FRAKSINASI
DAN IDENTIFIKASI SENYAWA TANIN PADA
DAUN
BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)
Klasifikasi
Kingdom :
Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Super Divisi :
Angiospermae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledoneae
Ordo :
Geraniales
Famili :
Oxalidaceae
Genus :
Averrhoa
Spesies :
Averrhoa bilimbi L.
Manfaat dan Khasiat
Bunga Averrhoa
bilimbi berkhasiat sebagai obat batuk, buahnya berkhasiat sebagai obat
sariawan, dan daunnya berkhasiat sebagai obat encok, antipiretik, serta obat
gondok, gusi berdarah, jerawat, hipertensi, diabetes, rematik, sakit gigi.
Catatan : Belimbing wuluh sebaiknya
tidak dimakan oleh penderita sakit maag.
Kandungan Kimia
Daun, buah,
dan batang Averrhoa bilimbi mengandung saponin, flavonoida,
di samping itu daunnya juga mengandung tannin, dan batangnya mengandung
alkaloida dan polifenol.
Isolasi
Senyawa Tanin
Isolasi
senyawa tanin dari daun belimbing wuluh dilakukan dengan cara maserasi menggunakan
pelarut aseton : air (7:3) selama 3x24 jam dengan bantuan shaker, kemudian
dilakukan fraksinasi. Pemisahan senyawa tanin dari ekstrak dilakukan dengan
kromatografi lapis tipis (KLT) analitik untuk mencari eluen terbaik dengan
variasi eluen yaitu n-butanol : asam asetat : air (BAA) (4:1:5), etil
asetat : kloroform : asam asetat 10% (15:5:2), asam asetat glasial : H2O : HCl
pekat (Forestal) (30:10:3), metanol : etil asetat (4:1), etil asetat: metanol: asam
asetat (6:14:1), toluen : etil asetat (3:1), kemudian dilanjutkan pemisahan senyawa
tannin dengan menggunakan KLT preparatif.
Identifikasi
Senyawa Tanin
Identifikasi
senyawa tanin dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dari daun belimbing wuluh mengandung
senyawa tanin, didukung dari uji fitokimia dari ketiga reagen menunjukkan
positif mengandung senyawa tanin. Eluen terbaik dalam pemisahan senyawa tanin
dengan KLT analitik adalah n-butanol : asam asetat : air (BAA) (4:1:5)
yang dapat digunakan dalam pemisahan dengan KLT preparatif. Eluen ini
memisahkan 3 noda dengan nilai Rf 0,53; 0,61; dan 0,68. Berdasarkan hasil
analisis spektrofotometer UV-Vis, isolat 2 dengan nilai Rf 0,61 memiliki
panjang gelombang maksimum sebesar 331 nm. Hasil identifikasi dengan FTIR
menunjukkan serapan-serapan yang spesifik dari senyawa tanin seperti rentangan
asimetri OH pada bilangan gelombang 3372,4 cm-1, overtone aromatik pada bilangan
gelombang 2071,8 cm-1, rentangan cincin aromatik pada 1625,8 cm-1 dan benzena
pada 782,5 cm-1, sehingga senyawa tanin yang diduga adalah
flavan-3,6,7,4',5'-pentaol atau flavan-3,7,8,4',5'-pentaol.
Uji Fitokimia Senyawa Tanin
Secara
kualitatif pengujian fitokimia senyawa tanin terhadap esktrak aseton-air (7:3) daun
belimbing wuluh dengan reagen FeCl3, gelatin dan campuran formalin : HCl menunjukan
adanya golongan senyawa tannin. Ekstrak tannin pada daun belimbing wuluh mempunyai
aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli , Staphylococcus
aureus, Pseudomonas fluorescens dan Micrococcus luteus.
Adanya potensi aktif terhadap beberapa bakteri dapat dimanfaatkan sebagai obat
diare dan pengawet alami.
KESIMPULAN
Jenis
senyawa tanin yang diperoleh dari hasil pemisahan ekstrak daun belimbing wuluh dengan
kromatografi lapis tipis diduga adalah flavan-3,6,7,4',5'-pentaol atau
flavan-3,7,8,4',5'- pentanol.
Ekstrak
daun belimbing wuluh mengandung flavonoid, saponin, triterpenoid dan tanin.
Tanin
merupakan suatu senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar yang terdiri
dari
gugus
hidroksi dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti karboksil untuk membentuk
kompleks kuat yang efektif dengan protein dan beberapa makromolekul.