Thursday, July 25, 2019

Di 40 Harinya

Ia telah dengan-Nya.
Tinggal dan menetap bersama-Nya disana.
Aku yakin bahwa ia sedang baik-baik saja.
Karena ia bersama Penjaga Terbaiknya.

Kini, hanya bisa melihatnya lewat serangkai foto yang kusimpan di gallery handphone-ku.
Memandangnya dengan mata yang rewel.
Mengucapnya dengan bibir yang keluh.
Banyak yang ingin kutangisi, tapi rasanya aku jahat sekali, seakan aku tak rela ia bersama-Nya.
Padahal ku tau,
Ia pasti lebih bahagia disana.

Tuhan,
Rindu ini sakit.
Ingin kuluapkan tapi pada siapa?
Ingin kuledakkan tapi dimana?
Hilangkan rindu ini, Tuhaaan.
Aku tak sanggup memiliki rindu tak bertuan.

***

Selamat jalan di hari ke-40 ini, Mbo.
Ida RINDUUU!

Wednesday, July 17, 2019

Suci

Cinta itu suci sesuci-sucinya si Suci.
Jadi kalau ada yang menyakitkan diantaranya,
Duuh tolong,
Jangan mengatasnamakan itu cinta.

Sunday, July 14, 2019

Cukup Terhenti Disana

Masa lalu akan menjelma menjadi air mata,
Bila yang kau ingat disana hanya kesedihan.
Ajaklah mereka dengan tidak membawa kesalahannya.
Karena cukup itu terhenti disana.

Si Pengendap-Endap

Rindu bahkan seperti permainan yang mengendap-endap.
Tak ingin datangnya dilihat.
Tak ingin suaranya didengar.
Namun saat diam-diam bertemu pemiliknya,
Ia berlari kencang dari semua ketidakinginannya.

Mendekap Rindu

Terkadang rindu ini lolos bila hanya ku genggam.
Mungkin kini aku harus mendekapnya,
Agar tak lagi bertebaran pada udara yang tak semestinya.

Letih Tertindih

Saat riuh yang berkeping-keping menjadi hening.
Aku percaya banyak sekali yang kau luapkan disana.
Semoga kau tak letih tertindih penyesalan.

Mengenang Kenang

Ada kenangan yang masih kusimpan rapat.
Entah kapan aku akan membukanya.
Mungkin kelak saat kau kembali.
Kita mengenangnya bersama.

Ia Telah Bercerita

Dengan segala ucap kata yang mematahkan rasa,
Bahwa ingin kuberi kabar,
Kenangan kita telah bercerita.

Kita Hanya Sebuah Keengganan

Pada dasarnya kita hanya keengganan untuk kesendirian,
Yang hanya peduli pada kenangan yang saling berserakan.

Masihkah Ada Harap?

Kita adalah jarak yang takkan pernah bertemu.
Lantas masihkah ada harap untuk kita berbagi waktu?

Tertikam Sendiri

Menjadi tegar itu sakit.
Acap kali ku alami rasa itu.
Saat "tak ingin tau" adalah keinginan,
Namun "mencari tau" menjadi tikaman.

Untuk yang Tumbuh di Hati

Aku menginginkan sesuatu untuk ada tumbuh di hati.
Namun saat Tuhan berkata "Jangan yang itu, biar kupilihkan untukmu".
Aku tersentuh oleh rasa kesalku sendiri.

Apa Iya?

Aku pun berpikir sama.
Tapi coba logika-kan.
Apa iyaaaa...
Rasanya tidak...
Mungkin...

Each Other

Satu sikap pada seseorang tidak bisa disamaratakan dengan selamanya Ia.
Banyak hal yang tak perlu kita tau,
Bahkan meski tau pun, bisa saja itu tak penting untuk kita.
Kalau Ia tak bisa mengerti,
Kenapa tidak kita saja yang mengerti.

