Monday, September 9, 2013

Laporan Study Tour

KEGIATAN STUDY TOUR
YOGYAKARTA, SOLO, DAN BANDUNG

 LAPORAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014



Oleh

Wilda Dian Sari
9963570359
Kelas XII Program IPA


PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 CISEENG
Jalan Cibeteung Muara RT 02/06 Desa Putatnutug Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor, 16330 (0251) 8543211 e-mail : smanciseengkabupatenbogor@yahoo.co.id
2013



MOTTO
o   Jangan pernah engkau melepaskan sifat Rendah Hati mu itu, karena apa yang engkau miliki bukan milik mu, itu hanyalah sebuah titipan dari-Nya.

o   Engkau tidak pernah memiliki sesuatu, engkau hanya memeganggnya sebentar. Saat engkau tak dapat melepaskannya, engkau akan terbelenggu olehnya. Lepaskanlah, maka semua itu akan menjadi milikmu selama-lamanya.

o   Tuhan mengambil sesuatu yang berharga dari hidupmu, karena Tuhan ingin menggantikannya dengan yang lebih baik lagi dari apa yang kamu miliki sekarang.

o   Jangan kau celakai dirimu dengan sesuatu  yang  tidak penting dalam kehidupanmu. Hindari masalah dan jangan buat masalah, karena hidup saja sudah menjadi masalah, jika menjalaninya dengan salah.



LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini di setujui dan disahkan untuk dipergunakan sebagai syarat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada:
hari, tanggal    :………………………………….
tempat             :…………...……………………..

Guru Mata Pelajaran                                               Guru Pembimbing




Endang Nurbaiti, S.Pd                                            Asep Awaludin, S.Sos
NIP 196905152005012008                                     NIP 197305082008011005



Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Ciseeng



                                                                                Drs. Arif Setiawan, M.M.
 NIP 196501311992031105
 
  
  
KARYA TULIS INI KU PERSEMBAHKAN KEPADA:
Ayahanda Dendus Idrus dan Ibunda tercinta Murwani yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, do’a dan restunya. Nenekku tersayang yang selalu memberikan nasihat dan motivasi disaat penulis sedang tidak bersemangat dan Kakanda terkasih Lusiana Anggraeni juga Ananda Rian Maulana serta keluarga besarku yang telah memberikan dukungan dan do’anya.


 
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala kemudahan, rahmat dan karunia-Nya sehingga Karya Tulis ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam tak lupa pula penulis curahkan kepada Baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia.
Terselesaikannya Karya Tulis ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:
1.     Drs. Arif Setiawan, M.M., Kepala SMA Negeri 1 Ciseeng yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
2.     Bapak Suwanto, S.Pd., Wakil kepala SMA Negeri 1 Ciseeng.
3.     Bapak Riswansyah, S.Pd., Ketua panitia kegiatan Study Tour.
4.     Ibu Ety Ali, S.Pd., Wali kelas XI IPA 1 yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
5.     Ibu Nurcitra, S.Pd., Wali kelas XII IPA 1.
6.     Ibu Endang Nurbaeti, S.Pd., Guru mata pelajaran B.Indonesia yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, motivasi serta nasihat selama penulisan Karya Tulis.
7.     Bapak Asep Awaludin S.Sos., Guru Pembimbing I yang telah memberikan saran, pengarahan, bimbingan, nasihat dan motivasi yang berguna selama penulisan Karya Tulis.
8.     Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 1 Ciseeng yang telah sabar mendidik, membimbing kami, dan memberikan inspirasi kepada penulis dalam pembuatan Karya Tulis ini.
9.     Kedua orang tua, kakak dan adik tercinta yang penulis banggakan, dengan kasih sayang mereka yang senantiasa memberikan dukungan baik materil dan inmateril serta do’a untuk penulis.
10.  Sahabat ku tersayang, alifah, syifa, alla, neng, rida, teh yani, rival yang telah setia dan tak pernah bosan untuk memberi semangat kepada penulis.
11.  Teman-teman seperjuangan di kelas XII IPA 1 yang senantiasa saling memberikan motivasi baik dalam suka maupun duka bahkan disaat hati gundah gulanah.
12.  Teman-teman SMA Negeri 1 Ciseeng yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu, yang saling memberikan support dan menjadi motivasi  untuk penulis agar dapat menyelesaikan Karya Tulis ini.
13.  Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis ini.
Adapun tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.
Do’a penulis semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT, Amin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun dari segi penyajian. Namun penulis juga berharap semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Atas segala bentuk dukungan, penulis mengucapkan terimakasih.


Ciseeng,          Agustus 2013

Penulis



DAFTAR ISI
Halaman
MOTTO............................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
PERSEMBAHAN............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................  viii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2  Tujuan........................................................................................................ 1
1.2.1  Tujuan Penulisan............................................................................... 1
1.2.2 Tujuan Kunjungan............................................................................. 2
1.3 Sistematika Penulisan................................................................................ 2
BAB II: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
2.1 Candi Borobudur........................................................................................ 4
2.2 Keraton Yogya........................................................................................... 7
2.3 Taman Pintar.............................................................................................. 12
2.4 Candi Prambanan....................................................................................... 17
2.5 Malioboro................................................................................................... 19
2.6 Keraton Solo.............................................................................................. 22
2.7 Pasar Kliwon.............................................................................................. 24
2.8 Tawangmangu /Grojogan Sewu................................................................. 25
2.9 Sentra Sepatu Kulit Cibaduyut Bandung................................................... 26
BAB III: KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 28
3.2 Saran........................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 30
LAMPIRAN 1 SOAL-SOAL LEMBAR KEGATAN SISWA ........................  32
LAMPIRAN 2 JAWABAN SOAL-SOAL LEMBAR KEGIATAN SISWA ...  35
DOKUMENTASI ............................................................................................  43



DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran1: Soal-Soal Lembar Kegiatan Siswa.............................................. 32
Lampiran2: Jawaban Soal-Soal Lembar Kegiatan Siswa............................... 35
Lampiran3: Dokumentasi................................................................................ 44



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial. Dalam kehidupannya manusia perlu berinteraksi dengan lingkungan serta makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai lingkungan memang sangat diperlukan guna menjalani kehidupan. Salah satu pengetahuan tersebut adalah dapat mengetahui sejarah dan kebudayaan yang berada di wilayah tempat hidupnya. Ini merupakan sikap yang harus dimiliki setiap orang, yaitu nasionalisme.
Atas dasar itulah, penulis melaksanakan kegiatan Study Tour, yang di dalamnya banyak hal mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia, sebagai bentuk apresiasi para pelajar terhadap Tanah Air Indonesia.
Oleh sebab itu, dalam hal ini penulis perlu menyusun suatu laporan sebagai bentuk pertanggung jawaban atas kegiatan Study Tour yang telah dilaksanakan.

