BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
a.
Mengetahui
prosedur pembuatan pasta gigi dari bahan alam
b.
Mengetahui
formulasi pada sediaan pasta gigi
c. Mengetahui
evaluasi pasta gigi
1.2 Dasar Teori
Pasta gigi adalah
pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut
dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan, termasuk menghilangkan dan
mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga membantu memperkuat struktur gigi dengan
kandungan flournya (Pratiwi, 2007).
Pasta gigi menurut ADA (American
Dential Association) adalah pasta, gel, atau serbuk yang membantu menghilangkan
plak, yaitu lapisan bakteri yang terbentuk pada gigi dan gusi. Pasta gigi
adalah bahan semi-aqueous yang digunakan bersama-sama sikat gigi untuk
membersihkan deposit dan memoles seluruh permukaan gigi. Selain berfungsi untuk
membersihkan plak, pasta gigi juga berfungsi untuk memperkuat gigi terhadap
karies, mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara
kesehatan gigi.
Pasta
gigi digunakan untuk membantu membersihkan dan memoles gigi. Pasta gigi
merupakan bahan yang berfungsi sebagai media bagi zat aktif penghilang bakteri
dan plak (anti plak) untuk dapat diaplikasikan pada permukaan gigi. Penggunaan
pasta gigi bersama sikat gigi melalui penyikatan gigi adalah salah satu cara
yang paling banyak digunakan oleh masyarakat saat ini dengan tujuan untuk
meningkatkan kebersihan rongga mulut. Penambahan zat aktif pada pasta gigi yang
bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut bukan hanya bertujuan sebagai program
pencegahan kerusakan gigi pada orang dewasa, melainkan juga dapat mencegah
kerusakan gigi sedini mungkin pada anak (Riyanti, 2009).
Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang
dianggap sebagai manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi
berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies,
dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan
rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gigi. Bakteri mulut dapat berikatan dengan plak
menyebabkan kerusakan dan sakit gigi. Plak merupakan lapisan yang terbentuk
pada permukaan gigi terutama bagian leher gigi, terdiri dari bakteri dalam
matriks organic, yang telah dikaitkan dengan radang gusi (gingivitis); penyakit
periodontal; atau karies gigi.Plak gigi dapat dikendalikan dengan penghapusan
fisik plak menggunakan pasta gigi dan obat kumur antimikroba (Okpalugo et al,
2009).
Pasta gigi yang baik adalah yang
tidak menyebabkan gigi abrasi, tambalan berubah warna atau mengganggu
keseimbangan bakteri mulut.Awalnya syarat pasta gigi tidak begitu diperhatikan
tetapi sekarang syarat-syarat tersebut menjadi penting dan terutama ditekankan
pada isi atau kandungannya. Syarat-syarat yang dimaksud adalah sebagai berikut
:
1. Menyegarkan mulut
2. Tidak berbahaya, lembut dan cocok
untuk digunakan
3.
Mempunyai
daya abrasif yang minimal dan mempunyai daya pembersih yang maksimal.
4.
Dapat
menyingkirkan kotoran-kotoran di mulut. Harus stabil dalam jangka waktu yang
lama.
5.
Dapat
bekerja dalam suasana asam maupun basa.
6.
Dapat
menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut.
7.
Dapat
mengurangi dan menghilangkan bau mulut.
8.
Tidak
beracun.
Dalam pemilihan pasta gigi,
sebaiknya pasta gigi yang dipilih harus mengandung 3 unsur pokok. Ketiga unsur
tersebut adalah bahan abrasif, surfactan serta memberikan rasa segar.
Dari segi
fungsi, pasta gigi ada 3 fungsi yaitu:
1.
Fungsi
Kosmetik : Menyingkirkan materi alba, plak, sisa-sisa makanan dan stein pada
permukaan gigi serta untuk menyegarkan nafas.
2.
Fungsi
Kosmetik Terapeutik : Menghilangkan kalkulus dan gingivitas.
3.
Fungsi
Terapeutik : Mengurangi pembentukan plak, kalkulus, gingivitis dan sensivitor
gigi.
