TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN CAIR DAN PADAT
DATA PREFORMULASI
Disusun
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknologi Farmasi Sediaan Cair dan Padat Akhir Semester
Genap 2017/2018
Oleh
Wilda Dian Sari
066115075
4-B
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2017
DATA PREFORMULASI
A. Parasetamol (Acethaminophen)
Pustaka : Farmakope Indonesia ed. IV Hal 649-651, DI 88 hal 1087, BNF 54 hal 225, Connors hal 197
Rumus Molekul : C8H9NO2
Berat Molekul : 151,16
Pemerian :
Warna :
Putih
Rasa :
Sedikit pahit
Bau :
Tidak berbau
Penampilan : Hablur
atau serbuk putih
Polimorfisa,
solvat, dansifat Kristal :
a. Polimorfisme : tiga bentuk metastabil dari
asetaminofen, yaitu athorombik acetamol untuk pembuatan tablet dan monoklinikas
etaminofen dengan ukuran lebih kecil dan termodinamik yang stabil.(Codex 12th page 988)
b. Sifat
Kristal : hablur Kristal
prismamonoklinikbesar, sangatelastis, sulitdikompresikandenganarah Kristal
sama.
Ukuran partikel : 2 – 6 µm
Kelarutan (mg/ml) :
a. Air
: larut dalam 70 bagian
air, larut dalam air mendidih.
b. Etanol : dalam 7 bagian etanol (95%)
c. 0.1
N HCl : Larut
d. Dapar
pH 7.4 : -
e. Lain-lain
: dalam 13 bagianaseton P,
dalam 40 bagiangliserol P dandalam 9 bagianpropilenglikol P, larutdalam alkali
hidroksidadalam Natrium Hidroksida 1 N.
Khasiat : Analgetika dan antipiretika.
Dosis : Oral 120 mg/5 ml (BNF 54 hal
225)
a.
Untuk dewasa :
500 mg – 1 g
setiap 4-6 jam
b.
Untuk anak 6 – 12 thn : 250 – 500 mg setiap 4-6 jam
c.
Untuk anak 1-5 thn : 120 – 250 mg
setiap 4-6 jam
pH :
3,8 – 6,1
Stabilitas : Asetaminofen merupakan senyawa yang sangat stabil dalam
larutan air
Pada suhu > 40oC akan lebih mudah:
a.
terdegradasi,
lebih mudah terurai dengan adanya udara dari
b.
luar
dan adanya cahaya, pH jauh dari rentang pH optimum
c.
akan
menyebabkan zat terdegradasi karena terjadi hidrolisis.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya
Identifikasi :
a.
Spektrum serapan IR zat yang telah
dikeringkan diatas pengering yang cocok dan didipersikan di dalam Kalium
Bromida (p) menunjukkan hanya max pada λ yang sama seperti pada Paracetamol
BPFI.
b.
Spektrum serapan UV larutan (1 dalam
200.000) dalam campuran asam chloride 0,1 N dalam methanol P (1 dalam 100)
menunjukkan max dan min pada λ yang sama seperti Paracetamol BPFI.
c.
Memenuhi uji identifikasi secara
kromatografi lapis tipis, gunakan laritan 1 mg/ml dalam methanol P dalam fase
gerak Diklorometana P metanhol P.
Jarak lebur : 168-172oC
a. Sebenarnya : 271.4
b. Bulk
: -
Ph,
konsentrasi larutan dalam H2O :
dalamlarutanjenuh pH 5.3-6.5
PKa dan koefisien
partisi : pKa 9.5 pada
25oC
Kecepatan
disolusi dalam :
a. Permukaan
tetap : dalam 30 menit harus terlarut
tidak kurang dari C8H9NO2 dari jumlah zat yang
tertera di etiket.
b. Suspense
: -
Stabilitas
“bulk” obat :
a. 60oselama
30 hari
b. 600
lumen selama 30 hari
c. Kelembaban
relative 80% 25oC selama 30 hari
Stabilitas
larutan : stabil dalam air
a. pH
: hidrolisis
minimum terjadipada pH 5.7 padasuhu 25oC
b. Konstanta
kecepatan :
c. Energiaktivasi : pada pH 2,5,6,9 adalah 0.78, 19.8, 21.8,
2.28 tahun.
d. Kelembaban relative % pertambahan/kehilangan bobot pada
kesetimbangan 30%, 50%, 60%, 70%, 90%, awal.
