PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Struktur Pendidikan Agama Islam
Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
Oleh
Wilda
Dian Sari
Nurhikmah
Kelas XII Program IPA
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS
PENDIDIKAN
SMA
NEGERI 1 CISEENG
Jalan Cibeteung Muara RT 02/06 Desa
Putatnutug Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor, 16330 (0251) 8543211 e-mail :
smanciseengkabupatenbogor@yahoo.co.id
2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah
segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala kemudahan, rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam tak
lupa pula penulis curahkan kepada Baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia.
Terselesaikannya
Makalah ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia
ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih.
Adapun tujuan penyusunan Makalah ini adalah untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas
Struktur Pendidikan Agama Islam Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014
Do’a penulis semoga segala bantuan
yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh
Allah SWT, Amin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari segi materi maupun dari segi penyajian. Namun penulis juga berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Atas segala bentuk dukungan, penulis mengucapkan terimakasih.
Ciseeng, November 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR
ISI.....................................................................................................
BAB
I: PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.............................................................................
1.2
Rumusan Masalah........................................................................
1.3
Tujuan...........................................................................................
1.4
Metode..........................................................................................
1.5 Sistematika Penulisan..................................................................
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Masuknya Islam Di Indonesia......................................................
2.2 Perkembangan Islam Di Indonesia...............................................
2.3 Jalur-jalur yang Penyebaran Agama Islam di Indonesia
2.4
Contoh-Contoh Perkembangan Islam Di Indonesia
2.5 Hikmah Perkembangan Islam Di
Indonesia
2.6 Manfaat Yang Dapat Diambil Dari Sejarah
Perkembangan
Islam Di Indonesia
BAB III:
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan...................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Islam dimulai dengan ajaran Muhammad
saw., di tempat kelahirannya Mekkah, sifat-sifat yang menjadi ciri agama baru
ini dikembangkan setelah beliau pindah ke Madinah dalam tahun 622 M. Sebelumnya
beliau wafat sepuluh tahun kemudian, telah jelaslah sudah bahwa Islam bukannya
semata-mata merupakan suatu badan kepercayaan agama pribadi, akan tetapi Islam
meliputi pembinaan suatu masyarakat merdeka, dengan sistem sendiri tentang
pemerintahan, hukum, dan Lembaga Generasi Muslimin pertama, telah menginsafi
bahwa Hijrah adalah satu titik perubahan penting dalam sejarah. Merekalah yang
menetapkan tahun 622 M sebagai permulaan takwin Islam baru.
Dengan pemerintah yang kuat, cerdas,
dan satu kepercayaan yang menggelorakan semangat penganut-penganut dan
tentara-tentara dalam waktu yang tidak lama, masyarakat baru ini menguasai
seluruh Arabia Barat dan mencari dunia baru untuk ditundukkan.
Setelah sedikit kemunduran pada
wafat Muhammad saw., gelombang penaklukan bergerak dengan cepat di Arabia
bagian Utara dan Timur, berani menyerang kubu-kubu pertahanan di perbatasan
kerajaan Romawi Timur di Syirq al-Ardun dan kerajaan Persia di Irak. Selatan.
Angkatan-angkatan perang kedua kerajaan raksasa ini –karena perang tidak
henti-hentinya– telah kehabisan kekuatan, dikalahkan satu-persatu dalam suatu
rangkaian operasi cepat dan cemerlang. Dalam waktu enam tahun sesudah Muhammad
saw. wafat, seluruh Siria dan Irak diharuskan membayar upeti kepada Madinah,
dan empat tahun kemudian Mesir digabungkan pada kerajaan Islam baru.
Oleh karena itu, untuk lebih
jelasnya makalah ini akan membahas tentang Perkembangan Islam Di Dunia.
1.2 Rumusan
Masalah
·
Menjelaskan
tentang begaimana Islam datang ke Indonesia.
·
Menjelaskan
tentang bagaimana caranya Islam bisa berkembang di Indonesia.
