BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Tujuan
Percobaan
Mengetahui cara pembuatan sediaan eliksir
dengan melihat pengaruh kombinasi pelarut dan pengaruh surfaktan terhadap
kelarutan suatu zat serta melakukan pengujian mutu sediaan eliksir.
1.2
Dasar Teori
Menurut
Farmakope Indonesia Edisi III, eliksir merupakan sediaan berupa larutan yang
mempunyai rasa & bau sedap, mengandung selain obat juga zat tambahan
seperti gula & atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi & zat
pengawet digunakan sebagai obat dalam.
Menurut
Farmakope Indonesia Edisi IV, eliksir merupakan sediaan berupa jernih, manis
merupakan larutan hidroalkoholik terutama untuk pemakaian oral, biasanya
beraroma.
Elixir adalah
sediaan obat berbentuk cair yang mengandung air dan alkohol (Hidroalkohol)
serta bahan tambahan selain obat (Contoh pewangi atau pembau). Elixir merupakan sediaan obat
berwarna jernih, memiliki rasa dan bau yang enak. Elixir digunakan untuk
pemakaian secara oral (melalui mulut). Jumlah alkohol yang terdapat dalam
Sediaan Elixir tergantung pada
keperluan, paling rendah adalah 3% dan paling tinggi 44%, namun umumnya kadar
alkohol berkisar antara 5 – 10 %. Karena bersifat Hidroalkohol, maka dapat
menjaga stabilitas bahan obat, baik yang larut dalam air ataupun yang larut
dalam alkohol. Jika dibandingkan dengan sirup, obat sirup lebih manis dan lebih
enak rasanya, karena elixir tidak mengandung banyak gula (Ansel, 1989).
Eliksir adalah sediaan berupa
larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, selain obat mengandung juga zat
tambahan seperti gula atau zat pemanis lain, zat warna, zat pewangi dan zat
pengawet, dan digunakan seagai obat dalam. Sebagai pelarut utama eliksir adalah
etanol yang dimaksudkan mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan
gliserol, sorbitol dan propilenglikol. Sirup gula dapat digunakan seagai
pengganti gula. Eliksir supaya disimpan dalam wadah tertutup rapat.
Bila dibandingkan dengan sirup,
eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental, karena mengandung gula lebih
sedikit maka kurang efektif dibandingkan dengan sirup dalam menutupi rasa obat
yang kurang menyenangkan. Karena eliksir bersifat hidroalkohol, maka dapat
menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun alkohol dalam larutan
eliksir. Disamping itu eliksir mudah dibuat larutan eliksir, maka dari itu
eliksir lebih disukai dibanding sirup. Banyaknya jumlah etanol yang ada didalam
eliksir berbeda sekali. Kadar etanol yang rendah adalah 3% dan yang tertinggi
dapat sampai 44%. Biasanya eliksir mengandung antara 5 – 10% etanol. Pemanis
yang digunakan biasanya gula atau sirup gula, tapi kadang – kadang digunakan
sorbitol, glycerinum dan saccharinum (Anief, 1997).
Eliksirmerupakanproduk
yang kurangumum.Eliksirumumnyamengandungobat yang potensepertiantibiotik,
antihistamindansedatif, dandiformulasikandengan rasa yang
enakdanbiasanyasangatstabil.Jikaperlu rasa pahitdan rasa yang memabukkan
(nauseous) ditutupidenganflavour, danpewarnabuatandapatditambahkanuntukmemberikanpenampilan
yang menarik (Fornas
Ed. II, hal. 313)
Perbandingan alcohol
yang ada pada eliksir sangat berbeda karena masing – masing komponen eliksir
mepunyai sifat kelarutan dalam alcohol dan air yang berbeda. Tiap eliksir
memerlukan campuran tertentu dari alcohol dan air untuk mempertahankan semua
komponen dalam larutan. Tentu saja, untuk eliksir – eliksir ini mengandung zat
yang kelarutannya dalam air jelek, banyaknya alcohol yang dibutuhkan lebih
besar daripada eliksir yang dibuat dari komponen – komponen yang kelarutannya
dalam air baik. Eliksir paling baikdisimpandalamwadah – wadah yang
tertutuprapat, tahancahayauntukmenjagaterhadap temperature yang
berlebihan.Disebabkankarenaeliksirmengandung alcohol (Ansel, 1989).