Sirih telah diakui
memiliki efek farmakologis yaitu sebagai antimikroba,
antioksidan,antimutagenik, antikarsinogenik dan antiinflamasi. Ekstrak daun
sirih mengandungasam lemak ( asam stearat dan palmitat ) dan asam lemak
hidroksi ester ( esterhidroksi dari stearat, palmitat dan asam miristat dan hydroxychavicol sebagaikomponen
utama yang merupakan turunan senyawa fenol yang memiliki dayaantibakteri lima
kali lebih kuat daripada fenol biasa dengan target struktur, fungsidinding
dan membran sel bakteri. Ekstrak
daun sirih diperoleh dari hasil perendamandaun
sirih untuk memisahkan komponen aktif yang terdapat didalam daun sirih.Namun, komponen yang terkandung didalamnya (
minyak atsirinya ) bersifat volatilatau mudah menguap sehingga diperlukan
tempat tertutup untuk proses pengolahannya.
Pasta gigi
mengandung campuran bahan penggosok, bahan pembersih, bahan tambahan, berbentuk
semipadat yang digunakan untuk membantu membersihkan tanpa merusak gigi dan
jaringan mukosa mulut (Putra, 2002).
Secara umum, kandungan pasta gigi adalah
sebagai berikut:
a. Bahan abrasif, merupakan bahan utama pasta
gigi, menyusun 30-40% kandungan pasta gigi.
Bahan abrasif berfungsi untuk membersihkan dan memoles permukaan gigi
tanpa merusak email, mempertahankan kekebalan partikel, mencegah akumulasi
stain. Bahan yang sering digunakan antara lain natrium bikarbonat, kalsium
bikarbonat, dan kalium sulfat.
b. Bahan pelembab, berfungsi sebagai pencegah
penguapan air dan mempertahankan kelembaban pasta. Bahan yang sering digunakan
antaralain gliserin, sorbitol dan air. Bahan pelembab ini menyusun 10-30%
kandungan pasta gigi.
c. Bahan perekat (binder), berfungsi sebagai
pengikat semua bahan dan membantu memberi tekstur pada pasta gigi. Bahan yang
sering digunakan antaralain CMC Na, xanthan gum, carbomer. Bahan perekat ini
menyusun 1-2% kandungan pasta gigi.
d. Surfaktan, berfungsi sebagai penurun tegangan
permukaan dan melonggarkan ikatan debris dengan gigi yang akan membantu gerakan
pembersihan sikat gigi serta membantu mengikat dan mengangkat lapisan lemak
sisa makanan pada permukaan gigi dengan membentuk misel karena partikel
surfaktan yang berbentuk lipid bilayer yang meyusun 1-3% kandungan pasta gigi
bahan yang sering digunakan antara lain Natrium Lauryl Sulfat (SLS) dan Natrium
N-Lauryl Sarcocinate.
e. Bahan pengawet (0,05-0,5%), berfungsi sebagai
pencegah kontaminasi bakteri dan mempertahankan keaslian produk. Bahan yang
biasa digunakan adalah natrium benzoate, nipagin, dan nipasol.
f. Bahan pemberi rasa (0-2%), berfungsi sebagai
penutup rasa bahan-bahan lain yang kurang enak, terutama SLS dan memenuhi
selera pengguna.
g. Air (20-40%) berfungsi sebagai pelarut bagi
sebagian bahan dan mempertahankan konsistensi dari pasta gigi.
h. Bahan terapeutik, ada beberapa bahan aktif
yang memiliki fungsi terapi bagi kesehatan gigi dan mulut, antara lain:
1. Floride, berfungsi sebagai bahan antikaries
dan berfungsi sebagai remineralisasi karies awal. Bahan yang digunakan
antaralain natriummonofluorofosfat dan natrium fluoride.
2. Bahan desentisasi, berfungsi untuk mengurangi
atau menghilangkan sensitivitas dentin dengan cara efek desentisasi langsung
pada serabut syaraf. Bahan yang biasa digunakan antaralain Strontium klorida,
Strontium asetat, Kaliumnitrat, dan kaliumfosfat.
3. Bahan anti kalkulus, berfungsi sebagai
penghambat mineralisasi plak dan mengubah pH untuk mengurangi pembentukan
kalkulus. Bikarbonat ditambahkan untuk mengurangi keasaman gigi.(Putri, MH,
2010)
1.3 Data Preformulasi
1. Aqua, Aqua Destilata,
Air Suling (FI III 96)
· Pemerian : Cairan
jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat higroskopik,
jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah, dapat memadat membentuk massa
hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai kurang lebih 20o.
· Kelarutan: Dapat
bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam
eter, dalam minyak lemak menguap.
· Identifikasi: Panaskan
pada kalium bisulfat terjadi uap merangsang, jika dibakar dengan sedikit
natrium tetra borat diatas nyala hijau.
1. Khasiat: Zat tambahan,
antimikroba, kelembaban.
