Monday, June 4, 2018

Sediaan Pasta Gigi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Tujuan Percobaan
a.      Mengetahui prosedur pembuatan pasta gigi dari bahan alam
b.     Mengetahui formulasi pada sediaan pasta gigi
c.      Mengetahui evaluasi pasta gigi

1.2  Dasar Teori
         Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan, termasuk menghilangkan dan mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga membantu memperkuat struktur gigi dengan kandungan flournya (Pratiwi, 2007).
Pasta gigi menurut ADA (American Dential Association) adalah pasta, gel, atau serbuk yang membantu menghilangkan plak, yaitu lapisan bakteri yang terbentuk pada gigi dan gusi. Pasta gigi adalah bahan semi-aqueous yang digunakan bersama-sama sikat gigi untuk membersihkan deposit dan memoles seluruh permukaan gigi. Selain berfungsi untuk membersihkan plak, pasta gigi juga berfungsi untuk memperkuat gigi terhadap karies, mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gigi.
Pasta gigi digunakan untuk membantu membersihkan dan memoles gigi. Pasta gigi merupakan bahan yang berfungsi sebagai media bagi zat aktif penghilang bakteri dan plak (anti plak) untuk dapat diaplikasikan pada permukaan gigi. Penggunaan pasta gigi bersama sikat gigi melalui penyikatan gigi adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan oleh masyarakat saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan rongga mulut. Penambahan zat aktif pada pasta gigi yang bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut bukan hanya bertujuan sebagai program pencegahan kerusakan gigi pada orang dewasa, melainkan juga dapat mencegah kerusakan gigi sedini mungkin pada anak (Riyanti, 2009).
      Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap sebagai manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gigi. Bakteri mulut dapat berikatan dengan plak menyebabkan kerusakan dan sakit gigi. Plak merupakan lapisan yang terbentuk pada permukaan gigi terutama bagian leher gigi, terdiri dari bakteri dalam matriks organic, yang telah dikaitkan dengan radang gusi (gingivitis); penyakit periodontal; atau karies gigi.Plak gigi dapat dikendalikan dengan penghapusan fisik plak menggunakan pasta gigi dan obat kumur antimikroba (Okpalugo et al, 2009).
Pasta gigi yang baik adalah yang tidak menyebabkan gigi abrasi, tambalan berubah warna atau mengganggu keseimbangan bakteri mulut.Awalnya syarat pasta gigi tidak begitu diperhatikan tetapi sekarang syarat-syarat tersebut menjadi penting dan terutama ditekankan pada isi atau kandungannya. Syarat-syarat yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.     Menyegarkan mulut
2.     Tidak berbahaya, lembut dan cocok untuk digunakan
3.     Mempunyai daya abrasif yang minimal dan mempunyai daya pembersih yang maksimal.
4.     Dapat menyingkirkan kotoran-kotoran di mulut. Harus stabil dalam jangka waktu yang lama.
5.     Dapat bekerja dalam suasana asam maupun basa.
6.     Dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut.
7.     Dapat mengurangi dan menghilangkan bau mulut.
8.     Tidak beracun.
Dalam pemilihan pasta gigi, sebaiknya pasta gigi yang dipilih harus mengandung 3 unsur pokok. Ketiga unsur tersebut adalah bahan abrasif, surfactan serta memberikan rasa segar.
Dari segi fungsi, pasta gigi ada 3 fungsi yaitu:
1.     Fungsi Kosmetik : Menyingkirkan materi alba, plak, sisa-sisa makanan dan stein pada permukaan gigi serta untuk menyegarkan nafas.
2.     Fungsi Kosmetik Terapeutik : Menghilangkan kalkulus dan gingivitas.
3.     Fungsi Terapeutik : Mengurangi pembentukan plak, kalkulus, gingivitis dan sensivitor gigi.
Sirih telah diakui memiliki efek farmakologis yaitu sebagai antimikroba, antioksidan,antimutagenik, antikarsinogenik dan antiinflamasi. Ekstrak daun sirih mengandungasam lemak ( asam stearat dan palmitat ) dan asam lemak hidroksi ester ( esterhidroksi dari stearat, palmitat dan asam  miristat dan hydroxychavicol sebagaikomponen utama yang merupakan turunan senyawa fenol yang memiliki dayaantibakteri lima kali lebih kuat daripada fenol biasa dengan target struktur, fungsidinding dan membran sel bakteri. Ekstrak daun sirih diperoleh dari hasil perendamandaun sirih untuk memisahkan komponen aktif yang terdapat didalam daun sirih.Namun, komponen yang terkandung didalamnya ( minyak atsirinya ) bersifat volatilatau mudah menguap sehingga diperlukan tempat tertutup untuk proses pengolahannya.