Komponen Eliksir:
a.
Zat
Aktif
Zat utama/zat berkhasiat dalam sediaan eliksir.
b.
Pelarut
Cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut
zat pembawa. Pelarut utama digunakan etanol untuk mempertinggi kelarutan.
c. Pemanis
Berfungsi
sebagai pemberi rasa manis pada eliksir. Dapat ditambahkan
gliserol, sorbitol & propilenglikol
sebagai pengganti gula
d.
Zat Penstabil
Yaitu untuk menjaga agar eliksir dalam keadaan stabil
e.
Pengawet
Yaitu untuk menjaga agar eliksir tahan lama dan tetap
stabil dalam penyimpanan yanglama. Eliksir dengan kadar alkohol 10 - 12% dapat
berfungsi sebagai pengawet.
Jenis-jenis Eliksir
1) Medicated Elixir
Yaitu mengandung bahan berkhasiat obat
Pemilihan cairan pembawa bagi zat aktif obat dalam
sediaan eliksir harusmempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam air dan
alkohol
2) Non-Medicated
Elixir
Yaitu sebagai zat tambahan
Ditambahkan pada sediaan dengan tujuan meningkatkan rasa,
sebagai bahan pelaruteliksir yang mengandung bahan aktif obat
Zat tambahan jangan sampai mempengaruhi/menghilangkan
khasiat dari zat aktif
Kelebihan
danKekurangan
Eliksir
- Kelebihan
1.
Lebih
mudah ditelan daripada sediaan lain, sehingga banyak disukai anak-anak, bayi,
maupun usia lanjut
2.
Lebih
mudah menutupi rasa dan bau obat yang tidak enak dengan penambahan pemanis dan pengaroma
3.
Absorbsi
obat lebih cepat karena telah berbentuk sediaan cair (tidak mengalami proses
penghancuran/disintegrasi maupun pelarutan seperti pada tablet,kapsul, pil,
dll)
4.
Mengurangi
resiko terjadinya iritasi lambung
- Kekurangan
1.
Larutan/air
merupakan media ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingga diperlukan
pengawet dalam pembuatan
2.
Ketepatan
dosis tergantung kemampuan pasien dalam menakar obat
3.
Stabilitas
rendah dibanding sediaan pil,tablet,kapsul terutama untuk zat aktif yang mudah
terhidrolisis
4.
Bersifat
voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk dibawa atau diangkut dan
disimpan, lebih berat
Teofilin adalah kelompok obat xanthine
bronchodilator yang berbentuk tablet maupun kapsul. Obat ini digunakan
oleh orang yang mengalami gangguan atau obstruksi pernapasan, seperti asma,
bronkitis, emfisema, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).Teofilin akan
mempermudah pernapasan dan membantu meredakan gejala batuk, sesak napas, dan
napas parau dengan cara membuka jalur udara (bronkus) lebih lebar ke paru-paru
agar udara bisa mengalir dengan lebih bebas. Obat ini membuat otot-otot saluran
pernapasan lebih rileks serta menurunkan respons paru-paru terhadap penyebab
iritasi.
Dosis
Teofilin
Dosis umum untuk orang dewasa
dalam mengonsumsi teofilin adalah 300-600 mg per hari. Sedangkan untuk orang
lanjut usia, dosis akan sedikit diturunkan untuk mengurangi efek samping
teofilin. Dosis ini akan dibagi menjadi satu hingga dua kali dalam sehari.
Sedangkan dosis untuk anak-anak disesuaikan dengan berat badan.
Efek Samping Teofilin
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Beberapa efek
samping yang bisa terjadi akibat teofilin adalah:
- Mual dan muntah.
- Sakit atau kram perut.
- Detak jantung cepat atau tidak
beraturan.
- Gangguan tidur
atau insomnia.
- Diare
- Kehilangan selera makan.
- Sering buang air kecil.
- Merasa pusing dan sakit kepala.