·
Menjelaskan
tentang apa saja hikmah bagi Indonesia setelah Islam datang.
1.3 Tujuan
1. Agar
kita mengetahui seberapa perkembangan islam didunia.
2. Agar kita mampu meningkatkan keimanan melalui
hikmah dibalik perkembangan islam.
3. Agar kita mengenal serta
mengetahui tokoh – tokoh yang mempunyai peran penting dalam perkembangan islam.
1.4 Metode
· Mencari data / informasi
· Membaca atau mengamati sumber data /
informasi
· Melakukan interpretasi atau
mengartikan data / informasi
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Metode
1.5
Sistematika Penulisan
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Masuknya Islam Di Indonesia....................................................
2.2 Perkembangan Islam Di Indonesia.............................................
2.3 Jalur-jalur yang Penyebaran Agama Islam di Indonesia
2.4
Contoh-Contoh Perkembangan Islam Di Indonesia
2.5 Hikmah Perkembangan Islam Di
Indonesia
2.6 Manfaat Yang Dapat Diambil Dari Sejarah
Perkembangan
Islam Di Indonesia
BAB
III: KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB
IV: PENUTUP
Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
Islam
masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ke tujuh/ke delapan
masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah
yang bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya yang bertahun 475 H
atau 1082 M. Sedangkan menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu Batutah yang
mengunjungi Samudra Pasai dalam perjalanannya ke Negeri Cina pada 1345M, Agama
islam yang bermadzhab Syafi’I telah mantap disana selama seabad. Oleh karena
itu, abad XIII biasanya dianggap sebagai masa awal masuknya agama Islam ke
Indonesia.
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti
animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia
bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan
yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur,
kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan
sebagainya.
Namun Islam datang ke
wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan
membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta),
menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam
Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada
paksaan.
Agama Islam berasal dari tanah Arab dan dari tanah Arab berkembanglah agama
Islam kemana-mana, diantaranya ke Gujarat (India) dan Persia. Demikian pula
berangsur-angsur meluas kearah timur hingga Semenanjung Malaka.
Dalam
waktu yang tidak terlalu lama Islam telah tersebar keseluruh pelosok kepulauan
Indonesia, sehingga mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam. Hal ini
disebabkan antara lain sebagai berikut:
1. Adanya dorongan kewajiban bagi
setiap muslim/muslimah, khususnya para
ulamanya untuk berdakwah menyiarkan
Islam.
2. Adanya kesungguhan hati dan
keuletan para juru dakwah untuk berdakwah
3. Persyaratan untuk memasuki Islam
sangat mudah
4. Ajaran Islam tentang persamaan
dan tidak adanya sistem kasta dan
diskriminasi mudah menarik simpati
rakyat
2.2 PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
1. Sumatra
Daerah
pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah Sumatra bagian
Utara seperti Pasai dan Perlak. Para pedagang dari India yakni bangsa Arab,
Persi, dan Gujarat yang juga mubalig Islam banyak yang menetap dibandar-bandar
sepanjang Sumut. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya
telah di Islamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga Muslim.
Para mubalig Islam pada waktu itu,
tidak hanya bedakwah kepada para penduduk biasa tetapi juga kepada raja-raja
kecil hingga akhirnya berdiri kerajaan Islam pertama yaitu Samudra Pasai
2. Jawa
Masuknya
Islam di Pulau Jawa pada awalnya dibawa oleh pedagang muslim setelah berdirinya
kerajaan Malaka yang mencapai punjak kejayaannya pada asa Sultan Mansursah.
Wilayah perdagangannya sangat luas sampai ke Demak, Jepara, Tuban dan Giri.
Melalui hubungan perdagangan tersebut, akhirnya masyarakat Jawa mengenal Islam.
Islam mulai masuk kepulau jawa tidak
dapat diketahui dengan pasti. Namun, nisan makam Siti Fatimah Binti Maemun
dapatlah dijadikan tonggak awal kedatangan Islam di Jawa.
