Tuesday, January 29, 2019

Diserang Rindu Kampus

18 Januari 2019.
Belum pernah ke kampus lagi semenjak hari itu. Rindu banget sama mereka yang mau aja mengikuti kegilaan gue, kekonyolan gue, yang gue suapin satu per satu pakai bekel dari mama, tipsenin gue kalau nggak masuk tanpa bertanya kepastian gue lebih dulu, memberi info group kelas ke personal chatt -mereka tau gue nggak suka buka handphone apalagi group, memberi pinjaman ATK ke gue -karena gue nggak ada bakat buat bawa itu ke kampus sering-sering ahah, memberi gue uang parkiran -mereka tau gue paling nggak suka uang yang dipecah, bisa rembes langsung dompet gue ahah, meminjamkan gue uang jajan -4 semester awal gue nggak hobby bawa uang, endingnya transfer kalau udah numpuk ahah.

***

Rindu sama Debi yang super duper kalemnya, sabarnya, diamnya, femininnya, ke'iya'annya yang selalu menuruti gue, aura positif selalu deh kalau dekat sama dia ahah.

Rindu sama Seni yang selalu berbicara aksi-reaksi dari sikap-sikap orang yang menghampirinya. Ini orang dibilang auranya negatif juga enggak, tapi mungkin dia belum bisa aja menyembunyikan itu pelan. Ya balik lagi, namanya juga pemain aksi-reaksi ahah. Seleranya tinggi tapi dia nggak pernah menunjukkan ketinggiannya itu, karena dia lebih pendek dari gue ahah.

Gue belajar banyak banget selama mengenal mereka. Aah lapyu Cipanas-Surade!

Rindu sama Isna yang kalau ujian pasti kita barteran rangkuman, tag-tag an bangku, saling memberi inspirasi dan informasi kalau ujian berlangsung ahah.

Rindu Ka Intan yang kalau kuliah malah cerita yang 'nggak lepas' dari cowo. Padahal kalau dia cerita, gue bisa apa coba? Ahah. Dia sering banget kena marah gue, karena ya itu kalau cerita, saat KBM pun di hajar terus. Terus dia bilang gini "Lu mah dee, gue kan mau cerita" dan gue balas "Lu nggak liat dosen lagi ngajar, dengerin ini dulu. Ntar kalau udah di luar gantian gue yang dengerin lu, ka". Dia cuma diam aja akhirnya, kata "Iya" terakhir itu yang selalu buat gue ketawa dalam hati ahah.

Rindu Ka Nia dan Ka Sadiah yang udah baik banget membantu gue dalam perkuliahan. Mulai dari pinjaman laporan praktikum, alat-alat praktikum. Yang kalau gue ambil semua itu, pasti mengacak-acak kamar kost-nya ahah.

***

Nggak ada lagi kata..
"Minta uang seribu dong?"
"Minta kertas dong?"
"Minjem pulpen dong?"
"Eh udah belajar kuis belum, duduk sampingan ya?"
"Pinjem uang dong?"
"Wilda ditipsenin kan?"
"Udah ada dosen belum?"
"Nggak ada bakat kuliah pagi nih, gimana dong?"
"Mana tugas, liat dong?"
"Bantu kerjain tugas Wilda yang ini dong?"
"Liat pembahasan dong?"
"Bawa ya motornya, Wilda males boncengin orang"
"Udaaah tipsen aja" -kalau lagi ngehasut teman.
"Eh, TAP (take a pict) tuh PPT nya"
"Yah pengawasnya..."
"Kertasnya miringin dong?" Sambil berbisik.
"Udah semua belum, kalau udah Wilda kumpulin duluan nih ya?" Sambil berbisik.

Atau mereka yang suka bilang ini ke gue..
"Will, pijitin dong"
"Niat kuliah nggak sih lu"
"Calon-calon tipsen nih"
"Will, jangan ngasut deh"
"Wilda kabur, ke toilet nggak balik-balik"
"Pasti gue yang bawa motor"
"Pasti telat abis dari toilet dulu"
"Kesiangan mulu lu hidupnya"
"Lu mandi nggak tadi?"
"Capek, ngajakin Wilda hangout mah. Nggak bakal mau dia"
"Liat jawaban, Will" Sambil berbisik.

***

Moment ujian..

Setiap ujian, mereka nggak pernah bertanya sama gue soal "fotokopi materi". Mereka tau kalau gue nggak bisa membohongi diri gue sendiri, kalau ujung-ujungnya fotokopiannya nggak pernah gue baca ahah.

Belajarnya paling pakai catatan sendiri, yang udah bisa gue pahamin dari kerumitan PPT bapak/ibu dosen eheh. Sisanya gue baca dalam bentuk PPT, itupun 1 atau 2 jam sebelum ujian di kelas berlangsung ahah.

