TUGAS MAKALAH
MIKROBIOLOGI FARMASI
MIKROBIOLOGI FARMASI
KOMPOSISI
SEL
DISUSUN OLEH :
1. MAAYANTHI QU ANIL HAWA 066115002
2. SITI FADHILAH 066115037
3. SUWARTINI PANGASTUTI 066115038
4. GITA FITRI RUSLIANI 066115051
5. DINA INDRAWATI 066115043
6. RAKA ALIFTYANSYAH 066115051
7. NADIA NURUL ULFA 066115052
8. AYU RACHMAH NA 066115068
9. RIFKYNDA SUKMAWATI 066115071
10. WILDA DIAN SARI 066115075
KELAS : 3
AB (FARMASI)
PROGRAM
STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BOGOR
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah
segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, puji dan syukur penyusun panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala kemudahan, rahmat dan karunia-Nya
sehingga Makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam tak lupa pula
penyusun curahkan kepada Baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri
tauladan bagi seluruh umat manusia.
Terselesaikannya
Makalah ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini penyusun
ingin mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang
tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah ini.
Adapun
tujuan penyusunan Makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Mikrobiologi Farmasi pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017.
Do’a
penyusun semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penyusun dibalas oleh
Allah SWT, Amin. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun dari segi penyajian. Namun penyusun
juga berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Atas segala bentuk
dukungan, penyusun mengucapkan terimakasih.
Bogor,
September 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR........................................................................
i
DAFTAR
ISI...................................................................................
ii
BAB
I: PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.........................................................................
1
1.2
Tujuan.....................................................................................
1
1.2.1 Tujuan
Penulisan..............................................................
1
1.2.2
Tujuan Pembahasan.........................................................
1
1.3 Sistematika Penulisan...............................................................
2
BAB
II: LANDASAN
TEORI
2.1
Sekilas Tanaman Jahe (Zingiber
Officinale)................................ 3
2.1.1 Asal Tanaman Jahe..........................................................
3
2.1.2 Nama Tanaman Jahe Di Indonesia.....................................
4
2.1.3 Klasifikasi Tanaman Jahe..................................................
4
2.1.4 Morfologi Tanaman Jahe .................................................. 5
2.1.5 Kebutuhan Tanaman Jahe.................................................
6
2.1.6 Masalah Yang Muncul.......................................................
6
2.2 Botani Dan Syarat
Tumbuh
2.2.1 Botani Tanaman Jahe.......................................................
7
2.2.2 Syarat Tanaman Jahe.......................................................
7
2.3
Jenis Tanaman Jahe.................................................................
14
2.4
Kandungan Tanaman Jahe........................................................
16
2.5
Manfaat Tanaman Jahe............................................................
19
2.6
Nilai Ekonomis Tanaman Jahe...................................................
20
2.7
Tanaman Jahe Di Pasaran........................................................
21
2.8
Pembibitan Tanaman Jahe........................................................
23
2.8.1 Karakteristik Bibit Berkualitas.............................................
25
2.8.2 Pengaruh Perbanyakan Vegetatif.......................................
26
2.8.3 Pengaruh Agroklimat.........................................................
26
BAB
III: PENUTUP
3.1
Kesimpulan...............................................................................
28
3.2
Saran.......................................................................................
28
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................ 29
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan
kita dimulai dari yang terkecil. Begitu juga seperti pada tubuh makluk hidup.
Setiap makhluk hidup terdiri dari susunan yang memiliki ukuran yang terkecil,
yang kemudian akan membentuk suatu koloni atau kumpulan yang saling berkaitan
dan bekerja sama. Sehingga suatu organisme atau makhluk hidup yang kompleks
memiliki suatu organisasi kehidupan.
