Lucu yaa, kita yang memberi, kita yang berkurang, malah kita yang senang; bahkan bahagia.
Fabiayyi 'aalaa'i Rabbikumaa Tukadzdzibaan.
Sampai gue menangis malu dalam sujud.
Malu? Iya malu, karena niat gue bikin project itu, pure, cuma, mau meringankan beban mereka sedikiiiit aja dan mau menutup dosa-dosa gue yang selama ini ada dan masih gue lakukan.
Tapi Allah malah balas dan menggantinya dengan banyak rezeki yang datang ke hidup gue; materi dan kehidupan finansial yang alhamdulillah semua lebih dari cukup, kebaikan yang terus ada bersama gue, rasa syukur yang nggak pernah lepas terucap.
Hnm, bingung asli mau mengutarakannya kayak apa.
Intinya rezeki itu bukan hanya soal uang, tapi sahabat, teman yang baik, orang yang datang membawa kebaikan, doa yang terkabul, dijauhkan dari marabahaya, keluarga yang lengkap -meski kemarin aku kehilangan satu-, ketenangan dalam hidup, kesehatan, kebahagiaan, bahkan bisa bernafas aja itu rezeki.
Iyaaa, semua itu rezeki.
Rasanya hidup mau terus berbagi aja, bermanfaat buat orang banyak, diingatnya kebaikan kita, didoakan dengan ketulusan.
Hidup yang benar-benar hidup, rasanya tuh.
***
Nggak boleh iri-irian rezeki. Karena kepada siapapun rezeki itu mengalir; hanya saja berbeda perihal alirannya.
Dan jangan merasa sudah paling baik. Karena hidup perihal siapa yang mau berbuat baik.
Dalam dompet, berapapun isinya -biarpun cuma goceng wkw-, tetap ada rezeki orang lain disitu tuuuuh. Bagi-bagilah kaliaaaaan, ke gue misal yang lagi nganggur ini.
Itu juga insyaAllah akan jadi tabungan buat kehidupan abadi nanti.
Memberi terus, rugi dong? Ahaha dalam berbisnis dengan Tuhan, Tuhan tak mengenal rugi, justru kita bakal terus untung.
-Maaf menyebut 'Tuhan', karena berbagi itu ada di semua Agama.
No comments:
Post a Comment