Pasta gigi mengandung campuran bahan penggosok, bahan pembersih, bahan tambahan, berbentuk semipadat yang digunakan untuk membantu membersihkan tanpa merusak gigi dan jaringan mukosa mulut (Putra, 2002).
Secara umum, kandungan pasta gigi adalah sebagai berikut:
a.      Bahan abrasif, merupakan bahan utama pasta gigi, menyusun 30-40% kandungan pasta gigi.  Bahan abrasif berfungsi untuk membersihkan dan memoles permukaan gigi tanpa merusak email, mempertahankan kekebalan partikel, mencegah akumulasi stain. Bahan yang sering digunakan antara lain natrium bikarbonat, kalsium bikarbonat, dan kalium sulfat.
b.     Bahan pelembab, berfungsi sebagai pencegah penguapan air dan mempertahankan kelembaban pasta. Bahan yang sering digunakan antaralain gliserin, sorbitol dan air. Bahan pelembab ini menyusun 10-30% kandungan pasta gigi.
c.      Bahan perekat (binder), berfungsi sebagai pengikat semua bahan dan membantu memberi tekstur pada pasta gigi. Bahan yang sering digunakan antaralain CMC Na, xanthan gum, carbomer. Bahan perekat ini menyusun 1-2% kandungan pasta gigi.
d.     Surfaktan, berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan dan melonggarkan ikatan debris dengan gigi yang akan membantu gerakan pembersihan sikat gigi serta membantu mengikat dan mengangkat lapisan lemak sisa makanan pada permukaan gigi dengan membentuk misel karena partikel surfaktan yang berbentuk lipid bilayer yang meyusun 1-3% kandungan pasta gigi bahan yang sering digunakan antara lain Natrium Lauryl Sulfat (SLS) dan Natrium N-Lauryl Sarcocinate.
e.      Bahan pengawet (0,05-0,5%), berfungsi sebagai pencegah kontaminasi bakteri dan mempertahankan keaslian produk. Bahan yang biasa digunakan adalah natrium benzoate, nipagin, dan nipasol.
f.      Bahan pemberi rasa (0-2%), berfungsi sebagai penutup rasa bahan-bahan lain yang kurang enak, terutama SLS dan memenuhi selera pengguna.
g.     Air (20-40%) berfungsi sebagai pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankan konsistensi dari pasta gigi.
h.     Bahan terapeutik, ada beberapa bahan aktif yang memiliki fungsi terapi bagi kesehatan gigi dan mulut, antara lain:
1.     Floride, berfungsi sebagai bahan antikaries dan berfungsi sebagai remineralisasi karies awal. Bahan yang digunakan antaralain natriummonofluorofosfat dan natrium fluoride.
2.     Bahan desentisasi, berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan sensitivitas dentin dengan cara efek desentisasi langsung pada serabut syaraf. Bahan yang biasa digunakan antaralain Strontium klorida, Strontium asetat, Kaliumnitrat, dan kaliumfosfat.
3.     Bahan anti kalkulus, berfungsi sebagai penghambat mineralisasi plak dan mengubah pH untuk mengurangi pembentukan kalkulus. Bikarbonat ditambahkan untuk mengurangi keasaman gigi.(Putri, MH, 2010)
1.3 Data Preformulasi
1.     Aqua, Aqua Destilata, Air Suling (FI III 96)
·       Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat higroskopik, jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah, dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai kurang lebih 20o.
·       Kelarutan: Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak menguap.
·       Identifikasi: Panaskan pada kalium bisulfat terjadi uap merangsang, jika dibakar dengan sedikit natrium tetra borat diatas nyala hijau.
1.     Khasiat: Zat tambahan, antimikroba, kelembaban.
2.     Aqua Destillata
Nama Sinonim            :Air suling
Rumus Molekul          : H2O
BM                              : 18,02
Pemerian                     :Cairan jernih, tidak berwarna,tidak berbau,tidak berasa.
Kelarutan                    : -
Titik Lebur                 : -
Sisa Pemijaran            : -
Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                        : Zat tambahan
Sumber                       : Farmakope Indonesia edisi.III tahun 1979, halaman 96.
b.     Gliserin
Nama Sinonim            : Gliserol
Rumus Molekul          : C3H8O3
BM                              : 92,10
Pemerian                     : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik.
Kelarutan                    : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol (95%), praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.
Sisa Pemijaran            : Pijarkan 50 gram biarkan menyala, dinginkan sisa, basahkan dengan asam sulfat P, pijarkan bobot sisa tidak lebih dari 5 mg.
Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                        : Zat tambahan
Sumber                       : Farmakope Indonesi edisi III tahun 1979, halaman
271