2. Aqua
Destillata
Nama Sinonim :Air suling
Rumus Molekul : H2O
BM :
18,02
Pemerian :Cairan jernih, tidak
berwarna,tidak berbau,tidak berasa.
Kelarutan : -
Titik Lebur : -
Sisa Pemijaran : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan
Sumber : Farmakope Indonesia edisi.III tahun 1979, halaman 96.
b. Gliserin
Nama Sinonim : Gliserol
Rumus Molekul : C3H8O3
BM :
92,10
Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna,
tidak berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol
(95%), praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak
lemak.
Sisa Pemijaran : Pijarkan 50 gram biarkan menyala,
dinginkan sisa, basahkan dengan asam sulfat P, pijarkan bobot sisa tidak lebih
dari 5 mg.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan
Sumber : Farmakope Indonesi
edisi III tahun 1979, halaman
271
· Identifikasi: Panaskan
dengan kalium bisulfat terjadi uap merangsang. Jika dibakar dengan sedikit
natrium tetraborat di atas nyala api terjadi nyala hijau.
· Khasiat: Zat tambahan,
antimikroba, kelembapan.
3.
Calcii
Carbonas
Nama Sinonim : Kalsium karbonat
Rumus Molekul : CaCO3
BM :
100,09
Pemerian : Serbuk, hablur mikro,
putih, tidak berbau, tidak berasa, stabil diudara.
Kelarutan : Praktis tidak larut
dalam air, kelarutan dalam air meningkat dengan adanya sedikit garam ammonium
atau karbondioksida, adanya alkali hidroksida menurunkan kelarutan, tidak larut
dalam etanol, larut dalam asetat 1N, dalam asam klorida 3N dan dalam asam
nitrat 2N dengan membentuk gelembung gas.
Titik Lebur : -
Sisa Pemijaran : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Antasidum
Sumber : Farmakope Indonesia edisi
III tahunh 1979, halaman 120 dan Farmakope Indonesia edisi.IV tahun 1995, halaman
159.
4.
Parafin
Cair
Nama Sinonim : Paraffinum Liquidum
Rumus Molekul : -
BM :
-
Pemerian : Cairan kental,
transparan, tidak berfluoresensi, tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir
tidak mempunyai rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut
dalam air dan dalam etanol (95%) P,
Larut dalam kloroform P dan dalam
eter p.
Sisa Pemijaran : -
Penyimpanan : Wadah dalam tertutup baik, terlindung
cahaya
Khasiat :
Laksativum
Sumber :
Farmakope
Indonesia edisi.III 1979, halaman 474.
5. Propilenglikol
Nama Sinonim : Propylenglycolum
Rumus Molekul : C3H8O2
BM :
76,10
Pemerian : Cairan kental, jernih,
tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik.
Kelarutan : Dapat campur dengan
air, etanol (95%) P dengan kloroform P,
larut dengan 6 bagian eter P, tidak
dapat campur eter minyak tanah P dan
dengan minyak lemak.
Titik
Didih : 185oC
sampai 189 oC tersuling tidak kurang dari 95% b/v.
Sisa Pemijaran : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat :
Zat
tambahan, pelarut
Sumber :FarmakopeIndonesia edisi.IV
tahun 1979, halaman 534.
6.
Sodium Lauril Sulfat
Nama Sinonim : SLS
Rumus Molekul : C12H25NaO4
BM :
288.38
Pemerian : Serbuk
putih atau cream sampai kristal kuning.
Kelarutan : Larut dalam air, praktis tidak larut dalam eter dan
kloroform.
Titik
Didih : -
Sisa Pemijaran : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan
stabil dalam kondisi normal.
Khasiat : Surfaktan
anionic emulsifying agent /( 0,5- 2,5 %), detergent pada shampoo (10%) 7,0-9,5%.
Sumber :
Handbook
Of Pharmaceutical edisi. 5th halaman 430.
7. Tragakan
Nama Sinonim : Tragacantha
Rumus Molekul : -
BM :
-
Pemerian : Tidak berbau; hampir
tidak berasa.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam
air, tetapi mengembang menjadi massa homogen, lengket dan seperti gelatin
Titik
Didih : -
Sisa Pemijaran : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan
Sumber :FarmakopeIndonesia
edisi.III tahun 1979, halaman 612.
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat Dan Bahan
A.
Alat
· Ayakan
mesh 100
· Batang
pengaduk
· Beaker
glas
· Blender
· Cawan
uap
· Erlenmeyer
· Gelaas
ukur
· Indikator
pH
· Kertas
perkamen
· Mortir
+ stamper
· Neraca
analitik
· Objek
glas
· Pot
salep besar
· Saringan
teh
· Spatel
· Sudip
B.
