Titik terangku dalam gelap,
Seberkas sinarku dalam lembaran gulita
Kapan lagi kau tunjukkan sinar untukku
Karena ku tahu tak sesering itu
Oh iya, kau tahu?
Kau berhasil meyakinkanku bahwa aku lah yang paling bahagia dalam keadaan itu
Menjadi satu-satunya yang paling beruntung
Didekatmu, hangat terasa dekat
Bersanding denganmu, nyaman sangat melekat
Jauh darimu, khawatir membakarku
Jika menghilang, mungkin kacau ini menguasai tubuhku
Yaa, benar.
Perlahan aku rindu
Kupikir kau tak perlu tahu
Tapi aku tak ingin rindu ini tak berteman
Mari kita pertemukan?
Sebentar,
Rasanya terlalu cepat jika harus dipertemukan hanya karena seraut rindu
Aku ingin marah sebenarnya, tapi rasanya belum pantas
Amarahku ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan sosok yang lebih berhak membuatmu tertawa
Membayangkan rindu yang dipertemukan; harus diapakan pun aku tak tahu
Bagaimana aku bisa marah?
Sepertinya ini akan menjadi pertarungan pertamaku melawan rasa gengsi dibalik kata rindu
Aku tak berharap akan menang, tapi aku tak ingin kau kalahkan
Membingungkan memang,
Am I okay? No.
No comments:
Post a Comment