BAB
II
METODE
KERJA
2.1
DATA PREFORMULASI
· Senyawa :
Theophyllinum(Farmakope Indonesia IV)
1. Warna : Putih
2. Rasa : Pahit
3. Bau : Tidak berbau
4. Penampilan : Serbuk hablur
5. Kelarutan
Air : sukar larut dalam air, lebih mudah larut
dalam air panas
Etanol : agak sukar larut
Alkali hidroksida : mudah
larut
Amonium hidroksida : mudah larut
Kloroform : agak sukar larut
Eter : agak sukar larut
6. Titik leleh
: 270◦C - 274◦C
7. pH, konsentrasi larutan dalam H2O : 4,3 – 4,7
8.
pKa dan koefisien partisi : dalam pelarut oktanol – air
a.
Suhu 30◦C = 4,925
b.
Suhu 37◦C = 5,341
c.
Suhu 40◦C = 5,458
9.
Kecepatan disolusi : 0,205 mg ( menit
dalam sediaan tablet)
10.
Stabilitas “bulk” obat
a. 60◦C selama 30 hari
b. 600 lumen selama 30 hari
c. Kelembaban relatif 80%, 25◦C selama 30
hari
11. Kelembaban relatif %
pertambahan/kehilangan bobot pada kesetimbangan. 30%, 50%, 60%, 70%, 90%, awal.
· Air suling (aquadest)
(Farmakope Indonesia III halaman 96)
1. BM = 18,02.
2. Rumus
molekul = H2O.
3. Pemerian = Cairan jernih tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
4. Penyimpanan = Dalam wadah tertutup baik.
5. Stabilitas = Air adalah salah
satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus
disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus
terlindungi dari kontaminasi partikel - pertikel ion dan bahan organik yang
dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik. Serta harus terlindungi
dari partikel - partikel lain dan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak
fungsi air.
6. OTT = Dalam formula
air dapat bereaksi dengan bahan eksipient lainya yang mudah terhidrolisis.
· Sirup Simpleks ( FI III
hal.567 )
1. Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna
2. Pembuatan : Larutkan 65 bagian sakarosa dalam
larutan metal paraben 0,25% b/v secukupnya sehingga diperoleh 100 bagian sirup.
3. Kegunaan : Pemanis, zat tambahan
4. Konsentrasi : 20-60%
5. Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.
· Essence Anggur
1. Pemerian = Cairan berwarna ungu
2. Kegunaan = Flavoring agent
3. Penyimpanan = Dalam wadah tertutup rapat
· Tween
1. Pemerian = Cairan berwarna kuning
2. Kegunaan = Menurunkan tegangan
permukaan
3. Penyimpanan = Dalam wadah tertutup rapat
· Gliserin
(FI Edisi III Halaman 271)
1. Warna = Tidak berwarna
2.
Rasa = Manis
3.
Bau =Tidak berbau
4.
Pemerian =Cairan
Jernih
5.
Kelarutan
Air
: Larut dalam air
Etanol :
Larut
Kloroform :
Praktis tidak larut
Eter : Praktis tidak larut
6.Kegunaan :
Pelarut
3.1.
Alat & Bahan
A.
Alat
1.
Mortir 6. Penangas
air 11. Rak tabung
2. Stamper 7. Spatula 12. Alumunium
foil
3. Beaker
Glass 8.
Timbangan 13. Cawan
uap
4. Pipet
tetes 9. Lap 14. Gelas
Ukur
5. Batang
pengaduk 10. Tabung sedimentasi 15. Kertas Perkamen
6.
6. Kacaarloji
7.
7. Piknometer
8.
Cawanuap 8. Timbangan digital
9.
Corong
10.
Hot Plate
11.
B. Bahan
1.
Aquades
2. Essense Anggur
3. Gliserin
4. Pewarna
ungu
5. Syrup simplex
6. Tween 80
7.
Aquadest
8. Alkohol Na-Benzoat
9.
Propilenglikol
2.2 CARA KERJA
1. Disiapkanalatdanbahan
2. Dibersihkanalat
yang akandigunakan
3. Ditarabotolsampai
100 ml
4.
Didihkan
air sebagai pelarut atau pembawa, kemudian didinginkan
5.
Ditimbang
bahan berkhasiat dan bahan pembantu
6. Dilarutkanbahanberkhasiatdidalampelarutcampurdengantigametode
:
-
Dilarutkanbahanberkhasiatdalampelarut
yang cocokdengan air sertadidalamsurfaktan.