Bahan
· Air
suling
· Calcium
carbonat
· Ekstrak
daun mint
· Ekstrak
daun sirih
· Glyserin
· Paraffin
cair
· Propilen
glikol
· Sodium
lauril sulfate/Texapon
· Tragakan
· Tropicana
slim
3.2 Cara Kerja
a. Pembuatan
ekstrak
-
Ekstrak daun mint : 100 gram daun mint
dan 100 ml air suling
Digiling campuran
didalam blender, disaring, dikumpulkan filtrat nya.
-
Ekstrak daun sirih : 100 gram daun sirih
dan 100 ml air suling
Digiling campuran dalam
blender, disaring.Dikumpulkan filtrat nya.
b. Pembuatan
pasta gigi
Didalam
cawan, dibasahkan tragakan dengan
-
2,5 gram Glyserin
-
0,5 gram paraffin cair
-
2,5 gram propilenglycol
Didiamkan
selama +/- 5 menit.
Ditambahkan
air suling 4 ml sedikit-sedikit sambil terus diaduk sampai terbentuk lendiran.
Disisihkan
c. Digerus
dalam mortar dan kemudian dilakukan pengayakan mesh 100
-
22,5 gram calcium carbonat
-
12,5 gram glyserin
Ditambahkan
kedalam lendiran, dilakukan pengadukan sampai rata.
d. Dalam
wadah terpisah, dicampurkan dan dilakukan pengadukan
-
Air suling sisa
-
Tropicana slim 0,5 gram
-
Sodium laurin sulfat 0,5 gram
Ditambahkan
ke dalam campuran, diaduk sampai homogen.
e. Ditambahkan
kemudian ke dalam campuran
-
Ekstrak daun mint 2,5 ml
-
Ekstrak daun sirih 2,5 ml
Dilakukan
pengadukan sampai rata, hindari terbentuknya busa.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Data
Formulasi
A.
Formula
Air
suling
|
Qs
|
Calcium
carbonat
|
45
gram
|
Ekstrak
daun mint
|
5
ml
|
Ekstrak
daun sirih
|
5
ml
|
Glyserin
|
30
gram
|
Paraffin
cair
|
1
gram
|
Propilenglycol
|
5
gram
|
Sodium
lauryl sulfate
|
1
gram
|
Tragakan
|
1,2
gram
|
Tropicana
slim
|
0,05
gram
|
Sodium
Cyclamate 0,05 g
|
|
B.
Perhitungan
Air suling
|
Qs
|
Calcium carbonat
|
45 gram x ½ = 22,5 gram
|
Ekstrak daun mint
|
5 ml x ½ = 2,5 ml
|
Ekstrak daun sirih
|
5 ml x ½ = 2,5 ml
|
Glyserin
|
30 gram x ½ = 15 gram
|
Paraffin cair
|
1 gram x ½ = 0,5 gram
|
Propilenglycol
|
5 gram x ½ = 2,5 gram
|
Sodium
lauryl sulfate
|
1 gram x ½ = 0,5 gram
|
Tragakan
|
1,2 gram x ½ = 0,6 gram
|
Tropicana
slim
|
0,05 gram x ½ = 0,025 gram
|
4.2.Hasil
Pengamatan
Pengujian
|
Hasil
|
Keterangan
|
|||
1.
Organoleptik
|
a.
Aroma
|
+++
|
+ = Tidak wangi
++ = Kurang wangi
+++ = Wangi
|
||
b.
Warna : Hijau
|
+++
|
+ = Tidak bagus
++ = Kurang bagus
+++ = Bagus
|
|||
c.
Kerataan
|
++
|
+ = cukup baik
++ = baik
+++ = sangat baik
|
|||
2.
pH
|
|
12
|
-
|
||
4.1 Hasil Pengamatan
Parameter
|
Hasil
Pengamatan
|
1. Aspek Organoleptik
Aroma
Warna ( Hijau )
Kerataan
|
|
+
+ +
|
|
+
+ +
+
+
|
|
2.
pH
|
12
|
3.2 Pembahasan
Dalam
praktikum pembuatan pasta gigi herbal, metode pertama yang dilakukan adalah
pembuatan Ekstrak Daun Sirih, ekstrak daun sirih dibuat dengan cara memanaskan
daun sirih dalam air dengan air dalam keadaan panci tertutup, hal ini dilakukan
agar tidak ada kandungan daun sirih yang terlepas akibat proses penguapan
seperti kandungan minyak sirih yang bersifat volatil (mudah menguap). Daun
sirih telah diakui memiliki efek farmakologis yaitu sebagai anti mikroba,
antioksidan, antimutagenik, antikarsiogenik, dan antiinflamasi.Ekstrak daun
sirih juga mengandung asam lemak seperti asam stearat dan asam plamitat.