1.2  Tujuan
1.2.1  Tujuan Penulisan
Sesuai dengan uraian terdahulu, laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bahasa Indonesia pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.
Selain tujuan diatas, adapun tujuan penyusunan lainnya sebagai berikut:
1       Melaporkan hasil dari kegiatan Study Tour yang telah dilaksanakan.
2       Mempelajari tentang penulisan laporan kegiatan.
3       Menambah wawasan dan pengalaman terhadap sejarah dan kebudayaan Indonesia.
4       Meningkatkan motivasi dalam menggali ilmu.
1.2.2  Tujuan Kunjungan
Adapun tujuan dari kunjungan ini adalah:
1.   Menambah wawasan dan pengalaman terhadap sejarah dan kebudayaan Indonesia.
2.   Meningkatkan motivasi dalam menggali ilmu.
3.   Menambah pengetahuan tentang ragam budaya Indonesia.

1.3  Sistematika Penulisan
Agar sistematis, laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan
1.2.1     Tujuan Penulisan
1.2.2     Tujuan Kunjungan
1.3  Sistematika Penulisan
BAB II: LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
2.1 Candi Borobudur
2.2 Keraton Yogya
2.3 Taman Pintar
2.4 Candi Prambanan
2.5 Malioboro
2.6 Keraton Solo
2.7 Pasar Kliwon
2.8 Tawangmangu/Grojogan Sewu
2.9 Sentra Sepatu Kulit Cibaduyut Bandung
BAB III: KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB IV: PENUTUP
Daftar Pustaka
Lampiran 1 Soal-Soal Lembar Kegiatan Siswa
Lampiran 2 jawaban Soal-Soal Lembar Kegiatan Siswa
Dokumentasi


BAB II
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN

2.1 Candi Borobudur

Asal mula nama Borobudur tidak jelas,[1] meskipun memang nama asli dari kebanyakan candi di Indonesia tidak diketahui. Nama Borobudur pertama kali di
tulis dalam buku “Sejarah Pulau Jawa” karya Sir Thomas Raffles. Satu-satunya               Gambar  1                     naskah Jawa Kuno yang member petunjuk mengenai adanya bangunan suci Budha yang mugkin merujuk kepada Borobudur adalah Nagarakertagema yang di tulis oleh Mpu Prapanca pada 1365.
     Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata ‘Bara’ dan ‘Beduhur’. Kata Bara konon berasal dari kata Vihara, sedangkan ada pula penjelasan lain dimana Bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah ‘tinggi’ atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti ‘di atas’. Jadi maksudnya ialah sebuah Biara atau Asrama yang berada di tanah tinggi.
     Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setangah abad dalam Prasasti Karangtengah.
     Secara filosofis arti atau makna Candi Borobudur adalah merupakan lambang dari alam semesta atau dunia cosmos. Menurut ajaran Budha, alam semesta dibagi menjadi tiga unsur atau dhatu dalam bahasa Sansekerta:
Ketiga susunan itu meliputi:
1.   Unsur nafsu, hasrat atau Kamadhatu
2.   Unsur wujud, rupa, bentuk atau Ruphadatu[2]
3.   Unsur tak berwujud, tanpa rupa, tak berbentuk, atau Arupadhatu
     Monumen ini merupakan model alam semesta dan di bangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Budha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Budha. Tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Budha. Borobudur kini masih di gunakan sebagai tempat ziarah keagamaan, tiap tahun umat Budha yang datang dari seluruh Indonesia dan Mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah objek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak di kunjungi wisatawan.
     Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia baik dari segi kepariwisataan, arkeologi, dan pengetahuan.
     Candi Borobudur didirikan diatas sebuah bukit pada ketinggian 265,40 M diatas permukaan laut atau berada ± 15 m di atas daratan di sekitarnya. Lokasi Candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Lebih lanjut Dumarcay merinci bahwa Candi Borobudur dibangun dalam 5 tahap dengan perkiraan sebagai berikut:
·     Tahap I ± th 775
·     Tahap II ± th 790 (bersamaan dengan, Kalasan II, Lumbung I, Sojiwan I)
·     Tahap III ± th 810 (bersamaan dengan Kalasan III, Sewa III, Lumbung III, dan Sojiwan II)
·     Tahap IV ± th 835 (bersamaan dengan Gedong Songo grup I, Sambi Sari, Badut I, Kuning, Banon, Sari, dan Plaosan)
Di perkirakan Borobudur di bangun sekitar tahun 800 M,[3] kurun waktu ini sesuai dengan kurun antara 760 dan 830 M, masa puncak kejayaan wangsa Syailendra di Jawa Tengah,[4] yang kala itu dipengaruhi kemaharajaan Sriwijaya. Pembangunan Borobudur diperkirakan menghabiskan waktu 75-100 tahun lebih dan benar-benar dirampungkan pada masa pemerintahan raja Samaratungga pada tahun 825.[5] [6]
Borobudur di tinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Budha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam.[7] Pada tahun 1814  Sir Thomas Stamford Raffles, menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atau Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya  penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar di gelar pada kurun 1975 hingga 1982[8] atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.[9]
Bidang relief seluruhnya ada 1.460 panel yang jika diukur memanjang mencapai 2.500 m. Sedangkan jenis reliefnya ada 2 macam, yaitu :
·     Relief cerita, yang menggambarkan cerita dari suatu teks dan naskah
·     Relief hiasan, yang hanya merupakan hiasan pengisi bidang
Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna sebagai berikut :
1.   Karmawibhangga
2.   Lalitawistara
3.   Jataka dan Awadana
4.   Gandawyudha

