Kamu,
Aku sungguh
Tak mau dikalahkan
Ya, aku kalut dalam semu
Aku sungguh
Tak mau dikalahkan
Ya, aku kalut dalam semu
Kamu,
Mungkin sungguh
Dengan abai-mu
Hingga ia menjemu
Mungkin sungguh
Dengan abai-mu
Hingga ia menjemu
Ada yang mengganggu
Dan ini selalu
Seperti gulita yang selalu menemani gelap, aku terlelap
Seperti panas yang selalu menemani bara,
Terkadang aku marah
Seperti dingin yang selalu menemani beku,
Aku hanya bisa diam membisu
Dan ini selalu
Seperti gulita yang selalu menemani gelap, aku terlelap
Seperti panas yang selalu menemani bara,
Terkadang aku marah
Seperti dingin yang selalu menemani beku,
Aku hanya bisa diam membisu
Saat ku-lelah berlari, waktu pun ikut berlari,
Ternyata memang ini yang harus dihadapi, menahan diri untuk mengulur waktu
Tapi kini ku tak lagi berlari, karena kusadar ini jalan-Nya yang harus kunikmati tiap langkah
Ternyata memang ini yang harus dihadapi, menahan diri untuk mengulur waktu
Tapi kini ku tak lagi berlari, karena kusadar ini jalan-Nya yang harus kunikmati tiap langkah
Aku yang berpijak; padahal belum sampai, merintih karena sakitnya berdiri pada satu tumpuan
Sepi yang tenggelam di dada, menjadi bukti aku sungguh dan kau abai
Sepi yang tenggelam di dada, menjadi bukti aku sungguh dan kau abai
Setiap kumerengkuh tangis, aku berdoa untuk hadirkan dia yang dapat menyeka setiap tetes air mata, tapi..
Ah hiraukan..
Ah hiraukan..
Terimakasih telah menemani dan mendengar
No comments:
Post a Comment