Organisme kehidupan suatu makhluk hidup disusun oleh
berbagai komponen yang saling berkaitan dan memiliki fungsi yang penting dalam
metabolisme tubuh. Komponen penyusun organisme kehidupan dimulai dengan bagian
yang terkecil yaitu sel. Kumpulan sel yang memilki bentuk dan fungsi yang sama
akan membentuk jaringan , kumpulan jaringan akan membentuk organ dan kumpulan
organ akan membentuk sistem organ yang sangat komplek.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan
Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Mikrobiolgi Farmasi pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2016/2017 yang diampu oleh dosen Oom Kumala
1. Memenuhi
tugas mata kuliah mikrobiologi
2. Mengetahui
apa saja yang termasuk ke dalam komposisi sel
3. Mengetahui
bagaimana proses sintesis peptidoglikan
4. Mengetahui
bagaimana karakteristik gram positif dan negatif
5. Mengetahui
komponen lipoposakarida dan fosfolipid
6. Mengetahui
fungsi komposisi sel
1.2.2 Tujuan Pembahasan
Manfaat penyusunan makalah ini adalah dapat menambah
wawasan mahasiswa tentang berbagai komponen penyusun sel baik sel prokariotik
maupun sel eukariotik serta mengetahui perbedaan kedua sel ini.
a.
Pembahasan ini bagi kami berguna sebagai
wahana latihan dalam pembuatan Makalah.
b.
Dengan adanya pembahasan ini tentunya akan
semakin memperkaya ilmu pengetahuan kita, khususnya tentang komposisi sel.
1.3 Sistematika Penulisan
Agar
sistematis, Makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
1.3
Latar
Belakang
1.4
Tujuan
1.4.1
Tujuan Penulisan
1.2.2 Tujuan Pembahasan
1.3 Sistematika Penulisan
BAB II: LANDASAN TEORI
2.1
Sekilas Tanaman Jahe (Zingiber
Officinale)
2.1.1 Asal Tanaman Jahe
2.1.2 Nama Tanaman Jahe Di Indonesia
2.1.3 Klasifikasi Tanaman Jahe
2.1.4 Morfologi Tanaman Jahe
2.1.5 Kebutuhan Tanaman Jahe
2.1.6 Masalah Yang Muncul
2.2 Botani Dan Syarat
Tumbuh
2.2.1 Botani Tanaman Jahe
2.2.2 Syarat Tanaman Jahe
2.3
Jenis Tanaman Jahe
2.4
Kandungan Tanaman Jahe
2.5
Manfaat Tanaman Jahe
2.6
Nilai Ekonomis Tanaman Jahe
2.7
Tanaman Jahe Di Pasaran
2.8
Pembibitan Tanaman Jahe
BAB III: PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
BAB II
DASAR
TEORI
2.1
Komposisi
sel
Sel dibangun oleh berbagai jenis bagian yang menyusun
selnya. Pada setiap bagian yang menyusun sel memiliki komposisi yang berbeda.
Komposisi sel dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu komponen organel dan
komponen kimia sel. Komposisi sel terdiri dari lima unsur yaitu:
a)
Peptidoglikan
Peptidoglikan
adalah zat yang menyusun dinding sel bakteri. Peptidoglikan (murein)
adalah polisakarida yang
terdiri dari dua gula turunan yaitu asam-N-asetil glukosamin serta asam-N-asetil muramat yang
dihubungkan ikatan β-1,4, dan sebuah rantai peptida pendek yang contohnya
terdiri dari asam amino l-alanin, d-alanin, d-asam glutamat, dan baik l-lisin atau asam diaminopimelik (DAP)-asam amino langka yang hanya
ditemukan pada dinding sel prokariot.
Peptidoglikan adalah komponen utama dinding selbakteri yang
bersifat kaku dan bertanggungjawab untuk menjaga integritas sel serta menentukan bentuknya. [1] Struktur
dasar peptidoglikan adalah sebuah selubung yang menyelimuti sel yang tersusun
dari utas-utas peptidoglikan yang berdampingan satu sama lain dan dihubungkan
dengan ikatan silang tetrapeptida yang terbuat dari asam amino.
Peptidoglikan
hanya ditemukan pada spesies bakteri, contohnya Staphylococcus aureus, namun tidak semua bakteri memiliki DAP pada
peptidoglikannya. Peptidoglikan ditemukan baik pada bakteri gram positif maupun
bakteri gram negatif, tetapi dengan struktur yang sedikit berbeda. Bakteri gram
positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan yang
lebih tebal, sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang
lebih tipis dan mempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal.
b)
Fosfolipid
Fosfolifid
adalah suatu gliserida yang mengandung
fosfor dalam bentuk ester asam fosfat. Oleh karena itu fosfolipid merupakan
suatu fosfogliserida. Senyawa – senyawa dalam golongan fosfogliserida tersebut
dapat disebut sebagai derivat asam alfa fosfatidat.