2.2    Keraton Yogyakarta
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan tersebut
Gambar 2
Secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.[10]
Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti di tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan[11] yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten sleman.[12]
Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan).[13] Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta.
Dahulu bagian utama istana, dari utara keselatan, dimulai dari Gapura Gladhag di utara sampai di Plengkung[14] Nirboyo di selatan. Bagian-bagian utama keraton Yogyakarta dari utara ke selatan adalah: Gapura Gladag-Pangurakan; Kompleks Alun-alun Ler (Lapangan Utara) dan Mesjid Gedhe (Masjid Raya Kerajaan); Kompleks Pagelaran, Kompleks Siti Hinggil Ler, Kompleks Kamandhungan Ler; Kompleks Sri Manganti; Kompleks Kedhaton; Kompleks Kamagangan; Kompleks Kamandhungan Kidul; Kompleks Siti Hinggil Kidul (sekarang disebut Sasana Hinggil); serta Alun-alun Kidul (Lapangan Selatan) dan Plengkung Nirbaya yang biasa disebut Plengkung Gadhing.[15] [16]
Bagian-bagian sebelah utara Kedhaton dengan sebelah selatannya boleh dikatakan simetris.Sebagian besar bagunan di utara Kompleks Kedhaton menghadap arah utara dan di sebelah selatan Kompleks Kedhaton menghadap ke selatan. Di daerah Kedhaton sendiri bangunan kebanyakan menghadap timur atau barat. Namun demikian ada bangunan yang menghadap ke arah yang lain.
Selain bagian-bagian utama yang berporos utara-selatan keraton juga memiliki bagian yang lain. Bagian tersebut antara lain adalah Kompleks Pracimosono, Kompleks Roto Wijayan, Kompleks Keraton Kilen, Kompleks Taman Sari, dan Kompleks Istana Putra Mahkota (mula-mula Sawojajar kemudian di Dalem Mangkubumen). Di sekeliling Keraton dan di dalamnya terdapat sistem pertahanan yang terdiri dari tembok/dinding Cepuri dan Baluwerti. Di luar dinding tersebut ada beberapa bangunan yang terkait dengan keraton antara lain Tugu Pal Putih, Gedhong Krapyak, nDalem Kepatihan (Istana Perdana Menteri), dan Pasar Beringharjo.
Kompleks utama terdiri dari halaman yang ditutupi dengan pasir dari pantai selatan, bangunan utama serta pendamping, dan kadang ditanami pohon tertentu. Kompleks satu dengan yang lain dipisahkan oleh tembok yang cukup tinggi dan dihubungkan dengan Regol[17] yang biasanya bergaya Semar Tinandu.[18] Daun pintu terbuat dari kayu jati yang tebal.Di belakang atau di muka setiap gerbang biasanya terdapat dinding penyekat yang disebut Renteng atau Baturono.Pada regol tertentu penyekat ini terdapat ornamen yang khas.
Bangunan-bangunan Keraton Yogyakarta lebih terlihat bergaya arsitektur Jawa tradisional. Di beberapa bagian tertentu terlihat sentuhan dari budaya asing seperti Portugis, Belanda, bahkan Cina. Bangunan di tiap kompleks biasanya berbentuk/berkonstruksi Joglo atau derivasi/turunan konstruksinya. Joglo terbuka tanpa dinding disebut dengan Bangsal sedangkan joglo tertutup dinding dinamakan Gedhong (gedung). Selain itu ada bangunan yang berupa kanopi beratap bambu dan bertiang bambu yang disebut Tratag.
Permukaan atap joglo berupa trapesium.Bahannya terbuat dari sirap, genting tanah, maupun seng dan biasanya berwarna merah atau kelabu. Atap tersebut ditopang oleh tiang utama yang di sebut dengan Soko Guruyang berada di tengah bangunan, serta tiang-tiang lainnya. Tiang-tiang bangunan biasanya berwarna hijau gelap atau hitam dengan ornamen berwarna kuning, hijau muda, merah, dan emas maupun yang lain. Untuk bagian bangunan lainnya yang terbuat dari kayu memiliki warna senada dengan warna pada tiang. Pada bangunan tertentu (misal Manguntur Tangkil) memiliki ornamen Putri Mirong, stilasi dari kaligrafi Allah, Muhammad, dan Alif Lam Mim Ra, di tengah tiangnya.
Untuk batu alas tiang, Ompak, berwarna hitam dipadu dengan ornamen berwarna emas. Warna putih mendominasi dinding bangunan maupun dinding pemisah kompleks. Lantai biasanya terbuat dari batu pualam putih atau dari ubin bermotif.  Lantai dibuat lebih tinggi dari halaman berpasir. Pada bangunan tertentu memiliki lantai utama yang lebih tinggi.[19] Pada bangunan tertentu dilengkapi dengan batu persegi yang disebut Selo Gilang tempat menempatkan singgasana Sultan.
Tiap-tiap bangunan memiliki kelas tergantung pada fungsinya termasuk kedekatannya dengan jabatan penggunanya.Kelas utama misalnya, bangunan yang dipergunakan oleh Sultan dalam kapasitas jabatannya, memiliki detail ornamen yang lebih rumit dan indah dibandingkan dengan kelas dibawahnya. Semakin rendah kelas bangunan maka ornamen semakin sederhana. Selain ornamen, kelas bangunan juga dapat dilihat dari bahan serta bentuk bagian atau keseluruhan dari bangunan itu sendiri.