Penelitian
bentuk padat dengan eksipien :
a. Eksipien : p-aminofenol
b. Observasifisika : dalam Paracetamol akan bereaksi dengan
serbuk besi pada kadar rendah, menyebabkan warna merah muda.
c. Data
KLT : memenuhi uji
identifikasi secara klt, gunakan larutan 1 mg/ml dalam menthanol P dalam fase
gerak Diklorometana P.
Catatan
tambahan yang tidak diuraikan dan dianggap perlu :
Dosis
pemakaian :
a. Dibawah
1 tahun : 60 mg
b. 1-4
tahun : 60 mg - 120 mg
c. 4-8
tahun :120 mg - 240 mg
d. 8-12
tahun :
24 mg
Sisa pemijaran : Tidak lebih dari 0,1%
Efek Samping : Reaksi
hipersensifitas, gangguan hematologi, pankreatitis akut, dosis tinggi terapi
jangka lama menyebabkan kerusakan hati.
Interaksi Obat : Absorpsi melambat dengan obat anti
kolinergis analgetik, toksisitas meningkat bila digunakan bersamaan alkohol, obat anti
epilepsy
meningkatkan
respon antikoagulan kumarin
Sifat
alir : jelek, karna paracetamol memiliki kelarutan yang
buruk dan permeabilitas rendah.
Kompaktibilitas : jelek
Kontra
indikasi : Gangguan fungsi hati,
hipersensitif para amina
Zat tambahan
1.
Gliserin (FI IV hal 413, Handbook
of Pharmaceutical Excipient edisi 6 hal 283).
Pemerian : cairan
seperti sirup; jernih, tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat,
higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat
membentuk massa hablur berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih
kurang 20 derajat.
Kelarutan :
dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) ; praktis tidak larut
dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak.
Khasiat :
zat tambahan
Rumus Molekul :
C3H8O3.
Berat Molekul : 92,09
Titik Beku : -1,60
C.
Khasiat :
Pelarut.
Konsentrasi : <50%.
Berat Jenis : Tidak kurang dari 1,249. 1,2620 g/cm3 pada suhu 250 C.
OTT :Gliserin
bisa meledak jika bercampur dengan oksidator kuat seperti kromium trioksida,
potasium klorat atau potasium permanganat. Adanya kontaminan besi bisa
menggelapkan warna dari campuran yang terdiri dari fenol, salisilat dan tanin.
Gliserin membentuk kompleks asam borat, asam gliseroborat yang merupakan asam
yang lebih kuat dari asam borat.
Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis. Dapat terurai dengan
pemanasan yang bisa menghasilkan akrolein yang beracun. Campuran gliserin
dengan air, etanol 95 % dan propilena glikol secara kimiawi stabil. Gliserin
bisa mengkristal jika disimpan pada suhu rendah yang perlu dihangatkan sampai
suhu 200 C untuk mencairkannya.
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat.
2.
Propilenglikol ( Farmakope Indonesia IV hal.
712, Excipient edisi 6 hal. 592 )
Pemerian :
cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau; rasa agak manis
higroskopik
Berat Molelul : 76, 09
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dengan etanol (95%) P dan dengan
kloroform P; larut dalam 6 bagian eter P; tidak dapat dicampur dengan eter
minyak tanah P dan beberapa minyak essensial
tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.
