Pediatri 2010;11 (6): 434-9.

 

Tjay, T. H., Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan Dan Efek-Efek Sampingnya Edisi Ke VI. Cetakan I, Hal. 263, 270. Jakarta: Gramedia.

 

Wahyono, D., Fita, R., 2014. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pediatri Rawat Inap. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.

 

World Health Organization. 2015. Typhoid Fever. Terdapat Di: Http://Www.Who.Int/Topics/Typhoid_Fever/En/ [Diakses 9 Juni 2016].


Baban's Words Part 2

FGVV?ds000,,,,,,,,,,,,,,M9320W-NHJ