Aku dan rumahku sedang tidak baik-baik saja
Iyaa, dia tempat nyamanku tuk pulang

Kau tak perlu bicara perihal waktu
Jika kau memang membutuhkannya,
Harusnya saat ini kau tak akan menyia-nyiakannya bukan?

Sebelum kita bersama lagi
Ada ego yang perlahan sudah kita hilangkan
Terimakasih untuk itu

Selama belum ada kesepakatan
Urusan adalah milik masing-masing
Jadi jangan menuntut

Sudah saatnya aku menurunkan ego
Yang selama ini merusak jalan kisahku sendiri
Dari kamu,
Untuk kita,
Terimakasih.

Aku,
Hebat dalam meredam emosi seseorang
Menggagalkan air mata yang ingin jatuh
Menasehati hingga berbalas kepercayaan
Tapi untuk diriku sendiri,
Sulit.
Karena permainan ini tidak bisa dilakukan oleh satu orang

Di saat kamu ingin menangis
Menangislah sepuasnya
Keluarkan air mata yang ada sampai matamu lelah dan tak lagi ada alasan untuk larut

Satu yang tak bisa kulupa
Kau menginginkan orang di sekitarku menjadi milikmu

Untuk saling mengerti baiknya dari diri sendiri,
Tak harus menunggu orang lain mengerti lebih dulu jika kita ingin dimengerti

Masih dengan Dia yang Sama

Waktu..
Keadaan..
Mungkin itu dua hal yang tak pernah berjalan dalam perihal percintaanku

Waktu mungkin berbeda, tapi ia terus berulang seakan merasakan kembali rasa rasa di awal aku dan dia dipertemukan

Keadaan bisa saja tak selalu sama, tapi ia tak pernah berubah seperti rasa yang dulu sempat muncul menumbuhkan kuncupnya

Harus kuakui, mereka masih dalam posisi yang sama.

3

"Kamu mau kan jadi teman hidup aku. Selamanya?"

"..."

"Kenapa?"
"Karena aku jahat? Aku brutal?
Tapi kan itu semua nggak pernah sekalipun aku lakuin ke kamu. Kamu adalah satu satunya orang yang aku beri sikap berbeda. Semua sikap-sikap baik aku. Karena kamu benar-benar baik. Pantas untuk kamu dapetin itu, pun dari aku."
"Dan kamu, memenuhi semua kriteria yang aku cari. Tanpa kamu bilang jangan, aku sadar aku harus berhenti ngelakuin hal-hal buruk aku. Itu semua karena kamu"

"Pernah kamu pahamin aku? Pernah kamu dengar aku? Pernah kamu minta pendapat aku? Pernah kamu ada, saat aku udah nggak tau harus ke siapa lagi?"
"Pernah kamu kenalin aku sebagai orang yang kamu anggap teman hidup?"
"Aku nggak pernah minta kamu untuk dispesialin, tapi aku cuma mau kamu anggap, iniloh dia yang menjadi alasan segalanya aku sampai saat ini?"
"To be honest aku ragu. Aku belum yakin sama kamu"
"Oke kamu baik ke aku. Tapi apa hidup bersama hanya sekedar baik? Hidup setelah kamu memutuskan untuk memilih aku adalah kehidupan terpanjang. Dan aku masih belum percaya kita akan bertahan seperti yang kamu mau kalau sikap egois kamu masih ada dalam diri kamu. Baik kamu ke aku itu hanya menguntungkan kamu, nggak dengan aku"

"..."

"Maaf. Untuk saat ini aku belum bisa menerima kamu. Tapi kalau kamu bisa prove it dan buat aku yakin dan percaya. Aku menunggu".

Tak selalu mengapa adalah tentang karena
Banyak hal yang tak bisa dialasankan
Apalagi harus kau ketahui

-wdys

Pernah Patah

Cinta.
Kenangan.
Jangan jadikan itu sebagai alasan untuk bertahan.

Tangis.
Sesal.
Jangan jadikan itu sebagai ratapan yang larut.

Aku tau sayapmu pernah patah karenanya
Jangan lagi kau biarkan dia mematahkannya
Nikmati saja dirimu dengan sayap yang baru

Aku tersadar bahwa aku hanya kehilangan kebiasaanya
Dan selama ini bukan dia yang baik,
Tapi aku yang mengira dia baik

Seistimewa apapun ia dahulu
Jika pada akhirnya meninggalkan
Artinya ia bukan yang terbaik
Karena yang terbaik pasti menetap dan tinggal bukan sesaat dan meninggalkan

Jangan menganggap itu istimewa,
Karena yang ia lakukan adalah kebiasaannya.
Jangan tanya "apa hanya aku?",
Karena sekalipun ia mengatakan "iya",
Apa aku tau kenyataannya?
Apa aku tau yang sebenarnya?
Tentu TIDAK.

2

"Kedatangan kamu untuk bertahan atau bertamu? Jelasin.
Biar aku nggak bingung bakal nyediain hati ataukopi.
Aku emang selalu bukain pintu meskipun kamu lalu lalang.
Tapi kamu jangan anggap kalau pintu itu selalu terbuka.
Kunci ini bisa aku buang kapan aja aku mau.
Tolong jangan buat aku berpikir kalau cinta pertama akan jadi penghalang".

Aku suka dia
Tapi kamu tempatku pulang