Berat Jenis : 1,038 g/cm3
OTT : Dengan zat pengoksidasi seperti Pottasium Permanganat
Konsentrasi : 10-25%
Stabilitas : Higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, lindungi dari
cahaya, ditempat dingin dan kering. Pada suhu yang tinggi akan teroksidasi
menjadi propionaldehid asam laktat, asam piruvat& asam asetat. Stabil jika
dicampur dengan etanol, gliserin, atau air.
Khasiat : Bersifat antimikroba, desinfektan,
pelembab, plastisazer, pelarut, stabilitas
untuk vitamin.
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya , sejuk dan
kering.
3.
Sorbitolum
Pemerian :
serbuk, butiran atau kepingan; putih; rasa manis; higroskopik
Kelarutan :
sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P, dalam methanol
P dan dalam asam asetat P
Penyimpanan :
dalam wadah tertutup rapat
Khasiat :
zat tambahan
4.
Aethanolum
Warna :
putih
Rasa
: rasa manis
Bau
: tidak berbau
Pemerian : serbuk, butiran dan
kepingan.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air,
sukar larut dalam etanol (95%) P, dalam metanol P, dan dalam asetatP.
Titik didih : suhu lebur hablur antara 174oC
– 179oC
Stabilitas : terhadap udara
higroskopis.
5.
Na.
Benzoat
Pemerian :
Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau
atau praktis tidak berbau, stabil di udara
Kelarutan : 1
bagian pada 75 bagian etanol 95%, 1 bagiandalam
50 bagian etanol 90%, 1 bagian dalam 1,8 bagian air, 1bagian dalam 1,4 bagian
air panas.
pH larutan/pH stabilitas :
pH 8 (pada suhu 25°C), tidak aktif dibawah pH 5.
Stabilitas :Larutan dapat disterilkan dengan autoklaf dan
filtrasi
Wadah dan penyimpanan :
Wadah tertutup baik
6.
Aqua
destillata
Warna
: Jernih
tidak berwarna
Rasa
: Tidak
mempunyai rasa
Bau
: Tidak berbau
Pemerian : Cairan
Titik didih : 1800C
Pka/pkb
: 8,4
Bobot Jenis : 1 gr/cm3 atau
1 gr/ml
pH larutan : 7
Stabilitas :
Stabil diudara
7.
Brilliant
Violet
Pemerian : serbuk halus berwarna ungu
Kelarutan : mudah larut dalam air
Konsentrasi : 0,01 %
Fungsi : pewarna
8.
Essence Anggur
Pemerian : cairan berwarna ungu dan memiliki bau khas anggur
Kelarutan : mudah larut dalam air
Fungsi : odoris
Alasan
penambahan bahan:
1.
Parasetamol
sendiri sebagai zat aktif atau zat utama atau
zat yang berkhasiat dalam sediaan elixir.
2.
Gliserin adalah cairan seperti sirup jernih dengan rasa manis
dapat bercampur dengan air dan alcohol, sehingga sebagai suatu pelarut dapat
disamakan dengan alcohol. Tetapi karena kekentalannya zat terlarut dapat larut
perlahan-lahan didalamnya kecuali kalau dibuat kurang kental dengan pemanasan.
Gliserin bersifat sebaagi bahan pengawet dan sering digunakan
sebagai stabilisator dan sebagai suatu pelarut pembantu dalam hubungannya
dengan air atau alcohol digunakan dalam banyak preparat untuk obat dalam. Pada
formula ini gliserin berfungsi sebagai tambahan pelarut untuk melarutkan zat aktifnya yaitu
parasetamol yang kelarutannya agak sukar larut dalam air.
3.
Pada sediaan menggunakan anticaplocking
yaitu propilen glikol. Anticaplocking berguna untuk menhindari terbentuknya
benang – benang atau endapan kristal yang
terdapat pada leher dan tutup botol karena sering membuka dan menutup botol
sediaan. Pengawet
yang digunakan yaitu Propilenglikol. Propilenglikol merupakan pengawet yang
efektif, stabil dan tidak toksik. Untuk menghindari aktivitas mikroba,
digunakan pengawet berupa kombinasi propilenglikol.