·       Identifikasi: Panaskan dengan kalium bisulfat terjadi uap merangsang. Jika dibakar dengan sedikit natrium tetraborat di atas nyala api terjadi nyala hijau.
·       Khasiat: Zat tambahan, antimikroba, kelembapan.

3.     Calcii Carbonas
Nama Sinonim            : Kalsium karbonat
Rumus Molekul          : CaCO3
BM                              : 100,09
Pemerian                     : Serbuk, hablur mikro, putih, tidak berbau, tidak berasa, stabil diudara.
Kelarutan                    : Praktis tidak larut dalam air, kelarutan dalam air meningkat dengan adanya sedikit garam ammonium atau karbondioksida, adanya alkali hidroksida menurunkan kelarutan, tidak larut dalam etanol, larut dalam asetat 1N, dalam asam klorida 3N dan dalam asam nitrat 2N dengan membentuk gelembung gas.
Titik Lebur                 : -
Sisa Pemijaran            : -
Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                        : Antasidum
Sumber                       : Farmakope Indonesia edisi III tahunh 1979, halaman 120 dan Farmakope Indonesia edisi.IV tahun 1995, halaman 159.

4.     Parafin Cair
Nama Sinonim            : Paraffinum Liquidum
Rumus Molekul          : -
BM                              : -
Pemerian                     : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa.
Kelarutan                    : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, Larut dalam kloroform P dan dalam eter p.
Sisa Pemijaran            : -
Penyimpanan              : Wadah dalam tertutup baik, terlindung cahaya
Khasiat                        : Laksativum
Sumber                       : Farmakope Indonesia edisi.III 1979, halaman 474.

5.     Propilenglikol
Nama Sinonim            : Propylenglycolum
Rumus Molekul          : C3H8O2
BM                              : 76,10
Pemerian                     : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik.
Kelarutan                    : Dapat campur dengan air, etanol (95%) P dengan kloroform P,  larut dengan 6 bagian eter P, tidak dapat campur eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak.
Titik Didih                  : 185oC sampai 189 oC tersuling tidak kurang dari 95% b/v.
Sisa Pemijaran            : -
Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                        : Zat tambahan, pelarut
Sumber                       :FarmakopeIndonesia edisi.IV tahun 1979, halaman 534.

6.     Sodium Lauril Sulfat
Nama Sinonim            : SLS
Rumus Molekul          : C12H25NaO4
BM                              : 288.38
Pemerian                     : Serbuk putih atau cream sampai kristal kuning.
Kelarutan                    : Larut dalam air, praktis tidak larut dalam eter dan kloroform.
Titik Didih                  : -
Sisa Pemijaran            : -
Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik dan stabil dalam kondisi normal.
Khasiat                        : Surfaktan anionic emulsifying agent /( 0,5- 2,5 %), detergent pada shampoo (10%) 7,0-9,5%.
Sumber                       : Handbook Of Pharmaceutical edisi. 5th halaman 430.

7.     Tragakan
Nama Sinonim            : Tragacantha
Rumus Molekul          : -
BM                              : -
Pemerian                     : Tidak berbau; hampir tidak berasa.
Kelarutan                    : Agak sukar larut dalam air, tetapi mengembang menjadi massa homogen, lengket dan seperti gelatin
Titik Didih                  : -
Sisa Pemijaran            : -
Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                        : Zat tambahan
Sumber                       :FarmakopeIndonesia edisi.III tahun 1979, halaman 612.