1. Maulana Malik Ibrahim/Sunan
Gersik
2. Sunan Ampel
3. Sunan Bonang
4. Sunan Giri
5. Sunan Derajat
6. Sunan Gunung Jati
7. Sunan Kudus
8. Sunan Kalijaga
9. Sunan Muria
3. Sulawesi
Masuknya
Islam di Sulawesi, tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu
karena sunan Giri melaksanakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari
luar pulau Jawa, seperti Ternate, dan Situ. Di samping itu, beliau mengirimkan
murid-muridnya ke Madura, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara.
Pada abad ke-16, di Sulawesi Selatan
telah berdiri kerajaan Hindu Gowa dan Tallo. Penduduknya banyak yang memeluk
agama Islam karena hubungannya dengan kesultanan Ternate. Pada tahun 1538, Pada
masa Pemerintahan Somba Opu, kerajaan Gowa dan Tallo banyak dikunjungi oleh
pedagang Portugis. Selain untuk berdagang, mereka juga bermaksud untuk
mengembangkan agama katolik. Akan tetapi, Islam telah lebih dahulu berkembang
di daerah itu.
4. Kalimantan
Pada abad
XVI Islam memasuki daerah kerajaan Sukadana. Bahkan pada tahun 1590 kerajaan
Sukadana resmi menjadi kerajaan Islam, yang menjadi sultan pertamanya adalah
sultan Giri Kusuma. Setelah itu digantikan oleh putranya Sultan Muhammad
Syafiuddin. Beliau banyak berjasa dalam pengembangan agama Islam karena bantuan
seorang muballigh bernama Syekh Syamsudin.
Ketika
Kerajaan demak berdiri, para pemuka agama di Demak segera mnyebarkan agama
Islam ke Kalimantan Selatan. Raja Banjar Raden Samudra masuk Islam dan ganti
nama dengan Suryanullah. Sultan Suryanullah dengan bantuan Demak dapat
mengalahkan Kerajaan Negaradipa. Setelah itu agama Islam semakin berkembang di
Kalimantan.
5. Maluku dan sekitarnya
Penyebaran
Islam di Maluku tidak terlepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang berasal
dari Ternate dan Hitu. Islam sudah dikenal di Ternate sejak abad ke-15. Pada
saat itu, hubungan dagang dengan Indonesia barat, khususnya dengan Jawa
berjalan dengan lancar. Selain berdagang, para pedagang juga melakukan dakwah.
Pada abad
XVI perkembangan Islam di Indonesia agak terhambat dan menghadapi tantangan
berat karena kedatangan Portugis pada tahun 1512 dan Spanyol pada tahun 1521
dengan membawa penyiaran agama Nasrani. Pada permulaan abad XVII Belanda dapat
mengalahkan Portugis, setelah berperang bertahun-tahun di Ambon. Sementara itu
kerajaan Ternate dan Tidore selalu bertentangan sehingga menjadi makin lemah
dan tidak mampu membendung meluasnya VOC ke Maluku Utara. Belanda mulai
menjajah Indonesia dimulai dari Maluku sejak menguasai Ambon pada tahun 1605.
Berangsur-angsur
Belanda memperluas wilayahnya ke Barat, dan Makasar pada tahun 1669 dapat
ditundukkan. Selanjutnya seluruh Indonesia, kecuali Aceh yang mampu bertahan
sampai akhir abad XIX.
Dalam
rangka mempertahankan wilayah dan kelangsungan pengembangan Islam, maka
kerajaan-kerajaan Islam tidak dengan mudah menyerah, bahkan mengadakan
perlawanan terhadap penjajah. Sehingga banyak berjatuhan pahlawan-pahlawan
muslim, antara lain :
a. Sultan Iskandar Mahkota Alam dari
Aceh
b. Sultan Agung dari Mataram
c. Sultan Ageng Tirtayasa dari
Banten
d. Sultan Hasanudin dari Makasar
e. Sultan Babullah dari Ternate
f. Imam Bonjol dari Sumatra Barat
g. Teuku Umar dari Aceh
h. Pangeran Diponegoro
2.3 Jalur-jalur yang Penyebaran
Agama Islam di Indonesia
1. Melalui
jalur perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak
dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti
kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah
para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari
keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan
menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
2. Melalui
jalur perkawinan
Para pedagang muslim itu ada yang menetap di Indonesia dan menikah dengan
penduduk setempat. Sudah barang tentu mereka menjadi keluarga muslim dan
penyebar agama Islam yang gigih.