4.
Alkohol-gula
ini (C6H14O6) digunakan sebagai laksans secara
oral maupun dalam klisma. Resorbsinya dari usus lambat dan tidak menentu. Dalam
hati sorbitol lambat laun diubah menjadi fruktosa dan untuk sebagian kecil
langsung menjadi glukosa. Daya manisnya 50% dari sakarosa, pasien diabetes
boleh menggunakan sorbitol sebagai zat pemanis maksimal 50 g sehari. selain berfungsi sebagai pemanis
juga dapat digunakan untuk perangkat antikaplocking. Selain pemanis kita bisa
tambahkan corigen saporis lainnya seperti zat tambahan perasa (rasa melon).
Biasanya zat tambahan perasa rasa melon lebih disukai oleh anak-anak atau orang
yang susah minum obat.
5.
Dalam
sediaan elixir etanol digunakan sebagai pelarut sesuai dengan sifat bahan
larutan tersebut. Etanol sebagai pelarut utama dimaksudkan untuk
mempertinggi kelarutan obat.
6.
Air sering kali di gunakan sebagai
pembawa dan pelarut untuk
dapat melarutkan zat aktif . Aquadest tidak berasa, bebas dari
iritasi dan kerusakan aktiftas farmakologi membuatnya ideal untuk digunakan.
7.
Pembuatan sediaan ini diberikan pewarna
ungu agar terlihat
lebih menarik dalam faktor estetikanya dan menutupi kestabilan fisik obat.
8.
Tujuan
penambahan essence anggur agar obat berbau harum, menutupi bau zat aktif yang kurang
sedap, untuk
menutupi rasa kepahitan dari sediaan ini, penambahan perasa ini hanya jika diperlukan, ditambahkan
jika sediaan sirup yang akan di berikan pada pasien kurang enak atau terlalu
pahit.
9.
Larutan air ditambahkan kedalam larutan alkohol
agar penurunan kekuatan alkohol dalam larutan secara gradien mencegah
terjadinya pemisahan atau endapan. Terdapatnya gliserin, sorbitol dan
propilenglikol dalam eliksir memberikan kontribusi pada kestabilan zat terlarut
dan dapat meningkatkan viskositasnya.
B.
Paraffin Liquidum (Handbook of Pharmaceutical
Excipients Edisi 6 hlm.
445,
FI IV hlm. 652)
Pemerian : Transparan, tidak berwarna, cairan kental,
tidak berfluoresensi, tidak berasa dan tidak berbau ketika dingin dan berbau
ketika dipanaskan.
Kelarutan : Praktis tidak larut etanol 95%, gliserin dan
air.
Larut dalam jenis minyak lemak hangat.
Stabilitas : Dapat teroksidasi oleh panas dan cahaya.
Khasiat : Laksativ (pencahar)
Dosis : Emulsi oral : 15 – 45 ml sehari
HLB Butuh : 10 – 12 (M/A). 5 – 6 (A/M)
OTT :
Dengan oksidator
kuat.
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, hindari dari cahaya, kering dan sejuk.
Zat Tambahan
1.
Span 80 (Sorbitan
Monooleat) (Handbook of Pharmaceutical Excipient
Edisi 6 hal. 675, Martindale hal. 577)
Pemerian : Cairan kental seperti minyak berwarna kuning.
Kelarutan : Praktis tidak larut tetapi terdispersi dalam air dan
propilen glikol, tercampur dalam alcohol dan methanol, 1 bagian span larut dalam 100 bagian minyak
biji kapas, sedikit larut dalam etil asetat.
Khasiat :
Emulgator, surfaktan non ionik, peningkat kelarutan.
Bobot jenis : 1,01
g/ml.