2.3 Taman Pintar
Taman Pintar yang berlokasi di jalan Panembahan Senopati, Yogyakarta. Taman pintar ini ditujukan bagi anak-anak Indonesia dan siapapun saja agar tumbuh ketertarikan untuk belajar dan kreatif dalam
bidang sains dan teknologi. Science center yang disebut “TAMAN PINTAR” ini Gambar 3
dibangun oleh gabungan swasta dan pemerintah propinsi DIY yang pembangunannya dimulai sejak Mei 2006 dan diresmikan pada, 09 Juni 2007. Dengan motto “MENCERDASKAN DAN MENYENANGKAN”. Siapapun bisa dengan leluasa memperdalam ilmu pengetahuanya sekaligus menuntaskan rasa ingin tahu akan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pendekatan ilmiah namun tetap menyenangkan.
Taman Pintar adalah tempat wisata untuk anak-anak Yogyakarta ataupun anak-anak Indonesia agar tumbuh ketertarikan untuk belajar dan kreatif dalam bidang sains dan teknologi yang berlokasi di jalan Penembahan Senopati , Yogyakarta.
Di taman pintar ini pengunjung tidak saja hanya bisa melihat berbagai sains yang diperagakan melainkan mereka juga dapat menikmati, mencoba dan beratraksi. Mereka dapat bermain dengan alat peraga sians yang tersedia, sehingga dapat merasakan bagaimana sains itu.
Di Indonesia, wahana semacam ini di awali dengan berdirinya pusat peragaan (PP) IPTEK yang berlokasi di TMII. Dari sinilah “Science Center” mulai berkembang yang lainya di Indonesia selang puluhan tahun kemudianScience Center yang disebut Taman Pintar ini di bangun oleh gabungan swasta dan Pemerintah Propinsi DIY yang pembangunannya dimulai sejak Mei 2006 dan diresmikan oleh 2 materi yakni menristik Kusmayanto Kadiman dan Mendiknas Bambang Sudibyo pada 9 Juni 2007. Semua peragaan iptek tidak hanya dilihat saja, akan tetapi juga bisa dapat disentuh dan dicoba-coba oleh pengunjung sehingga taman pintar ini akan merangsang rasa ingin tau, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya iptek, memancing kreatifitas, dan peningkatan gairah belajar mata ajaran ilmu-ilmu  dasar seperti: Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi.
Motto Taman Pintar nampak sederhana yakni tiga-N : “ Niteru, Niroake, Nambahi” sesungguhnya memiliki kedalaman fisiologinya Ki Hajar Dewantara. Dalam konteks masa kini, filosofi itu ada konsekwensinya dengan proses transfer teknologi yang mengacu pada konsep Three – A yaitu : “Adopt, Adapt, Adrance” disebut taman pintar karena dikawasan ini siswa mulai prasekolah sampai SLTA bisa dengan leluasa memperdalam pemahamanya soal materi pelajaran yang diterima di sekolah dan berkreasi.
Pendekatan untuk menyampaikan lmu pengetahuan dan teknologi dilakukan melalui berbagai media dengan tujuan meningkatkan prestasi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara garis besar materi isi taman pintar terbagi menurut kelompok usia dan penekanan materi. Terbagi atas usia tingkat prasekolah hingga taman kanak-kanak dan sekolah dasar hingga sekolah menengah. Sedangkan menurut penekanan materi diwujudkan dalam interaksi antara pengunjung dan materi yang disampaikan melalui anjungan yang ada. Salah satu dari sejumlah permainan yang disediakan ditaman antara lain : permainan air yang memperkenalan bagaimana terjadinya pelangi.
Permainan yang tidak kalah menariknya adalah permainan parabola berbisik. Masing-masing anak berdiri di depan parabola yang jaraknya 15 m, kemudian mereka berbisik. Nah temannya yang jauh dari parabola itu nanti akan mendengar. Itu namanya Leonvort perambatan pantulan gelombang suara, jadi melalui media udara.
Tersedia permainan pipa gaung.Konsep gaung adalah anak-anak bisa berbisik / berbicara dari ujung-ujung pipa.Suara itu bisa merambat melalui pipa, bisa dipantulkan sehingga bisa terdengar diujung satunya. Pipanya dipendam, selain itu yang paling disukai anak-anak yaitu “gendang” dinding berdandang, Dinding ini menjelaskan kalau luas kecil permukaan itu menentukan tinggi rendahnya nada.Missal : permukaan kecil berarti nada yang dihasilkan itu kecil, jadi anak bisa belajar sendiri berbgai pengetahuan yang selama ini hanya mereka peroleh dalam bentuk teori.
Sejak terdirinya ledakan perkembangan sais, sekitar tahun 90-an, terutama teknologi informasi pada giliranya telah menghantarkan peradaban manusia menuju area tanpa batas Perkembangan Sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan tentunya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi bagi perbaikan kualitas hidup manusia.
Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu dan wujud kepedulian terhadap pendidikan, maka pemerintah kota Yogyakarta menggas sebuah ide untuk pembangunan “Taman Pintar” Dengan target pembangunan taman pintar adalah memperkenalkan Science kepada siswa dari dini, harapan lebih luas, kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi sasaran ekspoliasi pasar teknologi sendiri. Bangunan taman pintar ini dibangun adanya keterkaitan yang erat anatara taman pintar dengan fungsi dan kegiatan bangunan disekitarnya, seperti taman budaya dan Benteng Vrebuderg Sudibyo.
Pembangunan tahap II adalah gedung oval lantai I dan II. Serta gedung kotak lantai I diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas Bambang Sudibyodan Menristek Kusmanto Kadiman serta dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubono X.Pembangunan tahap III adalah : gedung kotak lantai II dan III tampak Presiden dan gedang memorabilia. Dengan selesainya tahapan pembangunan, grand opening taman pintar dilaksanakan pada tanggal, 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono.( Rabu, 26 Agustus 2009).
Logo Taman pintar, maknanya :
·     Kembang api adalah simbolisasi dari intelegensi dalam imajinasi. Dalam bahasa Jawa, kembang api menggambarkan “MLETIK = Pintar = PADHANG MAK BYAR = Pintar”
·     Kembang api merupakan sesuatu yang menyenangkan, menghibur, sesuai dengan visi taman pintar sebagai wahana ekspresi, apresiasi, dan kreasi sains dalam suasana yang menyenangkan.
·     Gambar logo yang keluar mengandung makna “OUT WARD LOOKING”, selalu melihat keluar untuk terus belajar mengikuti dinamika perubahan diluar dirinya.
·     Gambar logo tampak seperti matahari mengandung makna menyinari sepanjang masa.
·     Efek Perspektif adalah simbolisasi sesuatu yang tinggi “cita – cita”, pengharapan bak taman pintar akan generasi muda Indonesia, khususnya Yogyakarta dalam meraih cita-citanya
·     Wahana gabungan HIJAU – BIRU melambangkan pertumbuhan tak terbatas
·     Maskof taman pintar adalah burung hantu bernama tepi. Burung hantu adalah spesies burung yang banyak melakukan aktifitas di malam hari. Dengan kepekaan yang dimilikinya. Ia mempelajari dalam sekitarnya dengan merasakan semua kejadian alam yang ada di sekelilingnya.
2.4    Candi Prambanan
Dekat kota Yogyakarta terdapat candi Hindu yang paling indah di Indonesia. Candi ini dibangun dalam abad kesembilan Masehi. Karena terletak di desa Prambanan, maka candi ini disebut    candi Prambanan Lara Jonggrang tetapi                         Gambar 4
juga terkenal sebagai candi, sebuah nama yang diambil dari legenda Lara Jonggrang dan Bandung Bondowoso.
Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, tinggi bangunan utama adalah 47m. Kompleks candi ini terdiri dari 8 kuil atau candi utama dan lebih daripada 250 candi kecil, dan terletak di pulau Jawa kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.[20]
Candi Prambanan terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten.Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni Rakai Pikatan raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya.Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak.
Renovasi candi ini dimulai pada tahun 1918 dan sampai sekarang belum selesai, bangunan utama baru diselesaikan pada tahun 1953. Banyak bagian candi yang direnovasi menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.Sekarang, candi prambanan adalah sebuah situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1991. Antara lain hal ini berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan. Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, tinggi bangunan utama adalah 47 m. Kompleks candi ini terdiri dari 8 kuil atau candi utama dan lebih daripada 250 candi kecil.[21] Tiga candi utama disebut Trisakti dan dipersembahkan kepada sang trimurti Batara Siwa sang Penghancur, Batara Wisnu sang Pemelihara dan Batara Brahma sang Pencipta.
  