BAB III
METODE KERJA
3.1  Alat Dan Bahan
A.    Alat

·       Ayakan mesh 100
·       Batang pengaduk
·       Beaker glas
·       Blender
·       Cawan uap
·       Erlenmeyer
·       Gelaas ukur
·       Indikator pH
·       Kertas perkamen
·       Mortir + stamper
·       Neraca analitik
·       Objek glas
·       Pot salep besar
·       Saringan teh
·       Spatel
·       Sudip


B.    Bahan

·       Air suling
·       Calcium carbonat
·       Ekstrak daun mint           
·       Ekstrak daun sirih
·       Glyserin
·       Paraffin cair         
·       Propilen glikol
·       Sodium lauril sulfate/Texapon
·       Tragakan
·       Tropicana slim


3.2  Cara Kerja
a.      Pembuatan ekstrak
-        Ekstrak daun mint : 100 gram daun mint dan 100 ml air suling
Digiling campuran didalam blender, disaring, dikumpulkan filtrat nya.
-        Ekstrak daun sirih : 100 gram daun sirih dan 100 ml air suling
Digiling campuran dalam blender, disaring.Dikumpulkan filtrat nya.
b.     Pembuatan pasta gigi
Didalam cawan, dibasahkan tragakan dengan
-        2,5 gram Glyserin
-        0,5 gram paraffin cair
-        2,5 gram propilenglycol
Didiamkan selama +/- 5 menit.
Ditambahkan air suling 4 ml sedikit-sedikit sambil terus diaduk sampai terbentuk lendiran. Disisihkan
c.      Digerus dalam mortar dan kemudian dilakukan pengayakan mesh 100
-        22,5 gram calcium carbonat
-        12,5 gram glyserin
Ditambahkan kedalam lendiran, dilakukan pengadukan sampai rata.
d.     Dalam wadah terpisah, dicampurkan dan dilakukan pengadukan
-        Air suling sisa
-        Tropicana slim 0,5 gram
-        Sodium laurin sulfat 0,5 gram
Ditambahkan ke dalam campuran, diaduk sampai homogen.
e.      Ditambahkan kemudian ke dalam campuran
-        Ekstrak daun mint 2,5 ml
-        Ekstrak daun sirih 2,5 ml
Dilakukan pengadukan sampai rata, hindari terbentuknya busa.










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Data Formulasi
A.    Formula
Air suling
Qs
Calcium carbonat
45 gram
Ekstrak daun mint
5 ml
Ekstrak daun sirih
5 ml
Glyserin
30 gram
Paraffin cair
1 gram
Propilenglycol
5 gram
Sodium lauryl sulfate
1 gram
Tragakan
1,2 gram
Tropicana slim
0,05 gram
Sodium Cyclamate    0,05 g


B.    Perhitungan
Air suling
Qs
Calcium carbonat
45 gram x ½ = 22,5 gram
Ekstrak daun mint
5 ml x ½ = 2,5 ml
Ekstrak daun sirih
5 ml x ½ = 2,5 ml
Glyserin
30 gram x ½ = 15 gram
Paraffin cair
1 gram x ½ = 0,5 gram
Propilenglycol
5 gram x ½ = 2,5 gram
Sodium lauryl sulfate
1 gram x ½ = 0,5 gram
Tragakan
1,2 gram x ½ = 0,6 gram
Tropicana slim
0,05 gram x ½ = 0,025 gram



4.2.Hasil Pengamatan
Pengujian
Hasil
Keterangan

1.       Organoleptik
a.   Aroma
+++
+      = Tidak wangi
++    = Kurang wangi
+++  = Wangi
b.   Warna : Hijau
+++
+      = Tidak bagus
++    = Kurang bagus
+++  = Bagus
c.   Kerataan
++
+      = cukup baik
++    = baik
+++  = sangat baik