Konsentrasi : Emulgator
A/M = 1-15%, emulgator
M/A = 1-10%
Stabilitas : Stabil terhadap asam dan basa lemah.
Penyimpanan : Wadah
bertutup rapat dan pada tempat sejuk dan kering.
HLB :
4,3
OTT :
Dengan asam atau basa kuat, terjadi pembentukan sabun dengan basa kuat.
2.
Tween 80 (FI edisi IV hal. 687 Handbook of Pharmaceutical Excipient
Edisi 6 hlm. 549)
Pemerian : Cairan seperti minyak, jernih berwarna kuning muda, bau khas lemah, rasa pahit dan hangat.
Kelarutan : Sangat mudah
larut dalam air; larut dalam
etanol; tidak larut dalam minyak mineral.
OTT : Perubahan
warna dan atau presipitasi terjadi dengan berbagai zat fenol, tannin,tar dan bahan
seperti tar.
Stabilitas : Stabil pada elektrolit, asam lemah,dan basa lemah.
Khasiat : Bahan pengemulsi (emulgator)
Bobot jenis : 1,06 – 1,09
g/ml.
Konsentrasi : Emulgator M/A = 1-15%
Emulgator A/M = 1-10%
HLB : 15,0
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, sejuk dan
kering.
3.
CMC Na. (Carboxymethylcellulose sodium) (Handbook Of Pharmaceutical Exipent edisi
VI halaman 120; Farmakope Indonesia Edisi IV halaman 175; Remington edisi 21
halaman 1073).
Pemerian : Serbuk atau granul, putih sampai
krem, higroskopis.
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloida, tidak larut dalam etanol, eter, dan pelarut organik lain.
Stabilitas : Larutan stabil pada pH 2-10, pengendapan terjadi pada pH dibawah 2. Viscositas larutan berkurang
dengan cepat jika pH diatas 10. Menunjukkan viskositas dan stabilitas maksimum pada pH 7-9. Bisa disterilisasi
dalam kondisi kering pada suhu 160 selama 1 jam, tapi terjadi pengurangan
viskositas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
OTT : Inkompatibel
dengan larutan asam kuat dan dengan larutan garam besi dan
beberapa logam seperti aluminium, merkuri dan zink juga dengan gom xanthan;
pengendapan terjadi pada pH dibawah 2 dan pada saat pencampuran dengan etanol
95%.; Membentuk kompleks dengan gelatin dan
pektin.
Khasiat :
Emulsifying
agent, bahan pengental,
suspending agent, bahan penolong tablet, peningkat viskositas.
Konsentrasi : 3-6%
4.
Natrium Benzoat (FI IV hal. 584,
Handbook of
Pharmaceutical Excipient
Edisi 6 hal. 627)
Synonym :
Sodium benzoat, Natrii benzoat
RM : C6H5COONa
BM :
144,11
Pemerian :
Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau, stabil di udara.
Kelarutan :
Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, lebih mudah larut dalam
etanol 90%.
Stabilitas : Sebaiknya disimpan dalam wadah
tertutup rapat, sejuk dan kering.
OTT :
Tidak bercampur dengan komponen kuartener, gelatin, garam ferri, garam kalsium,
dan garam logam berat termasuk perak, timah, dan merkuri.
Konsentrasi :
0,02-0,5 %
Fungsi :
Pengawet/antimikroba.
Wadah : Wadah tertutup rapat, di tempat
kering & sejuk.
5.
Sorbitol (FI
IV hal. 756,
Handbook of Pharmaceutical Excipient Edisi 6 hal. 679)
RM : C66H14O6
BM : 182,17
Pemerian : Serbuk, granul
atau lempengan; higroskopis; warna putih rasa manis.
Kelarutan :
Sangat mudah
larut dalam air; sukar larut dalam etanol, metanol dan asam asetat.
Konsentrasi : 20 – 35%
Khasiat : Pemanis.
Stabilitas : Dapat bercampur dengan kebanyakan
bahan tambahan, stabil di udara, keadaan dingin dan asam basa encer.