Ekstrak daun sirih yang ditambahkan pada pasta gigi berfungsi sebagai bahan
antimikroba karena komponen hydroxychaviol yang terkandung dalam daun sirih merupakan
turunan senyawa fenol yang memiliki daya antibakteri lima kali lebih kuat dari
fenol biasa.
Berdasarkan
definisi pasta, maka digunakan Calcium Carbonat sebagai polishing dan abrasive
agent dibandingkan dengan Natrium Carbonate. Hal ini dikarenakan, menurut FI IV
hal 159, Calcium Carbonat praktis tidak larut dalam air, sehingga sediaan pasta
yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yaitu lebih kaku dan kental dibandingkan
salep, sebab terdapat hampir 50% Calcium Carbonat yang sukar larut dalam air.
Sedangkan jika digunakan Natrium Carbonate dalam pembuatan pasta, maka
konsensitasi pasta tidak memenuhi spesifikasi, dimana pasta tidak kaku.Selain
itu, Calsium Carbonate yang berfungsi sebagai penghilang partikel makanan yang
menempel pada gigi, membantu menghilangkan diskolorisasi pada gigi dan juga
memperkuat gigi agar tidak mudah keropos.
Sediaan pasta gigi ini menggunakan glycerin dan propilenglikol yang
digunakan agar mampu mempertahankan air agar tidak terjadi pengeringan pada
sediaan pasta dan biasa dipakai dalam basis sediaan pasta gigi. Dengan menggunakan bahan tersebut
kelembababan pasta gigi akan sangat terjaga karena bahan bahan yang digunakan
dalam formulasi pasta gigi ada yang dapat bereaksi dengan udara dan dapat
mengurangi kadar air.
Selain
itu digunakan Sodium Lauryl Sulfat yang merupakan bahan surfactan berfungsi
untuk menurunkan tegangan permukaan, mengemulsi lemak dan memberikan
busa.Sehingga pembuangan plak dan sisa makanan menjadi lebih mudah, dan juga
memiliki efek sebagai anti mikroba.Campuran yang kental ditambahkan dengan
esktrak daun sirih sedikit demi sedikit hingga mencapai kekentalan yang
diinginkan.
Pada
Formula di atas terdapat Kalsium Karbonat, disini kalsium karbonat berfungsi
sebagai bahanabrasive, yaitu menghilangkan plak dan penyebab timbulnya bakteri
seperti partikel – partikelmakanan yang menempel pada lapisan. Sediaan
pasta gigi ini menggunakan glycerin sebagai basisnya. gliserin digunakan untuk
mampu mempertahankan air agar tidak terjadi pengeringan pada sediaan pasta dan biasa
dipakai dalam basis sediaan pasta gigi. Dengan
menggunakan bahan tersebut kelembapan pasta gigi akan sangat terjaga karena
bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi pasta gigi ada yang dapat bereaksi
dengan udara dan dapat menggurangi kadar air.Gliserin
berfungsi sebagai humektan, yaitu untukmempertahankan sediaan pasta agar tidak
kering. Gliserin memiliki multiple
fungsi, dapatdigunakan sebagai humektan, pengawet dan pemanis. Sodium lauril sulfat berfungsi sebagai
surfaktan.Sodium siklamat sebagai pemanis dan Aquadestsebagai pelarut Pasta
mengandung lebih sedikit air sehingga dapatmeminimalkan pertumbuhan bakteri dan
juga sediaan pasta lebih acceptan. Penggunaan
ekstrak daun sirih bertujuan sebagai bahan antimikroba karena komponen
hydroxychaviol. Hydroxychaviol merupakan turunan senyawa fenol yang memiliki
daya antibakteri lima kali lebih kuat daripada fenol biasa. Ekstrak daun sirih
juga mengandung asam lemak seperti asam palmitat.
Konsistensi pasta lebih padat sehingga ketika
digunakan lebih nyaman, tidak meluber, bisamenempel pada permukaan gigi
sehingga dapat membersihkan permukaan gigi.