Dia, Rindu

Rindu ya rindu.
Ia sendiri,
Tapi rusuh.
Bisa tiba-tiba mengacak-acak hati untuk merindui,
Bahkan yang pernah terlupakan sekalipun.

Who Am I?

Mungkin kau tak akan pernah tau seperti apa aku sebenarnya.
Karena aku hampir tak pernah menunjukkan ekspresiku denganmu.
Selama ini yang kau lihat hanya tulisanku,
Yang bisa saja ini tertulis bukan untukku.

Jika Tidak Tuntas

Jika keinginanmu tidak tuntas,
Haruskah kecewa yang kau lakukan?
Mengapa tidak belajar ikhlas saja agar perlahan kau mengerti semuanya.

Ikhlaskan Meski Perlahan

Awalnya benci,
kemudian berpikir untuk apa?
Tak ada guna.
Dan seketika aku mengikhlaskannya perlahan.

Yang Diberi Oleh Rasa

Menulis yang kaitannya ada pada kesedihan.
Bukan berarti sedang dalam keadaan yang terus melulu sedih, bukan.
Hanya saja tulisan dengan kesedihan itu lebih mudah diberi oleh rasa dan mudah pula diterima oleh hati.
Ketimbang bahagia yang belum ditemukan.

Saturday, July 13, 2019

Pelukan Hangat

Terimakasih telah memberiku pelukan yang menghangatkan dipenghujung pagi ini.
Meski hanya di mimpi dan untuk sekejap saja.
Miss you so, Mbo.

Wednesday, July 10, 2019

Bisa Kita Kembali?

Ruang ini, penuh dengan segala bentuk suara yang merindukan.
Rasanya ingin sekali kembali ke 5-6 tahun lalu itu.
2 tahun bersama bukan waktu yang sebentar untuk kita saling berbagi kisah.
Sungguh, suasana yang tak lagi kutemukan hingga kini.
Dramanya Dirlan jadi ketua kelas. Dipilih juga terpaksa.
Nurutnya Ayi sama Bu Ety. Udah kayak pacar aja.
Marahnya Ardi yang justru bikin ketawa.
Kelakuan Raka yang main layangan pakai helm.
Sihirnya Lela sampai bikin Abiost nurut. Aneh memang, ketua kelas juga bukan.
Suara dan bau kentut Obam yang kesalnya bikin mau pindah kelas. Hm, cuma Obam memang.
Polosnya Ninis, jailnya Intan, genitnya Ivi, juteknya Iik, kecilnya Dae sama Ika, kondenya Ojah, cemprengnya Rere, ancurnya Cuni, cantiknya Elin.
Emosinya Jalal, diamnya Jumroni, ngeselinnya Taqin, muka lucunya Fajri, konyolnya Aji, wibawanya Nuel.
Perginya sang Kampleng.
Kedatangan Dika dan Nyamer yang tak diinginkan tapi tetap disambut baik.
Dan untukku sendiri. When I cried because of Kepsek. Kadang suka mikir "Ngapain sih gue dulu, segitunyaaa" ahah.
Sengaja tak ku ulas yang baik. Karena kalian memang baik. Jadi kan ku ulas kalian penuh kenang dengan segala usil yang menimbun rindu.

Masih ingat, tentang karpet hijau yang menjadi alas cerita singkat yang kita tulis?
Iya, itu dimana. Dia saksi bisu dipenghujung hari-hari kita. Dia yang mewakilkan tawa-tawa kita. Dia yang tau bahwa kita saling merindu.
Apa harus ada event besar dibawah naungan Bu Ety dulu, agar kita ABIOST?

Aku ingin tak pernah dibuat menyesal bertemu kalian. Berbedanya kalian. Anehnya kalian. Bagaimanapun kalian. Hey, AKU RINDU!
Teramat banyak kisah yang harus kuingat, tentang kalian.
Terimakasih telah menjadi pelengkap kisahku yang kan kukenang hingga nanti.
Terimakasih telah menambahkan album kisahku dengan satu nama, ABIOST.
Semoga cerita ini tak pernah usai sampai nanti kuceritakan pada aku yang setelahnya.