OTT : Ion logam divalent dan
trivalent dalam asam kuat dan suasana basa.
Penyimpanan : Wadah
tertutup rapat.
6.
BHT (Butil hidroksi toluen) FI IV hal.157; Excipients 6th Edition
hal. 75
Pemerian : Hablur padat, putih; bau khas lemah.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air,
gliserin, propilen glikol, asam-asam mineral dan larutan alkali; mudah larut
dalam etanol, aseton, benzen dan parafin liquid; lebih mudah larut dalam
minyak-minyak makanan dan lemak.
Stabilitas : Jauhkan dari cahaya, kelembaban dan
panas.
Konsentrasi : 0,02 %
Kegunaan : Antioksidan untuk minyak-minyak dan
lemak.
OTT : Bahan pengoksidasi kuat
seperti peroksida dan permanganat.
Wadah : Dalam wadah tertutup baik.
7.
Aquadest (FI IV hal. 112)
Rumus molekul : H2O.
BM : 18,02
Pemerian : Cairan
jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar
Kegunaan : Sebagai pelarut
Stabilitas : Dalam semua keadaan fisik (es, cairan, udara).
OTT : Bereaksi dengan obat-obatan dan eksipien lain
yang rentan terhadap hidrolisis, bereaksi keras dengan logam alkali.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
8.
Sunset Yellow
(Excipient Edisi 6 hal. 193-194)
Pemerian : Serbuk kuning
kemerahan, di dalam larutan memberikan warna orange terang.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, gliserin dan propilen glikol (50%),
sedikit
larut dalam
propilen glikol.
OTT :
Asam askorbat, gelatin, dan glukosa.
Kegunaan : Sebagai pewarna
Penyimpanan : Wadah tertutup
rapat dan tempat sejuk
dan kering.
9.
Essence Orange
Pemerian : Terbuat dari
kulit jeruk yang masih segar diproses secara mekanik.
Kelarutan : Mudah larut
dalam alkohol 90 %, asam asetat glasial.
Kegunaan : Flavouring
agent.
Stabilitas : Dapat
disimpan dalam wadah gelas dan plastik.
Penyimpanan : Wadah
tertutup dan tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari cahaya matahari.
Alasan
penambahan bahan:
1. Parafin liquid
dibuat emulsi karena parafin liquid praktis tidak larut dalam air dan hanya
larut dalam jenis minyak. Tujuan dari
pembuatan emulsi parafin liquid adalah untuk memberikan efek lakasif karena obat ini di gunakan dalam terapi untuk
memperlancar buang air, dengan mempercepat jalannya tinja dalam usus dengan
mempengaruhi konsistensi dan jumlah tinja dan kemudian untuk pelepasannya dari
rektum.
Parafin liquid sebagai zat
aktif dalam sediaan ini dibuat dalam bentuk emulsi dengan tujuan absorbsi di
dalam tubuh dapat terjadi lebih cepat dan lebih mudah karena dalam bentuk
larutan yang dapat langsung diserap oleh sistem pencernaan dan aktivitas
parafin liquid sebagai pencahar dapat bekerja dengan baik.
2. Yang termasuk
contoh dari surfaktan yaitu setiltrimetil amonium dan polisorbatum 80 dimana
surfaktan membantu sediaan emulsi dalam membentuk suatu agregat dimana bahan
atau partikel tersebut berhubungan secara bersamaan.
3. Tween 80
menurunkan tegangan antar muka antar obat dan medium sekaligus membentuk
miselsehingga melokul obat akan terbawa oleh misel larut dalam medium, dengan
memperkecil ukuran partikel yang besar dan berukuran seragam sehingga dapat
bercampur saat dilakukan pengadukan. Penggunaannya juga sebagai surfaktan pada kadar yang lebih
tinggi akan berkumpul membentuk agregat yang disebut misel,
4. Uji viskositas
atau kekentalan perlu dilakukan, karena kekentalan adalah suatu sifat cairan
yang berhubunagn erat dengan hambatan untuk mengalir. Dalam sediaan menggunakan
CMC sebagai zat pengental yang berfungsi untuk meningkatkan viskositas agar didapat
sediaan dengan viskositas yang baik.