2.5    Malioboro
Malioboro adalah sebuah Jalan sepanjang tidak lebih dari 2 Kilo Meter yang membentang mulai dari persimpangan Rel Kereta Api Stasiun Tugu Yogyakarta diujung utara hingga pertigaan pojokan Gedung Agung diujung Selatan.
       Gambar 5
Malioboro adalah sebuah Jalan legendaris yang menjadi ikon Kota Yogyakarta dengan kehidupan kontras antara siang dan malamnya.
Saat siang hari, ruas Jalan Malioboro dipadati kendaraan para pelancong maupun warga Yogyakarta yang beraktifitas disekitar Jalan Malioboro, sementara dikanan-kiri jalan adalah toko-toko berbagai macam kebutuhan pokok, serta  sepanjang trotoar kaki limanya dijejali  lapak-lapak penjaja souvenir khas Yogyakarta, kemudian diujung selatannya ada pasar Beringharjo, tak ketinggalan sejumlah pusat perbelanjaan dan hotel yang mengguratkan kehidupan perekonomian warga Yogyakarta. Sebaliknya pada malam hari, Malioboro dipenuhi aroma berbagai sajian kuliner yang menggugah selera, yang terhampar di ratusan tikar Warung lesehan dengan menu khas Gudeg Yogya, Bakmi Jawa, dan berbagai pilihan Ayam/ Burung dara/ Bebek bakar dan goreng. Keriuhan suasana lesehan akan ditimpali oleh alunan sejumlah seniman yang melantunkan musik dan lagu secara nomaden dalam istilah kuno disebut sebagai “mbarang” atau pengamen.
Ditinjau dari segi bahasa,kata malioboro berasal dari bahasa sansakerta yang berarti karangan bunga. Dahulu kawasan Malioboro dikembangkan oleh Sri Sultan HB I pada th 1758, kawasan itu sebelumnya dipakai untuk sarana perdagangan melalui pasar tradisional, dahulu di kawasan itu banyak terdapat karangan bunga sebagai daya tarik, maka sangat wajar jika kemudian kawasan itu dinamakan Malioboro.Ditinjau dari segi letaknya, Malioboro berada berada segaris dengan gunung merapi, kraton dan pantai parang tritis jogja.
Malioboro terletak 800 meter dari Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Jalan maliboro yogyakarta du lunya pernah menjadi basis perjuangan tentara Indonesia saat terjadi agresi militer belanda. Jalan malioboro diapit oleh bangunan gedung perkantoran dan gedung pertokoan sehingga malioboro bisa berkembang menjadi pusat bisnis seperti sekarang ini di Yogyakarta. Malioboro juga menjadi tempat berkumpulnya para seniman dan sastrawan dari berbagai daerah yang bermukim di Yogyakarta.
Berkembang pesatnya Malioboro sebagai denyut nadi perdagangan dan pusat belanja, menuntut macam-macam pelayanan dan fasilitas yang semakin meningkat baik jumlah dan ragamnya. Hal ini memberi dampak positif dari segi ekonomi bagi penduduk, pengusaha dan pemerintah setempat seperti:      
1) Kesempatan Berusaha 
2) Terbukanya Lapangan Kerja
3) Meningkatnya Pendapatan Masyarakat Dan Pemerintah 
4) Mendorong Pembangunan Daerah 
Dengan adanya tempat pariwisata Malioboro ini maka pembangunan dan pengembangan pariwisata akan mempunyai dampak positif dalam bidang sosial budaya, seperti : Pelestarian budaya dan adat istiadat salah satu sasaran wisatawan dalam melakukan perjalanan adalah untuk menikmati, mengagumi dan mempelajari kebudayaan, dan adat istiadat serta sejarah suatu bangsa.
Oleh karena itu seni dan budaya serta tata cara hidup yang unik dan khas perlu dipertahankan dan dikembangkan. Apalagi Yogyakarta terkenal dengan kota yang penuh dengan seniman jalanan serta orang-orangnya yang ramah. Itu menyebabkan akan lebih banyak lagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Yogyakrta. Hal tersebut dapat meningkatkan kecerdasan masyarakat yang dikunjungi karena penduduk asli akan banyak belajar dari wisatawan yang berkunjung, demikian pula dengan yang datang berkunjung akan banyak belajar dari kunjungannya dengan cara melihat, mendengar, dan merasakan segala sesuatu yang dijumpai selama dalam perjalanannya. Dengan demikian, pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara untuk menambah pengetahuan dan pengalaman.
Dampak positif lainnya dengan adanya tempat pariwisata yaitu dapat mengurangi konflik sosial sering terjadi saling curiga antara suatu penduduk dengan penduduk lainnya, karena kurang saling mengenal, baik dalam soal adatistiadat, budaya sejarah, kebiasaan maupun perbedaan tingkat sosial. Salingberkunjung melalui berwisata dapat mengurangi atau menghilangkan saling curiga dan kecemburuan sosial, karena terjadinya komunikasi dan saling mengenal satu sama lainnya.
2.6 Keraton Solo
Istana Kasunanan Surakarta. Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada tahun 1744 sebagai pengganti Istana/Keraton Kartasura yang porak-poranda akibat Geger Pecinan 1743.
Istana terakhir Kerajaan Mataram didirikan di desa Sala (Solo), sebuah                      Gambar 6
pelabuhan kecil di tepi barat Bengawan (sungai) Beton/Sala. Setelah resmi istana Kerajaan Mataram selesai dibangun, nama desa itu diubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Istana ini pula menjadi saksi bisu penyerahan kedaulatan Kerajaan Mataram oleh Sunan PB II kepada VOC pada tahun 1749.Setelah Perjanjian Giyanti tahun 1755, keraton ini kemudian dijadikan istana resmi bagi Kasunanan Surakarta.Kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sunan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kerajaan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Solo. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kasunanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa tradisional yang terbaik.
Keraton (Istana) Surakarta merupakan salah satu bangunan yang eksotis di zamannya. Salah satu arsitek istana ini adalah Pangeran Mangkubumi (kelak bergelar Sultan Hamengkubuwono I) yang juga menjadi arsitek utama Keraton Yogyakarta.Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika pola dasar tata ruang kedua keraton tersebut (Yogyakarta dan Surakarta) banyak memiliki persamaan umum. Keraton Surakarta sebagaimana yang dapat disaksikan sekarang ini tidaklah dibangun serentak pada 1744-1745, namun dibangun secara bertahap dengan mempertahankan pola dasar tata ruang yang tetap sama dengan awalnya. Pembangunan dan restorasi secara besar-besaran terakhir dilakukan oleh Susuhunan Pakubuwono X (Sunan PB X) yang bertahta 1893-1939. Sebagian besar keraton ini bernuansa warna putih dan biru dengan arsitekrur gaya campuran Jawa-Eropa.
Salah satu ruangan Keraton pada zaman Pakubuwono X, gaya arsitektur jawa dipertahankan dalam bentuk bangunan namun di dalamnya diisi dengan berbagai macam perabotan Eropa, foto diambil tahun 1910. Koleksi Tropenmuseum, Belanda.Secara umum pembagian keraton meliputi: Kompleks Alun-alun Lor/Utara, Kompleks Sasana Sumewa, Kompleks Sitihinggil Lor/Utara, Kompleks Kamandungan Lor/Utara, Kompleks Sri Manganti, Kompleks Kedhaton, Kompleks Kamagangan, Kompleks Srimanganti Kidul/Selatan (?) dan Kemandungan Kidul/Selatan, serta Kompleks Sitihinggil Kidul dan Alun-alun Kidul. Kompleks keraton ini juga dikelilingi dengan baluwarti, sebuah dinding pertahanan dengan tinggi sekitar tiga sampai lima meter dan tebal sekitar satu meter tanpa anjungan. Dinding ini melingkungi sebuah daerah dengan bentuk persegi panjang. Daerah itu berukuran lebar sekitar lima ratus meter dan panjang sekitar tujuh ratus meter. Kompleks keraton yang berada di dalam dinding adalah dari Kemandungan Lor/Utara sampai Kemandungan Kidul/Selatan.Kedua kompleks Sitihinggil dan Alun-alun tidak dilingkungi tembok pertahanan ini.



2.7 Pasar Kliwon
Pasar Kliwon adalah sebuah kecamatan yang terletak di tenggara Kota Surakarta. Wilayah Pasar Kliwon saat ini terkenal sebagai tempat perkampungan warga keturunan Arab-Indonesia. Mereka biasa hidup dari penjualan tekstil dan di        Gambar 7
sini pulalah terdapat Pasar Klewer, pasar batik terbesar di Indonesia. Kampung Kauman, yang disebut sebagai Kampung Wisata Batik, terletak di kecamatan ini, yaitu di sebelah Pasar Klewer.
Pasar ini berada jalan Mulyadi.Kini jualannya komplit untuk segala kebutuhan dapur dan rumah tangga.Padahal awalnya, pasar ini hanya menjadi trasitnya pedagang kambing. Setiap pasaran Kliwon, pasar ini sangat ramai, sehingga disebut Pasar Kliwon. Nama Pasar Kliwon menjadi nama Kalurahan dan sekaligus nama kecamatan. Adapun pasar kambing dialihkan ke Silir, bersamaan dengan pasar ayam dan bebek.