2.       pH

12
-         


4.1  Hasil Pengamatan
Parameter
Hasil Pengamatan
1. Aspek Organoleptik
   Aroma
    Warna ( Hijau )
     Kerataan

+ + +
+ + +
+ +
2. pH
12

3.2  Pembahasan
Dalam praktikum pembuatan pasta gigi herbal, metode pertama yang dilakukan adalah pembuatan Ekstrak Daun Sirih, ekstrak daun sirih dibuat dengan cara memanaskan daun sirih dalam air dengan air dalam keadaan panci tertutup, hal ini dilakukan agar tidak ada kandungan daun sirih yang terlepas akibat proses penguapan seperti kandungan minyak sirih yang bersifat volatil (mudah menguap). Daun sirih telah diakui memiliki efek farmakologis yaitu sebagai anti mikroba, antioksidan, antimutagenik, antikarsiogenik, dan antiinflamasi.Ekstrak daun sirih juga mengandung asam lemak seperti asam stearat dan asam plamitat. Ekstrak daun sirih yang ditambahkan pada pasta gigi berfungsi sebagai bahan antimikroba karena komponen hydroxychaviol yang terkandung dalam daun sirih merupakan turunan senyawa fenol yang memiliki daya antibakteri lima kali lebih kuat dari fenol biasa.
Berdasarkan definisi pasta, maka digunakan Calcium Carbonat sebagai polishing dan abrasive agent dibandingkan dengan Natrium Carbonate. Hal ini dikarenakan, menurut FI IV hal 159, Calcium Carbonat praktis tidak larut dalam air, sehingga sediaan pasta yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yaitu lebih kaku dan kental dibandingkan salep, sebab terdapat hampir 50% Calcium Carbonat yang sukar larut dalam air. Sedangkan jika digunakan Natrium Carbonate dalam pembuatan pasta, maka konsensitasi pasta tidak memenuhi spesifikasi, dimana pasta tidak kaku.Selain itu, Calsium Carbonate yang berfungsi sebagai penghilang partikel makanan yang menempel pada gigi, membantu menghilangkan diskolorisasi pada gigi dan juga memperkuat gigi agar tidak mudah keropos. Sediaan pasta gigi ini menggunakan glycerin dan propilenglikol yang digunakan agar mampu mempertahankan air agar tidak terjadi pengeringan pada sediaan pasta dan biasa dipakai dalam basis sediaan pasta gigi. Dengan menggunakan bahan tersebut kelembababan pasta gigi akan sangat terjaga karena bahan bahan yang digunakan dalam formulasi pasta gigi ada yang dapat bereaksi dengan udara dan dapat mengurangi kadar air.
Selain itu digunakan Sodium Lauryl Sulfat yang merupakan bahan surfactan berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan, mengemulsi lemak dan memberikan busa.Sehingga pembuangan plak dan sisa makanan menjadi lebih mudah, dan juga memiliki efek sebagai anti mikroba.Campuran yang kental ditambahkan dengan esktrak daun sirih sedikit demi sedikit hingga mencapai kekentalan yang diinginkan.
Pada Formula di atas terdapat Kalsium Karbonat, disini kalsium karbonat berfungsi sebagai bahanabrasive, yaitu menghilangkan plak dan penyebab timbulnya bakteri seperti partikel – partikelmakanan yang menempel pada lapisan. Sediaan pasta gigi ini menggunakan glycerin sebagai basisnya. gliserin digunakan untuk mampu mempertahankan air agar tidak terjadi pengeringan pada sediaan pasta dan biasa dipakai dalam basis sediaan pasta gigi. Dengan menggunakan bahan tersebut kelembapan pasta gigi akan sangat terjaga karena bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi pasta gigi ada yang dapat bereaksi dengan udara dan dapat menggurangi kadar air.Gliserin berfungsi sebagai humektan, yaitu untukmempertahankan sediaan pasta agar tidak kering. Gliserin memiliki multiple fungsi, dapatdigunakan sebagai humektan, pengawet dan pemanis. Sodium lauril sulfat berfungsi sebagai surfaktan.Sodium siklamat sebagai pemanis dan Aquadestsebagai pelarut Pasta mengandung lebih sedikit air sehingga dapatmeminimalkan pertumbuhan bakteri dan juga sediaan pasta lebih acceptan. Penggunaan ekstrak daun sirih bertujuan sebagai bahan antimikroba karena komponen hydroxychaviol. Hydroxychaviol merupakan turunan senyawa fenol yang memiliki daya antibakteri lima kali lebih kuat daripada fenol biasa. Ekstrak daun sirih juga mengandung asam lemak seperti asam palmitat.
Konsistensi pasta lebih padat sehingga ketika digunakan lebih nyaman, tidak meluber, bisamenempel pada permukaan gigi sehingga dapat membersihkan permukaan gigi.
Setelah semua bahan disiapkan, selanjutnya kami mengembangkan tragakan dalam pelarut dengan cara menaburkan tragakan diatas permukaan glyserin, paraffin cair dan propilenglikol pada mortir dan diamkan sampai mengembangkemudian ditambahkan sebagian aquadest sampai terbentuk lendiran.. Pada penambahan sodium lauril sulfat dilakukan secara perlahan-lahan dan harus dilkukan secara hati-hati, hal ini dikarenakan sodium lauril sulfatmudah berbusa atau terjadi penyabunan.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan pasta gigi ini seperti Calsium Carbonat yang berfungsi sebagai pembersihnya, glyserin, propilen glycol, tragakan, parafin cair, sodium cyclamate, sodium lauryl sulfat, ekstrak daun mint yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau mulut, dan ekstrak daun sirih bisa bermanfaat sebagai antibakteri.