Setelah semua bahan disiapkan, selanjutnya kami
mengembangkan tragakan dalam pelarut dengan cara menaburkan tragakan diatas
permukaan glyserin, paraffin cair dan propilenglikol pada mortir dan diamkan
sampai mengembangkemudian ditambahkan sebagian aquadest sampai terbentuk
lendiran.. Pada penambahan sodium lauril sulfat dilakukan secara perlahan-lahan
dan harus dilkukan secara hati-hati, hal ini dikarenakan sodium lauril
sulfatmudah berbusa atau terjadi penyabunan.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan pasta
gigi ini seperti Calsium Carbonat yang berfungsi sebagai pembersihnya,
glyserin, propilen glycol, tragakan, parafin cair, sodium cyclamate, sodium
lauryl sulfat, ekstrak daun mint yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau mulut, dan ekstrak daun sirih bisa
bermanfaat sebagai antibakteri.
Sediaan pasta gigi yang mengunakan bahan alami ekstrak daun sirih,
Berkaitan dengan kemanfaatan sirih untukkesehatan
gigi dan mulut, dosen Bio Kimia & Toksikologi FMIPA &
Pascasarjana IPB, Dr. Hasim DEA tertantang untuk membuktikan khasiat daun sirih
secara ilmiah dengan penelitian yang bertujuan membandingkan efektivitas minyak
atsiri daun sirih dengan senyawa fluoride. Ternyata pada konsentrasi yang sama,
minyak atsiri daun sirih yang mengandung fenol dan kavikol terbukti sebagai
antibakteri 3x lebih efektif daripada senyawa fluoride.Minyak atsiri lebih
efektif daripada flouride karena minyak atsiri mengandung fenol dan kavikol
yang bersifat bakterisidal yang mampu membunuh bakteri. Sedangkan flouride
hanya mampu menghambat perkembangan bakteri. Dengan demikian, minyak atsiri
lebih bagus digunakan untuk menjaga kesehatan gigi, gusi, dan menghilangkan bau
mulut yang disebabkan oleh bakteri. Penelitian lain juga telah membuktikan
bahwa daun sirih memiliki manfaat anti bakteri, anti jamur, anti larva, anti
diabetes dan anti inflamasi yang baik untuk kesehatan. Sedangkan pada ekstrak
daun mint, Selain menyehatkan pencernaan daun mint juga dapat
menyehatkan gigi dan juga mulut karena daun mint memiliki banyaj sifat
anti-bakteri dan juga anti-inflamasi. Kedua zat yang ada didalam daun mint ini
baik untuk kesehatan mulut dan mencegah dari terjadinya kerusakan pada gigi.
Sediaan pasta gigi yang dibuat menggunakan bahan aktif Kalsium Karbonat
yang berfungsi sebagai penghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi,
membantu menghilangkan diskolorisasi pada gigi dan juga memperkuat gigi agar
tidak mudah keropos.
Setelah sediaan yang kami buat jadi
kemudiandilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sediaan pasta gigiyang kami
buat itu memenuhi spesifikasi yang diinginkan atau tidak. Beberapa
ujidiantaranya adalah uji organoleptis, uji tingkat keasaman (pH).Uji
organoleptis terdiri dari bentuk kerataan, aroma dan warna.
Dalam
praktikum ini dilakukan pengamatan terhadap pH, Syarat pH untuk sediaan
pasta gigi berdasarkan SNI 12-3524-1995 adalah pH 4,5-10,5. Akan tetapi pada uji ini sediaan pasta
tidak memenuhi syarat yaitu pH 12.
Sedangkan untuk pengamatan terhadap
nilai viskositas pasta gigi harus dibandingkan dengan pasta gigi yang komersil
atau tersedia dipasaran karena setiap formula yang dihasilkan memiliki nilai
viskositas atau kekentalan yang berbeda. Dimana control positif ini digunakan
sebagai acuan antara pasta gigi herbal yang dihasilkan dan komersil. Namun
dalam pengujian ini tidak dilakukan karena waktu dan alat yang terbatas.
Uji aroma dilakukan dengan cara mencium sediaan
pasta gigi dan dihasilkan aroma yang sesuai dengan spesifikasi yaitu bau mint.
Selanjutnya uji warna, uji warnadilakukan dengan
melihat warna sediaan pasta gigi dan dihasilkan warna hijau sesuai spesifikasi
yang diinginkan, karena pasta gigi yang kami buat mengandung ekstrak daun sirih
dan ekstrak daun mint yang warna ekstraknya adalah hijau.