3. Melalui jalur tasawuf
Dengan
tasawuf, bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai
persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu,
sehinnga agama baru itu mudah dimengerti dan mudah diterima. Kehidupan
mistik bagi masyarakat Indonesia sudah
menjadi bagian dari kepercayaan mereka. Oleh karena itu, penyebaran Islam
melalui jalur tasauf atau mistik ini mudah diterima karena sesuai dengan alam
pikiran masyarakat Indonesia. Misalnya, menggunakan ilmu-ilmu riyadhat dan
kesaktian dalam proses penyebaran Islam kepada penduduk setempat.
4. Melalui
jalur pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis
dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan
Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk
Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah
keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau
seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan
sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali
penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
5. Melalui jalur kesenian
Penyebaran
Islam melalui kesenian berupa wayang, satra, dan berbagai kesenian lainnya.
Pendekatan jalur kesenian dilakukan oleh para penyebar Islam seperti Walisongo
untuk menarik perhatian di kalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka
telah tertarik kepada ajaran-ajaran Islam sekalipun pada awalnya mereka
tertarik karena media kesenian itu. Misalnya, Sunan Kalijaga adalah tokoh
seniman wayang. Ia tidak pernah meminta bayaran pertunjukkan seni, tetapi ia
meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian
cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabrata dan Ramayana, tetapi di dalam
cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian
lain juga dijadikan media islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad, dan
sebagainya), seni arsitektur, dan seni ukir.
6. Melalui jalur Politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang
kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya kesultanan Demak, merupakan
pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja
lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal
yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di
seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam
melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya
negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
2.4 Contoh-Contoh Perkembangan Islam
Di Indonesia
1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan
Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam yang pertama kali berdiri di Indonesia.
Kerajaan Samudra Pasai yang terletak di Lhokseumawe berdiri pada abad ke-13.
Raja pertama Samudra Pasai adalah Sultan Malik Al Saleh yang memerintah hingga
tahun 1297.
Sepeninggal
Sultan Malik Al Saleh, Samudra Pasai diperintah oleh Sultan Malik Al Tahir.
Pada masa pemerintahannya Samudra Pasai berkembang menjadi daerah perdagangan
dan penyebaran Islam.
Banyak pedagang muslim Arab dan
Gujarat yang tinggal di Samudra Pasai sehingga Samudra Pasai berperan besar
dalam penyebaran agama Islam di Indonesia
Perkembangan Kerajaan Samudra Pasai
didorong beberapa faktor yaitu :
1.
Letak Samudra Pasai strategis di tepi selat Malaka
2.
Melemahnya kerajaan Sriwijaya yang menyebabkan Samudra
Pasai berkesempatan untuk berkembang
Samudra
pasai selanjutnya diperintah oleh Sultan Ahmad. PADA masa ini terjalin dengan
kesultanan Dehli di India yang dibuktikan dengan kedatangan Ibnu Batutah di
Samudra Pasai tahun 1345 kerajaan Samudra Pasai akhirnya mengalami kemunduran
sepeninggal Sultan Ahmad. Hal ini disebabkan oleh terdesaknya perdagangan
Samudra Pasai oleh Malaka.
2. Kerajaan Aceh
Kerajaan
Aceh berdiri pada awal abad ke-16 yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah
setelah berhasil melepaskan diri dari kerajaan Pedir. Beberapa faktor yang
mendorong berkembangnya kerajaan Aceh, antara lain :
·
Jatuhnya Malaka dalam kekuasaan Portugis tahun 1511
·
Letak kerajaan Aceh sangat strategis pada jalur
perdagangan internasional
·
Kerajaan Aceh mempunyai pelabuhan dagang yang ramai
dan menjadi pusat agama Islam.