Adapun
gugus yang diikat oleh asam fosfatidat ini antara lain kolin, etanolamina,
serin dan inositol. Oleh karena itu senyawa yang termasuk fosfolipid ini adalah
fosfatidilkolin fosfatidiletanolamina, fosfatididilserin dan
fosfatidilinositol.
Fosfogliserida mempunyai fungsi sebagai komponen penyusun
membran sel dan sebagai agen emulsi. Dan jika dilihat dari biologik, dapat
berfungsu sebagai surfaktan paru-paru yang mencegah perlekatan dinding alveoli
paru-paru sewaktu ekspirasi.
Contoh
: Kolin >>> Fosfotidilkolin
Serin >>> Fosfotidilserin
Metanolamin>>>Fosfotidilmetanolamin
sebagai
komponen penyusun membran sel dan sebagai agen emulsi.
Selain itu pada fosfolipid tersebut mempunyai
4 komponen, yaitu asam lemak, gugus fosfat, alkohol yang mengandung nitrogen
dan suatu kerangka.
Fosfolipid memiliki kerangka gliserol dan 2
gugus asil. Pada posisi ketiga dari kerangka gliserol di tempati oleh gugus
fosfat yang terikat pada amino alkohol.
Molekul fosfolipid
dapat dipandang terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor. Bagian kepala
memiliki muatan positif dan negatif serta bagian ekor tanpa muatan. Bagian
kepala karena bermuatan bersifat hidrofilik atau larut dalam air, sedangkan
bagian ekor bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air. Fosfolipid
digolongkan sebagai lipid amfipatik.
Pada
umumnya fosfolipid terdapat dalam sel tumbuhan, sel hewan dan juga pada
manusia. Pada tumbuhan fosfolipid terdapat dalam kedelai, sedangkan pada
manusia ataupun hewan terdapat dalam telur, otak, hati, ginjal, pancreas,
paru-paru dan jantung.
c)
Polisakarida
Polisakarida
adalah hasil kondensasi lebih dari 10 unit monosakarida, contohnya pati dan
dekstrin. Polisakarida juga digolongkan menjadi heksosa dan pentosa, tegantung
pada jenis monosakarida yang dihasilkan ketika hidrolisis.
Polisakarida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
polisakarida simpanan dan polisakarida struktural.Berikut ini adalah uraian tentang polisakarida simpanan dan polisakarida
struktural.
1. Polisakarida Simpanan
A. Pati
Pati adalah
polisakarida simpanan dalam tumbuhan. Monomer-monomer glukosa penyusunnya
dihubungkan dengan ikatan α 1-4. Bentuk
pati yang paling sederhana adalah amilosa, yang hanya
memiliki rantai lurus. Sedangkan bentuk pati yang lebih kompleks adalah amilopektin yang
merupakan polimer bercabang dengan ikatan α
1-6 pada titik
percabangan.
B. Glikogen
Glikogen adalah
polisakarida simpanan dalam tubuh hewan.Struktur glikogen mirip dengan amilopektin, namun
memiliki lebih banyak percabangan. Manusia dan vertebrata lainnya
menyimpan glikogen pada sel hati dan sel otot. Glikogen dalam sel akan dihidrolisis bila terjadi
peningkatan permintaan gula dalam tubuh. Hanya saja, energi yang dihasilkan tidak seberapa sehingga tidak dapat
diandalkan sebagai sumber energi dalam jangka lama.
c.
Dekstran
Dekstran adalah
polisakarida pada bakteri dan khamir yang terdiri atas poli-D-hlukosa rantai α 1-6, yang
memiliki cabang α
1-3 dan
beberapa memiliki cabnga α
1-2 atau α
1-4. Plak di
permukaan gigi yang
disebabkan oleh bakteri diketahui kayak akan dekstran. Dekstran juga telah
diproduksi secara kimia
menghasilkan dekstran sintetis.
2.
Polisakarida
Struktural
a.
Selulosa
Selulosa adalah
komponen utama penyusun dinding seltumbuhan. Selulosa
adalah senyawa paling berlimpah di bumi, yaitu diproduksi hampir 100 miliar ton per tahun.Ikatan glikosidik selulosa berbeda
dengan pati yaitu monomer selulosa seluruhnya terdapat dalam konfigurasi beta.
b.