Pada uji kerataan, sediaan pasta gigi kami memiliki
kerataan yang kurang baik karena pada saat diuji sediaannya dsedikit kasar,
diduga zat yang sulit larut adalah calcium carbonat.
pengujian yang kedua adalah uji tingkat keasaman
(pH). Uji pH disini dilakukan menggunakan kertas pH indikator, dimana akan
terjadi perubahan warna kemudian dicocokkan dengan standart warna pH. Hasil pengukuranpH sediaan pasta gigi
dengan kertas indikator pH universal adalah 12. pH ini tidak sesuai dengan
rentang pH yang ada dalamspesifikasi pasta yaitu 4,5 – 10. Pasta gigi buatan
kelompok kami mengandung basa yang lebih besar yang disebabkan dari bahan
calcium carbonat.
Didalam percobaan pasta gigi ini dilakukan beberapa evaluasi,
seperti uji organoleptik dan pH dari pasta giginya. Uji organoleptik ini
seperti : warna, aroma dan kerataan.
Sediaan pasta ini berwarna putih sedikit pucat atau sedikit
ada warna hijaunya, warna ini dikarenakan ada tambahan dari ekstrak daun mint
dan daun sirih.
Aroma yang dihasilkan berbau daun Pasta gigi
adalah salah satu bentuk sediaan kosmetik yang diperuntukan sebagai pembersish
gigi.
Pasta gigi ini memiliki warna hijau agak putih. Hal ini karena kami
memperhatikan fungsinya yang untuk gigi dan dari ekstrak daun mint dan daun
sirih yang digunakan, dimana gigi yang indah adalah gigi yang putih bersih.
Selain itu, aroma yang dihasilkan dari pasta gigi ini adalah aroma mint dan
agak sedikit wangi sirih. Jumlah yang diberikan pada sediaan adalah adalah masing-masing
2.5 ml. Penggunaan aroma dalam jumlah yang sedikit diharapkan tidak memberikan
reaksi negatif seperti rasanya yang terlalu pedas.
Jadi, pasta
gigi ini memiliki organoleptis sediaan yang baik.
sirih, dibandingkan
dengan ekstrak daun mint sirih lebih tercium baunya karena daun sirih lebih
dominan baunya sedangkan kalau daun mint tidak terlalu tercium tapi apabila
dihirup akan terasa daun mintnya. Selanjutnya menguji kerataan dari pasta gigi
tersebut, pasta gigi tersebut tidak memiliki kehalusan yang sangat halus bila
digambarkan dengan jumlah +, maka kerataan dari pasta gigi tersebut terdapat 2
+ ini bisa dikarenakan saat pengadukan tidak terlalu kuat. Evaluasi yang kedua
pH dari pasta gigi, pH yang diperoleh 8. Dikarenakan mulut memiliki pH basa
maka pH dari pasta gigi ini cocok untuk mulut, karena basa dengan basa akan
cocok sehingga tidak akan merusak mukosa mulutnya.
Penggunaaanya pada gigi diharuskan
menggunakan bahan-bahan tidak akan menimbulkan reaksi negative pada gigi
seperti pengeroposan gigi, timbulnya plak atau gigi berlubang akibat bakteri.
Pemilihan bahan yang tepat harus memperhatikan juga sifat karakteristik bahan
dalam formulasi agar menghasilkan sediaan pasta gigi yang sesuai standar,
terutama dilihat dari pH, dan viskositas sediaan tersebut.
Dimana Sediaan pasta gigi haruslah memiliki derajat
keasaman yang sesuai dengan bahan bahan yang digunakan dimana bahan yang
digunakan terdiri dari bahan yang memiliki pH basa dan netral sedangkan pH
mulut adalah netral.
Mulut yang bersifat asam atau dalam keadaan asam
dapat membuat bakteri banyak bersarang didalamnya sehingga keamanan kesehatan
mulut dan gigi kurang terjaga.pH pasta gigi yang sudah ada juga memiliki pH,
apabila pasta gigi dipakai akan mengurangi derajat keasaman mulut sehingga
bakteri tidak dapat merusak gigi. Hal terjadi karenakan pada saat pembuatan,
formula yang digunakan dalam pembuatan pasta gigi ini mengandung bahan yang
bersifat basa lebih banyak. Hasil pengukuran derajat keasaman (pH) sediaan pasta
gigi kami bernilai 11.
Hal-hal yang
berpengaruh pada sediaan pasta gigi sendiri diantaranya: kecepatan pengadukan
dan penambahan air. Sedangkan sediaan pasta gigi dari kelompok kami memiliki
masa yang tidak terlalu bagus artinya sedikit encer, karena saat penambahan air
terlalu banyak sehingga sediaat tidak seperti yang diinginkan serta apabila
pengadukan yang kurang bagus juga dapat mempengaruhi hasil pasta gigi tersebut.
