"Kamu mau kan jadi teman hidup aku. Selamanya?"
"..."
"Kenapa?"
"Karena aku jahat? Aku brutal?
Tapi kan itu semua nggak pernah sekalipun aku lakuin ke kamu. Kamu adalah satu satunya orang yang aku beri sikap berbeda. Semua sikap-sikap baik aku. Karena kamu benar-benar baik. Pantas untuk kamu dapetin itu, pun dari aku."
"Dan kamu, memenuhi semua kriteria yang aku cari. Tanpa kamu bilang jangan, aku sadar aku harus berhenti ngelakuin hal-hal buruk aku. Itu semua karena kamu"
"Pernah kamu pahamin aku? Pernah kamu dengar aku? Pernah kamu minta pendapat aku? Pernah kamu ada, saat aku udah nggak tau harus ke siapa lagi?"
"Pernah kamu kenalin aku sebagai orang yang kamu anggap teman hidup?"
"Aku nggak pernah minta kamu untuk dispesialin, tapi aku cuma mau kamu anggap, iniloh dia yang menjadi alasan segalanya aku sampai saat ini?"
"To be honest aku ragu. Aku belum yakin sama kamu"
"Oke kamu baik ke aku. Tapi apa hidup bersama hanya sekedar baik? Hidup setelah kamu memutuskan untuk memilih aku adalah kehidupan terpanjang. Dan aku masih belum percaya kita akan bertahan seperti yang kamu mau kalau sikap egois kamu masih ada dalam diri kamu. Baik kamu ke aku itu hanya menguntungkan kamu, nggak dengan aku"
"..."
"Maaf. Untuk saat ini aku belum bisa menerima kamu. Tapi kalau kamu bisa prove it dan buat aku yakin dan percaya. Aku menunggu".
No comments:
Post a Comment