Terimakasih.


-Wilda Widyisa, 2019

Menjadi Bagianmu yang Hilang

Izinkan kepercayaanku menetap dan tinggal,
hingga kau tersadar ini bagianmu yang hilang.

Sunday, July 7, 2019

Aku Bisa Hilang

Kau bebas bersikap semaumu. Tanpa berpikir bahwa aku sudah ada untukmu. Tapi kau lupa bahwa yang ada bisa saja hilang karena pergi.

Kenapa Jahat

Kenapa tega?
Kenapa jahat?
Kita tak pernah ada salah karena kita tak pernah mengenal sebelumnya, bukan?
Lalu kenapa menghalangi sedang kau tak ada keinginan tuk memiliki.

Ada Esok

Tidurkan tangismu malam ini.
Karena masih ada esok yang membutuhkanmu.

Saturday, July 6, 2019

Tentangmu Dariku

Kau tau apa alasanku masih menyimpan chat-chat darimu yang sejak lama itu
Karena hanya disana aku dapatkan senyum-tawaku sendiri
Pun belum lagi kutemui sosok sepertimu hingga kini
Dan aku merindukan kebahagiaan yang belum terulang itu. Maaf

Maaf, bila aku merindu. Tak ada hak memang.
Dan tak perlu kau jawab ini
Inginku hanya meluapkan apa yang selama ini meletup di hati, yang telah kusimpan lama dan ternyata hingga kini.
Maaf aku telah membuatmu tau semua. Ini perihal hatiku saja memang. Tapi ah, entah kenapa kau harus tau ini setidaknya sedikit dari yang lebih

Lakukan yang selanjutnya. Jangan pernah ada yang terhenti karena ini. Kembali. Aku hanya ingin meluapkan yang selama ini meletup
Terimakasih untuk senyum-tawaku yang tak pernah sengaja kau buat
Terimakasih untuk ketidaksengajaan yang membuatku istimewa
Terimakasih untuk tak membuatku benci dengan keadaan kini
Terimakasih untuk hadir yang tak menetap
Terimakasih untuk datang yang tak pernah kau sadari
Terimakasih, kamu

Thursday, July 4, 2019

Aku Egois Memang

Mati rasa yang selalu kuharap saat kau tak lagi bisa melihat apa yang kulakukan untukmu hingga kini.
Ya, aku egois memang.
Ingin sekali kau tau mauku, mengerti pintaku; bahwa aku ingin kau menatap dan merasakan apa yang aku buat.

Tuesday, July 2, 2019

Lukaku

Aku terluka parah,
Sangat hebat.

Hantaman Keras

Kepalan jari yang mengeras bagai batu ini,
Akankah berakhir pada sebuah hantaman?
Agar penyesalan ini terselesaikan.

Mengertilah

Jika aku pernah tertawa, aku hanya terlupa bukan melupakanmu.
Kau pasti tau seperti apa hancurnya hatiku saat aku berada dalam kesendirian.
Teramat banyak yang hilang dariku, saat kau pergi.
Mengertilah.

Monday, July 1, 2019

Merindumu

Tak lagi ada kata yang terucap diantara kita.
Tak lagi ada sentuhan yang hangat memeluk tubuh.
Tak lagi ada harap yang kuingin untuk kita bertemu.
Aku merindumu,
Datanglah ke mimpiku,
Bantu aku hentikan air mata ini.

Pemiliknya Telah Hilang

Air mata tak bisa mengobati rindu.
Pemilik rindu ini telah hilang,
Jadi pada siapa aku pertemukan?

Sungguh

Aku ingin kau disini.
Dengarkan senandung ceritaku yang meletup ini.
Ya, cukup siapkan dua telingamu.
Sisanya terserah kamu.
Karena aku hanya ingin didengar, saat ini. Boleh?

Baban's Words Part 2

FGVV?ds000,,,,,,,,,,,,,,M9320W-NHJ