Sediaan pasta gigi yang mengunakan bahan alami ekstrak daun sirih, Berkaitan dengan kemanfaatan sirih untukkesehatan gigi dan mulut, dosen Bio Kimia & Toksikologi FMIPA & Pascasarjana IPB, Dr. Hasim DEA tertantang untuk membuktikan khasiat daun sirih secara ilmiah dengan penelitian yang bertujuan membandingkan efektivitas minyak atsiri daun sirih dengan senyawa fluoride. Ternyata pada konsentrasi yang sama, minyak atsiri daun sirih yang mengandung fenol dan kavikol terbukti sebagai antibakteri 3x lebih efektif daripada senyawa fluoride.Minyak atsiri lebih efektif daripada flouride karena minyak atsiri mengandung fenol dan kavikol yang bersifat bakterisidal yang mampu membunuh bakteri. Sedangkan flouride hanya mampu menghambat perkembangan bakteri. Dengan demikian, minyak atsiri lebih bagus digunakan untuk menjaga kesehatan gigi, gusi, dan menghilangkan bau mulut yang disebabkan oleh bakteri. Penelitian lain juga telah membuktikan bahwa daun sirih memiliki manfaat anti bakteri, anti jamur, anti larva, anti diabetes dan anti inflamasi yang baik untuk kesehatan. Sedangkan pada ekstrak daun mint, Selain menyehatkan pencernaan daun mint juga dapat menyehatkan gigi dan juga mulut karena daun mint memiliki banyaj sifat anti-bakteri dan juga anti-inflamasi. Kedua zat yang ada didalam daun mint ini baik untuk kesehatan mulut dan mencegah dari terjadinya kerusakan pada gigi.
Sediaan pasta gigi yang dibuat menggunakan bahan aktif Kalsium Karbonat yang berfungsi sebagai penghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi, membantu menghilangkan diskolorisasi pada gigi dan juga memperkuat gigi agar tidak mudah keropos.
Setelah sediaan yang kami buat jadi kemudiandilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sediaan pasta gigiyang kami buat itu memenuhi spesifikasi yang diinginkan atau tidak. Beberapa ujidiantaranya adalah uji organoleptis, uji tingkat keasaman (pH).Uji organoleptis terdiri dari bentuk kerataan, aroma dan warna.
Dalam praktikum ini dilakukan pengamatan terhadap pH, Syarat pH untuk sediaan pasta gigi berdasarkan SNI 12-3524-1995 adalah pH 4,5-10,5. Akan tetapi pada uji ini sediaan pasta tidak memenuhi syarat yaitu pH 12.
Sedangkan untuk pengamatan terhadap nilai viskositas pasta gigi harus dibandingkan dengan pasta gigi yang komersil atau tersedia dipasaran karena setiap formula yang dihasilkan memiliki nilai viskositas atau kekentalan yang berbeda. Dimana control positif ini digunakan sebagai acuan antara pasta gigi herbal yang dihasilkan dan komersil. Namun dalam pengujian ini tidak dilakukan karena waktu dan alat yang terbatas.
Uji aroma dilakukan dengan cara mencium sediaan pasta gigi dan dihasilkan aroma yang sesuai dengan spesifikasi yaitu bau mint.
Selanjutnya uji warna, uji warnadilakukan dengan melihat warna sediaan pasta gigi dan dihasilkan warna hijau sesuai spesifikasi yang diinginkan, karena pasta gigi yang kami buat mengandung ekstrak daun sirih dan ekstrak daun mint yang warna ekstraknya adalah hijau.
Pada uji kerataan, sediaan pasta gigi kami memiliki kerataan yang kurang baik karena pada saat diuji sediaannya dsedikit kasar, diduga zat yang sulit larut adalah calcium carbonat.
pengujian yang kedua adalah uji tingkat keasaman (pH). Uji pH disini dilakukan menggunakan kertas pH indikator, dimana akan terjadi perubahan warna kemudian dicocokkan dengan standart warna pH. Hasil pengukuranpH sediaan pasta gigi dengan kertas indikator pH universal adalah 12. pH ini tidak sesuai dengan rentang pH yang ada dalamspesifikasi pasta yaitu 4,5 – 10. Pasta gigi buatan kelompok kami mengandung basa yang lebih besar yang disebabkan dari bahan calcium carbonat.
Didalam percobaan pasta gigi ini dilakukan beberapa evaluasi, seperti uji organoleptik dan pH dari pasta giginya. Uji organoleptik ini seperti : warna, aroma dan kerataan.
Sediaan pasta ini berwarna putih sedikit pucat atau sedikit ada warna hijaunya, warna ini dikarenakan ada tambahan dari ekstrak daun mint dan daun sirih.
Aroma yang dihasilkan berbau daun Pasta gigi adalah salah satu bentuk sediaan kosmetik yang diperuntukan sebagai pembersish gigi.
Pasta gigi ini memiliki warna hijau agak putih. Hal ini karena kami memperhatikan fungsinya yang untuk gigi dan dari ekstrak daun mint dan daun sirih yang digunakan, dimana gigi yang indah adalah gigi yang putih bersih.
Selain itu, aroma yang dihasilkan dari pasta gigi ini adalah aroma mint dan agak sedikit wangi sirih. Jumlah yang diberikan pada sediaan adalah adalah masing-masing 2.5 ml. Penggunaan aroma dalam jumlah yang sedikit diharapkan tidak memberikan reaksi negatif seperti rasanya yang terlalu pedas.
Jadi, pasta gigi ini memiliki organoleptis sediaan yang baik.