2.8 Tawangmangu/Grojogan Sewu
Tawangmangu merupakan objek wisata yang asri, yang terletak di kawasan lereng Gunung Lawu, Karanganyar. Keindahan alam Tawangmangu sangat mempesona karena dipadukan dengan kesejukan udara sehingga      Gambar 8
banyak wisatawan asing maupun wisatawan domestik senang mengunjungi objek wisata yang satu ini. Di kawasan Tawangmangu ini, banyak terdapat tujuan wisata yang dapat kita kunjungi, antara lain : Grojogan Sewu ( Air Terjun Seribu ), Cemara Sewu ( yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur ), Perbukitan Tlogodlingo, Pasar Tradisional Tawangmangu, Bumi Perkemahan dan Kebun Bunga.
Grojogan Sewu yang terdapat di kawasan Tawangmangu ini berada pada ketinggian1.100m di atas permukaan laut. Air Terjun ini mempunyai keindahan yang mempesona untuk dinikmati wisatawan, karena panorama air terjun alami ini berada di tengah hutan lindung yang didiami oleh ribuan kera liar yang jinak.
Areal Grojogan Sewu sangat luas karena tak hanya Air Terjun saja yang dapat kita nikmati, Grojogan Sewu dilengkapi dengan fasilitas rekreasi keluarga seperti kolam renang dengan sirkulasi air alami, arena perkemahan, taman rekreasi, kios souvenir, rumah makan dan berbagai kopel peristirahatan.

2.9 Sentra Sepatu Kulit Cibaduyut Bandung
Cibaduyut Bandung berada di daerah selatan Bandung.kira kira 30 menit dari pusat kota. Kawasan ini awalnya terkenal dengan sentral sepatu kulit. Untuk menuju ke Cibaduyut tidak sulit. Di tandai dengan patung sepatu          Gambar 9
Yang besar di depan perempatan sebelum memasuki jalan Cibaduyut Bandung. Dengan adanya Patung Sepatu, memudahkan untuk para pengunjung untuk bisa sampai ke Cibaduyut bandung, karena patung sepatu merupakan lambang atau ciri khas dari jalan Cibaduyut dan patung sepatu satu-satunya yang ada di kota Bandung. Pantung sepatu Cibaduyut merupakan akses pintu masuk menuju dari jalan Cibaduyut Bandung.
Sepanjang Jalan Cibaduyut Bandung banyak berdiri toko toko yang menjual dan menerima pesanan sepatu. Semua ukuran sepatu dapat dibuatkan di sini. Daerah ini terkenal karena harga yang mereka tawarkan cukup murah, dan kwalitas yang cukup bagus. Kita bisa melihat toko-toko yang berjejer memajang dagangan yang didominasi oleh tas dan sepatu. Jika kita masuk ke dalamnya, kita dapat menemukan lebih banyak lagi. Ada pakaian termasuk jaket kulit, tas kulit, tas gendong, dompet, ikat pinggang, boneka, sandal, bahan kulit untuk mebuat sepatu atau sendal dan lain-lain.
Keistimewaan dari cibaduyut adalah bagi anda yang ingin membeli sepatu dengan model yang anda inginkan anda bisa melakukan pemesanan. Harganya pun bervariasi, mulai dari beberapa puluh ribu saja sampai dengan ratusan ribu rupiah.Harganya pun bisa di tawar. Dengan kualitas yang bagus juga. Karena kualitas yang terjamin, produk dari cibaduyut sangat terkenal hingga ke Asia.



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Yogyakarta, Solo, dan Bandung merupakan kondisi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disajikan dalam bentuk miniatur. Di dalamnya terdapat hampir seluruh sejarah dan kebudayaan Indonesia. Mulai dari sejarah perjuangan, dll.
Dengan adanya tempat bersejarah ini diharapkan agar bangsa Indonesia dapat meningkatkan rasa Nasionalisme dan dapat melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia.

3.2 Saran
3.2.1 Saran untuk pihak penyelenggara kegiatan study tour
1.     Dalam menyelenggarakan kegiatan, sebaiknya dipersiapkan dengan lebih matang, agar ketika terjadi hal yang di luar rencana dapat ditangani dengan baik.
2.     Sosialisasi terhadap tugas yang harus dikerjakan sangat diperlukan bagi para peserta, agar kelak peserta dapat mengerjakannya dapat optimal.
3.2.2  Saran untuk pembaca laporan
Warga Negara yang baik adalah mereka yang mengetahui akan sejarah dan kebudayaannya. Mengunjungi Yogyakarta, Solo, dan Bandung adalah salah satu solusi bagi mereka yang belum sepenuhnya mengetahui akan sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia. Yogyakarta, Solo, dan Bandung adalah tempat yang menyajikan banyak hal mengenai pengetahuan tersebut.


  
DAFTAR PUSTAKA

Lokasi Observasi :
Yogyakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Solo, Jawa Tengah, Indonesia
Bandung, Jawa Barat, Indonesia

1.     Boediharjo. Pelestarian warisan budaya melalui pariwisata, suatu kasus studi pembangunan Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan.
2.     Dr. Soekmono, Candi Borobudur-Pusaka Budaya Umat Manusia, Jakarta: Pustaka Jaya (1978)
16.  Moertjipto & Bambang Prasetyo. A glimpse of temples, Direktorate General of Torisnm, Republic of Indonesia.
17.  N.N. Menyingkap tabir misteri Borobudur, PT, Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan. Kedaulatan Rakyat, tgl. 12 Februari 1983. Merdeka, tgl. 29 Januari. Sinar Harapan, tanggal 17 dan 24 Pebruari 1983.
18.  Soedirman, Drs. Borobudur salah satu keajaiban dunia, Yogyakarta, 1980.
19.  Soekmono, DR. Riwayat usaha penyelamatan Tjandi Borobudur, Pelita Borobudur, seri A n.o. 11, 1972. Candi Borobudur, Pustaka Jaya, 1981.
20.  Yasir Marjuki & Toeti Heraty. Borobudur, Djambatan, 1989.




SOAL-SOAL LEMBAR KEGIATAN SISWA

Candi Borobudur                                 
a.   Umum
1.   Candi ini berdiri pada tahun….
2.   Didirikan pada zaman kerajaan….
3.   Luas candi adalah….
4.   Pengelolanya adalah….
b.   Khusus
1.   Carilah lalu identifikasikan organisme (tumbuhan/hewan) yang hidup pada batuan candi Borobudur!
2.   Berilah pendapatmu, bagaimanakah organisme tersebut sampai dapat bertahan hidup pada habitat yang ekstrim?
3.   Tumbuhan apakah yang menurutmu pertama kali tumbuh pada batuan candi Borobudur? Bagaimanakah proses terjadinya?
4.   Buatlah kronologi terjadinya suksesi pada batuan!
5.   Bagaimanakah pengaruhnya terhadap kelestarian candi jika komunitas yang hidup pada batu-batuan (khususnya batuan) tersebut dibiarkan hidup?
6.   Dengan menggunakan pengetahuanmu tentang Biologi, usaha apakah menurutmu yang harus dilakukan untuk penyelamatan candi dari kerusakan yang terjadi akibat proses alami?

