Sunday, March 24, 2019

Apa Adanya atau Ada Apanya

Kecantikan seorang wanita itu priority. Nggak munafik kalau attitude dinomor-duakan.
Tapi pernah nggak sih terpikir kalau kecantikan lo itu adalah (mungkin) akan jadi satu-satunya alasan buat mereka untuk milikin lo.

Jauh bicara soal attitude yak -kita lebur satu per satu. Tolong coel gue kalau gue salah. Karena gue mengartikannya adalah cinta yang ada apanya bukan apa adanya.

Mengorek soal video singkatnya M.Ziudith. Kalau dikasih pilihan, pilih mana antara menjadi cantik atau biasa aja?

Kalau pilih cantik. Gue yakin kalau semua cowok pilih pacar, pasti alasan utamanya adalah keindahan fisik.
So, apa iya 'sayang' dinomor-duakan? Entahlah itu cuma si dia aja yang tau.

Kalau pilih biasa aja. Gue yakin kalau cowok itu emang beneran sayang dan yang paling utama adalah dia bisa nerima cewek itu apa adanya.

Nah sekarang pilihannya prefer punya pacar ganteng atau biasa aja?

Kalau pilih ganteng. Jujur gue orangnya tau diri nggak akan bisa dapetin Rizky Nazar. Gue tau lah sementok apa batasan atas gue dalam memilih cowok -ya kalau dipaksa, kepaksa gue harus nerima dia pastinya.

Punya cowok ganteng itu enak nggak enak -kata teman gueee wey, kok lu nggak selow gitu si. Enaknya itu berasa sombong karena to be the winner antarsaingan, but nggak enaknya itu ya paham lah resiko punya cowok ganteng itu gimana. Kalau lagi jalan dibilang jomplang lah, nggak ngimbangin lah, nggak pas lah, pasti ceweknya tajir lah, cuma dimanfaatin lah. Itu kata teman gueee.

Kalau pilih biasa aja. Kayaknya gue berada di zona aman deh. Pasti nggak akan ada orang yang bilang "Duh itu cowok nasibnya gitu amat disandingin sama cidukan cincau". Nah kaan malah jadi nggak tega sama si dia nya, gue kalau gitu.

Sampai sini paham?

Tuesday, March 19, 2019

Tuhan, Izinkan Aku Menangis Karenanya

Untuk belajar sesuatu yang baru tak harus duduk di bangku sekolah.
Untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat tak harus memanfaatkan orang lain.
Semua bisa didapat dengan mudah, dipertemukan dengan orang baik dan bisa saling berbagi.

Izinkan aku menangis karenanya,
Izinkan aku menangis meratapi kehidupannya,
Izinkan aku menangis mendengar doa terdalamnya,
Izinkan aku menangis melihat kuat senyum tulusnya.
Izinkan aku Tuhaaan..

Gue pernah bilang, memberi nggak harus menunggu lebih karena pada nyatanya melihat mereka mengartikan kita sudah lebih dari mereka.
Jadi butuh alasan apa lagi yang membuat kita menunda hal baik?

Jujur, kalau melihat isi dompet dan menghubungkannya dengan keinginan yang harus gue dapatkan, itu semua nggak akan pernah cukup bahkan kurang banget. Tapi jika menghubungkannya dengan keadaan mereka yang (mohon maaf) sangat amat membutuhkan, itu semua lebih dari cukup, banget.

Nominal yang buat kita yang nggak seberapa, bahkan bisa kita keluarkan lebih lagi untuk hal lain. Adalah "Terlalu banyak" untuknya. Pedih nggak sih dengar itu dari ucapannya.

Alasan berbagi padanya bukan karena gue memiliki lebih, bukan. Tapi jujur gue paham betul berada di posisi yang seperti itu.
Tuhan menitipkan rezeki ini ke gue untuknya, jadi ini milik mereka bukan gue. Gue cuma memberi hak mereka yang masih ada di gue, that's it. Gue nggak mau masih ada orang yang merasakan kekurangan di negara yang katanya udah merdeka, dimana yang kaya semakin kaya, dan yang kurang semakin menghilang.

Allah tak akan pernah melupakan kebaikan yang kau beri, kesusahan orang lain yang kau atasi, dan mata yang hampir saja menangis lalu kau buat bahagia.

***

20 menit bersamanya, gue benar-benar memahami arti syukur. Ya, bukan hanya sekedar kata tapi lebih dari itu semua. Semakin benci untuk mengeluh karena hidup yang biasa gue keluhkan adalah harapan yang orang lain inginkan.
Dan bukan hanya bersyukur soal kehidupan finansial darinya, tapi bersyukur karena gue masih dikelilingi keluarga yang masih lengkap di setiap waktu.

Melihatnya mengingatkan gue dengan Kakek gue di kampung. Mirip banget, kalau diajak ngobrol pasti selalu nebar senyum.

Sekilas gue tulis tentangnya. Karena beliau nggak ingin identitasnya diketahui publik; takut membuat anak-anaknya malu.

Kakek M**** menjual mainan anak-anak pakai sepeda tuanya sambil keliling. Masih kurang jelas tepatnya beliau berjualan dimana, tapi waktu bertemu beliau, beliau mau untuk berjualan di Parung; setelah gue dan teman gue kasih solusi.

Dimana pun Kakek berada fii amanillah yaa Kek, sehat selalu di umur yang hampir seabad ini, semoga Allah mempertemukan kita lagi di kemudian hari. Tetap lukis wajah itu dengan senyum tulusmu Kek :')

Baban's Words Part 2

FGVV?ds000,,,,,,,,,,,,,,M9320W-NHJ