Teknik Dasar
Amplifikasi PCR
Penemuan awal teknik PCR didasarkan pada tiga waterbaths yang
mempunyai temperatur yang berbeda. Thermal-cycler pertama kali
dipublikasikan pada tahun 1986, akan tetapi DNA polymerase awal yang
digunakan masih belum thermostable, dan harus ditambahkan disetiap
siklusnya. Kelemahan lain temperature 37°C yang digunakan bisa menyebabkan non-specific
priming, sehingga menghasilkan produk yang tidak dikehendaki. Taq DNA
polymerase yang diisolasi dari bakteri Thermus aquaticus (Taq)
dikembangkan pada tahun 1988. Ensim ini tahan sampai temperature mendidih
100°C, dan aktifitas maksimal pada temperatur 92-95°C.
Aplikasi teknik PCR
1. Isolasi
Gen
Dulu kita harus mengekstrak
insulin langsung dari pancreas sapi atau babi, kemudian menjadikannya obat
diabetes, rumit dan mahal serta memiliki efek samping karena insulin dari sapi
atau babi tidak benar-benar sama dengan insulin manusia. Skrng bisa mengisolasi
gen penghasil insulin dari DNA genome manusia, lalu menyisipkannya ke sel
bakteri (E. coli) agar bakteridapat memproduksi insulin juga Dan ajaib!
Hasilnya insulin yang sama persis dengan yang dihasilkan dalam tubuh manusia,
dan sekarang insulin tinggal diekstrak dari bakteri, lebih cepat, mudah, dan
tentunya lebih murah ketimbang cara konvensional yang harus ‘mengorbankan’ sapi
atau babi.
Untuk mengisolasi gen, diperlukan
DNA pencari atau dikenal dengan nama ‘probe’ yang memiliki urutan basa
nukleotida sama dengan gen yang kita inginkan. Probe ini bisa dibuat dengan
teknik PCR menggunakan primer yang sesuai dengan gen tersebut.
2. DNA
Sequencing
Urutan
basa suatu DNA dapat ditentukan dengan teknik DNA Sequencing, dimana proses
awalnya adalah reaksi PCR dengan pereaksi yang agak berbeda, yaitu hanya
menggunakan satu primer dan adanya
tambahan dideoxynucleotide yang dilabel fluorescent. Karena warna fluorescent
untuk setiap basa berbeda, maka urutan basa suatu DNA yang tidak diketahui bisa
ditentukan.
3.
Forensik
DNA dapat
diambil dari bagian tubuh manapun, kemudian dilakukan analisa PCR untuk
mengamplifikasi bagian-bagian tertentu DNA yang disebut fingerprints alias DNA
sidik jari, yaitu bagian yang unik bagi setiap orang. Hasilnya dibandingkan
dengan DNA sidik jari keluarganya yang memiliki pertalian darah.
4.
Diagnosa Penyakit
Penyakit
Influenza A (H1N1) yang sebelumnya disebut flu babi sedang mewabah saat ini,
bahkan satu fase lagi dari fase pandemi. Penyakit berbahaya seperti ini
memerlukan diagnosa yang cepat dan akurat.
PCR
merupakan teknik yang sering digunakan. Teknologi saat ini memungkinkan
diagnosa dalam hitungan jam dengan hasil akurat. Disebut akurat karena PCR
mengamplifikasi daerah tertentu DNA yang merupakan ciri khas virus Influenza A
(H1N1) yang tidak dimiliki oleh virus atau makhluk lainnya.
No comments:
Post a Comment