Kalau rotate bangku ujian gue duduk dibagian tengah atau belakang, gue pasti bakal lama ngumpulinnya, karena gue pasti cari inspirasi dan informasi penuh disana, juga menjaga kesolidaritasan antar teman untuk bersedekah (nggak perlu dijelasin, paham kan).
Tapi kalau rotate bangku gue kebagian duduk di depan. Udah pasti cepat gue ngumpulinnya, paling awal malah. Ya karena mau pakai cara apa lagi gue biar bisa dapat informasi? Bisa konsentrasi dan berimajinasi langsung depan pengawas aja udah bersyukur ahah.

Sunday, January 27, 2019

Siapa Dia

Mereka itu belum tentu Dia.
Tapi Dia sudah pasti bagian dari Mereka.
Mereka yang berusaha untuk membuka pintu ini.
Tapi jikalau ingin benar-benar masuk, sudah pasti mendobrak pintu yang sudah kukunci rapat ini.
Kita lihat, siapa dia.

Saturday, January 26, 2019

Monday, January 21, 2019

Terlalu Larut

Aku tak mampu memejamkan mata, padahal ini terlalu larut untukku.
Ah, ini karena kau yang tak beranjak pergi.

Monday, January 14, 2019

Jendela

Milikku tak seluas jendelamu yang berbentuk indah.
Aku tak berharap lebih agar seperti itu,
Hanya yang kuharap,
Cahaya itu dapat masuk ke kamarku.

Hitam-Putihku

Kisahmu telah membentuk warna indah.
Akan kutata di dinding hitam-putihku,
Sebagai pandangan yang selalu kukenang.

Kemampuan

Aku tak mampu memberi banyak.
Aku hanya mampu memberi apa yang aku miliki.

Bisa

Mereka yang memiliki,
Pasti bisa.
Kita yang cukup memiliki,
Merasa belum bisa (?)
Lihat mereka yang belum memiliki.
Kita sudah bisa.

Ketulusan

Seseorang yang memiliki keinginan bertemu denganmu sampai ke surga,
Ia nggak akan pernah kalah sama rasa capek-nya mengingatkan kebaikan ke orang itu.

Suara

Beri aku suaramu,
Agar bisa ku tentukan pilihan.

Doa

Mencintamu adalah doa dalam diam di sujudku.

Pemilikku

Aku yang memiliki hati.
Tapi kau hanya mendekati pemilikku,
Bukan Pemilikku.

Kopi

Pulanglah.
Aku tak cukup memiliki kopi untuk kusuguhkan.

Sunday, January 13, 2019

Belum Berani

Kau berani mengenalkan dirimu.
Tapi aku tak berani mengenalkan dirimu.

Lima

5 tahun yang terhapus oleh 50 menit dan hilang dalam 5 menit.

Alasan

Menjaga yang tak tau seharusnya kujaga,
Itu menyakiti diriku sendiri.

30 Menit

30 menit terakhir.
Waktu yang berlalu dengan singkatnya percakapan.

Pergilah

Pergilah.
Kau terlalu putih untuk keabu-abuanku.

Menghilang

Jika aku menghilang,
Itu tak berarti kepergianku.

Selama Itu

Aku menganggap itu bukan karena "Lamanya Waktu",
Aku menganggap itu karena "Singkatnya Proses".

Luka

Saat mendengarnya,
Perih.

-Bagian yang luka memang terasa perih saat diobati.

Maaf

Maafkanku telah memberi tanya yang aku sendiri tak bisa menjawabnya.

Baik-Baik Saja

Aku tak menghindar. Takkan pernah.
Hanya ingin semuanya terlihat baik-baik saja. Hanya itu.

Bertemu

Jika Allah memberi kesempatan untuk bertemu, pasti dipertemukan.
Doakan agar dipertemukan dalam keadaan semuanya sudah to be better.

Friday, January 11, 2019

Egois

Yaa, aku egois.
Dengan segala mau ku tanpa mempedulikan apa mau mu.

Kemarin

"Selamat tidur, kisah yang kemarin
Semoga cepat kau lupakan aku
Selamat tinggal esok yang terungkap
Semoga kau lupakan aku cepat
Meski ku lupakanmu tapi ku tak sanggup untuk meninggalkanmu."

DenganNya

MenjauhiNya akan dijauhkan.
Dan mendekatiNya akan didekatkan.

Sampai sini paham?

Thursday, January 10, 2019

Untuk Apa

Kedatanganmu untuk apa?
Serius itukah kalau hanya untuk bermain.

Amblas

Dengan ini ku harap kau masih tetap disini,
Tapi ternyata harapanku amblas.

Inginku

Saat yang ku ingin bukanlah dirimu,
Aku ingin kau tetap disini.

Kecewa

Jangan katakan "iya atau tidak" saat kau tak tau apa jawaban yang akan terjadi nanti,
Karena kau tak tau hal apa yang membuatku kecewa.

Teruskan

Aku tak memintamu berhenti,
Karena aku tak memintamu pergi.

Sikap Berkata

Perkataanku bisa berbohong,
Kau tak perlu harus percaya dengan itu.
Lihat sikapku,
Agar kau tau siapa aku sebenarnya.