-
Dilarutkanbahanberkhasiatdalampelarutcampurberupaperbandingan
air denganalkohol (1 : 1) sertadilarutkandalamsurfaktan.
-
Dilarutkanzataktifdenganalkohol,
surfaktandan air.
7. Dimasukkanmasing-masing
formula kedalambotol yang sudahditara.
8. Diamatimetodemana
yang paling cepatmengendapsertaorganoleptisnyaberupawarna, rasa dan aroma.
9.
Diamatistabilitadenganpengamatansuhudipercepat.
1.
Dilarutkan
bahan berkhasiat dan bahan pembantu bentuk serbuk dalam mortar
2.
Dilarutkan
Tween 80 dengan sedikit air panas
3.
Dilarutkan
bahan berkhasiat di dalam pelarut campur, dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a.
Dilarutkan
bahan berkhasiat yang telah halus ke dalam surfaktan, kemudian ditambahkan
etanol sedikit demi sedikit
4.
Dibuat
campuran sirupus simplex dengan essens
5.
Dimasukkan
campuran sirupus simplex kedalam campuran bahan aktif
6.
Dimasukkan
campuran ke dalam botol dan ditambahkan air sampai batas 100 ml
BAB
III
HASIL
& PEMBAHASAN
3.1
FORMULA DAN PERHITUNGAN
A. FORMULA
Formula
|
1
|
2
|
3
|
Theofilin
|
50mg/5ml
|
50mg/5ml
|
50mg/5ml
|
Gliserin
|
2,5 %
|
7,5 %
|
15 %
|
Sirupus
simplex
|
40 %
|
40 %
|
40 %
|
Essence (Anggur)
|
2 tetes
|
2 tetes
|
2 tetes
|
Pewarna (Ungu)
|
1 tetes
|
1 tetes
|
1 tetes
|
Aqua ad
|
100 ml
|
100 ml
|
100 ml
|
Tween
|
1 %
|
1 %
|
1%
|
4.2.
Data Hasil Percobaan
A.
Formula
1
Pengamatan
|
Hari
ke-
|
|||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Warna
|
Ungu
(+++)
|
Ungu
(+++)
|
Ungu
(+++)
|
Ungu
(++)
|
Ungu
(++)
|
Ungu
(++)
|
Bau/Aroma
|
Anggur (+++)
|
Anggur(+++)
|
Anggur (++)
|
Anggur
(++)
|
Tengik (++)
|
Tengik (++)
|
Rasa
|
Pahit
(+++)
|
Pahit
(++)
|
Pahit
(++)
|
Pahit
(++)
|
Pahit
(++)
|
Pahit
(++)
|
Endapan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Jernih
|
(+++)
|
(+++)
|
(+++)
|
(++)
|
(++)
|
(++)
|
Tinggi
|
6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5,8
|
BJ
|
1,2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1,2
|
PH
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Viskositas
|
1,35
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1,30
|
B.
Formula
2
Pengamatan
|
Hari
ke-
|
|||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Warna
|
Ungu
(+++)
|
Ungu
(+++)
|
Ungu
(+++)
|
Ungu
(++)
|
Ungu
(++)
|
Ungu
(++)
|
Bau/Aroma
|
Anggur (+++)
|
Anggur(+++)
|
Anggur (++)
|
Anggur
(++)
|
Anggur (++)
|
Anggur (++)
|
Rasa
|
Pahit
(+++)
|
Pahit
(++)
|
Pahit
(++)
|
Pahit
(++)
|
Pahit
(++)
|
Pahit
(++)
|
Endapan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Jernih
|
(+++)
|
(+++)
|
(+++)
|
(++)
|
(++)
|
(++)
|
Tinggi
|
6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5,7
|
BJ
|
1,2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1,2
|
PH
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Viskositas
|
1,39
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1,30
|
C.