sirih, dibandingkan dengan ekstrak daun mint sirih lebih tercium baunya karena daun sirih lebih dominan baunya sedangkan kalau daun mint tidak terlalu tercium tapi apabila dihirup akan terasa daun mintnya. Selanjutnya menguji kerataan dari pasta gigi tersebut, pasta gigi tersebut tidak memiliki kehalusan yang sangat halus bila digambarkan dengan jumlah +, maka kerataan dari pasta gigi tersebut terdapat 2 + ini bisa dikarenakan saat pengadukan tidak terlalu kuat. Evaluasi yang kedua pH dari pasta gigi, pH yang diperoleh 8. Dikarenakan mulut memiliki pH basa maka pH dari pasta gigi ini cocok untuk mulut, karena basa dengan basa akan cocok sehingga tidak akan merusak mukosa mulutnya.
Penggunaaanya pada gigi diharuskan menggunakan bahan-bahan tidak akan menimbulkan reaksi negative pada gigi seperti pengeroposan gigi, timbulnya plak atau gigi berlubang akibat bakteri. Pemilihan bahan yang tepat harus memperhatikan juga sifat karakteristik bahan dalam formulasi agar menghasilkan sediaan pasta gigi yang sesuai standar, terutama dilihat dari pH, dan viskositas sediaan tersebut.
Dimana Sediaan pasta gigi haruslah memiliki derajat keasaman yang sesuai dengan bahan bahan yang digunakan dimana bahan yang digunakan terdiri dari bahan yang memiliki pH basa dan netral sedangkan pH mulut adalah netral.
Mulut yang bersifat asam atau dalam keadaan asam dapat membuat bakteri banyak bersarang didalamnya sehingga keamanan kesehatan mulut dan gigi kurang terjaga.pH pasta gigi yang sudah ada juga memiliki pH, apabila pasta gigi dipakai akan mengurangi derajat keasaman mulut sehingga bakteri tidak dapat merusak gigi. Hal terjadi karenakan pada saat pembuatan, formula yang digunakan dalam pembuatan pasta gigi ini mengandung bahan yang bersifat basa lebih banyak. Hasil pengukuran derajat keasaman (pH) sediaan pasta gigi kami bernilai 11.
Hal-hal yang berpengaruh pada sediaan pasta gigi sendiri diantaranya: kecepatan pengadukan dan penambahan air. Sedangkan sediaan pasta gigi dari kelompok kami memiliki masa yang tidak terlalu bagus artinya sedikit encer, karena saat penambahan air terlalu banyak sehingga sediaat tidak seperti yang diinginkan serta apabila pengadukan yang kurang bagus juga dapat mempengaruhi hasil pasta gigi tersebut.
            Pada mulut manusia, bakteri dapat tumbuh dengan cepat pada permukaan pelikel dan melekat sehingga terbentuk plak. Pencegahan akumulasi plak diperlukan guna menghindari sakit gigi sekaligus menjaga kesehatan mulut.Bakteri ditemukan pertama-tama 4-6 jam setelah permukaan gigi dibersihkan.Sebagian terdiri dari gram positif anaerob kokus dan setelah 6-10 hari mulai tampak gram negatif anaerob.Bakteri kokus ditemukan berjumlah banyak, salah satunya adalah Streptococcus mutans (Kidd & Bechal, 1992). 