Wednesday, January 9, 2019

Pelangi

Hujan tak selalu menghadirkan pelangi.
Tapi pelangi selalu ada di kala hujan.

Thursday, January 3, 2019

Arti Sukses Bukan Itu

Mencari popularitas dan mendapat pengakuan itu nggak perlu
Karena kesuksesan itu bukan saat kita berada di atas oranglain
Tapi saat kita menjadi lebih baik dari kita yang sebelumnya

Terkadang mencoba membuktikan kamu adalah yang terbaik merupakan sebuah penghinaan

2019 Goals

Gue nggak tau resolusi itu apa. Banyak yang bilang kalau resolusi itu harapan yang harus dicapai. Artinya resolusi itu akan nggak jauh berbeda dong dengan orang kebanyakan.  Tapi ya itu kayak semacam tradisi aja yang harus ada di setiap lembaran baru. Agak telat ya gue buat resolusi ini ahah. Buat gue setiap hari adalah resolusi, tapi mungkin  karena perbedaan tahun yang ‘umum’ ini, resolusi jadi nggak terlihat seperti biasa -dikaretin dua gitulah.
Tahun ini benar-benar mengajarkan gue untuk dewasa dan berpikir lebih jauh ke depan. Karena ini adalah tahun awal penentuan masa depan gue akan seperti apa nantinya. Gue nggak bisa ngebayangin gimana rempongnya gue saat tahun 2019 berjalan nanti ahah.
Dan gue akan menulis apa yang menjadi resolusi gue di mulai dari tahun 2019 dan seterusnya.
1. Awal tahun ini gue akan sidang di RS dengan seperangkat alat tempur gue, semoga berjalan lancar dan Allah mudahkan.
2. Gue harus urus kaji etik untuk skripsi gue ke salah satu Univ di luar provinsi, semoga pilihan Univ gue ini tepat.
3. Gue mulai penelitian di RS, semoga gue diberi semangat lebih untuk ini.
4. Sidang-sidang yang akan gue jalani nanti di kampus, semoga berjalan lancar dan Allah mudahkan semuanya.
5. Dan in my graduate nanti, semoga mba-mba MUAnya nggak kesal kalau gue bawelin dia, nggak boleh make up in gue tebal-tebal -emang gue ondel-ondel yang mukanya dicoret-coret terus nggak akan marah.
6. S.Farm nanti gue berharap bisa langsung meneruskan profesi Apt gue di Jawa atau Univ lain yang bisa gue dapetin.
7. S.Farm.,Apt nanti harapan gue mau buka bisnis apotek, klinik dkk.
8. Harapan gue bisa sampai S2, tapi gue masih ragu dengan ini –karena capek juga ya kalau sekolah terus ahah
Itu resolusi di atas kayaknya formal banget ya ahah, nih biar gue sendiri nggak tegang bacanya.
1. Diberi kesehatan di saat-saat yang tepat -karena sakit itu juga perlu
2. S.Farm goals
3. Karir sukses
4. Memberangkatkan haji keluarga
5. Impian duniawi tercapai
6. Sahabat selalu ada whenever and wherever
Dan itu resolusi kayaknya terlalu duniawi banget ya ahah, nih biar gue sendiri sadar akan akhirat, arti kehidupan yang sebenarnya.
1. Hablumminannas dan hablumminAllah berjalan baik.
2. Sholehah di setiap pergantian waktu –bukan cuma di Ramadhan aja.
3. Stay tawadhu dengan semuanya.
4. Selalu sedekah di setiap waktunya –sedekah bukan hanya soal uang, tapi omongan yang baik dan bermanfaat pun itu sedekah.
5. Persahabatan gue dengan sahabat-sahabat gue tetap terjalin sampai di akhirat nanti. Teyani, alla, debi, seni, beden, ari, fajar dan semua teman majelis dan teman rumah yang nggak bisa gue tulis satu persatu –karena ini cerita gue, bukan kalian ahah.
6. Selalu berbuat baik dalam hal apapun dan terhadap siapapun –karena kita nggak akan pernah tau kebaikan apa yang membuat kita masuk ke surgaNya Allah.
7. Bisa membantu orang lebih banyak lagi dari apa yang gue sanggupi dan gue miliki –karena ‘apa’ yang kita punya bukan untuk digunakan sendiri.
8. Bermanfaat untuk orang banyak –karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi oranglain.
Ohiya, gue emang sengaja nggak menulis kata 'menikah' di resolusi gue. Karena gue nggak menuntut kemungkinan itu untuk berada di posisi gue yang lagi seperti apa. Gue serahkan semua padaNya. Karena Allah yang lebih berhak menulis itu untuk ada di posisi mana.
Dan itulah resolusi gue kedepannya dari awal tahun 2019 ini. Semoga resolusi kita semua, Allah kabulkan. Aamiin

Baban's Words Part 2

FGVV?ds000,,,,,,,,,,,,,,M9320W-NHJ