Formula 3
Pengamatan
|
Hari
ke-
|
|||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Warna
|
Ungu
(+++)
|
Ungu
(+++)
|
Ungu
(+++)
|
Ungu
(++)
|
Ungu
(++)
|
Ungu
(++)
|
Bau/Aroma
|
Anggur (+++)
|
Anggur(+++)
|
Anggur (++)
|
Anggur
(++)
|
Tengik (++)
|
Tengik (++)
|
Rasa
|
Pahit
(+++)
|
Pahit
(++)
|
Pahit
(++)
|
Pahit
(++)
|
Pahit
(++)
|
Pahit
(++)
|
Endapan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Jernih
|
(+++)
|
(+++)
|
(+++)
|
(++)
|
(++)
|
(++)
|
Tinggi
|
6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5,8
|
BJ
|
1,2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1,2
|
PH
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Viskositas
|
1,87
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1,82
|
B.
Perhitungan
Data Perhitungan Bahan
1.
Theophyllin =
x 100ml = 1 gr

2.
Air :
Gliserin
·
F1 =
x 100 = 2,5 ml

·
F2 =
x 100 = 7,5 ml

·
F3 =
x 100 = 15 ml

3.
Tween 80
=
x 100 = 1 gr

4.
Syrupus
simplex =
x 100 ml = 40 ml

5.
Essens + Pewarna
= q.s
6.
Aqua
destilata
·
F1 = 100
ml – (1 + 2,5 + 1 + 40) = 55,5ml
·
F2 = 100
ml – (1 + 7,5 + 1 + 40)= 50,5ml
·
F3 = 100
ml – (1 + 15 + 1 + 40)= 43 ml
3.2 Data
Pengamatan
3.3 Pembahasan
Padapraktikumpembuatanlarutan
kali inimengenaieliksir. Eliksirmerupakanlarutanhidroalkohol
yang jernih dan manisdimaksudkanuntukpenggunaan vital, dan biasanyadiberi rasa
untukmenambahkelezatan. Padapercobaan yang kami lakukan, eliksir yang kami
buatberbahanaktifteofilin,
yaitubronkodilator yang digunakanuntukpasienasma dan penyakit paru
obstruktifkronik, namuntidakefektifuntukreaksiakutpadapenyakit paru
obstruktifkronik. teofilininisukarlarutdalam
air namunmudahlarutdalam air panas, olehkarenaitupadapembuataneliksir kami, air
yang digunakanuntukmelarutkansalisilamidumharusdalamkeadaan
panas
80 °C yang perlu di campurdenganetanol,
sehinggateofilindapatmelarut dan mudahdicampurkandenganbahanlainnya.

Ada
3 formula yang diberikanpadapercobaan yang kami
lakukan.Yaitupelarutcampurandenganmenggunakan air, alcohol dan tween yang masing-masingkonsentrasinyasama
yang berbedahanyakonsentrasipropilenglikolsaja.
Hasilpengamatan
yang di dapatpadaharipertama, sediaan kami terdapatpengendapanuntuksetiaptabungnya,
warnadan rasa masihstabil.Kemudianuntukhasilpengamatanharikedua, di dapatkanwarnadanbau
yang masihsamadarisetiaptabung yang ada. Hasilpengamatanhariketiga,
kestabilaneliksirmakinberkurang di tandaidenganperubahanaroma yang berbeda di
harisebelumnya.Hasil yang didapatkanpadaformulasikedua, dikarenakan formula
kedualebihsedikitendapannyadibandingkanformulasipertamadanketiga.Bisaterjadimungkindikarenakanpadasaatmelarutkanzataktiftidakbenar
– benarlarutsehinggaterjadipengendapan.Sedangkanmelarutkanzataktifteofilininilebihampuhdengan
air yang mendidihdikarenakankelarutan yang sangatrendahterhadap air dan
alcohol.
Pada
praktikum ini yaitu membuat eliksir yang berkhasiat untuk orang yang mengalami
gangguan atau obstruksi pernapasan, seperti asma, bronkitis, emfisema, dan
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Eliksir yang dibuat ini yaitu 3
formulasi yang masing-masing memiliki perbedaan konsentrasi pada gliserinnya,
hal ini bertujuan untuk melihat dari konsentrasi gliserin berapa eliksir yang
baik dan stabil didapat. Formula eliksir yang dibuat selain mengandung theofilin sebagai zat
aktifnya, terdapat juga beberapa zat tambahan seperti gliserin dengan berbagai
konsentrasi (2,5%,
7,5%, 15%) yang berfungsi sebagai pelarut (untuk mempertinggi kelarutan), tween
80 sebagai surfaktan agar eliksir yang dibuat tetap stabil, syrupus simplex sebagai
pemberi rasa, essens aroma anggur sebagai pemberi aroma anggur , pewarna ungu
sebagai pemberi warna ungu , dan aqua destilata juga sebagai pelarut.