5.
Tujuan
penambahan Na. Benzoat pada formula ini
karena Na. Benzoat efektif terhadap mikroorganisme, tidak toksik, tidak
mensistensi, larut dengan memadai, dapat bercampur dengan komponen-komponen lainnya, juga bertujuan agar sirup
tahan lama dan bisa di pakai berulang- ulang.
6. Alkohol-gula
ini digunakan untuk laksans secara oral maupun dalam klisma. Resorbsinya dari
usus lambat dan tidak menentu. Dalam hati sorbitol lambat laun di ubah menjadi
fruktosa dan untuk sebagian kecil langsung menjadi glukosa. Daya manisnya 50%
dari sakarosa, pasien diabetes boleh menggunakan sorbitol sebagai zat pemanis,
maksimal 50g sehari.
7. BHT merupakan
zat antioksidan (anti oksidan) yang ditambahkan pada minyak atau lemak agar
tidak menjadi tengik. Itu artinya minyak tersebut telah teroksidasi oleh udara.
Zat anti oksidan itu merupakan zat yang akan mencegah asam lemak tak jenuh yang
terdapat pada minyak /lemak pada agar tidak teroksidasi oleh cahaya mempunyai
dampak besar pada kesehatan manusia yang mengonsumsinya. Maka dari itu
diperlukan antioksidan yang dapat mencegah terjadinya oksidasi makanan,
antioksidan yaitu bahan untuk maencegah/menghambat oksidasi.
8.
Air sering kali di gunakan sebagai
pembawa dan pelarut untuk
dapat melarutkan zat aktif . Aquadest tidak berasa, bebas dari
iritasi dan kerusakan aktiftas farmakologi membuatnya ideal untuk digunakan.
9. Pembuatan
sediaan ini diberikan pewarna kuning agar sedian lebih menarik untuk di
konsumsi. Selain itu juga diberikan perasa jeruk karena untuk menutupi rasa
kepahitan dari sediaan ini.
C.
Gliseril
Guaiakolat (FI III hal. 272)
3-(o-Metoksifenoksi)-1,2-propanadiol
[93-14-1]
Nama
Kimia :
Guaifenesin
Sinonim :
Glycerylis Guaiacolas
Rumus
molekul : C10H14O4
Berat
molekul : 198,22
Pemerian :
Serbuk hablur putih hingga agak keabuan, hampir tidak berbau atau berbau lemah,
rasa pahit
Kelarutan :
Larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dalam kloroform P, dalam
gliserol P, dan dalam propilenglikol P
Stabilitas :
Cenderung menggumpal saat penyimpanan. Disimpan dalam wadah tertutup rapat
Susut
pengeringan : Tidak lebih dari 0,5% ;
lakukan pengeringan dalam hampa udara, pada tekanan tidak kurang dari 10 mmHg,
pada suhu 60 hingga bobot tetap
Mekanisme
Kerja : Gliseril guaiakolat adalah
derivat guaiakol yang banyak digunakan sebagai ekspektoran dalam berbagai jenis
sediaan batuk. Gliseril guaiakolat merangsang reseptor-reseptor di mukosa
lambung yang kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar-sekresi dari saluran
lambung-usus & sebagai refleks memperbanyak sekresi dari kelenjar yang
berada disaluran napas
Identifikasi : Campur lebih kurang 5 mg
dengan 1 tetes formaldehid P dan beberapa tetes asam sulfat P
maka terjadi warna merah tua hingga ungu.