Pada mulut manusia, bakteri dapat tumbuh dengan cepat pada
permukaan pelikel dan melekat sehingga terbentuk plak. Pencegahan akumulasi
plak diperlukan guna menghindari sakit gigi sekaligus menjaga kesehatan
mulut.Bakteri ditemukan pertama-tama 4-6 jam setelah permukaan gigi
dibersihkan.Sebagian terdiri dari gram positif anaerob kokus dan setelah 6-10
hari mulai tampak gram negatif anaerob.Bakteri kokus ditemukan berjumlah
banyak, salah satunya adalah Streptococcus mutans (Kidd & Bechal,
1992).
Pasta
gigi adalah salah satu bentuk sediaan kosmetik yang diperuntukkan sebagai
pembersih gigi. Penggunaannya pada gigi diharuskan menggunakan bahan bahan yang
tidak akan menimbulkan reaksi negatif pada gigi seperti pengeroposan gigi,
timbulnya plak atau gigi berlubang akibat bakteri. Pemilihan bahan yang tepat
harus memperhatikan juga sifat karakteristik bahan dalam formulasi agar
menghasilkan sediaan pasta gigi yang sesuai standar, terutama dilihat dari pH
dan viskositas sediaan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan pembuatan pasta gigi dari ektrak daun sirih dapat disimpulkan
bahwa:
1.
kalsium krbonat ini berfungsi sebagai pejaga kesehatan
gigi dari plak-plak yang menempel dan memperkuat gigi agar tidak mudah keropos.
2.
Ekstrak daun sirih dan daun mint selain menyehatkan
pencernaan, tubuh dan antimikroba juga dapat menyehatkan gigi dan juga mulut
karena daun mint memiliki banyaj sifat anti-bakteri dan juga anti-inflamasi
3. Pengujian
organoleptis yang dilakukan menunjukan bentuk sediaan berupa pasta, aroma mint
dan warna sediaan hijau.
4. Pada
uji keasaman didapatkan pH sebesar 12. pH yang dihasilkan tidak memenuhi syarat
yaitu sebesar 12 sedangkan menurut literatur 4,5-10,5. Hal ini terjadi karena
dalam formula terlalu banyak bahan yang bersifat basa
DAFTAR PUSTAKA
Anonin.1995.Pasta gigi.SNI 12-3524.Jakarta:Depkes RI
Dirjen
POM.1979. Farmakope Indonesia. Edisi IV.
Jakarta:Depkes
RI
Dirjen
POM.1995. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:Depkes RI
Kidd,
E.A.M; S.J. Bechal.1992.Dasar-dasar Karies : Penyakit dan Penanggulanggannya.Terjemahan
Narlan Sumawinata & Safrida Faruk.EGC:Jakarta.
Okpalugo,J;
Ibrahim,K.2009.Toothpaste Formulation
Efficacy in Reducing Oral Flora.Tropical Journal Of
Pharmaceutical Research 8.Vol.1
Pratiwi,
R.2007.Perbedaan Daya Hambat terhadap
Streptococcus mutans dari
Beberapa Pasta Gigi yang Mengandung Herbal.Dental Journal. Vol.38.No.1
Putra, T. 2002.Pasta Gigi yang Mengandung Fluor sebagai Salah Satu Bahan untuk Mencegah Terjadinya Stomatitis Gigi Tiruan.Jurnal PDGI. Edisi khusus tahun ke-52: 330.
Beberapa Pasta Gigi yang Mengandung Herbal.Dental Journal. Vol.38.No.1
Putra, T. 2002.Pasta Gigi yang Mengandung Fluor sebagai Salah Satu Bahan untuk Mencegah Terjadinya Stomatitis Gigi Tiruan.Jurnal PDGI. Edisi khusus tahun ke-52: 330.
Putri,MH;
Herijulianti,E; Nurjannah,N. 2010.Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras
dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC Buku Kedokteran.
Riyanti,I.E.2009.
Biomassa Sebagai Bahan Baku Bioetanol.Bogor:Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
Rowe, Raymond C;Sheskey, Paul J;
Owen, Sian C.2006.Handbook of Pharmaceutical Excipients,5th ed.
London:Pharmaceutical Press
Sasmita,I;Pertiwi;A,Halim.2007.Gambaran Efek Pasta Gigi yang Mengandung Herbal
Terhadap Penurunan Indeks Plak. Jurnal PDGI, edisi khusus
PIN IKGA II: 37-41.
No comments:
Post a Comment