Setelah melalu beberapa
pengamatan dalam beberapa hari. Untuk formulasi eliksir Theofilin ini dapat dikatakan
baik, karena dari awal pembuatan sampai pengecekan hari ke-6 sediaan sirup
relatif stabil ditandai dengan tidak adanya endapan, akan tetapi warna sirup
sedikit berubah, dan aromanya mulai pudar. Hasil pengecekan pada hari pertama
formula I, II, III hanya rasa dan warna serta kejernihan yang membuat sirup
tidak baik, karena rasa manis yang mulai menurun dibanding pada hari pertama.
Rasa manis serta agak pahit yang ditimbulkan disebabkan oleh rasa bawaan zat
aktif Theofilin tersebut dan konsentrasi penambahan pemanisnya. Penambahan
jumlah volume sirupus simplex tidak terlalu berpengaruh karena konsentrasinya
yang hanya 40% saja. Hingga pengecekan hari ke-6 tidak adanya perubahan rasa
yang signifikan. Dari segi warna dan kejernihan sediaan eliksir yang kami buat
dan diukur selama 6 hari tidak terjadi perubahan warna dimana warna ungu tetap
stabil. Tetapi ada formula yang cukup baik pada sediaan eliksir Theofilim ini, yaitu formula III. Karena jika
dibandingkan dengan formula I, II, sediaan pada formula III memiliki rasa yang
cukup baik yaitu dengan rasa agak manis dan aroma yang masih stabil.
Penyebab berubahnya
kestabilan dari sediaan yang kami buat ini setelah dilakukan penelusuran
ternyata essence dan pewarna yang kami gunakan sudah mencapai exp date sehingga kekeruhan dan warna
yang memudar ini disebabkan kontaminasi dari pewarna dan perasa itu sendiri. Untuk
pengukuran PH , BJ serta viskositas tidak menunjukan perubahan yang signifikan
dimana ph dari semua formula berada pada kisaran Ph netral yaitu 7. Untuk bobot
jenis juga masih sama dimana tidak adanya perubahan sedangkan untuk viskositas
perubahan yang ditimbulkan tidak terlalu signifikan. Secara garis besar sediaan
eliksir yang kami buat memiliki kstabilan yang lumayan baik hanya saja dari
segi warna,an rasanya yang berkurang dan tidak baik jika di konsumsi.
BAB
IV
KESIMPULAN
1. Eliksir merupakan larutan hidroalkohol yang
jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa
untuk menambah kelezatan.
2. Formula eliksir yang dibuat yaitu 3 formula
dengan konsentrasi gliserin yang berbeda-beda (2,5%, 7,5%, dan 15%)
4. Diambil formula eliksir no 3 karena memiliki
rasa,aroma,lebih stabil di bandingkan formula 1 dan formula 2
4.
Dari hasilformulasi yang kami lakukandapatdisimpulkanbahwaTeofilinbaikjikadibuatdalambentuksediaaneliksirkarenateofilinmempunyaidayakelarutan
yang rendahpada air,
sehinggateofilindibuatdalambentuksediaaneliksir.Sediaaninimenggunakanpelarutcampurdenganmembuatpelarutcampurterlebihdahulu,
kemudianzataktifdilarutkansedikit demi sedikitkedalampelarutcampur.Pada formula
keduamendapatkankestabilan yang bagusdibandingkandengan formula
ketigadanpertama.Kelarutanzataktiflebihcepatlarutjikadilarutkandengan air yang
mendidih.
DAFTAR
PUSTAKA
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta
: UI Press
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.1979.Farmakope Indonesia Edisi
Ketiga.Jakarta
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.1995.Farmakope Indonesia Edisi
IV.Jakarta
Farmakope Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta
: Departemen Kesehatan RI
Anief, Muhammad. 1997.IlmuMeracikObat. Yogyakarta : UGM Press
Ansel,Howard.
C 1989.Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia Jakarta.