Keasaman-kebasaan
pH larutan 1,0% b/v, 5,0 sampai 7,0
Jarak
lebur : 78o dan 82o
Efek
Samping :
kantuk, mual, dan muntah
Syarat kadar : mengandung ,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebihdari 110,0% dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Zat
Tambahan
1.
Sirupus
Simpleks
Warna : Tidak berwarna
Rasa : Manis
Bau : Tidak berbau
Pemerian : Cairan jernih, hablur, massa
hablur berbentuk kubus
Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut
dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan eter.
Titik
Didih / Lebur : 1860C
Bobot
Jenis : 1, 587 g/ mol
Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan
adanya udara dari luar
Konsentrasi : 25%
2.Natrium Benzoat (FI IV hal 584 , Pharmaceutical
Excipient hal 433)
Rumus
struktur : C6H5COONa
Berat
Molekul : 144,11
Pemerian :
Granul atau serbuk hablur, tidak berbau atau praktis tidak berbau.
Kelarutan :
Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah
larut dalam etanol 90 %.
OTT :
Inkompatibel dan gelatin, garam besi, garam kalsium dan garam dari logam berat,
termasuk perak dan merkuri.
Kegunaan :
Pengawet
Stabilitas :
Stabil diudara
Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup baik.
Konsentrasi : 0,02-0,5%
pada sediaan oral.
3.
Air
suling (aquadest)
(Farmakope Indonesia III halaman 96)
Rumus
molekul : H2O
Berat
Molekul : 18,02.
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna,
tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Stabilitas : Air adalah salah satu bahan
kimia yang stabil dalam bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan
dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus
terlindungi dari kontaminasi partikel – pertikel ion dan bahan organik yang
dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik. Serta harus terlindungi
dari partikel – partikel lain dan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak
fungsi air.
OTT : Dalam formula air dapat
bereaksi dengan bahan eksipient lainya yang mudah terhidrolisis.
4.
Eritrosin
(Martindle 28 hal 427)
Rumus
Molekul: C20H6C4Na2O5.H2O
Pemerian : Serbuk merah atau merah
kecoklatan, tidak berbau, higroskopis
Kegunaan : Pewarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
5.
Essence
Strawberry
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna.
Kegunaan : Pengaroma
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Alasan
penambahan bahan:
1.
Tujuan
pemberian gliseril guaiakolat adalah
sebagai zat aktif atau zat utama atau
zat yang berkhasiat dalam sediaan sirup.
2.
Sirup
simplex mengandung 65% gula dalam air
nipagin 0,25% b/v. Merupakan zat tambahan dalam suatu sirup,
pemanis ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada sirup. Karena sirup
identik dengan rasa manis.
3.
Tujuan
penambahan Na. Benzoat pada formula ini
karena Na. Benzoat efektif terhadap mikroorganisme, tidak toksik, tidak
mensistensi, larut dengan memadai, dapat bercampur dengan komponen-komponen lainnya, juga bertujuan agar sirup
tahan lama dan bisa di pakai berulang- ulang.
4.
Air sering kali di gunakan sebagai
pembawa dan pelarut untuk
dapat melarutkan zat aktif . Aquadest tidak berasa, bebas dari
iritasi dan kerusakan aktiftas farmakologi membuatnya ideal untuk digunakan.
5.
Pembuatan sediaan ini diberikan pewarna
merah agar sediaan menjadi lebih menarik
dan tidak berwarna pucat, juga untuk terlihat lebih menarik dalam faktor estetikanya
dan menutupi kestabilan fisik obat.
6.
Tujuan
penambahan essence strawberry agar obat berbau harum, menutupi bau zat aktif yang kurang
sedap, untuk
menutupi rasa kepahitan dari sediaan ini, penambahan perasa ini hanya jika diperlukan, ditambahkan
jika sediaan sirup yang akan di berikan pada pasien kurang enak atau terlalu
pahit.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 1999, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta
Kibbe, orthur H, 2000. Hand book of pharmaceutical excipient, edisi
III. Penerbit: Pharmaceutical Press. USA