Pasta gigi adalah salah satu bentuk sediaan kosmetik yang diperuntukkan sebagai pembersih gigi. Penggunaannya pada gigi diharuskan menggunakan bahan bahan yang tidak akan menimbulkan reaksi negatif pada gigi seperti pengeroposan gigi, timbulnya plak atau gigi berlubang akibat bakteri. Pemilihan bahan yang tepat harus memperhatikan juga sifat karakteristik bahan dalam formulasi agar menghasilkan sediaan pasta gigi yang sesuai standar, terutama dilihat dari pH dan viskositas sediaan tersebut.









BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan pasta gigi dari ektrak daun sirih dapat disimpulkan bahwa:
1.     kalsium krbonat ini berfungsi sebagai pejaga kesehatan gigi dari plak-plak yang menempel dan memperkuat gigi agar tidak mudah keropos.
2.     Ekstrak daun sirih dan daun mint selain menyehatkan pencernaan, tubuh dan antimikroba juga dapat menyehatkan gigi dan juga mulut karena daun mint memiliki banyaj sifat anti-bakteri dan juga anti-inflamasi
3.     Pengujian organoleptis yang dilakukan menunjukan bentuk sediaan berupa pasta, aroma mint dan warna sediaan hijau.
4.     Pada uji keasaman didapatkan pH sebesar 12. pH yang dihasilkan tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 12 sedangkan menurut literatur 4,5-10,5. Hal ini terjadi karena dalam formula terlalu banyak bahan yang bersifat basa





DAFTAR PUSTAKA
Anonin.1995.Pasta gigi.SNI 12-3524.Jakarta:Depkes RI
Dirjen POM.1979. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:Depkes RI
Dirjen POM.1995. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:Depkes RI
Kidd, E.A.M; S.J. Bechal.1992.Dasar-dasar Karies : Penyakit dan Penanggulanggannya.Terjemahan Narlan Sumawinata & Safrida Faruk.EGC:Jakarta.
Okpalugo,J; Ibrahim,K.2009.Toothpaste Formulation Efficacy in Reducing Oral                          Flora.Tropical Journal Of Pharmaceutical Research 8.Vol.1
Pratiwi, R.2007.Perbedaan Daya Hambat terhadap Streptococcus mutans dari
                        Beberapa Pasta Gigi yang Mengandung Herbal
.Dental Journal.                             Vol.38.No.1
Putra, T. 2002.Pasta Gigi yang Mengandung Fluor sebagai Salah Satu Bahan                              untuk Mencegah Terjadinya Stomatitis Gigi Tiruan.Jurnal PDGI.                           Edisi    khusus tahun ke-52: 330.
Putri,MH; Herijulianti,E; Nurjannah,N. 2010.Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan                                    Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC Buku                                         Kedokteran.
Riyanti,I.E.2009. Biomassa Sebagai Bahan Baku Bioetanol.Bogor:Balai Besar                             Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya                                 Genetik Pertanian
Rowe, Raymond C;Sheskey, Paul J; Owen, Sian C.2006.Handbook of                                            Pharmaceutical Excipients,5th ed. London:Pharmaceutical Press
Sasmita,I;Pertiwi;A,Halim.2007.Gambaran Efek Pasta Gigi yang Mengandung                            Herbal Terhadap Penurunan Indeks Plak. Jurnal PDGI, edisi                                 khusus PIN IKGA II: 37-41.

No comments:

Baban's Words Part 2

FGVV?ds000,,,,,,,,,,,,,,M9320W-NHJ