Kitin
Kitin adalah
karbohidrat penyusun eksoskeletonartropoda (serangga, laba-laba, krustase). Kitin
terdiri atas monomer glukosa dengan cabang yang mengandung nitrogen. Kitin
murni menyerupai kulit, namun akan mengeras ketika dilapisi dengan kalsium
karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel cendawan. Kitin
telah digunakan untuk membuat benang operasi yang kuat dan fleksibel dan akan
terurai setelah luka atau sayatan sembuh.
Ø Polisakarida
Terpenting dalam Ilmu Gizi
Polisakarida
merupakan polimer monosakarida, mengandung banyak satuan monosakarida yang
dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkap dari polisakarida akan
menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan polimer glukosa.
Berikut beberapa polisakarida terpenting:
1. Selulosa
Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai
dalam dinding sel pelindung seperti batang, dahan, daun dari
tumbuh-tumbuhan.Selulosa merupakan polimer yang berantai panjang dan tidak
bercabang. Suatu molekul tunggaL selulosa merupakan polimer rantai lurus dari
1,4’-β-D-glukosa. Hidrolisis selulosa dalam HCl 4% dalam air menghasilkan
D-glukosa.
Dalam sistem pencernaan manusia terdapat enzim yang
dapat memecahkan ikatan α-glikosida, tetapi tidak terdapat enzim untuk
memecahkan ikatan β-glikosida yang terdapat dalam selulosa sehingga manusia
tidak dapat mencerna selulosa. Dalam sistem pencernaan hewan herbivora terdapat
beberapa bakteri yang memiliki enzim β-glikosida sehingga hewan jenis ini dapat
menghidrolisis selulosa. Contoh hewan yang memiliki bakteri tersebut adalah
rayap, sehingga dapat menjadikan kayu sebagai makanan utamanya. Selulosa sering
digunakan dalam pembuatan plastik. Selulosa nitrat digunakan sebagai bahan
peledak, campurannya dengan kamper menghasilkan lapisan film (seluloid).
2.
Pati /
Amilum
Pati terbentuk lebih dari 500 molekul
monosakarida.Merupakan polimer dari glukosa. Pati terdapat dalam umbi-umbian
sebagai cadangan makanan pada tumbuhan. Jika dilarutkan dalam air panas, pati
dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama, yaitu amilosa dan amilopektin.
Perbedaan terletak pada bentuk rantai dan jumlah monomernya.
Amilosa adalah polimer linier dari α-D-glukosa yang
dihubungkan dengan ikatan 1,4-α. Dalam satu molekul amilosa terdapat 250 satuan
glukosa atau lebih. Amilosa membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan
iodium.Warna ini merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya pati.
Molekul amilopektin lebih besar dari amilosa.
Strukturnya bercabang. Rantai utama mengandung α-D-glukosa yang dihubungkan
oleh ikatan 1,4'-α. Tiap molekul glukosa pada titik percabangan dihubungkan
oleh ikatan 1,6'-α.
Hidrolisis lengkap pati akan menghasilkan D-glukosa.
Hidrolisis dengan enzim tertentu akan menghasilkan dextrin dan maltosa.
3. Glikogen
Glikogen merupakan polimer glukosa dengan ikatan α
(1-6). Polisakarida ini merupakan cadangan energi pada hewan dan manusia yang
disimpan di hati dan otot sebagai granula. Glikogen serupa dengan amilopektin.
d)
Lipopolisakarida
Lipopolisakarida
( lipopolysaccharide, lipoglycan, LPS) adalah sebuah molekul besar berupa
kompleks antara senyawa lipid dan polisakarida dengan ikatan kovalen. Senyawa
LPS (lipopolosakarida ) banyak ditemukan pada lapisan membran sel sebelah luar
bakteria gram-negatif dan bersifat endotoksin, yang memicu aktivasi sistem
kekebalan. Gejala lain dalam pemberian
injeksi endotoksin murni atau lipid pada hewan coba dapat menimbulkan gejala
syok sepsis.