Candi Prambanan
1.   Bagaimanakah keadaan lingkungan sekitar Candi Prambanan?
2.   Uraikan secara singkat latar belakang pendirian Candi Prambanan!
3.   Jelaskan fungsi Candi Prambanan pada masa lalu dan masa kini!
4.   Sebutkan lokasi Candi lain yang terdapat di Jawa Tengah!

Keraton Jogjakarta
1.   Kapan dan oleh siapakah Keraton Jogjakarta didirikan?
2.   Berapakah luas wilayahnya?
3.   Adakah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh keturunan Keraton Jogjakarta pada setiap generasinya?
4.   Apakah keuntungan dan kerugian dari sistem perkawinan antar kerabat seperti yang dianut oleh masyarakat lingkungan Keraton Jogjakarta, bila di tinjau dari sudut genetika?

Tawangmangu/Grojogan Sewu
Bagaimana keadaan alam di sekitar Grojogan Sewu?

Keraton Solo
1.   Buatlah pedigree singkat keturunan Keraton Solo?
2.   Adakah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh keturunan Keraton Solo pada setiap generasinya?
3.   Bagaimana menurut Anda sistem kekerabatn yang dianut di Keraton Solo dengan hereditas setiap individunya?
4.   Apakah keuntungan dan kerugian dari sistem perkawinan antar kerabat seperti yang dianut oleh masyarakat lingkungan Keraton Solo, bila ditinjaju dari sudut genetika?
5.   Bagaimana hubungan antara Keraton Jogjakarta dengan Keraton Solo? Apakah ada kaitannya?

Taman Pintar
Jelaskan cara kerja alat/peraga yang terkait dengan Hukum Newton II berikut dengan gambarnya (minimal 5 alat/peraga)!

Malioboro
1.   Adakah sejarah penamaan dari lokasi/jalan Malioboro?
2.   Apa daya tarik/keistimewaan dari lokasi Malioboro?


JAWABAN SOAL-SOAL LEMBAR KEGIATAN SISWA

Candi Borobudur
A.  Umum
1.   Sekitar tahun 800 sebelum masehi atau abad ke 9 .
2.   Dinasti Syailendra.
3.   15,129 m2 / 123 x 123 m.
4.   PT. Taman Wisata Candi Borobudur.
B.  Khusus
1.   Tumbuhan yang paling dominan untuk dapat hidup pada bebatuan dicandi borobudur adalah LUMUT.
2.   Karena didaerah bebatuan khususnya dicandi borobudur bagian dalam candinya sangat sejuk sehingga sangat memungkinkan untuk organisme sejenis lumut dapat tumbuh dibebatuan candi tersebut.
3.   Lumut, proses terjadinya adalah batu disekitar candi tersebut selalu dalam keadaan lembab, sehingga dapat mempermudah berkembangnya organisme lumut.
4.   Suksesi adalah rangkaian perubahan mulai dari ekosistem tanaman perintis hingga mencapai ekosistem klimaks.
Proses pelapukan batuan terjadi akibat tiga mekanisme, yaitu:
1)   Proses pelapukan fisik
2)   Proses pelapukan kimia, dan
3)   Proses pelapukan biologi.
Ketiga proses ini saling terintegrasi satu sama lain sehingga mempercepat proses pelapukan batuan. Proses pelapukan fisik merupakan proses mekanik yang menyebabkan bebatuan masif pecah dan hancur serta terfragmentasi menjadi partikel-partikel kecil tanpa ada perubahan sifat kimia. Proses ini terjadi akibat dari:
(1) perubahan suhu yang drastis seperti sangat dingin atau sangat panas,
(2) hantaman air hujan,
(3) penetrasi akar, dan
(4) aktivitas makhluk hidup lainnya.
5.   Pengaruh yang terjadi adalah candi-candi tersebut perlahan-lahan akan mengalami kerusakan akibat adanya komunitas yang hidup pada bebatuan-babatuan tersebut.
6.   Penyelamatan yang harus kita lakukan adalah dengan cara menjaga keadaan candi tersebut dari kerusakan, merawat dengan cara melakukan penyiraman agar candi tersebut selalu bersih sehingga memperkecil terjadinya kerusakan.

Candi Prambanan
1.   Keadaan lingkungan sekitar candi prambanan tidak berbeda jauh dengan keadaan lingkungan candi borobudur yakni cukup ekstrim, namun kawasan disekitarnya cukup bail, bersih serta terawat. Sehingga walaupun cuacanya cukup ekstrim tetapi pengunjung yang datang tidak kalah dengan pengunjung tempat wisata lainnya.
2.   Latar belakang pendirian candi prambanan Candi Prambanan atau Candi Rara Jonggrang adalah kompleks candiHindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan. Candi ini terletak di desa Prambanan, pulau Jawa, kurang lebih 20 kilometer timur Yogyakarta, 40 kilometer barat Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsiJawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.[1] Candi Rara Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten.
3.   Fungsi candi prambanan pada masa lalu :
Tempat beribadah, pusat pengajaran agama, tempat menyimpan abu jenazah para raja, tempat pemujaan atau tempat bersemayam dewa, petirtaan (pemandian) , gapura, tempat menyimpan relik atau Dhatugarba.
Fungsi candi prambanan pada masa kini :
Tempat beribadah, pusat pengajaran agama, petirtaan (pemandian) dan gapura dan tempat wisata.
4.   Candi yang terdapat dijawa tengah antara lain Candi Banyuniba, Candi Borobudur, Candi Dieng, candi arjuna, candi semar, candi srikandi, candi prambanan, candi sembadra, candi puntadewa, candi gatut kaca, candi dwarawati, candi bima, candi gendongsanga, Candi Kalasan, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Plaosan, candi Brahma, candi Wahana, candi nandi, candi garuda, candi angsa, candi apit, candi penjaga.