Kerajaan
Aceh akhirnya mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
(1607-1636). Wilayah kekuasaan kerajaan Aceh bertambah luas hingga ke Deli,
Nias, Bintang, Johor, Pahang, Perah dan Kedah. Dalam upayanya memperluas
wilayah ternyata diikuti dengan upacara penyebaran agama Islam sehingga
daerah-daerah yang dikuasai Kerajaan Aceh akhirnya menganut Islam
3. Kerajaan Demak
Kerajaan
Demak didirikan oleh Raden Patah pada akhir abad 15, setelah berhasil
melepaskan diri dari pengaruh kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak merupakan
kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa.
Pada masa pemerintahan Raden Patah,
Demak mengalami perkembangan pesat. Faktor-faktor pendorong kemajuan kerajaan
Demak adalah :
1. Runtuhnya
kerajaan Majapahit
2. Letak Demak
strategis di daerah pantai sehingga hubungan dengan dunia luar menjadi terbuka.
3. Pelabuhan
Bergota di Semarang merupakan pelabuhan ekspor impor yang sangat penting bagi
Demak
4. Demak
memiliki sungai sebagai penghubung daerah pedalaman
Kerajaan
Demak dengan bantuan wali sanga berkembang menjadi pusat penyebaran agama Islam
di Jawa pada masa inilah Masjid Agung Demak dibangun. Ketika Malaka. Dikuasai
Portugis, Demak merasa dirugikan sehingga pasukan Demak yang dipimpin Pati Unus
dikirim untuk menyerang Portugis di Malaka tahun 1513, tetapi mengalami
kegagalan. Pati Unus kemudian terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.
4. Kerajaan Pajang
Kerajaan
pajang didirikan oleh Joko Tingkir yang telah menjadi raja bergelar Sultan
Hadiwijaya. Pada masa pemerintahannya, kerajaan mengalami kemajuan. Pengganti
Sultan Hadiwijaya adalah putraya bernama pangeran Benowo. Pada masa
pemerintahannya, terjadi pemberontakan Arya Pangiri (Putra Sultan Prawoto).
Akan tetapi pemberontakan tersebut dapat ditumpas oleh Sutawijaya (Putra Ki
Ageng Pemanahan). Pangeran Benowo selanjutnya menyerahkan pemerintahan Pajang kepada
Sutawijaya. Sutawijaya kemudian memindahkan pemerintahan Pajang ke Mataram.
2.5 Hikmah Perkembangan Islam Di
Indonesia
Sebelum
kaum penjajah, yakni Portugis, Belanda dan Jepang, masuk ke Indonesia,
mayoritas masyarakat Indonesia telah menganut agama Islam. Agama Islam agama
yang sempurna, yang ajarannya mencakup berbagai bidang kehidupan manusia, baik
dalam hubungannya dengan Allah (akidah dan ibadah), maupun dalam hubungannya
dengan sesama manusia dan mahluk Allah lainnya (social, politik, ekonomi dan
kebudayaan).
Dengan dianutnya agama islam oleh mayoritas masyarakat Indonesia, ajaran islam telah banyak mendatangkan perubahan.
Dengan dianutnya agama islam oleh mayoritas masyarakat Indonesia, ajaran islam telah banyak mendatangkan perubahan.
Menurut
Islam, berperang dalam ragka mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa,
Negara dan agama merupakan “jihad fi sabilillah” tersebut dianggap mati syahid,
yang imbalannya adalah surga. Perubahan-perubahan cara berpikir, bersikap dan
berbuat yang ditanamkan islam tersebut mendorong umat islam Indonesia di
berbagai pelosok tanah air untuk berjuang mengusir kaum penjajah dengan
berbagai cara, antara lain dengan cara peperangan.
Perjuangan
mengusi penjajah terus berlanjut, sampai kaum penjajah betul-betul angkat kaki
dari bumi Indonesia.