LPS
mempunyai komponen yang terdiri dari lipid A ( polisakarida inti) dan rantai
polisakarida spesifik-O. Lipid A adalah glikolipid yang terdiri dari disakarida
glukosamin yang tersubstitusi ikatan beta (1,6)-nya. Lipid A bertanggung jawab
terhadap efek beracun dengan cara menstimulasi pembentukan dan sekresi sitokina
yang menimbulkan gejala keracunan. Stimulasi tersebut terjadi karena Lipid A
bersama dengan protein pengikat LPS/ LPS binding protein (LBP) akan berikatan
ke reseptor CD14 dari sel makrofaga.
Rantai
spesifik-O atau rantai sisi O adalah bagian imunodominan dari molekul LPS di
sel bakteri yang bertemuan. Sel tersebut mengandung rantai yang panjangnya
berbeda-beda. Rantai ini memiliki sub unit oligosakarida identik (linier atau
bercabang); sejumlah sub unit dapat beraneka ragam bahkan dalam sel yang sama.
Pada serotipe Salmonella tiap sub unit oligosakarida mengandung residu 3, 4,
atau 5 monosakarida (termasuk heksosa, pentosa, 6-deoksiheksosa, dan
2,6-dideoksiheksosa).
Rantai
spesifik-O menentukan spesifikasi antigen O dari serotipe, spesifikasi
antigenik ini ditentukan oleh keberadaan gula tertentu (misalnya abequosa,
colitosa, paratosa, atau tyvelosa), dengan posisi ikatan glikosidik (misalnya 1
ke 4 atau 1 ke 6), dengan konfigurasi anomerik (alfa atau beta) dari ikatan
glikosidik, dengan pengganti (misalnya grup asetil) pada residu gula, dan
sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa Sel disusun oleh dua unsur yaitu komposisi organel sel dan
komposisi kimiawi sel. Selain itu sel juga memiliki komponen sel yang terdiri
dari empat unsur yaitu peptidoglikan, lipopolisakarida, polisakarida, dan
fosfolipid.
Peptidogliakan
merupakan penyusun dinding sel bakteri yang diguanakan untuk melindungi sel
dari keadaan lingkungan luar. Selain itu peptidoglikan juga membagi sel bakteri
menjadi dua bagian yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
Lipopolisakarida
adalah sebuah molekul besar berupa kompleks antara senyawa lipid dan
polisakarida dengan ikatan kovalen. Lipopolisakarida banyak ditemukan pada
lapisan membran sel sebelah luar bakteria gram-negatif dan bersifat endotoksin,
yang memicu aktivasi sistem kekebalan.
Polisakarida
adalah hasil kondensasi lebih dari 10 unit monosakarida, contohnya pati dan
dekstrin. Polisakarida juga digolongkan menjadi heksosa dan pentosa, tegantung
pada jenis monosakarida yang dihasilkan ketika hidrolisis. Polisakarida dibagi
menjadi polisakarida dua yaitu polisakarida simpanan dan polisakarida
struktural. Polisakarida simpanan berfungsi sebagai materi cadangan yang ketika
dibutuhkan akan dihidrolisis untuk memenuhi permintaan gula bagi sel. Sedangkan
polisakarida struktural berfungsi sebagai materi penyusun dari suatu sel atau
keseluruhan organisme. Polisakarida simpanan meliputi pati, glikogen, dan
dekstrin. Sedangkan polisakarida struktural meliputi selulosa dan kitin.
Selulosa merupakan penyusun dinding sel tumbuhan. Kitin adalah karbohidrat
penyusun eksoskeletonartropoda (serangga, laba-laba, krustase).
Fosfolipid
adalah suatu gliserida yang mengandung
fosfor dalam bentuk ester asam fosfat. Oleh karena itu fosfolipid merupakan
suatu fosfogliserida. Senyawa – senyawa dalam golongan fosfogliserida tersebut
dapat disebut sebagai derivat asam alfa fosfatidat. Fosfolipid adalah penyusun
membran sel.
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell,
Neil.A,. Jane, B.Recee,. and Lawrence G. Mitchell. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Ahli bahasa Wasmen. Jakarta: Erlangga.
Campbell,
Neil.A,. Jane, B.Recee,. and Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Ahli bahasa Wasmen. Jakarta: Erlangga.
Purnomo.dkk. 2006. Biologi 2a untuk kelas XI SMA
dan MA. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.
Syamsuri, Istamar. dkk. 2004. Biologi Jilid 1A
Untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta: Erlangga.