Keraton Yogyakarta
1.   Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755.
2.   Luas kraton Yogyakarta adalah 14.000 m²
3.   Ciri khas yang dimiliki Keraton Yogyakarta berupa warisan-warisan budaya yang dimiliki oleh Keraton Yogyakarta.
4.   Ada misalnya Seorang raja di kerajaan Mataram biasanya memiliki beberapa orang istri / selir (garwa ampeyan) dan seorang permaisuri / ratu (garwa padmi). Dari beberapa istrinya inilah raja tersebut memperoleh banyak anak lelaki dan perempuan dimana salah satu anak lelakinya akan meneruskan tahtanya dan diberi gelar putra mahkota. Sistem pergantian kekuasaan yang diterapkan biasanya adalah primogenitur lelaki (bahasa Inggris: male primogeniture) dimana anak lelaki tertua dari permaisuri berada di urutan teratas disusul kemudian oleh anak lelaki permaisuri lainnya dan setelah itu anak lelaki para selir.
Tawangmangu/Grojogan Sewu
Sejuk, indah, karena ada air terjun yang sangat asri lalu juga ada banyak binatang monyet yang mengisi keadaan di tawang mangu.
Keraton Solo
1.   Singosari, Maja Pahit, Raden Wijaya, Hayam Wuruk, Prabu Brawijaya V, Mataram dan seterusnya. Seperti gambar dibawah ini:
2. Bendoro: setiap anak dari Permaisuri memiliki hak menjadi sultan berikutnya, tetapi anak dari selir tidak memiliki hak apa-apa, hanya sebatas Pangeran.
3. Kurang begitu baik, karena sampai saat ini masih banyak pertentangan.
4. Keuntungannya, gelar tidak akan pernah keluar dari ruang lingkup kerajaan.
Kerugiannya, dapat menjadi penyebab munculnya Genresesif, yang meyebabkan lahirnya keturunan yang cacat.

5.      Keraton Solo dan Keraton Yogyakarta masih ada hubungan darah, dan Keraton Yogyakarta dibangun setelah Keraton Solo. Dan bangunan-bangunan yang dibangun oleh keduannya hampir memiliki banyak kesamaan.

Taman Pintar
1.   Generator VAN DE GRAAF
Generator VAN DE GRAAF adalah alat peraga yang didesain untuk menghasilkan listrik statis.Eksperimen menarik yang dapat membuat rambut bias berdiri.Mengapa? Bila suatu benda digosok-gosokan dengan benda lain maka akan terjadi kelebihan muatan negative (elektron) pada benda tersebut. Ketika Generator Van De Graaf mulai bekerja, terjadi gesekan antara karpet dengan kawat pada bola logam, sehingga bola logam menjadi kelebihan elektron. Bila telapak tangankita menempel pada bola logam maka elektron akan mengalir ketubuh kita. Karena muatannya sejenis maka pada bagian rambut elektron-elektron tersebut akan saling tolak menolak, hal inilah yang menyebabkan rambut kita berdiri.
2.   Helicopter
HELIKOPTER adalah alat peraga.Helikopter mendapatkan daya untuk bergerak dari baling-baling yang berputar. Baling-baling helikopter  memiliki bentuk aerofoil yang mirip dengan sayap pada pesawat terbang. Saat baling-baling berputar udara akan bergerak pada permukaan atas baling-baling mengakibatkan tekanan diatas baling-baling lebih rendah dari pada dibawah baling-baling sehingga helikopter keangkat keatas. Daya angkat yang di timbulkan tergantung pada sudut serang (sudut antara baling-baling dengan sumbu horizontal) dan kecepatan putaran baling-baling. Karena perubahan sudut serang serentak atau kolektif maka gerakan naik helikopter akan selalu konstan terhadap putaran baling-balingnya. Untuk bergerak maju sudut serang diubah dengan cara memiringkan piringan swash. Karena sudut serang pada masing-masing bilah baling-baling tidak sama, maka gaya angkat pun berubah. Perbedaan gaya angkat inilah yang digunakan untuk memajukan, memundurkan, atau memutar helikopter.
3.   Terowongan Ilusi
TEROWONGAN ILUSIadalah alat peraga.Ketika piringan diputar kekanan maka seolah-olah melihat terowongan yang ujungnya semakin mengecil, sebaliknya ketika diputar kekiri terowongan tersebut semakin membesar. Hal ini adalah ilusi mata karena gambar yang terlihat bukan gambar sebenarnya, akan tetapi hanya gambar yang terjadi didalam mata.
4.   Spectrum Warna
SPEKTRUM WARNAadalah alat peraga yang berupa lempeng cakram dengan warna MEJIKUHIBINIU (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu). Cakram tersebut jika diputar sampai pada kecepatan tertentu maka warnanya akan berubah menjadi putih. Hal ini menjelaskan bahwa warna putih sebenarnya terdiri dari kumpulan warna yang ada.
5.   Air Track
Air Track ( Rel Udara) adalah alat peraga dengan gaya gesek yang sangat kecil. Udara yang bertekanan dipompakan kedalam rel yang melalui lubang-lubang kecil disepanjang permukaan rel, sehingga terbentuklah lapisan udara tipis, diantara rel dan kereta yang membuat kereta mengambang. Hal inilah yang memungkinkan kereta bergereak lurus sepanjang rel dengan gaya gesek sangat kecil yang hampir mendekati nol.

Malioboro
1.   Dalam bahasa sansekerta kata “Malioboro” bermakna karangan bunga. Itu mungkin ada hubungannya dengan masa lalu ketika keraton mengadakan acara besar maka daerah malioboro akan di penuhi dengan karangan bunga.
2.   Daya tariknya merupakan tempat yang di tuju sebagai pusat wisata barang-barang, dan makanan khas Yogyakarta.


 

[1] Soekmono (1976), halaman 13.
[2] Soekmono (1976), halaman 35-36.
[3] Soekmono (1976), halaman 9.
[4] Miksic (1990)
[5] Dumarcay (1991).
[6] Paul Michel Munoz (2007). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. Singapore: Didier Millet. Hlm. 143. ISBN 981-4155-67-5.
[7] Soekmono (1976), halaman 4.
[8] UNESCO (31 August 2004). UNESCO experts mission to Prambanan and Borobudur Heritage Sites. Siaran pers.
[9] “Borobudur Temple Compounds” UNESCO World Heritage Centre. UNESCO. Diakses 28 Desember 2008.
[10] Witton, P.; Elliott, M. (2003). Indonesia (ed. 7th). Footscray: Lonely Planet Publications. Hlm. Hlm. 217. ISBN 1740591542. (lihat di Penelusuran Buku Google)
[11] Pesanggrahan bermakna ‘istana kecil’ atau ‘vila’
[12] Sultan Hamengkubuwono I Pindah dari Pesanggrahan Ambar Ketawang ke Keraton Yogyakarta pada 7 Oktober 1756. Tanggal ini kemudian dijadikan tanggal berdirinya kota Yogyakarta.
[13] Murdhani Hadiatmaja. Tulisan ini selain menggunakan bahan referensi yang diterbitkan juga menggunakan cerita-cerita rakyat yang berkembang di tengah masyarakat.
[14] Plengkung bermakna gerbang lengkung (arched gate).
[15] Chamamah Soeratno et. Al.
[16] Murdani Hadiatmaja.
[17] Dalam bahasa jawa regol dapat dimaknai sebagai pintu yang besar/gerbang.
[18] Semar Tinandu merupakan gerbang yang memiliki atap trapesium.
[19] Missal pada Bangsal Witono dan Bangsal Kencono.
[20] Prambanan Temple Compounds – UNESCO World Heritage Centre
[21] http://www.borobudurpark.co.id/prambanan-temple-complex.html

Baban's Words Part 2

FGVV?ds000,,,,,,,,,,,,,,M9320W-NHJ