Bangsa
Penjajah yang datang dari Eropa Barat ke Dunia Timur, termasuk Indonesia,
dengan semboyan “gold, glory dan gospel” mewujudkan semboyan tersebut dengan
melakukan berbagai usaha dengan menghalakan segala cara.
Menghadapi
sikap dan perilaku yang tidak berperi kemanusiaan dan berperikeadilan,
maka kerajaan-kerajaan islam dan umat
islam dipimpin panglima perangnya masing-masing, bangkit melawan penjajah.
Walaupun
perlawanan para pahlawan Islam tersebut dapat dipatahkan oleh kaum penjajah,
namum perlawanan dan perjuangan umat islam terus berlanjut dengan berbagai
bentuk dan cara, sehingga kemerdekaan bangsa dan Negara Indonesia betul-betul
terwujud.
1.
Semboyang
yang diajarkan Islam yang berbunyi “Islam adalah agama yang cinta damai, tetapi
lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk
melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan bangsanya dengan berbagai cara.
2. Masyarakat Indonesia dibebaskan dari
pemujaan berhala dan pendewaan raja-raja serta dibimbing agar menghambakan diri
hanya kepada Allah, Tuhan yang maha Esa.
3. Semangat cinta tanah air dan rasa
kebangsaan yang didengungkan Islam dengan semboyan ”Hubbul-watan minaliiman”
(cinta tanah air sebagian dari iman) mampu mengubah cara berpikir
masyarakat Indonesia, khususnya para pemudanya,
yang dulunya bersifat sectarian (lebih mementingkan sukunya dan daerahnya)
menjadi bersifat nasionalisme.
2.6 Manfaat Yang Dapat Diambil Dari Sejarah
Perkembangan Islam Di Indonesia
a.
Mengetahui dan memahami sejarah perkembangan Islam di Indonesia
b.
Mengetahui dan memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
c. Menjadi
cermin untuk memacu kehidupan yang lebih baik
d.
Mempelajari sejarah agar dapat melakukan perubahan yang lebih baik
e.
Menghargai kerja keras para pahlawan bangsa
f.
Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran
Islam di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan
pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.
g.
Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber
pengetahuan.
h.
Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut :
1.
Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
2.
Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur
hingga ke seluruh pelosok Nusantara.
3. Mampu
memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para ulama,
baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
4. Seorang
ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku yang
penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi
berikutnya.
5. Para
ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan
yang tidak sebanding.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setelah
Islam datang ke Indonesia banyak perubahan-perubahan yang terjadi terutama bagi
rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai dan tidak tertindas lagi
karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat memiliki
derajat yang sama.
Islam juga membawa
perubahan-perubahan baik di bidang politik, ekonomi dan agama. Islam juga bisa
mempersatukan seluruh masyarakat Indonesia untuk melawan dan memgusir para
penjajah.
3.2 SARAN
Kami yakin
dalam penulisan Makalah ini banyak sekali kekurangannya. Untuk itu kami mohon
kepada para pembaca agar dapat memberikan saran, kritikan, atau mungkin komentarnya
demi kelancaran Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah,
Masykuri, "Potret Masyarakat Madani di Indonesia", dalam Seminar
Nasional
tentang
"Menatap Masa Depan Politik Islam di Indonesia", Jakarta:
International
Institute of Islamic Thought, Lembaga Studi Agama dan Filsafat UIN Jakarta,
10
Juni 2003
Ali
Daud, Muhammad, Asas-Asas Hukum Islam, Jakarta: Rajawali, 1991, Cet . ke-2
Antonio,
Muhammad Syafi'I, Bank Syari'ah: Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema
Insani
Press, 2001
Anwar,
M. Syafi'i, Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia: Sebuah Kajian Politik tentang
Cendekiawan
Muslim Orde Baru, Jakarta: Paramadina, 1995
Azra,
Azyumardi, Islam reformis: Dinamika Intelektual dan Gerakan, Jakarta: Raja
Grafindo
Persada, 1999